Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada tahun 1970-an, terjadi pergesaran pendekatan riset akuntansi. Alasan

yang mendasari pergeseran ini adalah pendekatan klasikal yang menitik beratkan

pada pemikiran normative, tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap

digunakan dalam praktik sehari-hari. Selain itu, terdapat gerakan dari masyarakat

peneliti akuntansi yang menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku.

Pendekatan normatif merupakan pendekatan dengan ciri khas penggunaan

model matematis dan pengujian hipotesis, sedangkan pendekatan baru yang mulai

digerakkan oleh peneliti sejak tahun 1980-an tidak mempercayai model pendekatan

lama. Sebagai gantinya, pendekatan-pendekatan tersebut meminjam metodologi

dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi

Menurut Burrel dan Morgan, filsafat ilmu harus mampu melihat keterkaitan

antara kehidupan manusia dengan lingkungannya. Artinya, dimana teori akuntansi

dapat digunakan dalam praktik sehari-hari. Suatu pengetahuan dibangun

berdasarkan asumsi-asumsi filosofis tertentu. Menurut Burrel dan Morgan (1979),

asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi, epistemologi, hakikat manusia, dan

metodologi. Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek

1 | Evaluasi Strategi
yang akan diinvestigasi. Epistemologi berhubungan dengan sifat ilmu pengetahuan,

bentuk ilmu pengetahuan tersebut, serta cara mendapatkan dan menyebarkannya.

Berdasarkan pernyataan Burrel dan Morgan tersebut penulis menyimpulkan

bahwa perlu mengkaji filosofi riset dalam bidang akuntansi keperilakuan agar lebih

memahami filsafat ilmu akuntansi, demi memahami teori akuntansi itu sendiri,

sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Akuntansi dipandang menurut empat paradigma Burrel dan

Morgan pada pendekatan sosiologi keorganisasian di bidang akuntasi?

2. Bagaimana Akuntansi dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial

kritis?

3. Seperti apakah perkembangan riset akuntansi terkait organisasi

modern?

1.3.Tujuan dan Manfaat

1. Pembaca mampu memahami akuntansi dipandang menurut empat

paradigma Burrel dan Morgan pada pendekatan sosiologi

keorganisasian di bidang akuntasi.

2. Pembaca mampu memahami akuntansi dipandang melalui refleksi dari

ilmu sosial kritis.

3. Pembaca mampu memahami situasi dan kondisi perkembangan riset

akuntansi terkait organisasi modern.

2 | Evaluasi Strategi
BAB II

ISI

Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofis tertentu.

Menurut Burrel dan Morgan (1979), asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi

(ontology), epistemologi (epistemology), hakikat manusia (human nature) dan

metodologi (methodology). Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari

realitas atau objek yang akan diinvestigasi. Epistemologi berhubungan dengan sifat

dari ilmu pengetahuan, bentuk dari ilmu pengetahuan tersebut dan bagaimana

mendapatkan serta menyebarkannya. Pendekatan voluntarisme memberikan

penekanan pada esensi bahwa manusia berada di dunia ini untuk memecahkan

fenomena sosial sebagai makhluk yang memiliki kehendak dan pilihan bebas.

Manusia pada sisi ini dilihat sebagai pencipta dan mempunyai perspektif untuk

menciptakan fenomena sosial dengan daya kreativitasnya.

Pendekatan Pendekatan

Subjektivitsme terhadap Objektivisme terhadap

Ilmu Sosial Ilmu Sosial

Nominalisme Ontologi Realisme

Anti Postivisme Epistemology Positivisme

Voluntarisme hakikat manusia Determinisme

Ideografik metodologi Nomotetik

3 | Evaluasi Strategi
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan Morgan (1979)

mengelompokkan pengetahuan dalam tiga paradigma yaitu : fungsionalis-

interpretif, radikal humanis, dan radikal strukturalis. Akuntansi sebagai

pengetahuan manusia dapat dipandang menurut paradigma-paradigma tersebut.

