Anda di halaman 1dari 64

STANDAR

PELAYANAN
RUMAH SAKIT JIWA

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK
2009
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................
SK Menteri Kesehatan RI...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
I. Administrasi dan Manajemen ........................................................................................
II. Pelayanan Medis ............................................................................................................
III. Pelayanan Gawat Darurat Psikiatrik...............................................................................
IV. Pelayanan Elektromedik ...............................................................................................
V. Pelayanan Psikiatri Intensif ..........................................................................................
VI. Pelayanan Keperawatan................................................................................................
VII. Pelayanan Psikologi........................................................................................................
VIII. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial...............................................................................
IX. Pelayanan Farmasi..........................................................................................................
X. Pelayanan Laboratorium ................................................................................................
XI. Pelayanan Gizi ..............................................................................................................
XII. Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan ....................................................
XIII. Pelayanan Kesehatan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana ......................................
XIV. Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Jiwa ..................................................................
XV. Pemeliharaan Sarana.......................................................................................................
XVI. Pelayanan Lain..............................................................................................................
XVII. Perpustakaan...................................................................................................................
I. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Standar I. Falsafah dan Tujuan


Pimpinan bertanggung jawab bahwa hak pasien dilindungi dan kebutuhannya dipenuhi.

Kriteria:
1.1 Rumah Sakit Jiwa mempunyai visi, misi, nilai dan tujuan.
1.2 Rumah Sakit Jiwa mempunyai informasi tertulis bagi masyarakat tentang keadaan
umum Rumah Sakit Jiwa, jenis pelayanan yang tersedia, biaya (tarif) pelayanan, hak
serta kewajiban pasien.
1.3 Rumah Sakit Jiwa mempunyai ketentuan tertulis yang mengatur tentang identifikasi
pasien.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Adanya ketetapan dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum untuk mencapai
visi, misi dan tujuan.

Kriteria:
2.1 Rumah Sakit Jiwa mempunyai struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2.2 Semua peraturan, kebijakan dan ketetapan sudah diketahui dan dilaksanakan oleh
semua unsur di Rumah Sakit Jiwa.
2.3 Ada upaya pengendalian efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang ada di
Rumah Sakit Jiwa
2.4 Perjanjian kerja tertulis antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan pihak ketiga sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Adanya pelimpahan kewenangan dari pemilik Rumah Sakit Jiwa kepada pimpinan untuk
mengelola Rumah Sakit Jiwa dengan baik.

Kriteria:
3.1 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat peraturan/ketetapan tertulis yang mengatur
pelimpahan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya di Rumah Sakit Jiwa.
3.2 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat kebijakan tentang pelayanan medis yang dibuat
secara tertulis dilaksanakan secara benar diinformasikan secara luas kepada semua staf
medis yang terkait serta dilakukan peninjauan/ penyempurnaan secara berkala.
3.3 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa mempunyai dokumen/file kepegawaian lengkap.
3.4 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat ketetapan tertulis yang mengatur tentang
pembinaan pegawai
3.5 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa men etapkan hospital by law dan medical staff by law
3.6. Rumah Sakit Jiwa mempunyai jadwal tetap untuk menyelenggarakan pertemuan berkala
pada tingkat pimpinan, dewan pengawas, tingkat manajemen menengah, tingkat
Komite, staf medis fungsional (SMF), instalasi instalasi, satuan pengawas internal
(SPI) dan pada tingkat pelaksana.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Pemilik, pimpinan dan manajemen bertanggung jawab mengenai sarana dan peralatan
sehingga dapat mencapai tujuan Rumah Sakit Jiwa sesuai dengan falsafah dan tujuan.

Kriteria:
4.1 Pemilik/pimpinan Rumah Sakit Jiwa menetapkan master plan Rumah Sakit Jiwa,
sebagai acuan untuk mengembangkan Rumah Sakit Jiwa yang berlaku untuk paling
sedikit lima tahun.
4.2 Ada program/rencana kerja memuat kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan Rumah Sakit Jiwa.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Adanya kebijakan dan prosedur tertulis untuk membina dan meningkatkan kemampuan
manajemen Rumah Sakit Jiwa termasuk melindungi dan memenuhi kebutuhan pasien
(patient safety).

