Anda di halaman 1dari 3

Bekerja Dalam Perspektif Islam Bekerja mencari nafkah digolongkan

dalam fi sabililah
Islam memandang bahwa bekerja
merupakan satu kewajiban bagi setiap insan. Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada
Karena dengan bekerja, seseorang akan seseorang yang berjalan melalui tempat
memperoleh penghasilan yang dapat Rasulullah SAW. Orang itu sedang bekerja
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga dengan sangat giat dan tangkas. Para
keluarganya serta dapat memberikan sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah,
maslahat bagi masyarakat di sekitarnya. andaikata bekerja seperti dia dapat
Oleh karenanya Islam bahkan digolongkan fi sabilillah, alangkah
mengkategorikan bekerja sebagai ibadah, baiknya.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika ia
yang diperintahkan oleh Allah SWT : bekerja untuk mengidupi anak-anaknya
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah;
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Jika ia bekerja untuk membela kedua orang
mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) sabilillah; dan jika ia bekerja untuk
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang kepentingan dirinya sendiri agar tidak
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu meminta-minta, maka itu adalah fi
apa yang telah kamu kerjakan". sabilillah... (HR. Thabrani)

Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga Riwayat-riwayat di atas sudah lebih dari
memberikan penghargaan yang sangat mulia cukup bagi seorang mu'min untuk menjadi
bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas motivator dalam bekerja, yang memiliki visi
bekerja mengharapkan keridhaan Allah untuk merealisasikan syariat Allah di muka
SWT. Penghargaan tersebut adalah bumi ini. Oleh karenanya seorang muslim
sebagaimana dalam riwayat-riwayat hadits yang baik adalah yang bekerja dengan
berikut : penuh kesungguhan dan ketekunan. Karena
selain mendapatkan penghasilan untuk
Akan diampuni dosa-dosanya oleh kehidupan dunianya, ia juga mendapatkan
Allah SWT beribu kebaikan untuk kehidupannya di
akhirat kelak.
Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang
tidak dapat dihapuskan dengan
shalat, puasa dan shadaqah. Etika Bekerja Dalam Islam
Mendapatkan cinta Allah SWT Diantara adab dan etika bekerja dalam Islam
adalah :
Terhindar dari azab neraka
1. Bekerja dengan ikhlas karena Allah
Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada SWT.
suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari Ini merupakan hal dan landasan terpenting
berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika
SAW baru kembali dari Perang Tabuk, bekerja, niatan utamanya adalah karena
beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, Allah SWT. Ia sadar, bahwa bekerja adalah
kulitnya gosong kehitam-hitaman karena kewejiban dari Allah yang harus dilakukan
diterpa sengatan matahari. Rasulullah oleh setiap hamba. Ia faham bahwa
bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad memberikan nafkah kepada diri dan
menjawab, 'Karena aku mengolah tanah keluarga adalah kewajiban dari Allah.
dengan cangkul ini untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku." 2. Itqon, tekun dan sungguh-sungguh
Kemudian Rasulullah SAW mengambil dalam bekerja.
tangan Saad dan menciumnya seraya Implementasi dari keikhlasan dalam bekerja
berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan adalah itqon (baca ; profesional) dalam
pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. pekerjaannya. Ia sadar bahwa kehadiran
Tabrani) tepat pada waktunya, menyelesaikan apa
yang sudah menjadi kewajibannya secara
tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan,
tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja islamiyah antara sesama muslim. Jangan
itu sendiri yang merupakan ibadah kepada sampai dalam bekerja atau berusaha
Allah SWT. Dalam sebuah hadits, riwayat melahirkan perpecahan di tengah-tengah
Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW kaum muslimin. Rasulullah SAW sendiri
bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mengemukakan tentang hal yang bersifat
mencintai seorang hamba yang apabila ia prefentif agar tidak merusak ukhuwah
bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) Islamiyah di kalangan kaum muslimin.
pekerjaannya." (HR. Thabrani).
Ranjau-Ranjau Berbahaya Dalam Dunia
3. Jujur dan amanah. Kerja
Karena pada hakekatnya pekerjaan yang Dunia kerja adalah dunia yang terkadang
dilakukannya tersebut merupakan amanah, dikotori oleh ambisi-ambisi negatif manusia,
baik secara duniawi dari atasannya atau ketamakan, keserakahan, keinginan menang
pemilik usaha, maupun secara duniawi dari sendiri, dsb. Karena dalam dunia kerja,
Allah SWT yang akan dimintai pertanggung umumnya manusia memiliki tujuan utama
jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. hanya untuk mencari materi. Dan tidak
jarang untuk mencapai tujuan tersebut,
4. Menjaga etika sebagai seorang muslim. segala cara digunakan. Sehingga sering kita
Bekerja juga harus memperhatikan adab dan mendengar istilah, injak bawah, jilat atas
etika sebagai seroang muslim, seperti etika dan sikut kiri kanan. (Na'udzu billah min
dalam berbicara, menegur, berpakaian, dzalik). Oleh karenanya, disamping kita
bergaul, berhadapan dengan customer, rapat, perlu untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat
dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika yang baik dalam bekerja, kitapun harus
ini merupakan ciri kesempurnaan iman mewaspadai ranjau-ranjau berbahaya dalam
seorang mu'min. Dalam sebuah hadits dunia kerja serta berusaha untuk
Rasulullah SAW mengatakan, "Orang menghindarinya semaksimal mungkin.
mu'min yang paling sempurna imannya Karena dampak negatif dari ranjau-ranjau
adalah mereka yang paling baik ini sangat besar, diantaranya dapat
akhlaknya." memusnahkan seluruh pahala amal shaleh
kita. Berikut adalah diantara beberapa sifat-
5. Tidak melanggar prinsip-prinsip sifat buruk dalam dunia kerja yang perlu
syariah. dihindari dan diwaspadai:
Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam
adalah tidak boleh melanggar prinsip- 1.Hasad (Dengki)
prinsip syariah dalam pekerjaan yang Hasad atau dengki adalah suatu sifat, yang
dilakukannya dari sisi dzat atau substansi sering digambarkan oleh para ulama dengan
dari pekerjaannya, dari sisi penunjang yang ungkapan "senang melihat orang susah, dan
tidak terkait langsung dengan pekerjaan. susah melihat orang senang." Sifat ini
sangat berbahaya, karena akan
6. Menghindari syubhat "menghilangkan" pahala amal shaleh kita
Dalam bekerja terkadang seseorang dalam bekerja.
dihadapkan dengan adanya syubhat atau
sesuatu yang meragukan dan samar antara 2.Saling bermusuhan
kehalalan dengan keharamannya. Seperti Tidak jarang, ketika orang yang sama-sama
unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang memiliki ambisi dunia berkompetisi untuk
terdapat indikasi adanya satu kepentingan mendapatkan satu jabatan tertentu, atau
terntentu. Dalam sebuah hadits Rasulullah ingin mendapatkan "kesan baik" di mata
SAW bersabda, "Halal itu jelas dan haram atasan, atau sama-sama ingin mendapatkan
itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara- proyek tertentu, kemudian saling fitnah,
perkara yang syubhat. Maka barang siapa saling tuduh, lalu saling bermusuhan. Jika
yang terjerumus dalam perkara yang sifat permusuhan merasuk dalam jiwa kita,
syubhat, maka ia terjerumus pada yang dan tidak berusaha kita hilangkan, maka
diharamkan..." akibatnya juga sangat fatal, yaitu bahwa
amal shalehnya akan "dipending" oleh Allah
7. Menjaga ukhuwah Islamiyah. SWT, hingga mereka berbaikan.
Aspek lain yang juga sangat penting
diperhatikan adalah masalah ukhuwah 3.Berprasangka Buruk
Sifat inipun tidak kalah negatifnya. Karena dengan penuh kegemilangan serta keridhaan
ambisi tertentu atau hal tertentu, kemudian dari Allah SWT.
menjadikan kita bersu'udzon atau
berprasangka buruk kepada saudara kita Wss.Wr.Wb
sesama muslim, yang bekerja dalam satu
atap bersama kita, khususnya ketika ia
mendapatkan reward yang lebih baik dari
kita. Sifat ini perlu dihindari karena
merupakan sifat yang dilarang oleh Allah &
Rasulullah SAW, di samping juga bahwa
sifat ini merupakan pintu gerbang ke sifat
negatif lainnya.

