Bab I
Bab I
JULIZAR RAHMAN
NIM :
1610811310013
BAB I
PENDAHULUAN
Skala pH bersifat logaritmik dan ada dalam kisaran 0,0-14,0 sampai 7,0
dianggap netral. Pembacaan kurang dari 7,0 mengindikasikan bahwa larutan bersifat
asam, sementara angka lebih besar menunjukkan larutan bersifat alkali atau basa.
Beberapa zat yang ekstrim bisa mencetak lebih rendah dari 0 atau lebih besar dari
14, tetapi kebanyakan jatuh dalam skala ini.
Sebuah skala logaritmik berarti bahwa ada perbedaan sepuluh kali lipat
antara setiap nomor penuh berturut-turut pada skala. Larutan asam yang terbaca 4.0
merupakan peningkatan lebih sepuluh kali lipat dalam molekul larutan asam 5.0.
Perbedaan antara asam larutan 4.0 dan 6.0 adalah larutan 100 kali lebih besar
(1010).
Asam klorida atau asam muriatic adalah larutan yang sangat kaustik yang
duduk di ujung ekstrim dari skala asam. Bahan kimia ini sering digunakan untuk
menurunkan pH air yang sangat basa, seperti dalam pengobatan kolam renang dan
akuarium. Hanya sejumlah kecil asam klorida yang diperlukan, relatif terhadap
jumlah air yang dirawat.
Juga asam rendah pada skala antara 1,5-2,0 adalah asam lambung, atau asam
lambung yang membantu kita mencerna makanan. Cola termasuk dalam kisaran 2,5,
bahkan lebih asam dari cuka sekitar 3,0! Mungkin juga mengejutkan untuk
mengetahui bir yang sedikit lebih asam daripada hujan asam, dan kopi hanya sedikit
kurang asam.
Air murni memiliki pH netral dan air liur manusia melayang dekat dengan
netral, sementara darah kita adalah sedikit basa. Air laut berada pada skala antara 7,7
dan 8,3, dan produk-produk seperti sabun tangan, amonia dan pemutih skor tinggi
pada skala basa berjalan antara 9,0-12,5. Sangat basa adalah baking soda atau
sodium bikarbonat sering digunakan untuk meningkatkan basa air asam.
Karena perlakuan kimia air dan faktor-faktor lain, air keran di banyak kota-
kota besar di seluruh Amerika Serikat cenderung basa dengan pH mendekati 8,0.
Meskipun minum air keran dengan alkalinitas tidak berbahaya, menurunnya kualitas
air keran selama bertahun-tahun telah menghasilkan banyak orang memilih untuk
menyaring keran atau filter untuk menghilangkan klorin, chloramin, pestisida dan zat
lainnya. Filter ini tidak mengubah pH air.
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan
utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain
kepentingan rumah tangga, industri, perikanan, pertanian, dan sarana angkutan air.
Sesuia kebutuhan akan air dan kemajuan tekhnologi air permukaan dapat
dimanfaatkan lebih luas lagi untuk baku mutu sumber air minum dan air industri
(Arif, 2010).
Tersedianya persediaan air yang cukup dalam hal jumlah dan kualitas sangat
penting bagi manusia. Sejak awal manusia mengakui pentingnya air dari segi
jumlah. Peradaban berkembang disekitar badan air sehingga dapat mendukung
pertanian dan transportasi sebaik menyediakan air minum. Kesadaran pentingnya
kualitas air berkembang lebih perlahan. Sejak awal manusia menilai kualitas air
hanya melalui penampakan fisik, rasa dan bau. Tidak hingga ilmu pengetahuan
biologi, kimia, dan medis berkembang berbagai cara tersedia untuk mengukur
kualitas air dan menentukan pengaruhnya pada kesehatan manusia (Arif Sumantri,
2010).
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.
Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat Padat
Tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat
terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat
organis dan inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan
Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam
air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani,
2010).
Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organic maupun anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya
berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus
dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer (210-6 meter). Aplikasi
yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk
pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, dan pembuatan air
mineral. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi
tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia misalnya pembuatan kosmetika,
obat-obatan, dan makanan (Misnani, 2010).
Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak
tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m. Padatan ini
terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral
dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik
berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering
mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air
buangan rumah tangga dan industri pencucian.
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat
organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis
tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat
organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut
khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung membentuk
senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya (Misnani,
2010).
1. Gravimetri
Elektrikal Konduktiviti
Pembagian kategori air menurut total zat padat yang terkandung di dalamnya
(TDS) adalah:
> 100 ppm : bukan air minum
10 - 100 ppm : air minum
1 - 10 ppm : air murni
0 ppm : air organik
1. Sungai Belitung dengan nilai TDS : 175 ppm (bukan air minum)
2. Sungai Mandastana dengan nilai TDS : 399 ppm (bukan air minum)
3. Depo Isi Ulang dengan nilai TDS : 2 ppm (air murni)
4. Advance dengan nilai TDS : 13 ppm (air minum)
Jadi, untuk Air Sungai Mandastana dan Air Sungai Belitung apabila ingin
dijadikan air minum maka harus diolah terlebih dahulu karena melebihi nilai TDS
untuk air minum yaitu 10-100 ppm. Sedangkan Depo Isi Ulang dan Advance
keduanya sudah bisa digunakan untuk air minum jika ditinjau dari besaran nilai
TDS.
Gambar 2.2 Pengujian TDS Gambar 2.3 Pengujian TDS
alat ini sangat efektif untuk menguji kualitas air, dan digunakan oleh FDA (Food and Drug
Administration) Biro Pengawasan Obat dan Makanan Amerika)
Air Mineral 1 Air Mineral 2 Air Mineral 3 Air Mineral 4 Air Mineral 5 AIR
GIN (bersih bening)
Gambar diatas adalah hasil uji kualitas air dengan menggunakan Elektrolisa dari berbagai
macam merk air minum mineral kemasan yang kini berada di pasaran. Endapan yang
terlihat diatas adalah bahan pencemar dan/mineral anorganik yang larut di dalam air.
Tanpa alat Elektrolisa ini, kita tidak bisa mengetahui pollutant yang larut di dalam air,
yang secara tidak sadar kita konsumsi.
ARTI dan PENGARUH WARNA ENDAPAN setelah diuji dengan ELEKTROLISA AIR
WARNA
BAHAN PENCEMAR PENGARUH TERHADAP KESEHATAN
ENDAPAN
Bahan pencemar yang larut di dalam air sering mengandung logam berat, besi, seng,
mangan, yang terlarut dalam air kemasa n yang sering anda minum, dapat mengakibatkan
kanker, dan penyakit berbahaya lainnya. Air Minum GIN bebas dari semua mineral
anorganik yang dapat membahayakan tubuh manusia.
~ Air sungai dominan berwarna Hijau ke atas artinya sungai tersebut banyak
mengandung alga sehingga membuat air sungai berwarna hijau.
~ Air sungai juga sedikit berwarna Hitam dan Coklat artinya sungai
tersebut juga tercemar logam berat.
~ Air sungai berwarna Putih artinya air sungai mengandung mineral yang
sangat bagus untuk tubuh.
http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/analisa-tds-dan-tss-dalam-air.html
http://usaha321.net/pengertian-ph.html
https://mc-tester.com/uji-kualitas-air/