Laporan BOD Kelompok 2 Fix
Laporan BOD Kelompok 2 Fix
Oleh :
Kelompok : II
Nama : 1. Dani Gustiana S (151411005)
2. Echa Kaniasari (151411006)
3. Fatah Dwi P (151411007)
4. Fitri Gina G (151411008)
Kelas : 3A
Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran air limbah adalah dengan
pengolahan air limbah industri agar sesuai dengan baku mutu. Salah satu parameter yang
sangat umum digunakan sebagai tolak ukur tercemarnya suatu ekosistem terutama
ekosistem air adalah BOD (Biochemical Oxygen Demand). Dengan mengetahui nilai
BOD suatu limbah cair, maka dapat diketahui tingkat polutan yang dikandung dalam
limbah tersebut.
Kadar BOD dapat diukur dengan menggunakan Metode Winkler. Pada Metode
Winkler untuk mengukur kelarutan oksigen pada sampel ditambahkan MnSO4 dan pereaksi
oksigen (missal KI). Fungsi MnSO4 dan KI, yaitu untuk mengikat oksigen sehingga terjadi
endapan. Lalu ditambahkan lagi asam sulfat, yang berfungsi untuk menghilangkan endapan
yang telah terbentuk dan juga akan membebaskan molekul iodium yang ekivalen dengan
jumlah oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan akan dititrasi dengan tiosulfat (Na2S2O3)
dengan menggunakan indicator larutan kanji. Reaksi yang terjadi antara iodium dan tiosulfat :
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan
pasang surut. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu
dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Kandungan oksigen terlarut (DO)
minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun
(toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan
organisme . Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama
waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan
bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota
laut.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengoksdasi bahan bahan organik pada suhu 20oC
b. Menghitung COD
Alat: Bahan:
a. Gelas Ukur a. Aquadest
b. Gelas Kimia b. Sample air limbah
c. Labu erlenmeyer c. Larutan KMnO4 0.01 N
d. Botol BOD d. Larutan H2SO4 6 N
e. Pipet tetes e. Larutan CaCl2
f. Bola hisap f. Larutan FeCl3
g. Pipet volume g. Larutan MgSO4
h. Buret h. Larutan asam oksalat 0.01 N
i. Batang pengaduk i. Larutan buffer fosfat
j. Hot plate j. Cairan bibit seed/mikroba
k. Larutan MnSO4 0.1 N
l. Larutan TiSO4
m. Larutan kanji
n. Pereaksi O2
3.2 Pereaksi
a. Air suling yang tidak boleh mengandung Cu lebih dari 0.01 mg/L, klor, kloramin, alkali, zat
organik atau asam
b. Larutan buffer posfat
c. Larutan garam-garam berikut secara terpisah dan air suling steril
8.5 gr KH2PO4
21,8 gr K2HPO4
33.4 gr Na2HPO4
3.24 gr KNO3
Campurkan larutan-larutan berikut dan encerkan dengan air suling hingga 1000 mL.
Simpan di tempat gelas dan dingin. Larutan ini bila keruh atau sudah disimpan lebih dari
satu bulan tidak dapat digunakan lagi.
d. Larutan Magnesium Sulfat
Larutkan 22.5 gr MgSO4.7H2O dalam air suling hingga 1 L
e. Larutan Feriklorida
Larutkan 27.5 gr FeCl3.6H2O dalam air suling hingga 1 L
f. Larutan Kalsium Klorida
Larutkan 22.5 gr CaCl2 Anhydrous dalam air suling hingga 1 L
g. Larutan Natrium Hidroksida 1 N
Larutkan 40 gr NaOH dalam air suling hingga 1 L
h. Larutan Asam Klorida 1 N
Encerkan 84 mL HCl 36% dengan air suling hingga 1 L
3.3 FLOWCHART
10 mL sample Pemanasan
dalam sampai terjadi gelembung cairan
90 mL aquadest
erlenmeyer
tadi
10 mL H2SO4 6 N
1 mL larutan CaCl2
1 mL cairan bibit/seed
aquadest
Bila didapat angka KMnO4 sebesar 100 mg/l untuk air limbah domestik pada
umumnya dapat dilakukan 3 pengenceran dengan :
P1 = 100/3 = 35 artinya 1 bagian sampel + 34 bagian pengencer
P2 = 100/5 = 20 artinya 1 bagian sampel + 19 bagian pengencer
P3 = 100/7 = 15 artinya 1 bagian sampel + 14 bagian pengencer
Untuk tiap pengencer dibutuhkan hasil volume sebanyak 650-700ml
Untuk P1 = 35 , sbb :
680 ml pengencer
20 ml sampel
Pencampuran
1 2
Ditetapkan langsung Di inkubasi selama 5 hari pada suhu 20oC dan
oksigen terlarutnya tetapkan oksigen terlarutnya pada hari ke 5
Biarkan 10 menit
Tabel 4.2 Nilai Oksigen Terlarut (mg/L O2) tiap Botol BOD
10
Factor ketelitian (f) = 14.8
c. Angka KMnO4
1000
mg/L KMnO4 = {(10 + ) 10} 0,01 31,6
1000
= {(10 + 9.1 )0.98 10} 0,01 31,6
10
d. Pengenceran
94.42
Maka digunakan P1 = = 32 mL
3
mg/L O2 = ( . )
1) DO0 (1)
(.+.)
Rata-Rata= = 3.75 mg/L
2) DO0 (2)
(.+.)
Rata-Rata= = 4.115 mg/L
b) Sampel sebelum di inkubasi DO5
1) DO5 (1)
Erlenmeyer
10002.20.01258
Mg/L O2 = = 2.18 mg/L
(102.7 2 )
Botol
100010 0.01258
Mg/L O2 = = 4.91 mg/L
(205.7 2 )
(.+.)
Rata-Rata= = 3.544 mg/L
c) Blanko
1) Blanko0 (C)
(.+.)
Maka Blanko0 (C) = = . mg/L
2) Blanko5 (D)
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum diperoleh nilai BOD yang terkandung dalam larutan sampel
limbah air Sarijadi adalah sebesar 37.00317 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Lirka, Narke Lola. Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan ChemicalOxygen Demand
(COD) (online). Tersedia : http://www.scribd.com/doc/41015698/BOD-dan-
COD#download diakses pada tanggal 07 November 2017.
Ditambahkan masing-masing 1 ml
pereaksi oksigen, kemudian
didiamkan selama 10 menit terjadi
perubahan warna menjadi kuning dan
membentuk endapan.