Anda di halaman 1dari 203
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Oleh : Elvis F. Purba, SE, Msi Ridhon MB Simangunsong, SE, MMA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Oleh : Elvis F. Purba, SE, Msi Ridhon MB Simangunsong, SE, MMA IVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN ‘ KATA PENGANTAR —_-~ Tulisan ini merupakan usaha percobaan penulis menyediakan buku pegangan bagi mahasiswa yang mengikuti matakuliah Bank dan Lembage Keuangan lainnya di Perguruan Tinggi Penyajiannya disengaja sesederhana mungkin dan dalam bahasa yang mudah dimengerti, Tulisan ini dibags atas 3 bagian besur. Pertama mengenai Uang, terdiri dari 5 bab yaitu, Uang Dalam Perekonomian (Bab 1), Teori Permintaan Uang (Bab 2), Teori Penawaran Uang (Bab 3), Inflasi (Bab 4) dan Suku Bunga (Bab 5). Bagian kedua mengenai Lembaga Keuangan, terdiri dari Sejarah Perbankan di indore (Bab 0), Pokok-Pokok Ketentuan Perbankan di Indonesia (Bab 7), Bank Sentral (Bab 8), Bank Umum (Bab 9), Manajemen Bank (Bab 10) dan Lembaga Keuang- an Bukan Bank (Bab 11), Bagiaa ketiga mengenai Lembaga Keuangan Interna- sional, ferdiri dari Perbankan Internasional (Bab 12) dan Lembaga-Lembaga Keuangan Multilateral (Bab 13) Penulis menyadari bahwa materi yang dikandung buku ini belum memadai, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menyambut saran-saran yang membangun dari mahasiswa dan pembaca demi penyempurnaan isi dan penyajiannya kelak. 4 Medan, Medio Oktober #997 20S Penulis, Woy SIP IO & 29 ubYya[OJeq Uep EDseYJag eING-eING wBse}y ‘wSung NyNg “gq. 8S ueya[os9q Uep odway ymer “q 96 pefg UEP feuRON eSuNg MyNg “D zs eSung nyng reusSuayy ueduepueg esE “g Ig eSung nyng ueniefueg “y 1s ’ vgung mS § _ Gee 8b ’ jseyuy yedueg gq le Jseyu nfey anynsueyy “Gq €b SeyU] teueTuayy uoa, “D tp Iseyuy stuaf-smep ‘g It [seyuy uenseduag ~ “Vy ly seul > qed Le Buen vpurSsusg “yy ra ° Suen ueedioueg uep wnmp yueg “gq €€ ep yenueg yur “ Ie wiSeuOpu] Ip Suey desuoy -D 0 UJopoy Suey urieMeuag Hoa,“ 62 yueg eduel Suey uesemeueg ~y a urn ueremeuag woal ¢ qeg ot Usapo/ seNueny oa, “gq 8I uesaudey siseuy “q ro soukay Woay, “5 ZI AUSUIy TUBA] smnuENy HoaL -g IL JaQUOYY TIOUOYY wejeq ueRUIUed YeINs| ~y VW Suen uemujuueg woe, Zz qeg 9 Suen smuep-smar -q S fueg wWiey up eIN “3 > Suey issung 'g T I é Sue, a 3 aie A uRAIesued “y t 4 urbe “Wuulduoyareg were Sue | Oke ONVN ? VWVLESd NVIOVE i Ish YvVLAVG ! ¢VLNVONAd VLVA ueweyey IS] YVLAVa AGIAN KEDUA;: LEMBAGA KEUANGAN Seb 6 Sejarah Perbankan di Indonesia Oo noow>g nee MMoOP>g A. Masa Penjajahan Belanda B, Masa Pendudukan Jepang C. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 1945 D, Sesudah Orde Baru Pokok-Pokok Ketentuan Perbankan di Indonesia A. Perbankan Menurut Undang-Undang No. 14/1967 B. Bank Umum C. Bank Pembangunan BD, Bank Tabungan E, Bank Perkreditan Rakyat F. Bank Asing G. Perbankan Menurut Undang-Undang No. 7/1992 H. Dewan Moneter Bank Sentral Kedudukan Bank Indonesia Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Usaha-Usaha Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Bank Indonesia dan Kebijakan Moneter Organisasi Bank Sentral Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Ban ink Umum Fungsi Bank Umum Produk Jasa Perbankan Lingkungan Perbankan Mekanisme Penciptaan Uang Giral ~ Penawaran Kredit Bank anna Bank Pengelolaan Bank Umum Sumber Dana Bank Investasi Dana Bank Kesehatan Bank Merger Halaman 65 6S 67 67 68 71 7 2B 74 75 76 76 78 80 83 83 84 85 87 91 92 97 97 99 101 103 105 107 107 M1 113 115 120 Bab 1i Lembaga Keuangan Bukan Bank Pengertian Lembaga Kevangan Bukan Bank Tugas Lembaga Keuangan Bukan Bank Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank Perhedaan Lembaga Keuangan Bank dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank 9Nw> BAGIAN KETIGA: Bab }2 Perbankan Internasional A. Pusat-Pusat Keuangin Internasional B, _Jenis-Jenis Perbankan Internasional C. Perbandingan Pelayanan Bank Internasional D. Beberapa Risiko Pinjaman Internasional Bah 13 Lembaga-Lembaga Kewangan Multilateral A. Bidang Moneter B. Bidang Pembangunan DAFTAR PUSTAKA Lamgiran A:Undang-Undang Republin Indonesia No"13/1968 Tentang Bank Sentral Lampiran B: Undang-Undang Republik Indonesia No. 7/1992 Tentang Perhankan Halaman 123 123 124 124 126 129 129 130 131 132 133 133 133 137 139 163 BAB 1 Uang Dalam Perekonomian A. Pengertian Uang Hampir tidak ada yang menyangkal bahwa wang adalah salah satu benda yang berharga bagi manusia. Uang memegang peranan penting dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Dengan wang suatu keluarga dapat membeli barang-barang kebutuban rumahtangganya, misalnya untuk membeli sandang, pangan dan Jain-lain. Dengan uang pula, pemerintah membayar gaji/upah pega- wai yang dipekerjakan, membiayai pembangunan, membeli barang-barang yang dibutuhkan dalam penibangunan. Dengan wang pula, arang dapat mempengaruhi pecekonomian suatu negara, misalnya dengan praktek spekulasi yang dapat menimbulkan gejolak perekonomian. Singkatnya, wang gidak cupat divisahkan dari kehidupan masyarakat dan juga dari kehidupan perekonomian negara. Apa yang dimaksud dengan uang? Suatu pengectian yang sederhana dan dapat diterima oleh semua lapisan adalah pengertian yang menyatakan bahwa wang adalah segaia sesuatu yang dapat diterima umunt