Paradigma ini kemudian dikembangkan kembali dengan Diller dan Becker (1997)

menjadi empat paradigm. Yakni, humanis radikal, strukturalis radikal, fungsionalis,

dan interpretivis.

2.1.Paradigma Fungsionalis

Paradigma ini merupakan paradigma umum dan sangat dominan dalam riset

akuntansi. Secara ontologi paradigma ini sangat dipengaruhi oleh realitas fisik yang

menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan terpisah diluar diri

manusia. Secara emistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas

materi yang mempunyai sesuatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi

dapat dibangun dengan rasio dan dunia empiris. Peneliti akuntansi meyakini bahwa

metode yang dapat membangun ilmu akuntansi adalah metode ilmiah. Penjelasan

dikatakan ilmiah jika ;

1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum

2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk

pernyataan hasil observasi

3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.

Pengujian empiris dalam filsafat dinyatakan dengan dua cara :

4 | Evaluasi Strategi
a. Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil

observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau

memverifikasi kebenaran teori. ( pendekatan hypotethic deductive )

b. Karena hasil observasi merupakan teori yang dependen dan dapat

dipalsukan, maka teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya,

tetapi memungkinkan untuk ditolak. Popperian

2.2.Paradigma Interpretif

Pendekatan ini menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan

pemahaman dalam ilmu sosial. Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini

merupakan cara pandang monalis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang

hanya merupakan label, nama, atau konsep yang digunakan untuk membangun

realitas. Dengan demikian realitas sosial merupakan sesuatu yang berada dalam diri

manusia itu sendiri sehingga bersifat subjective, bukan objektive sebagaimana yang

dipahami oleh paradigma fungsionalis.

Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi dan

interaksionisme seimbolis fenomologis yang didasarkan pada aliran sosiologis,

hermentis, dan fenomenologis. Tujuan pendekatan ini adalah menganalisis realitas

sosial dan cara realitas sosial tersebut terbentuk. Dua aliran pendekatan interpretif:

1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara

lapangan, dan analisis historis

5 | Evaluasi Strategi
2. Metode foucauldian, yang menganut teori sosial dari foucalt sebagai

pengganti konsep tradisional historis yang disebut ahistorical atau

antiquarian.

2.3.Paradigma Strukturalisme Radikal

Aliran ini mengasumsikan bahwa sisttem sosial mempunyai keberadaan

ontologis yang konkret dan nyata. Pendekatan ini berfokus pada konflik

mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian,

serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki

hubungan terpisah dari manusia tertentu. Riset yang diklasifikasikan dalam

paradigma strukturalisme radikal adalah riset yang didasarkan pada teori

marxisme tradisional.

2.4.Paradigma Humanis Radikal

Paradigma ini didasarkan pada teori kritis frankfurt schools dan

habermas. Habermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang

disebut dunia kehidupan yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan

kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian

yang saling memahami. Interaksi sosial dalam dunia kehidupan dapat dibagi

menjadi dua kelompok :

1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami

2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem.

6 | Evaluasi Strategi
2.5.Paradigma Posmodernisme

Paradigma ini merupakan oposisi dari paradigma modern yang

menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul meletakkan dirinya diluar

paradigma modern. karya yang banyak digunakan sebagai dasar aliran

posmodernisme adalah karya foucault. Foucault terkenal dengan metode

arkeologis. Menurut foucault, istilah arkeologis dimaksudkan untuk mencari

asal-usul pengetahuan dan digunakan untuk menunjukkan suatu usaha

arkeologis, yaitu ciri khas pemikiran yang menyangkut tujuan, metode, dan

bidang penerapan.

Tujuan metode arkeologis ini adalah menetapkan serangkaian diskusi

yaitu sistem wacana, serta menentukan serangkaian dari awal sampai akhir bagi

pemikiran foucault.