4.Sombong
Di sisi lain, terkadang kita yang
mendapatkan presetasi sering terjebak pada
satu bentuk kearogansian yang
mengakibatkan pada sifat kesombongan.
Merasa paling pintar, paling profesional,
paling penting kedudukan dan posisinya di
kantor, dsb. Kita harus mewaspadai sifat ini,
karena ini merupakan sifatnya syaitan yang
kemudian menjadikan mereka dilaknat oleh
Allah SWT serta dijadikan makhluk paling
hina diseluruh jagad raya ini. Dalam sebuah
riwayat Rasulullah SAW bersabda "Tidak
akan pernah masuk ke dalam surga
seseorang yang di dalam hatinya terdapat
satu biji sawi sifat kesombongan" (HR.
Muslim).

5.Namimah (mengadu domba)


Indahnya dunia terkadang membutakan
mata. Keingingan mencapai sesuatu, meraih
kedudukan tinggi, memiliki gaji yang besar,
tidak jarang menjerumuskan manusia untuk
saling fitnah dan adu domba. Sifat ini
teramat sangat berbahaya, karena akan
merusak tatanan ukhuwah dalam dunia
kerja. Di samping itu, sifat sangat dimurkai
oleh Allah serta dibenci Rasulullah
SAW.Dalam sebuah hadits rasulullah
bersabda :
Dari Hudzaifah ra berkata bahwa Rasulullah
SAW bersbada, Tidak akan masuk surga
sesroang yang suka mengadu domba. HR
Bukhari Muslim)

Masih banyak sesungguhnya sifat-sifat lain


yang perlu dihindari. Namun setidaknya
kelima ranjau berbahaya tadi, dapat
menggugah kita untuk menjauhi segala
ranjau-ranjau berbahaya lainnya khususnya
dalam kehidupan dunia kerja. Jadi, sekarang
bekerjalah dengan niat ikhlas, hiasi dengan
sifat-sifat positif dan songsonglah hari esok

Anda mungkin juga menyukai