Kriteria:
5.1 Kebijakan dan prosedur piagam kerjasama terlulis antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa
dengan institusi pendidikan atau institusi lain yang berkaitan dengan penggunaan
sumber daya dan fasilitas Rumah Sakit Jiwa sebagai lahan pendidikan atau pelayanan,
termasuk penelitian.
5.2 Kebijakan dan prosedur komunikasi formal antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dengan
komite medik.
5.3 Kebijakan dan prosedur tertulis tentang penyelesaian masalah etik.
5.4 Kebijakan dan prosedur tertulis tentang pelayanan psikososial dan spiritual (kerohanian)
pasien di Rumah Sakit Jiwa
5.5 Kebijakan tertulis tentang Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dan
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku..

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Pimpinan bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan program
pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan sesuai kebutuhan

Kriteria:
6.1 Ada program pendidikan berkelanjutan, orientasi dan pelatihan bagi staf.
6.2 Rumah Sakit Jiwa mempunyai unit kerja yang diberikan tugas, fungsi dan tanggung
jawab mengelola program pendidikan/pelatihan dan penelitian bagi semua pegawai
Rumah Sakit Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Pimpinan menyusun dan menetapkan program pengendalian mutu yang efektif di Rumah
Sakit Jiwa.

Kriteria:
7.1 Adanya kebijakan tertulis pengendalian/peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit
Jiwa
7.2 Pimpinan menghadiri pertemuan secara teratur dalam bidang manajemen dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Jiwa
7.3 Adanya program khusus pengendalian mutu yang direncanakan dan dilaksanakan.
7.3 Ada sumber daya yang mendukung pengendalian mutu (tim kendali mutu).
7.4 Adanya program evaluasi secara tertulis terhadap kepuasan pelanggan
7.5 Adanya dokumentasi dan pelaporan program pengendalian mutu.
II. PELAYANAN MEDIS

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Pelayanan medis harus disediakan dan diberikan kepada pasien sesuai dengan ilmu
pengetahuan kedokteran jiwa mutakhir yang dimiliki, serta memanfaatkan kemampuan dan
fasilitas Rumah Sakit Jiwa secara optimal. Setiap jenis pelayanan medis harus sesuai dengan
masing-masing standar pelayanan medis profesi. Tujuan pelayanan medis ialah
mengupayakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara optimal melalui
pendekatan bio-psiko-sosial.

Kriteria:
1.1 Setiap pelayanan medis diberikan sesuai dengan standar pelayanan medis profesi.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Direktur utama dan Direktur lain berfungsi sebagai administrator. Fungsi administrator
diantaranya:
a. Membuat kebijakan dan melaksanakannya.
b. Mengintegrasikan, merencanakan dan mengkoordinasikan pelayanan.
c. Melaksanakan pengembangan staf , pendidikan, / pelatihan dan penelitian.
d. Melakukan pengawasan Standar pelayanan termasuk mediko-legal.

Kriteria:

2.1 Ada unit kerja yang dipimpin oleh kepala instalasi atau kepala unit pelayanan
yang berfungsi sebagai:
a. Pengatur administrasi
b. Pengatur kegiatan profesi
c. Koordinator pengembangan staf
2.2 Ada komite medik yang mengadakan pertemuan berkala, memberikan pertimbangan
strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan rumah sakit jiwa.
2.3 Ada SMF yang dipimpin oleh kepala SMF yang berfungsi sebagai:
a. Pengatur kegiatan profesi
b. Koordinator pengembangan staf
c. Pengawas kualitas pelayanan agar sesuai dengan standar profesi.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Penetapan staf dan hak/kewajibannya ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
3.1 Ada pengorganisasian dari semua staf medis ke dalam unit fungsional sesuai tugas dan
fungsi Rumah Sakit Jiwa disertai dengan uraian tugas secara tertulis dari staf medik.
3.2 Ada ketetapan tertulis tentang seleksi dan penempatan semua staf medik ke dalam unit
fungsional.
3.3 Ada mekanisme/proses pemilihan dan penetapan dari pimpinan unit fungsional yang
membawahi staf medik sesuai tugas dan fungsinya.
3.4 Staf medik berperan aktif dalam membuat pedoman terapi dan formularium, standar
prosedur operasional (SPO), clinical pathway, dan lain-lain.
Standar 4. Fasilitas dan Peralatan
Fasilitas yang cukup harus tersedia bagi staf medik sehingga dapat tercapai tujuan dan fungsi
pelayanan yang optimal.