2.6.Paradigma Akuntansi Kritis

Paradigma sistem akuntansi kritis yang cara pandangnya melalui refleksi

sistem akuntansi kritis dimana penilaian didasarkan pada nilai objektif pada

konsep ekonomi magnitalis. Teori paradigma menurut Mattessich tidak

berkaitan dengan penyelesaian masalah ketersaingan, melainkan dengan proses

penilaian, dimana penilaian didefinisikan sebagai nilai objektif yang

didasarkan pada konsep ekonomi marginalis. (Mattesich, 1994). Mattesich

menginginkan akuntansi untuk dipadukan ke dalam ilmu manajemen yang

meliputi metode ekonomi dan analitis administrasi dan manajemen entitas.

Teori mattesich mencerminkan sistem sosio ekonomi yang ada sehingga

7 | Evaluasi Strategi
menjadi saran untuk mengulangi kesadaran yang salah dalam menyatakan

bahwa tidak ada perspektif lain selain yang didominasi oleh kapitalis.

Teori yang dikemukakan oleh Mattessich ini tidak mengandung dasar

untuk melakukan kritik terhadap tatanan ekonomi sosial dan politik karena

sistem ekonomi dipandang berdaulat. Sayangnya teori ini menggambarkan

pandangan yang salah yaitu bahwa tidak ada pandangan lain selain kapitalis

akan tetapi dalam pandangan yang kedua yang dikemukakan tinker

menjelaskan bahwa masalah akuntansi baru ini bergerak pada akuntansi yang

berdasar asumsi filosofis alternative dan diklasifikasikan dalam strukturalis

radikal serta diklaim sebagai sistem akuntansi yang dilakukan secara

diskontrusis secara sosial.

Logika yang mendasari pendapat Tinker adalah pada kritik kritik

akuntansi berbasis marginal. Logika ini menghendaki penggunaan teori nilai

keterasingan sebagai asar untuk mengembangkan teknologi akuntansi. Tinker

berpendapat bahwa akuntansi dan masyarakat dan masyarakat yang terkait

dapat dipandang dari persepektif keterasingan dari kelompok masyarakat.

Berkaitan dengan teori kritis, Tinker berasumsi bahwa konradiksi sosial

didasrkan pada tekanan produksi yang menghasilkan suatu akun krisis. Krisis

sosial ditentukan dalam kadar keterasingan dan dijelaskan dengan transaksi

pertukaran ekonomi yang dapat di pahami.

Pendapat Tinker lebih dikaitkan dengan perspektif ilmu sosial kritis

daripada Mattessich. Kedua peneliti tersebut melihat nilai sebagai hal yang

sentral dan menyatakan bahwa terdapat masalah utama berkaitan dengan

marginalisme sebagai basis dari teori nilai akuntansi.

8 | Evaluasi Strategi
Jadi, akuntansi kritis ini adalah bagian dari pandangan teori akuntansi

yang berperan sangat penting dalam pertimbangan dan pemutusan sebuah

konflik antara perusahaan dan publik. Akuntansi kritis ini berbeda dengan riset

yang telah ada sebelumnya dan menjadi penjelasan bagipeneliti dan

investigatornya. Dalam riset akuntansi ini masih banyak peluang riset yang

bisadilakukan karena suatu makalah tidak mungkin memberikan analisis secara

menyeluruh dalamseluruh bidang.

Dalam lingkungan akuntansi riset dalam pengambilan keputusan

dilakukan pada lingkungan audit, memberikan keuntungan yang lebih besar

dari pada lingkungan audit maka dibuatlah riset di lingkungan akuntansi

keuangan dan berkembang ke bidang akuntans imanajemen yang menunjukkan

pertimbangan yang lebih luas dibanding akuntansi keuangan.

Riset selanjutnya yaitu tentang sistem informasi akuntansi yang berfokus

pada proses desainsistem kemudian riset perpajakan yang berfokus pada

kepatuhan kepatuhan dan berhubungandengan psikologi masing masing

individu. Maka dari itu pertumbukan terhadap riset prilaku inimenghasilkan

banyak hasil riset dan artikel dari para peneliti serta juga adanya minat

pembacadalam bidang hasil riset karena riset ini cukup membrikan wawasan

yang luas.