sebagai alat pembayaran dan sebagai alat tukar yang sah. Ada beberapa definisi uang yang masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat kegunaannya. \ M, adalah uang kertas + uang togam + simplinan dalam bentuk rekening koran (demand deposit) pada bank-bank umum. M, adalah M, + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum, M, dan M, merupakan kategori wang yang lazim digunakan. Akan tetapi karena perkembangan peranan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Lembaga Keuangan Bank (LKB) menyebabkan ketidakseragaman dalam mendefinisikan aN. Selain M, dan M, ada lagi yang disebut dengan M,. M, ddatah M, + ye + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabung~ san se 5 Sejalan ema itu, wang yang tercakup dalam Kedua kategori M, dan M, belum cukup knat untuk menjadi landasan moneter. Prof, H, Johnson dalam bukunya Macroeconomics and Monetary Theory (1972) membedakan 4 aliran-utama yang berheda dalam menggariskan definisi uang, yaitu: 1, Aliran pertama berpendapat bahwa uang adalah segala sesuatu yang ber- fungsi sebagai alat tukar-menukar dalam transaksi. Dalam pengertian ini, yang tercakup sebagai uang hanyalah wang kartal dan rekening koran. Jadi aliran pertama menyatakan bahwa uang adalah M, saja. 2. Aliran kedua berpendapat bahwa uang adalah wang kartal, rekening koran dan deposito berjangka pada bank-bank umum. Jadi aliran kedua menyata- kan bahwa wang adalah M,. 3. Aliran ketiga berpendapat bahwa yang termasuk uang adalah wang Kartal, rekening koran, deposito berjangka pada bank-bank umum ditambah semua aktiva finansial yang dapat _menambah likuiditas mesyarakat, Jadi aliran ketiga menyatakan bahwe weng adalah M,. 4. Aliran keempat berpendapat bahwa uang adalah semua bentuk vang yang sudah dikategorikan dalam M, dan M, ditambah dengan semua outstanding credit; pada fembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank, Definisi mana yang digunakan sebagai Jandasan moneter untuk masing-masing negara bergantung pada pertimbangan penguasa moneter dalam menilai situasi yang dihadapi di negaranya. Dari sejarahnya, uang sudah beberapa kali berubah, mulai dari uang barang (commodity money), uang logam (metalic money) sampai uang kertas. Benda- benda tersebut diterima sebagai uang fesuai dengan jamannya. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu benda dapgt diterima sebagai uang, antara lain: a. Dapat diterima oleh umum. Benda yang menjadi uang harus dapat diterima oleh umum yang dapat digunakan untuk alat pembayaran dalam transaksi, alat menimbun kekayaan, dan sebagai ukuran untuk pembayaran tertunda. Mudah disimpan. Benda yang menjadi vang tersebut harus mudsh disimpan, baik dalam tempat yang kecil (misalnya dompet atau tas) walaupun dalam jumlah (sebenarpya nilai uang) banyak. Singkatnya, uang tersebut harus dapat dimasukkan ke tempat-tempat yang tidak menyulitkan siempunya menyim~ pan uangnya. Mudah dibawa Benda yang menjadi wang tersebut harus mudah dibawa kemana-mana walaupun jumlahnya besar. Misalnya uang kertas mudah dibawa kemana- mana. Dengan uang tukaran Yimapuluh ribu rupiah seseorang dapat memba- wa puluhan juta rupizh dengan mudah. Bayangkanlah jika uang emas digu- nakan untuk membayar transaksi seharga Rp. 300,000,000, misalnya, harus membawa 10 kg emas (dengan catatan harga emas Rp. 30.000/gram). Dapat dibagi kedalam unit yang lebih kecil. Dapat dibagi kedalam unit yang lebib kecil, arfinya ada satuan vang yang lebih kecil sehingga memungkinkan transaksi dalam jumlah kecil. MiasInya ada wang bernilai Rp. 50.000; Rp. 20,000; Rp. 10.000; Rp. 5.000; Rp. 1.000; Rp. 100; Rp. 50; Rp. 25. Jadi jelas bahwa uang logam dan kertas yang dikeluarkan Bank Indonesia dapat digunakan sebagai alat transaksi dalam jumlah kecil maupun besar. Tidak mudah rusak. Secara fisik wang tersebut tidak muah rusak atau robek sehingga dapat digunakan berkali-kali. Bandingkan bahan wang kertas dengan kertas biasa. Akan nyata bahwa kertas lebih mudah rusak daripada uang. : 4 Nilainya stabil. Uang harus mempunyai nilai yang stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam perekonomian, Apabila nilainya berubah-ubah akan menyulitkan fungsinya sebagai alat transaksi, penyimpan nilai atau standar moneter lainnya. Nilai uang tidak dipengaruhi oleh nilai bahan baku wang tersebut. Diguriakan dalam kurun waktu yang relatif lama. Masa berlaku vang tersebut harus dajam kurun waktu yang relatif lama, tidak dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contoh, uang tukaran seribu rupiah yang becgambar Sisingamangaraja¥XU dan keraton Yogyakarta masa berlakunya sekitar sepuluh tahun (1987 sampai 1997). Penawarannya elastis. Jumfah wang tersebut harus dapat memenuhi keperluan perekonomian se~ hingga dapat mengimbangi kegiatan usaha dan memperlancar perdagangan dan transaksi dalam kegiatan perekenomian. Tidak mudah ditiru. Suatu uang seyogianya tidak mudah ditiru. Apabila mudah ditiru maka uang palsu akan beredar. Hal ini dapat mengakibatkan kekacauan dalam masyara- kat dan perekonomian. Disamping itu kepercayaan masyarakat akan berku- rang sehingga transaksi menjadi lebih sulit. Itulah sebabnya dalam wang kertas bank dituliskan kalimat sebagai berikut; "Barangsiapa meniru, me- malsukan wang kertas dan atau dengan sengaja menyimpan serta