Kriteria:
4.1 Tersedia ruangan pertemuan dan sarana komunikasi multi media bagi staf medik untuk
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas anggota staf medik.
4.2 Tersedia tenaga administrasi yang membantu komite medik dan staf medik untuk
memperlancar tugas sehari-hari.

Standar 5 Kebijakan dan Prosedur


Staf medik berperan serta dalam pengembangan kebijakan, langkah-langkah dasar,
keputusan, dan peraturan, serta pelaksanaan pelayanan medis yang sesuai dengan standar
pelayanan medis profesi, dalam hal:
5.1 Ada kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan
pokok bagi semua staf medik dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
5.2 Ada kebijakan bahwa staf medik membantu Direktur Rumah Sakit Jiwa merencanakan
persediaan fasilitas dan peralatan pelayanan medik.
5.3 Ada mekanisme untuk menangani masalah etik kedokteran.
5.4 Ada kebijakan dan mekanisme untuk mengawasi/memonitor dan mengevaluasi penerapan
dari standar pelayanan medis/standar profesi di Rumah Sakit Jiwa.
5.5 Direktur melibatkan kepala unit kerja dan kepala SMF dalam persiapan dan manajemen
anggaran. '
5.6 Dokter program pendidikan spesialis kedokteran jiwa dalam memberikan pelayanan
medik bertanggung jawab kepada kepala SMF Psikiatri

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan staf medik selalu menunjukkan komitmen dalam mendorong
pengembangan profesional berkelanjutan.dan penelitian dibidang kesehatan jiwa

Kriteria:
6.1 Ada analisis kebutuhan jenis peralatan medik psikiatrik dalam rangka pengembangan
pelayanan medik Rumah Sakit Jiwa yang dibuat secara periodik.
6.2 Ada program pendidikan pelatihan spesialistik dan pengembangan profesional
berkelanjutan serta penelitian sesuai dengan kebutuhan pelayanan medik Rumah Sakit
Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan pengendalian mutu.

Kriteria:
7.1 Ada program/kegiatan peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik yang
ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit Jiwa.
7.2 Ada pertemuan berkala secara formal antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan komite
medik untuk membahas, merencanakan dan mengevaluasi pelayanan medik serta upaya
peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik.
7.3 Ada laporan data/statistik pelayanan medik Rumah Sakit Jiwa.
III. PELAYANAN GAWAT DARURAT PSIKIATRIK

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Instalasi/ unit gawal darurat psikiatri dapat memberikan pelayanan kegawatdaruran psikiatri
kepada masyarakat sesuai dengan standar.
Kriteria:
1.1 Rumah Sakit Jiwa menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik secara
terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.
1.2 Ada instalasi/unit Gawat Darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit
pelayanan lainnya di Rumah Sakit Jiwa.
1.3 Ada kebijakan/peraturan/prosedur tertulis tentang pasien yang tidak tergolong akut
gawat akan tetapi datang untuk berobat di Instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri.
1.4 Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat.
1.5 Adanya pendidikan dan penelitian yang berhubungan dengan fungsi instalasi/unit gawat
darurat psikiatrik.