Audit

Riset akuntansi keperilakuan pada tahun 1990-1991 menunjukkan

penekanan pada kekuatan pembuatan keputusan. Penjelasan daru bagian ini

berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit, dan telah

9 | Evaluasi Strategi
memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan

auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnya

perkembangan berorientasi kognitif. Pencerminan dari riset terakhir dan riset

mendatang merupakan fokus terhadap:

1. Karakteristik pengethuan yang dihubungkan dengan pengalaman

2. Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan variabel

organisasional atau lingkungan

3. Pengujian pengaruh kinerja terhadap pengetahuan yang berbeda.

Pengalamn berperan dalam orientasi kognitif riset akuntansi

keperilakuan. Ada dua alasan:

1. Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan keahlian

kinerja

2. Manipulasi sebgai suatu variabel independen telah menjadi efektif

dalam mengidentifikasikan domain karakteristik dari pengetahuan

spesifik.

Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peuang yang berhubungan

dengan pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu

kesulitannya adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat diamati terhadapa

penilaian kinerja auditor sehingga peneliti sering melakukan studi atau

konsensu penilaian dan konsistensi.

Akuntansi Keuangan

10 | Evaluasi Strategi
Pentingnya riset akuntansi keunagan yang berbasis pasar modal

dibandingkan dengan audit menunjukkan kurang kuatnya permintaan

eksternal terhadap riset akuntansi keperilakuan dibidang keuangan. Namun

juga teradapat beberapa alasan kenapa risen akuntansi keperilakuan dibidang

keuangan akan memberikan konstribusi yang besar di masa mendatang:

1. Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan beberapa komponen

pasar modal dengan ekspektasi naif

2. Memberikan kontribusi yang lebih besar berhubungan dengan

keuntungan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit.

Akuntansi Manajemen

Riset akuntansi keperilakuan di bidang akuntansi manajemen hanya

merupakan subidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari

pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku. Riset ini menguji fungsi

akuntansi terhadap perilaku seperti anggatan dan standar motivasi, umpan

balik, dan kinerja.

Riset akuntansi di bidiang akuntansi manajemen cenderung fokus pada

variabel lingkungan dan organisasional yang mengandalkan teori agensism

seperti insentid dan variabel asemetri informasi. Sedangakn di bidang audit

lebih fokus pada variabel psikologi, khususnya kesadaran.

Sistem Informasi Akuntansi

11 | Evaluasi Strategi
Keterbatasan riset akuntasi perilaku dibidang sistem informasi adalah

keslitan membuat generalisasi meskipun berdasarkan pada studi sistem

akuntansi yang lebih awal sekalipun. Riset akuntansi keperilakuan dibidang

SIA akan lebh berhasil jika difokuskan pada domain spesifik dari variabel yang

unik dalam sistem akuntansi dan konteks keputusan akuntansi, sperti standar

profesi dan analisis pengecualian.

Perpajakan

Riset akuntansi keperilakuan di bidang pajak memfokuskan diri apda

kepatuhan dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan.

Variabel-variabel yang sering diuji dengan hasil campuran meyarankan bahwa

perilaku kepatuhan pajak adalah kompleks.

Pertumbuhan Riset Perilaku Akuntansi

Secara substansial, persentase penulis artikel lebih besar daripada

persentase yang berhubngan dengan staf pengajar sebagai calon perilaku.

Tiga faktor utama:

1. Peneliti yang menggunakan paradigma perilaku menghasilkan lebih

banyak artikel yang diterbitkan oleh kedua jurnal yaitu Journal of

Accounting Research dan The Accounting Review.

2. Beberapa artikel yang ditulis oleh para penliti yang sementara dilakukan

dalam bidang ini, belum ada calonnya.

3. Minat pembaca pada bidang ini telah meningkat.

12 | Evaluasi Strategi
2.7. Perkembangan Terakhir

Bamber (1993) telah mengidentifikasikan riset akuntansi keprilakuan

yang diterbitkan selama 1987-1991 di accounting review contemporer

accounting review journal of accounting research, organization, and society.