menge- darkan uang kertas tiruan atau uang kertas palsu diancam dengan hukuman penjara", untuk menghindari pemalsuan vang. B. Fungsi Uang Secara umum ada 4 fungsi wang, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, sebagai penimbun kekayaan dan sebagai standar bayaran tertunda, i Sebagai Alat Tukar-Menukar Fungsi uang yang pertama adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Uang sehagai alat rukar sangat nyata dalam transaksi jual-beli yang meng- gunakan wang (dewasa ini dapat dilakukan dengan ATM atau alat tukar lainnya), Contoh, seseorang yang menginginkan buku Ekonomi Moneter dan Bank dapat memilikinya dengan membayar sejumlah tertentu uang kas kepada Toko Gramedia di Medan Mal, misalnya. Dengan uang maka kesamaan keingingan (double coincidence of want) yang harus terjadi sebe- lum pertukaran (lazim dalam perekonomian bartag), menjadi hilang. Dengan mempergunakan uang, transaksi dapat lebih cepat berlangsung. Sebagai Satuan Hitung Sebagai satuan hitung, vang digunakan untuk menyatakan nilai barang atau jasa yang diperjualbelikan di pasar. Seseorang dapat mengukur nifai sebuah barang dengan rupiah melalui penentuan harga barang tersebut. Dengan vang dapat diperbandingkan nilai suatu barang dengan barang lain, misalnya antara sebuah mobil Timor deng§n sebuah Honda Grand Black Astrea Impressa. Dengan wang pula orang dapat membedakan kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, mana yang Menguntungkan dan mana yang tidak. Sebagai Alat Penimbun (penyimpan} Kekayaan Uang sebagai alat penyimpan atau penimbun kekayaan nyata jelas apabila sebagaian atau seluruh harta seseorang disimpan dalam bentuk uang, dalam ‘wang kas atau rekening koran. Uang kas adalah salah saw bentuk portofolio yang memufigkinkan seseorang hartawan menyimpan hartanya 4, Sebagai Standar Pembayaran Tertunda Penggunaan wang sebagai standar pembayaran tertunda atau cicilan hutang atau penagihan piutang erat kaitannya dengan fungsi uang sebagai alat tukar atau alat simpanan nilai, Hutang piutang biasanya dinilai dengan wang, Dengan wang, hutang piutang dapat diselesaikan secara tepat dan cepat, baik Secara tunai atau angsuran. C. Nilai dan Harga Uang Pengertian yang umum dianut sekarang mengenal nilai uang adalah dengan menyatakan daya deli (purchasing power) dari uang itu sendiri. Nilai uang adalah apa saja yang dapat dibeli dengan uang itu sendiri. Ini betarti bahwa daya beli uang menyatakan kemampuan satu satuan wang untuk memperoleh (membeli) satu Satuan barang atau jasa sebagai tukarannya, Implikasinya ialan bahwa nilai uang dipengaruhi oleh fluktuasi perubahan tingkat harga-harga. Jika harga barang atau jasa naik (furun) maka nilai uang akan turun (naik). Sering dinyatakan bahwa jika tingkat harga tinggi, maka nilai wang rendah. Inilah yang termasuk dalam pengertian nilai uang nominal, yaitu besaran yang tercantum pada wang itu sendiri. Contoh, uang bernilai Rp. 50.000; Rp. 20.000; dan sebagainya. Untuk mengukur gerak tingkat harga digunakan angka indeks yang memn- jukkan harga rata-rata dalam suatu kurun waktu tertentu. Oleh karena tingkat harga diukur dalam satuan uang, maka indeks harga rata-rata tersebut juga menunjukkan perubahan dalam daya beli uang. Dalam ertian ini, nilai uang adalah nilai riel (sejatinya. Hal ini dapat dinyatakan dalanbentae rumus: m = M/P (a) dimana m menyatakan nilai sejati uang, M menyatakan nilai nominal uang dan P menyatakan harga. Misalkanlah Rohana mempunyai Rp. 18.000 uang yang hendak dibelanja- kan, untuk membeli beras, misalnya, Apabila harga beras ramos tulen Rp. 1.800 per kg, berarti nilai sejati uang tersebut dal 4 kaitannya dengan beras adalah setara dengan 10 kg beras ramos tulen. Konsep lain adalah harga uang. Harga uang biasanya dinyatakan dengan biaya pemegangan uang (cost of holding money), Pada dasarnya biaya pemegang- an wang tidak fain dari bunga (atau suku bunga). Hal ini mudah dimengerti bahwa memegang uang tunai tidak memberikan pertambahan wang bagi pemiliknya Sebaliknya apabila wang kas tersebut disimpan dalam bank, misalnya, maka siempunya akan memperoieh bunga sebesar suku bunga semasa dikutikan dengan jumlah nominal uang yang disimpannya. D. Jenis-Jenis Uang Terdapat beberapa macam uang yang sudah pernah digunakan dalam pere- konomian. Untuk memudahkan uraian, uang dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang tertentu, seperti: a. Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang. Berdasarkan bahan untuk membuatnya, uang dapat dibedakan atas dua, yaitu uang yang terbuat dari logam dan uang yang terbuat dari kertas. trinsiknya. Berdasarkan nifat intrinsiknya/ uang dapat dibedakan atas dua, yaitu wang bertubuh penuh (full bodied money) dan wang tanda (token money). c. Berdasarkan yang mengeluarkan dan mengedarkan uang tersebut. Berdasarkan hal ini, uang dapat dibedakan atas uang giral dan uang = (near money). 