Standar 2 Administrasi dan Pengelolaan


Instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri harus dikelola dan diintegrasikan dengan instalasi/unit
lainnya di Rumah Sakit Jiwa.
Kriteria:
2.1 Ada psikiater atau dokter terlatih dan bersertifikat yang masih berlaku sebagai kepala
instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri yang bertanggung jawab atas pelayanan di
Instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri.
2.2 Ada perawat terlatih dan bersertifikat yang masih berlaku sebagai penanggung jawab
pelayanan keperawatan.
2.3 Ada program penanggulangan korban masal. bencana (disaster plan) terhadap kejadian
di dalam Rumah Sakit Jiwa
2.4 Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medik (prosedur) rekam medik.
2.5. Ada ketentuan tertulis tentang indikasi pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain serta.
ketentuan tertulis tentang pendamping pasien yang dirujuk
2.6. Pasien dengan kegawatdaruratan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain harus
selalu diobservasi dan dipantau ketat oleh tenaga terampil.
2.7 Tenaga cadangan harus diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.
2.8. Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis
yang bertugas di instalasi / unit gawat darurat psikiatri.
2.9. Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-obat kegawatandaruratan psikiatri
sesuai dengan standar prosedur operasional kegawatdaruratan psikiatri yang berlaku.
2.10 Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penjelasan yang lengkap
mengenai penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya.
2.11 Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.
Pengertian:
Sistem yang optimum adalah bila rekam medik instalasi / unit gawat darurat menyatu
dengan rekam medik Rumah Sakit Jiwa. Rekam medik harus dapat melayani selama 24
jam. Bila hal ini tidak dapat diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam
medik sendiri. Rekam medik untuk pasien minimal harus mencantumkan:
a. Tanggal dan waktu datang
b. Catalan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologik,
c. Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta waktu keluar dari unit gawat
darurat.
d. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.
2.12 Ada bagan/struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas lengkap dan
sudah dilaksanakan dengan baik.
Standar 3 Staf dan Pimpinan
Instalasi// unit gawat darurat harus dipimpin oleh psikiater atau dokter terlatih dan
bersertifikat yang masih berlaku, dibantu oleh tenaga perawatan dan tenaga lainnya yang
telah mendapat pelatihan penatalaksanaan kegawatdaruratan psikiati
Kriteria:
3.1 Jumlah. jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di instalasi/unit gawat darurat
psikiatri harus sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
3.2 Instalasi / Unit Gawat Darurat psikiatri harus mempunyai bagan organisasi
(organogram) yang dapat menunjukkan hubungan antara staf medik, perawat, dan
penunjang medis serta garis otoritas. dan tanggung jawab.
3.3 Instalasi/unit Gawat Darurat psikiatri harus ada bukti tertulis tentang pertemuan staf
yang dilakukan secara tetap dan teratur membahas masalah pelayanan
kegawatdaruratan psikiatri dan langkah pemecahannya.
3.4 Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi tiap petugas.
3.5 Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus diberikan orientasi dan pengenalan
lapangan.
3.6 Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan balik untuk seluruh staf
3.7 Harus ada daftar nama petugas. alamat dan nomor telephone.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas yang disediakan di instalasi/unit gawat darurat psikiatrik harus menjamin efektifitas
dan efisiensi bagi pelayanan kegawatdaruratan dalam waktu 24 jam, 7 hari seminggu secara
terus menerus.
Kriteria:
4.1 Di instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi yang jelas bagi masyarakat
sehingga menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
a. Letak unit/instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat dilihat dari jalan di
dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa.
b. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi
instalasi/ UGD di Rumah Sakit Jiwa. dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke
UGD dari arah dalam Rumah Sakit Jiwa.
c. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
d. Besarnya Rumah Sakit Jiwa menentukan perlu tidaknya:
1) Ruang kantor untuk kepala. staf. dan lain-lain.
2) Ruang pembersihan dan ruang pembuangan
3) Ruang rapat dan ruang istirahat
4) Kamar mandi
e. Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit gawat
darurat dengan:
1) unit lain di dalam dan luar Rumah Sakit Jiwa
2) RS dan sarana kesehatan lainnya
3) Pelayanan ambulan
4) Unit pemadam kebakaran
5) Konsulen
4.2 Tersedia alat dan obat untuk kegawatdaruratan psikiatri sesuai dengan standar prosedur
operasional instalasi / unit gawat darurat psikiatri yang berlaku.

Standar 5 Kebijakan dan Prosedur


Harus ada kebijakan dan standar prosedur operasional tertulis di instalasi / unit gawat darurat
yang selalu ditinjau dan disempurnakan dan ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh
seluruh petugas.

Kriteria:
5.1 Ada petunjuk tertulis/standar prosedur operasional (SPO) untuk menangani:
kasus gaduh gelisah
kasus agresifitas dan tindak kekerasan
kasus percobaan bunuh diri (tentamen suicide)
kasus delirium
kasus kegawatdaruratan akibat gangguan penggunaan zat
kasus sindrom neuroleptik maligna
kasus korban kekerasan seksual
kasus penganiayaan anak
kasus kegawatdaruratan di ruang rawat inap.
5.2 Ada prosedur medis tertulis yang antara lain berisi:
- tanggungjawab dokter
- batasan tindakan medik
- protokol medis untuk kasus-kasus tertentu yang membahayakan diri sendiri atu orang
lain
5.3 Ada standar prosedur operasional mengenai penggunaan obat untuk kegawatdaruratan
psikiatri.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Instalasi/Unit Gawat Darurat psikiatri dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan pelatihan
(in-house training) dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional
development)