Jurnal tersebut dipilih karna merupakan jurnal yang paling banyak menerbitkan

bagian riset ini dengan metodelogi yang terbuka untuk seluruh subjek

akuntansi. Dari keempat jurnal tersebut, accounting, organization, dan society

merupak jurnal yang cenderung memfokuskan isinya pada riset akuntasi

keprilakuan yang paling banyak diterbitkan dalam behavioral research in

accounting. Secara relatif, riset keprilakuan dalam audit juga paling baik

dipersentasikan dalam artikel yang secara umum merupakan hampir setengah

dari totol penerbitan behavioral research in accounting. Selanjutnya, urutan

berikutnya diduduki oleh akuntasi manajemen yang hampir mencapai

seperempat dari totol penerbitan, sementara sisanya merupakan sub bidang

lainya. Spesialisasi dalam jurnal menjadi lebih penting untuk behavioral

research in accounting.

2.8.Teori Keperilakuan Tentang Perusahaan

Teori organisasi modern berkaitan dengan perusahaan sebagai suatu

kesatuan terhadap pemahaman kegiatan perusahaan dan alasan anggotanya.

Tanpa memedulikan besar kecilnya, dapat dipastikan bahwa biasanya dapat

dipandang sebagai milik dari pemegang saham yang peerhatiannya lebih

terfokus pada demensi-demensi keuangan yang berputar di sekitar harga saham

13 | Evaluasi Strategi
dan berada diruang lingkup keputusan. Pandangan yang dihimpun secara

lengkap dari tujuan suatu perusahaan memungkinkan para akuntan untuk

menyiapkan laporan keuangan yang mencerminkan hasil oprasional tahunan

perusahaan untuk didistribusikan kepemegang saham dan publik melalui

laporan keuangan. Laporan ini menyiratkan keberadaan penetapan suatu tujuan

yang hampir bisa dipasatikan meliputi tujuan biaya dan pendapatan dalam

wujud cita-cita mengenai pertumbuhan, laba, penguasaan penjualan dipasar,

produksi, persediaan, tingkat pengembalian, overhead pabrik, bauran produk,

karyawan, dan sebagainya.

Agar lebih spesifik, teori modren perusahaan terkait dengan arah tujuan

prilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan karakteristik

menyelesaikan masalah anggota-anggotanya. Tujuan oraganisasi akan

dipandang sebagai berikut

1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antar peserta organisasi

2. Penentu batas pengambil keputusan perusahaan dan penyelesaian

masalah aktivitas

3. Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi

peserta, dimana derajat tingkat keputusan kerja anggotanya akan

diuraikan dalam kaitannya dengan tujuan pribadinya yang saling

tumpang tindih dengan tujuan organisasi, dan sampai sejauh mana

kariawan memandang perusahaan sebagai hal yang membantu

penerimaan tujuan pribadi mereka.

14 | Evaluasi Strategi
Model Motivasional dari Perilaku Manajerial

Sejumlah teori yang ada mencoba untuk menguraikan motivasi manusia

secara umum. Pada bagian ini, akan dikembangkan suatu pandangan dasar

mengenai motivasi suatu prilaku manejerial serta mengevaluasi dengan

hubungan dalam keterangan empiris dan laporan tinjauan literatur. Model

pandangan manejer tentang motivasi manejerial yang diperkenalkan adalah

manejer termotivasi untuk mencapai dua tujan sekaligus, yaitu tujuan

pribadinya dan tujuan perusahaan.tujuan pribadi dihubungkan secara langsung

dengan pendapatan, status, pengendalian deskosioner, atas alokasi sumber

daya, dan jaminan kerja. Untuk mencapai kedua tujuan ini manejer tersebut

menutupi slack ( rentang/jarak ketidak sesuaian) dari lingkungan orasionalnya.

Oleh karna itu, menciptakan dan mengendalikan slack dari sumberdaya yang

dihadapi berarti menjamin bahwa manejer dapat mencapai tujuan organisasi

dan tujuan pribadinya.