1. Full bodied money —» was Wiinnk & hans” Cun’) » Menurut sejarah penggunaannya, uang logam (metalic money) menggantikan kedudukan wang berang (commodity money) sebagai alat tukar dalam transaksi. Full bodied money (uang bertubuh penuh) pada umumnya dijumpai pada jaman dahulu ketika negara atau kerajaan menggunakan Iggem Mmufia sebagai vang. Tabel 1.1. Pembagian Uang Keterangan Jenis Uang A. Berdasarkan bahan pembuatannya —-_Uang logam ‘ Uang kertas B. Berdasarkan nilai intrinsiknya § Full bodied money Token money C. Berdasarkan kebutuhan dalam Uang giral perekonomian modern Uang kuasi ee Suatu mata uang digolongkan sebagai uang bertubuh penuh apahils nilai materinya (disebut nilai intrinsik) sama dengan atau lebih tinggi dari nilai nomi- salnya (nilai yang tertera dalam mata uang tersebut), Inilah ciri uang bertubuh ‘nuh, Aantal syarat yang harus dipenuhi agar logam mutia dapat digunakan sebagai uang bertubuh penuh: a. Masing-masing orang secara bebas menempa atau melebur, menjual atau menggunakannya dalam transaksi. b. Setiap orang =mempunyai hak yang tidak terbatas unk menyimpan uang logam Kedua-dua syarat tersebut harws ada, karena jika tidak, maka akan terjadi ketidakstabilan penggunaan uang. Contonya, jika nilai intrinsiknya lebih tinggi dari nilai nominalnya maka orang cenderung melebur mata uangnya. Hal ini menyebahkan jumlah uang dalam peredaran berkurang dan jumlah logam ber- tambah. Akibatnya harga logam yang bersangkutan di pasar cenderung menurun Sebaliknya, apabila nilai intrinsiknya lebih rendah dari nilai nominainya, orang cenderung menempa logam menjadi mata uang. Akibatnya jumlah uang beredar semakin besac sementara harga logam di pasar menaik. Demikianlah terus- menerus sehingga ada kecenderungan akan tereapai keadaan dimana nilai intrin- sik suatu mata nang sama dengan nilai nominalnya. Uang bertubuh penuh terdapat pada masa standard emas penuh, yaitu pada Saat mata wang emas sepenuhnya digunakan sebagai uang. 2. Token Money <9 Uber wa brace Chbon) Seta” Cow 4A | ‘Token _mongy atau uang tanda adalah arg yang “lai nominalnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Contohnya adalah wang Yang terbuat dari kertas, baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau Bank Sentral Gang dapat dibuat dar at dary logam, seperti dari timah, nikel. platium dan sebagainya, Uang tersebut dapat tergolong sebagai token money, yang disebut soken coins apabila nilai intrinsik- nya lebih kecil dari nilai nominalnya. Sa Token money dikeluarkan oleh badan-badan yang diberi wewenang untuk itu, seperti pemerintah, Bank Sentral atau bank-bank deposito. Di Indonesia, dalam pasal 5 ayat | Undang-undang Dyrurat No. 20/1951 dinyatakan bahwa mata uang nikel yaitu mata uang 50 sen; mata uang dari aluminium yaitu mata uang 25 sen, 10 sen, 5 sen dan | sen, Kemudfan ada perubahan bahwa mata uang 50 sen juga dibuat dari aluminium. Salah satu beda token money dari full bodied money adalah nilai pembayar- an terhadap uang tersebut. Full bodied money tidak dapat ditentukan jumlahnya Karena setiap orang bebas menempa dan melebur uang tersebut. Sebaliknya, ken money dikeluarkan oleh badan-badan tertentu sehingga jumlahnya dapat diketahui. 3. Uang Kertas Sesudah uang barang dan uang logam, orang memikirkan agar uang yang digunakan dalam pembayaran transaksi mempunyai nilai praktis. Terciptalah uang kertas. Penggunaan uang kertas sebagai alat pembayaran antara lain karena: a. Ongkos pembuatan uang kertas relatif lebih murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam. b. Dang kertas mudah dibawa kemana-mana, Uang kettas jauk lebih ringan daripada wang logam. c. Apabila kebuthan akan uang sangat mendesak, bahan baku uang kertas relatif lebih banyak dibandingkan dengan bahaa baku wang logam Seperti disebutkan di atas, bahwa uang kertas adalah salah satu contoh dari token money, yang berarti nilai intrinsiknya jauh lebih rendah dari nilai nomi- nalaya. Walaupun demikian, orang menerima uang kertas karena mereka percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan dalam kehidupan perekonomian. Oleh karena itu, wang kertas disebut juga sebagai fiat money (uang kepercayaan). Uang tersebut tidak dijamin dengan logam mutia akan tetapi diedarkan dalam masyarakat berdasarkan jaminan (fiat) dari pemerintah. Pemerintah yang menge- luarkannya sehingga berlaku untuk masyarakat pemerintah yang bersangkutan. Selain sebagai fiat money, uang kertas disebut juga sebagai folding money, yang berarti uang lipat karena wang tersebut dapat dilipat, sebagaimana melipat skertas. weds : : Uang kertas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: g a. Uang kertas Negara. Sebagaimana namanya, wang ini dikeluarkan oleh pemerintah, Dahulu uang kertas negara dianggap sebagai piutang kepada Bank Sentral sehingga wang kertas negara tersebut dianggap sama dengan uang logam. Tidak seluruhnya uang kertas dikeluarkan oleh pemerintah. Pada umumnya, uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah uang kertas bernilai (tukar) kecil. Di Indonesia, berdasarkan Undang-undang Darurat No. 20/1951, pemerintah hanya mengeluarkan wang kertas bernilai Rp. | dan Rp. 2,50 dan dida- lamnya dituliskan Republik Indonesid{ Contohnya adalah Uang Kertas Negara seri DB 699892 tertulis dalamnya REPUBLIK INDONESIA Dua setengah rupiah, Sebaliknya uang kertas seharga Rp. 5 ke atas menjadi monopoli Bank Sentral. dain blatant aie b. Vang kertas bank. Pada hakekatnya, wang kertas bank merupakan surat tanda hutang Bank Sentral (Bank Indonesia) kepada pemegang mata uang tersebut. Dahulu, dalam rhata uang kertas bank selalu tercantum perkataan "membayar kepada pemegang", yang membuktikan bahwa mata uang kertas bank benar-benar