Kriteria:
6.1 Ada program orientasi/pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di instalasi / unit gawat
darurat psikiatri.
6.2 Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan keterampilan bagi tenaga di
Instalasi/Unit Gawat Darurat psikiatri.
6.3 Ada latihan dan simulasi secara teratur bagi petugas Instalasi/Unit GawatDarurat dalam
keadaan menghadapi berbagai bencana (disaster)
6.4 Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan dalam bidang
kegawatdarauratan psikiatri untuk pegawat Rumah Sakit Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan instalasi/unit gawat
darurat psikiatri.
Kriteria:
7.1 Ada data dan informasi mengenai:
- jumlah kunjungan
- kecepatan pelayanan (response time)
- Kepuasan pelanggan
- Pola penyakit (10 terbanyak)
- Pasien terkendali di Gawat Darurat psikiatri kurang dari 48 jam
7.2 Instalasi/Unit Gawat darurat psikiatri harus menyelenggarakan evaluasi terhadap
pelayanan kasus gawat darurat psikiatri minimal satu kali dalam setahun.
IV. PELAYANAN ELEKTROMEDIK

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Penyelenggaraan pelayanan elektromedik yang aman dan tepat bagi pasien sesuai dengan
standar yang ditetapkan

Kriteria:
1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan elektromedik harus
mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa dan harus menjadi acuan pelayanan
elektromedik serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia
untuk semua petugas elektromedik.
1.2 Tujuan pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa adalah :
a. Pelayanan rutin dari internal rumah sakit maupun permintaan dari luar rumah sakit
jiwa, Prtaktek dokter luar RSJ.
b. Memberikan pelayanan elektromedis bermutu dan aman
c. Menyelenggarakan pelayanan elektromedik berdasarkan etika profesi
d. Mengembangkan pelayanan di bidang elektromedik sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi
1.3 Pimpinan rumah sakit jiwa harus mendorong partisipasi staf pelayanan elektromedik
dalam keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsinya.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pelayanan elektromedik diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan
elektromedik yang effisien, aman dan bermutu berdasarkan fasilitas yang ada dan standar
pelayanan yang universal

Kriteria:
2.1 Pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dikelola dan diorganisir oleh tenaga
elektromedik, perawat terlatih bersertifikat
2.2 Adnya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi, wewenang dan
tanggungjawab, hubungan koordinasi didalam maupun diluar pelayanan elektromenik
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, dan diketahui oleh setiap tenaga pelaksana
2.3. Adanya uraian tugas tertulis untuk setiap petugas yang mencakup :
a. Kualifikasi sesuai jabatan
b. Garis komando
c. Fungsi dan tanggungjawab
d. Penilaian staf
2.4 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi
setiap tiga tahun dan diubah bila terdapat : :
a. Perubahan kepegawaian
b. Perubahan standar pelayanan
c. Perubahan peran rumah sakit jiwa
d. Perubahan atau pengurangan pelayanan

2.5 Staf elektromedik terlibat dalam pertemuan perencanaan


2.6 Laporan tindakan elektromedik harus terdokumentasi dengan rinci. Laporan berisikan :
a. Nomor rekam medik
b. Identifikasi pasien (Nama, umur, jenis kelamin)
c. Nama dokter yang meminta
d. Lembar persetujuan tindakan medik
Standar 3. Staf dan Pimpinan
Penyelenggaran pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dipimpin oleh seorang tenaga
elektromedik atau tenaga kesehatan yang terlatih di bidang elektromedik.