Secara umum, pandangan prilaku individu mengarah pada tujuan prinsip

prilaku umum dari teori kebutuhan. Tujuan perilaku biasanya mengarah pada

pemunculan kebuthan karakteristik psikologis. Selian itu, ketidak mampuan

untuk mencapai suatu tuuan dapat menggeser perhatian dari satu tujuan

ketujuan lain. Contoh adalah arah tujuan prilaku organisasi yang mengarah

pada pengejaran hanya satu tujuan pada waktu yang sama dan persentasi suatu

tujuan dapat terjadi jika penyelesaian masalah dapat diperoleh.

15 | Evaluasi Strategi
2.9.Wawasan untuk Masa Depan

Masalah utama dimasa mendatang adalah pendanaan untuk riset ini akan

berkurang jumlahnya. Karna riset keprilakuan saat ini cenderung menjadi lebih

mahal dibanding dengan usaha akuntan, maka akan tersa lebih sulit melakukan

pekerjaan tersebut. Terbatasnya sumber dana ini perlu mendapat perhatian

khusus dari para subjek profesional yang mampu. Disamping itu, sikap dan

pandangan dari beberapa pengusaha yang mempunyai anggapan kurang positif

terhadap kegiatan riset ini juga berpengaruh karna mereka tidak selalu mimiliki

pengetahuan yang cukup untuk memahami bahwa kegiatan para praktisi

merupakan bagian dari kemampuan aplikasi hasil riset.

Tidak ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman

seseorang terhadap satu fenomena, kecuali dengan melakukan riset dan

menulis tentang fenomena tersebut kepada orang lain dan melakukan berbagai

perbaikan. Adanya pengahargaan seperti penghargaan akademis, baik terhadap

riset maupun kegiatan pengajaran yang secara tidak langsung akan mendorong

pengembangan riset, merupakan suatu keuntungan guna mengangkat dan

menganalisis masalh-masalh terbaru

16 | Evaluasi Strategi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makalah ini membahas mengenai pendekatan filsafat yang membangun

akuntansi keperilakuan. Pada bagian pengantar atau di awal pembahasan, juga

latar belakang mendiskusikan mengenai pergesseran arah rist bidnag kauntansi

kepeilakuan. Selanjutnya, mendiskusikan tentang asumsi-asumsi yang

membangun akuntansi keperilakuan berdasarkan gambaran dari Burrel dan

Morgan. Berkembang dari asumsi tersebut, kemudian didiskusikan tentang

analisis organisasional dalam pengembangan riset oleh Diller dan Becker yang

diembangkan dari asumsi Burrel dan Morgan sebelumnya.

Diskusi kemudian terus meluas hingga mencapai titik bahasan

perkembangan terakhir mengenai pertumbuhan riset perilaku dalam akuntansi

keperilakuan dan wawasan untu masa depan terkait riset dalam akuntansi

keperilakuan.

17 | Evaluasi Strategi
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Burrell, G dan G. Morgan. 1979. Sociological Paradigms and Organisational

Analysis: Elements of The Sociology of Corporate Life. London: Heinemann

Educational Books.

Dillard, J.F., and Becker, D.A.A. 1997. Organizational Sociology and Accounting

Research O r Understanding Accounting in Organizatons Using Sociology.

Dalam V. Arnold & S. G. Sutton (Eds.), Behavioral Accounting Research

Foundation and Frontiers (halaman. 247-274). Sarasota, Florida: American

Accounting Association.

Bamber, EM., Linda s. Bamber, dan Michael P. Schoderbk. 1993. Audit Structure

and Other Determinants of Audit Report ag: An Empiricial Analysis.

Auditing: A Journal of Practice and Theory v12n1, 1-23 (23 pages)

https://www.scribd.com/doc/106807197/Akpri-filosofi-Riset-Dalam-Bidang-

Akuntansi-Keprilakuan

18 | Evaluasi Strategi

Anda mungkin juga menyukai