merupakan surat tanda hutang Bank Sentral kepada pemegangnya. Pada waktu itu, uang kertas bank dapat sesewaktu dibawa dan ditukarkan kepada Bank Sentral untuk mendapatkan emas, karena setiap uang kertas bank dijamin nilainya dengan seberat emas tertentu oleh Bank Sentral. Persediaan emas menunjukkan likuiditas Bank Sentral, Logam murni itu merupakan jaminan (disebut sebagai dekking) mata wang kertas yang dikeluarkan Bank Sentral. Emas tersebut disimpan Bank Sentral. Dekking tersebut harus mempunyai nilai 40% dari nilai vang kertas yang beredar. Menurut Pasal 16 jang-Undang Pokok Bank Indonesia 1953, sekurang-kurangnya 20% dari semua wang yang menjadi twnggungan Bank Indonesia harus dijamin dengan emas atau dividen atau piutang yang dapat disamakan dengan emas. Uang kertas yang dikeluarkan Negara berbeda dengan uang kertas yang dike- luarkan oleh Bank Sentral. Kala uang kertas negara tertulis dalamnya Republik Indonesia, maka dalam wang kertas yang dikeluarkan Bank Sentral tertulis dalamaya Bank Indonesia. Contohnya adalah uang kertas bank dengan seri IBS04593 tertulis dalamnya BANK INDONESIA, Lima rupiah. Dewasa ini uang kertas ya Sentral. Setiap m oleh sejumfah emas, ada dalam peredaran dikeluarkan oleh Bank luarkan uang kertas dengan emisi terharu selalu didekking 4. Vang Giral ‘ Uang giral adalah bagian dari bank deposit money, yaitu yang menyatakan hutang suatu bank kepada seseorang atau badan usaha, Bank deposit money dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a, demand deposit money (rekening Sonniey b, time deposit money (deposito berjangka). Dari kedua jenis deposita di atas, yang merupaken wang giral adalah demand deposit money, yaitu yang sesewaktu dapat digmbil, baik dengan cek atau dengan giro. Uang giral diciptakan oleh bank-hankumum melalui penciptaan kredit. Berbeda dengan deposito berjangka, pengambilannya hanya pada waktu tertentu, yaitu setelah jatuh tempo. Pada dasarnya, uang giral bukanlah merupakan alat pembayaran yang sah. Seseorang dapat menolak menerima cek atau giro sebagai alat pembayaran untuk imelunaskan piutangnya. Apabila dia tidak menerima cek atau giro tersebut, dia 10 tidak dapat dimntut. Tidak demikian halnya dengan uang kartal yang diciptakan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Seseorang dapat dituntut jika tidak menerima uang tersebut, sepanjang uang tersebut fayak, sebagai alat pembayaran yang sah. 5. Uang Kuasi (Near Money) Deposita berjangka dan obligasi pemerintah disebut sebagai near money (hampir uang). Disebut sebagai hampir wang wtau uang kvasi karena setelah melewati kurun waktu tertentu dapat ditukarkan dengan uang. Contohnya adalah deposito berjangka yang dapat ditunaikan (dicairkan) menjadi uang kas setelah sebulan, dua bulan, tiga bulan dan sebagainya, tergantung pada kapan jatuh tempo. Demikian pula dengan obligasi pemerintah (misalnya SBI, SBPU) di- anggap sebagai hampir uang katena dapat segera menjadi uang dengan menjua) obligasi tersebut kepada anggota masyarakat atau kepada bank. Tabel 1.2. Jenis-jenis Vang Full Bodied Money Uang Giral BAB2 Teori Permintaan Uang A. Istilah Permintaan Dalam Ekonomi Moneter Dalam khazanah peristilahan makroekonomi, nilai harta’ seseorang yang dipegang dalam bentuk wang dinamakan permintaan orang yang bersangkuian (pehadap_uang, atau secara singkat disebut dengan permintaan terhadap_uang. 0 pula, nilai hartanya yang dipegang dalam bentuk obligasi, misalnya, dinamakan permintaannya terhadap obligasi. Nilai harta yang ditunjukkan oleh setiap jenis SEE eras one (uang tunai, obligasi, saham dan jenis hatta lainnya) adalah pencerminan dari keinginan gan pilihan pemiliknya Oleh karena iw, serupa dengan jumlah atau kuantitas"yang ditunjukkan ole) pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi. Permintaan techadap uang atau obligasi, misalnya, dapat dibedakan atas 2, Sag pemintaan nominal dan permintaan sejati_(riel), Permintaan nominal terha- dap _uang adalah jumlah rupiah semasa (berlaku) yang inta seseorang atau sekelompok masyarakat. Permintaan nominal terhadap obligasi adalah nilai harta yang dipegang dalam bentuk obligasi dinilai dalam rupiah semasa. Sebaliknya, taan sejati terhadap uang aie dalam satuan barang-barang yang “Gepat dibeli dengan uang. Oleh kare hi engan permi Sermmintaan sejati terhadap obligasi adalah permintaan Dalal terhadap obligasi “Shagi dengan tingkat harga. Sb ~ ty ~ RN A UE gh, 7 12 : B. Teori Kuantitas Uang Klasik Teori kuantitas uang klasik yang sering dibahas dalam teori permintaan vang adalah teort kuantitas Fisher dan teori kuantitas uang Cambridge. L. Teori Kuantitas Uang Fisher = Wasachen Esuahou- Dalam karyanya yang herjudul The Purchasing Power of Money (1911), Irving Fisher hanya menyusun secara sistematis sekelompok pendapat yang sudah berterima. Dalam menerangkan teorinya, Fisher menekankan fungsi uang sebagai alat ukar atau alat transaksi, Oleh karena itu teori ini dikenal juga dengan nama Pendekatan Transaksi. Dari pengamatan terhadap transaksi-transaksi jual beli yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Fisher merumuskan sebuah persamaan yang dinamakan dengan Persamaan Fisher (Fisher Equation), Hasil pengamatan tersebut menyata~ mlah uang yang dipertukarkan selalu sama dengan nilai harang, jasa atau surat-surat