Kriteria:
3.1 Adanya pertemuan rutin dengan pimpinan dan seluruh unit/ bagian rumah sakit jiwa
untuk menjamin adanya hubungan kerja yang baik.
3.2 Pimpinan pelayanan elektromedik membuat laporan untuk pengawasan dan
perencanaan.
3.3 Pimpinan pelayanan elektromedik membuat laporan keuangan pelayanan elektromedik

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Tersedia Fasilitas fisik dan peralatan yang cukup , efesien, bersih, aman untuk kegiatan
pelayanan elektromedik

Kriteria:
4.1 Tersedianya fasilitas ruangan, perlengkapan, peralatan dan alur kerja yang efesien
dan aman untuk pelayanan :
4.2. Fasilitas ruangan :
a. Dapat menerima pasien termasuk dengan tempat tidur
b. Penerangan ruangan yang memenuhi standar cahaya ruangan kerja
c. Suhu dan kelembaban kamar yang memenuhi standar kerja yang nyaman
d. Ruangan pemulihan
e. Ruangan penunggu
4.3 Perlengkapan :
a. Meja kerja untuk penerimaan pasien
b. Tempat tidur dengan alat penyesuaian tinggi rendah dan kemiringan
c. Bantal kepala keras (yang berlapis bahan lunak)
d. Tali berbahan kulit lebar untuk mengikat(?)
e. Tersedianya alat pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat
4.4 Peralatan
a. Peralatan elektromedik memenuhi standar keamanan
b. Adanya lembar kontrol, kalibrasi, tanggal servis, perbaikan

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan standar
operasional prosedur (SOP) untuk setiap kegiatannya secara keseluruhan mulai dari
persiapan, pelaksanaan, dan pemulangan pasien serta pelaporan, yang mengguanakan metode
yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil terapi yang efesien dan aman bagi
pasien.

Kriteria:
5.1 Adanya kebijakan dan prosedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan elektromedik
dalam mencapai tujuan, Standar operasional prosedur tentang pelayanan elektromedik
meliputi :
a. Persiapan pasien pra tindakan
b. Pra medikasi
c. Efek samping tindakan
d. kejadian yang tidak diinginkan Setelah tindakan
e. Pemulihan
f. Pemulangan

5.2 Kebijakan dan prosedur dapat ditinjau kembali sesuai dengan kebutuhan
5.3 Petugas yang memberikan pelayanan elektromedik harus mengetahui kebijakan dan
prosedur pelayanan elektromedik harus mengetahui kebijakan dan prosedur pelayanan
elektromedik
5.4 Pelayanan elektromedik dilakukan oleh petugas elektromedik dilakukan oleh petugas
elektromedik dengan didampingin oleh dokter (?)

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Mutu pelayanan elektromedik senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan
menyelenggarakan kegiatan pengembangana staf dan pelatihan mengenai manajemen dan
teknis di bidang elektromedik bagi semua tenaga pelaksana elektromedik

Kriteria:
6.1 Program tertulis yang dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan
elektromedik.
6.2 Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang elektromedik hendaknya
di berikan kepada semua staf
6.3 Tersedianya sumber pengetahuan guna mengikuti perkembangaan keelektromedik baik
nasional maupun internasional.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Penilaian kinerja pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan prosedur
baku evaluasi dan pengendalian mutu dengan melaksanakan program pemantapan mutu
internal sebagai persyaratan untuk mengikuti program pemantapan mutu eksternal

Kriteria:
7.1 Unit terlibat penuh pada program pengendalian mutu dan jaminan mutu keseluruhan
7.2 Pelayanan yang diselenggarakan dipantau dan dievaluasi secara teratur dan
berkesinambungan
7.3 Kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut :
a. Pemantauan : mendapat informasi secara rutin tentan aspek-aspek penting dalam hal
pemberian pelayanan elektromedik
b. Pengkajian terhadap informasi tersebut diidentifikasi masalah-masalah penting dalam pemberian
pelayanan dan kemungkinan untuk perbaikan
c. Pemecahan masalah /tindakan didokumentasikan
d. Evaluasi efektivitas tindakan pemecahan masalah, dievaluasi untuk mendukung
pengembangan jangka panjang.
e. Umpan balik hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut secara teratur dikomunikasi kepada
staf dan pegawai instalasi / unit
7.4 Dokumentasikan kegiatan pengendalian mutu yang lengkap disimpan dan dijamin kerahasiannya
dari pegawai dan pasien
7.5 Adanya dokumentasi kegiatan pengendalian mutu mencakup tenaga, dana , sarana yang
lengkap untuk mencapai peningkatan mutu secara keseluruhan
V. PELAYANAN PSIKIATRI INTENSIF

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Penyelenggaraan pelayanan psikiatri intensif yang aman dan bermartabat bagi pasien sesuai
dengan standar yang ditetapkan .

