PENDAHULUAN
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah pendapat mengatakan bahwa pada tahun 2025 akan ada sekitar tiga
milyar penduduk dunia yang mengalami kekurangan air secara kronis.
Kekurangan air yang terjadi ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Menurut Falkenmark (1993), dari segi kuantitas Falkenmark membagi
ketersediaan air suatu negara atau daerah sebagai berikut : (a) negara/daerah yang
mempunyai ketersediaan air 10.000 m3 atau lebih/tahun/kapita disebut tidak ada
masalah dengan air, (b) 1670-10.000 m3/kapita/tahun disebut memiliki
permasalahan tentang air : (c) 1.000-1670 m3/kapita/tahun di sebut strees terhadap
air : (d) 500-1000 m3/kapita/tahun disebut kekurangan air di bawah ambang batas
kebutuhan.
Sebenarnya, 80% dari permukaan bumi ini tertutup oleh air sehingga
persediaan air di bumi sangat melimpah. Namun demikian, sebagian besar dari
persedian tersebut yaitu 96,5 % berupa air laut dan hanya sekitar 2,5 % yang
3
berupa air tawar. Dari persediaan air tawar tersebut, ternyata 68,7 % berupa salju
yang terjebak di kutub bumi dan hanya sekitar 31 % saja yang berupa air tanah.
Oleh karena itu, dari keseluruhan jumlah air tersedia di bumi, hanya sekitar 0,8 %
saja yang bisa di gunakan secara langsung untuk keperluan manusia (Okazaki, M,
1958).
Air mempunyai fungsi sosial. Maksud dari fungsi sosial tersebut adalah air
memiliki nilai ekonomis merupakan komoditi yang memiliki daya jual tinggi,
karena dapat melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Pengelolaan air di
laksanakan dalam satuan Daerah Aliran Sungai (DAS), yang merupakan satuan
fisik sangat ideal untuk pengelolaan sumber alam yang mempunyai faktor
pembatas air. Keadaan suatu DAS sangat di pengaruhi oleh kondisi geomorfologi,
tata guna tanah, iklim, penutupan vegetasi, dan teknik pengolahan lahan serta oleh
keadaan sosial budaya masyarakat.
Banyaknya kebutuhan yang memerlukan air, dan pemanfaatan sumber daya
air antara lain :
1. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan sehari hari, terutama
untuk minum.
2. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan irigasi.
3. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan pembangkit Tenaga
Listrik (PLTA).
4. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
5. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan perindustrian.
6. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan transportasi, dan lain-
lain
Sebagian besar kota di Indonesia kebutuhan air bersih di suplai oleh PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) yang merupakan salah satu unit usaha milik
daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat. PDAM sebagai
badan yang bertugas mengelola, mengendalikan dan mendistribusikan air bersih
perlu melakukan suatu pengembangan jaringan perpipaan air bersih yang
4
terencana untuk memenuhi tingkat layanan terhadap konsumen. Jaringan pipa air
bersih yang tersebar didesa-desa ataupun perkotaan di seluruh indonesia
mengharuskan PDAM melakukan perawatan pada saluran saluran perpipaan
secara berkala. Pipa yang tertanam dalam tanah ataupun yang terdapat pada
permukaan tanah memiliki sistem perawatan yang berbeda beda. Perawatan yang
berbeda pada setiap pipa di karenakan struktur tanah yang berbeda dan air yang
mempunyai tingkat korosi yang berbeda pula pada setiap daerah. Tak terkecuali di
Jl. Cangkring Malang Kabupaten Pasuruan, di daerah ini terdapat saluran air
bersih bawah tanah yang masih menggunakan pipa PVC sebagai pipa sekunder
utama. Dalam penelitian kali ini saya akan menganalisa bagaimana peremajaan
jaringan air bersih yang sebelumnya menggunakan pipa PVC (Poly Vinil
Chloride) diganti dengan pipa HDPE (High Density Polyethylene) menghasilkan
sesuatu yang lebih baik atau tidak. Bagaimana kualitas pipa tersebut layak dipakai
pada pipa sekunder.
Didalam instalasi suplai air bersih akan berkaitan erat dengan perencanaan
dan perancangan sistem plambing yang di lakukan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan dan perancangan instalasi tersebut. Ini dimaksudkan untuk
mendapatkan air bersih sesuai dengan kebutuhan.
Vinil Chloride) diganti dengan pipa HDPE (High Density Polyethylene) di Jl.
Cangkring Malang Kabupaten Pasuruan.
Mengetahui rehabilitasi jaringan pipa air bersih pada suatu daerah. Serta
menambah wawasan dan pengetahuan tengtang penggunaan pipa air bersih yang
sesuai dengan daerah setempat.