berharga lainnya yang dipertukarkan dalam transaksi tersebut. Persamaan Fisher dirumuskan sebagai: { MV = Pry a (2.1) dimana M menyatakan jumlah nominal uang dalam peredaran, V_menyatakan kecepatan (laju) peredaran wang, yaitu berapa kali jumlah wang nominal tersebut dibelanjakan (beredar), P adalah harga rata-rata transaksi, dan T adalah bilangan transaksi yang terjadi dalam kurun waktu yang sama. Persamaan (2.1) adalah sebuah identitas. Bilangan unit barang yang ditran- saksikan (T) dikali dengan harga rata-rata transakg) (P) tersebut selalu sama dengan jumlah nominal uang (M) dikalikan dengan™.aju perputaran uang (V) Dengan kata lain, total pengeluaray (MV) sama dengan nilai barang yang dibeli (PT). Oleh karena sebuah identitas dan selalu benar, maka persamaan (2.1) sama sekali tidak menerangkan hubungan sebab akibat, sehingga persamaan Fisher bukanlah merupakan teori moneter. Agar bernilai teoritis, Fisher mengubah identitas tersebut menjadi hubungan perilaku dengan mengemukakan anggapan mengenai penentu-penentu yariahel- nya. Menurut Fisher, jumlah uang beredar M ditentukan oleh Bank Sentral se- hingga’ M dapat diperlakukan sel Kemudian bilangan transaksi T ditentukan oleh pendapatan nf§ional atau dinyatakan sebagai fungsi pendapatan nasional. Sesuai dengan pandangan kaum klasik bahwa keadaan daya guna penuh selalu tercapai dalam perekonomian, maka T dianggap bernilai tetap. Selanjutnya Fisher mengemukakan bahwa laju peredaran uang ay aerate oleh faktor-faktor kelembagaan dan teknologis di negara yang bersangkutan (seperti metode pembayaran upah tenaga kerja, penggunaan alatalat pembayaran, per- 13 kembangan kelembagaan perbankan, tingkat monetisasi, dan lain-lain) sehingga V berubah secara lambat-laun dan dalam jangka panjang. Oleh karena iru dalam jangka pendgk V dian, bernilai tetap. See eiSADiGarsearay tersebut maka P merupakan variabel endogen. Dari persamaan (2.1) dapat diperoleh suatu versi teori kuantitas sebagai berikut: Md = (1/V) PT (2.2) yaita permintaan nominal terhadap wang. Persamaan (2.2) menyatakan bahwa dalam jangka pendek, permintaan terhadap uang merupakan proporsi tertentu (1/V) dari tingkat harga P dan bilangan transaksi T. Dengan kata lain, permin- vaan terhadap wang sejati merupakan proporsi yang tetap dari nilai transaksi T, yang dirumuskan sebagai: oo ha, = mas = cnoft) ei ere 4 HPT EBs dimana Md* menyatakan permintaan terhadap uang sejati (yaitu Md/P). 2. Teori Kuantitas Uarg Cambridge Sebilangan ahli ekonomi dari Universitas Cambridge, juga mengemukakan teori permintaan terhadap uang, Marshall dan Pigou, misalnya, mengemukakan teorinya dengan menekankan peranan yang sebagai alat penyimpan (penimbun) kekayaan. Mereka berpendapat bahwa seseorang dapat menyimpan Rartanya dalam berbagai bentuk, salah satu diantaranya adalah dalam beatuk uang. Pemi- lihan terhadap uang sebagai salah satu bentuk simpanan harta dipengacuhi oleh pertimbangan uatung rug’ memegang kekayaan dalam beyuk wang, Pertimbang- an ini mempengaruhi seseorang untuk memegang uang, berupa saldo tunai, dalam rangka merencanakan transaksi yang akan dilakukannya. Oleh karena itu. teori ini dikenal juga dengan Pendekatan Saldo Uang Tunai. = ttory Sige Thun’ _— Menurut mereka, permintaan seseorang terhadap uang, bukan hanya dipe- ngaruhi oleh bilangan transaksi dan faktor-faktor kelembagaan (sebagimana dikemukakan oleh Fishec), tetapi juga dipengacubi suku bunga, jumlah hacta yang £ dimiliki dan harga-harga di masa depan, yang digolongkan sebagai faktor-faktor lain, Dengan demikian banyak faktor yangymempengaruhi permintaan agregat terhadap wang. Fmuskan teorinya, mereka meWbuat’penyederhanaan, Terutama HE Fg lain yang disebut di atas dianggap tetap dalam jangka > sehingga mereka menghipotesakan permintaan agregat terhadap uang nominal sebanding dengan pendapatan nasional, yang ditulis sebagai: \ Ma = ~&.?. 2 4 Md=kPy )—> Ay -~k Se (2.4) . T te RPT 8 dln harba Awd Chole 14 " = Ts rlaved ay 4p Aepordaipaatig dimana Md menyatakan jumlah nominal uang yang diminta, P_menyatakan ting- kat harga umum, Y menyatakan pendapatan nasional sejati dan k adalah pem- banding. Dalam hal ini, k adalah rasio antara permintaan masyarakat terhadap uang dengan pendapatan masyacakat, yaitu bagian dari pendapatan nasional Y yang ingin dipegang dalam bentuk uang tunai. Besarnya nilai k ditentukan oleh faktor-faktor lain yang disebutkan di atas tadi. Dengan anggapan k tetap, maka permintaan uang sejati merupakan proporsi dari pendapatan sejati nasional, yang dapat dituliskan sebagai: kK¥edeu 1 (2.5) dimana Md* adalah (Md/P) yang menyatakan permintaan terhadap wang se} Persamaan (3.3) mempunyai bentuk persamaan yang serupa dengan persa- maan (2.5). Kalau T dalam persamaan (2.3) menyatakan transaksi yang terjadi, maka Y dalam persamaan (2.5) menyatakan pendapatan nasional sejati. Kalau pendapatan nasional Y berubah sebanding dengan nilai transaksi T dalam pereko- nomian negara yang bersangkutan, maka pada hakekatnya ruas kanan persamaan (2.3) dengan (2/5) adalah sama dengan menyatakan k adalah (1/V), Keunggulan teori Cambridge dari teori Fisher terletak pada ceteris paribus (faktor-faktor kelembagaan, suku bunga, besarnya harta yang dimiliki dan harga- harga di masa depan) yang mereka kemukakan. Faktor-faktor tersebut mungkin berubah dalam jangka pendek sehingga nilai k juga akan berubah. Apabila k berubah dengan sendirinya jumlah uang diminta pun akan berubah. €. Teori Keynes * Menurut Keynes ada tiga alasan untuk _memegang wang, yaitu alasan tran- saksi, alasan berjaga-jaga, dan alasan spekulasi. Sejalan dengan itu ada tiga jenis permintaan terhadap uang, yaity permintaan terhadap uang untuk transaksi, permintaan terhadap uang untuk berjaga-jaga, dan permintaan terhadap uang untuk tujuan spekulasi. Sebagaimana pendekatan Cambridge, Keynes juga beranggapan bahwa jumlah uang tunai yang dipegang sesegrang untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh pendapatan nasional sejati. Secara agate ditulis sebagai: Md*t = a, ¥;0< al <1 (2.6) dimana Md*t menyatakan permintaan terhadap uang sejati untuk tujuan transaksi, Y menyatakan tingkat pendapatan nasional sejati, dan a, adalah pembanding tetap yang bernilai positif, Persamaan (2.6) menyatakan bahwa jumlah uang sejati yang aie iiinsdiienienae 15 diminta (dipegang) untuk keperluan transaksi sebanding dengan tingkat pendapat- an nasional sejati, Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pendapatan seseo- rang atau masyarakat semakin besar bilangan transaksi dan semakin besar pula kebutuban uang untuk memenuhi transaksi. Selanjutnya Keynes mengemukakan permintaan uang untuk tujuan berjag: jaga. Uang tersebut dipegang adalah untuk melakukan pembayaran atau pembe- lian yang tidak didvga-duga, yaitu untuk mengantisipasi ketidakpastian pada masa yang akan datang. Dengan memegang uang twnai, seseorang akan memperoleh manfaat untuk pembelian atau pengeluaran yang tidak disangka-sangka tersebur, Karena sifat uang yang likuid (tunai), Ini sesuai dengan fungsi uang sebagai alat pertukaran, Menurut Keynes, permintaan terhadap wang untuk tujuan berjaga-jaga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor-faktor yang mempengit- ruhi permintaan wang untuk tujuan transaksi. Semakin hesar pendapatan seseo- rang semakin besar dari hagian pendapatan tersebut yang disimpan untuk beri jaga. Sejalan dengan itu, semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar bagian dari pendapatan tersebut yang disimpan untuk tujwan berjaga-jaga. Dalam bentuk yang sederhana, permintaan-terhadap uang untuk tujuan_ ber) dirumuskan sebagai: Md*j = a, Y 50< a, “@pp+ Rp Gx) paitu persamaan yang menunjukkan penawara® uang dalam arti sempit dengan feng primer. Dari persamaan tersebut, faktor C/DD adalah perbandingan yang Spilih oleh masyarakat antara uang tunai yang dipegang dengan simpanan yang Smiliki dalam bank-bank. Kemudian faktor R/DD adalah rasio antara cadangan Sank-bank dengan simpanan para nasabah yang dipegang bank-bank yang ber- 38 sangkutan (bukan cash rasio yang ditetapkan oleh Bank Sentral). Hal ini menun- jukkan bahwa selain wang primer, perilaku masyarakat dan bank dapat mempe- ngaruhi jumlah wang beredar. Persamaan (3.9) dapat disederhanakan menjadi: ated 1 a+f Mo (3.10) dimana d adalah C/DD dan f adalah R/DD. Apabila nilai d semakin besar! (mendekati 1) berarti masyarakat lebih suka menyimpan uang kasnya di bank dan sebaliknya jika semakin kecil (mendekati 0) bebarti mereka lebih suka menyim- pan uangnya di bawah bantal atau dalam dompet. Selanjutnya, jika nilai f sema- kin besar (mendekati 1) berarti semakin sedikit uang giral yang dapat diciptakan dari setiap rupiah uang primer yang mereka pegang, dan sebaliknya, semakin kecil nilai f berarti semakin banyak wang giral yang dapat diciptakan bank-bank, Persamaan (3.10) dapat juga disederhanakan menjadi: M,'= m. Mo ‘ GAL) | dimana m adalah (d + 1)Md + 4) yang menyatakan pengganda uang. Persamaan ini menunjukkan bahwa penawaran uang M, sama dengan m kali wang primer Mo. Dengan menjalankan operasi pasar terbuka, Bank Sentral dapat memperbe- ~ sar atau memperkecil jumlah uang beredar melalui pengaruhnya terhadap Mo. Apabila terjadi perubahan penawaran wang, makg: 4M, = Mo.am + m.4Mo @.12) } dimana M, menunjukkan perubahan penawaran wang, 4m adalah aed penawaran vang dan4Mo adalah perubahan jumlah uang primer. Dengan meng- andaikan m tetap, maka persamaan (3.12) dapat ditulis sebagai: 4M,=m.aMo (3.13) yang menunjukkan perubahan penawararfuang sama dengan m kali perubahan jumiah uang primer. Jadi jelas, perubahan uang primer sebesar Mo yang diaki- batkan oleh kebijakan pemerintah akan menghasilkan perubahan sebesar AM = m.4 Mo daiam penawaran uang. 38 Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi besarnya nilai d dalam persamaan (3.10) di atas? Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: a. Keuntungan (return) yang dihasilkan dari pemegangan wang dalam bentuk uang kartal dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari pemegang- an uang dalam bentuk rekening giro pada bank. Salah sato kevntungan memtegang uang kas adalah mempunyai likuiditas yang tinggi. Sebaliknya keuntungan utama memegang ang dalam bentuk rekening giro adalah risiko hilang yang relatif kecil dan menghasilkan bunga atas saldonya. Kekayaan atau tingkat penghasilan seseorang, Seseorang kaya cenderung menggunakan fasilitas perbankan sehingga mempunyai c yang kecil. Tersedianya fusilitass perbankan dan kesediaan masyarakat menabung. Penggunaan alat-alat transaksi seperti credit cards atau charge accounts memperkecil nilai d. Lalu faktor-faktor yang mempengarubi f antara lain: Resarnya cash rasio yang ditentukan pemerintah, Hal ini menentukan nilai minimum f. Fator-faktor lain seperti kelebjhan cadangan di atas cadangan minimum yang memungkinkan bank dapat menciptakan uang giral yang lebih banyak melalui pemberian kredit, Faktor lain adalah suasana dunia usaha, musim, pola pengeluaran anggaran pemerintah. 41 BAB 4 Inflasi i A. Pengertian Inflasi Permulaan abad ke-18 kata inflasi diartikan sebagai keadaan ekspansi penawaran uang yang ditimbulkan oleh diedarkannya wang kertas yang dicetak bank-bank atau pemerintah sebagai pelengkap (supplemen) uang logam. Penam- “behan wang baru dipercaya akan menyebabkan tingkat kemakmuran masyarakat lebih tinggi anpa mempzngaruhi harga. Menjelang akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, ekonomiwan Kla- sik, seperti Richard Cantillon, David Hume, Adam Smith dan David Ricardo menyatakan bahwa akibat pertambahan penawaran uaffy seperti mencetak uang kertas, yang disebutkan di atas, akan menyebabkan inflasi, Mereka mengemuka- ‘kan bahwa harga-harga akan naik, ketidakseimbangan insidental akan berlaku, ' _ malahan kemakmuran yang tercetus sebagai akibatnya adalah keryakmuran semu. / Pengaruh ekonomiwan Klasik tersebut sangat kuat, sehingga pada abad ke-20, |“ masyarakat sudah membayangkan bahwa inflasi adalah sinonim dari kenaikan + harga-harga Definisi singkat mengenai inflasi adalah keadaan yang menunjukkan kenaik- / an harga-harga umum secara terus-mene! Perkataan terus-menerus menunjuk- wa kenalkan Wwalaupun meldjjak dengan tajam tetapi sekali saja atau secara sporadi tergolong sebagai inflasi. Ada kalanya kenaikan _ harga-harga tersebut terjadi pada waktu yang bersamaan tetapi ada juga kalanya dalam waktu yang berbeda-heda dan berlaku untuk kurun waktu tertentu, misal- nya seminggu, sebulan dan seterusnya. Yang penting adalah h ka kenaikan harga umum terjadi secara terus-menerus. 42 Inflasi merupakan salah satu penyakit ekonomi yang melanda seluruh ne. gara, Ini merupakan fenomena di seluruh dunia. Besarnya kenaikan harga yang terjadi dalam masa inflasi dinamakan dengan Ge fas Gils tues vate enya kan dengan istilah kadar inflasi). Sudah barang tentu besarnya laju inflasi berbeds antar negara dengan negara atau dalam suatu negara untuk kurun waktu yang berbeda. Data Tabel 4.1 menyajikan laju inflasi kumulatif bulanan di Indonesia untuk kurun waktu 1991 sampai dengan 1996. Besarnya laju inflasi yang terjadi berva. riasi, baik dilihat menurut tahun takwin dan juga menurut tahun anggaran. Tabel 4.1. Perkembangan Laju Inflasi Kumutatif Bulanan, 1991-1996 Tahun Takwim Tahun Anggaran Periode ——_Laju Inflasi (%) Periode —_Laju Inflasi (%) 1991 9,52 1991/92 9,78 1992 4,94 1992/93, 10,03 1993 - 9,77 1993/94 7,04 1994 9.24 1994/95 8,57 1995 8,64 1995/96 3,86 1996 6,47 1996/97 5,17 Sumber: Bank Indonesia, Laporan Tuhunan 1996/1997: 23. B. Jenis-Jenis Inflasi * Inflasi dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis ditinjau dari sudut yang berbeda. 1. Berdasarkan parahnya inflasi. Berdasarkan parah tidaknya inflasi_ yang f a. Inflasi ringan atau in yaitu jika laju inflasi dibawat 10% pertahun (jadi 1 di flasi ini berjalan secara lamba! dengan persentase kenaikan yaniWrelatif kecil dalam suatu kurun wakn yang relatif lama, b. Inflasi sedang atau intlasi moderat, yaitu jika laju inflasi antara 1( hingga 30% per tahun. = ¢. _ Inflasi melaju yaitu inflasi dengan laju 30 sampai 100 % per tahun \s Inflasi berat (hyperinplation) yaitu inflasi dengan laju di atas 100% pei terjadi dapat dihedakan atas: 43 tahun. Pada masa ini hargabarang mungkin naik 5 sampai 6 kali harga semula. Pengalaman Indonesia tahun 1966 menunjukkan inflasi menca- pai 635%. Berdasarkan perlyebabnya. Berdasatkan penyehabnya, inflasi dapat dihedakan menjadi dua, yaitu: a._Demand pull inflation (inflasi tarikan permintaan). / Indlasi ini timbul karena permintaan agregat yang berlebihan, melebihi i penawaran agregat. —b. Cost push inflation (inflasi desakan biaya). Inflasi inj timbul karena kenaikan biaya produksi, antaca lain naiknya bahan baku, tuntutan kenaikan gaji buruh, devaluasi dan lain-lain, 3. Berdasarkan sumber inilas, (ast ) Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakay atas dua, yaitu: a, Inflasi dalam negeri. C dunjeshe Lazlaten Inflasi ini bersumber dari dalam negeri sendiri. Inflasi ini misalnya timbul karena defisit anggaran belanja dibiayai dengan mencetak uang baru. Ada juga karena panen gagal “sehingga berdampak negatif terha- dap barang kebutuhan lainnya. b. Inflasi yang diimpor’ (ter Pert 3. {shen} Inflasi ini berasal dari fuar negeri, misalnya dari negara mitra dagang di luar negeri. Harga barang-barang di luar negeri_ mungkin menaik sehingga mengakibatkan barang-barang feel dalam negeri menja- ©. di naik, Hal ini akan berdampak langsung teMhadap kenaikan indeks biaya hidup. Selain ita bahan mentah atau barang setengah jadi yang didatangkan dari luar negeri (yang mengalami inflasi) dengan sendiri- nya akan meningkatkan biaya produksi batang dari bahan tersebut. 3 Teori Mengensi Inflasi Dalam garis besarnya ada 3 kelompof teori mengenai inflasi, yaita teori ‘uantitas, teori Keynes dan tori strukturalis.

Anda mungkin juga menyukai