Kriteria:
1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafat dan tujuan pelayanan psikiatri intensif harus
mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa dan harus menjadi acuan pelayanan psikiatri
intensif serta di ketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk
semua pertugas psikiatri intensif.
1.2 Tujuan pelayanan psikiatri intensif Rumah Sakit Jiwa adalah :.
1.2.1 Pelayanan rutin pelayanan internal rumah sakit maupun permintaan dari luar rumah
sakit jiwa, praktek dokter luar RSJ).
1.2.2 Memberikan pelayan psikiatri intensif bermutu dan aman.
1.2.3 Menyelenggarakan pelayanan intensif berdasarkan etika profesi
1.2.4 Mengembangkan pelayanan intensif sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.

1.3 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus mendorong partisipasi staf pelayanan psikiatri
intensif dalam keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsinya.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pelayanan psikiatri intensif diselenggarakan dan diatur demi bertangsungnya pelayanan yang
edesien, aman dan bermutu berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan yang
universal.

Kriteria:
2.1 Pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa di kelolah dan diorganisir oleh psikiatri
atau dokter umum yang mendapat pelatihan di bidang psikiatri intensif.
2.2 Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,wewenang dan
tanggungjawab, hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan psikiatri
intensif yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, dan di ketahui oleh setiap tenaga
pelaksana.
2.3 Adanya uraian tugas tertulis untuk setiap petugas yang mencakup :
2.3.1 Kualifikasi sesuai jabatan
2.3.2 Garis Komando
2.3.3 Fungsi dan tanggungjawab
2.3.4 Penilaian staf

2.4 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi setiap tiga tahun dan diubah
bila terdapat :
a. Perubahan kepegawaian
b. Perubahan standar pelayanan
c. Perubahan peran rumah sakit jiwa
d. Perubahan atau pengurangan pelayanan
2.5 Staf psikiatri intensif terlibat dalam pertemuan perencanaan
2.6. Laporan tindakan psikiatri intensif harus terdokumentasi dengan rinci. Laporan berisikan
a. Nomor rekam medik
b. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
c. Nama dokter yang diminta
d. Lembar persetujuan tindakan medik.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Penyelenggaraan pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dipimpin oleh seorang
psikiatri atau dokter umum yang terlatih di bidang psikiatri intensif .

Kriteria:
3.1 Ada pertemuan rutin dengan pimpinan dan seluruh unit / bagan rumah sakit jiwa untuk
menjamin adanya hubungan kerja yang baik
3.2 Pimpinan pelayanan psikiatri intensif membuat laporan untuk pengawasan dan
perencanaan.
3.3 Pimpinan pelayanan pskiatri intensif membuat laporan keuangan pelayanan psikiatri
intensif.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Tersedianya fasilitas fisik dan peralatan yang cukup, efesien, bersih, aman untuk kegiatan
pelayanan psikiatri intensif.

Kriteria:
4.1 Tersedianya fasilitas ruangan, perlengkapan, dan alur kerja yang efesien dan aman
untuk pelayanan :

a. Fasilitas ruangan
b. Dapat menerima pasien termasuk dengan tempat tidur
c. Ruangan yang cukup luasnya sesuai kebutuhan per meter persegi
Jendela dengan kaca fiber yang transparan sehingga petugas dapat mengamati dari
luar kamar.
d. Dinding kamar yang dilapisi oleh bahan pelindung yang dapat menghindar cedera
benturan
e. Langit-langit yang tinggi sehingga tidak dapat diraih oleh pasien untuk
menghindari
dari kecelakaan
f. Penerangan ruangan yang memenuhi standar cahaya ruangan kerja
g. Suhu dan kelembaban kamar yang memenuhi standar kamar yang nyaman
h. Sarana kamar mandi, kakus,
i. Ruangan penunggu keluarga

4.2 Perlengkapan :
a. Meja serba guna untuk makan, periksa
b. Tempat tidur yang terfiksir di lantai agar tidak dapat di pindahkan
c. Bantal kepala keras ( Yang berlapis bahan lunak)
d. Tali berbahan kulit yang lebar untuk mengikat
e. Tersedianya alat pertolongan pertama pada gawat darurat

4.3 Peralatan :
a. Peralatan psikiatri intensif memenuhi standar keamanan
b. Adanya lembaran untuk cacatan perkembangan

Standar 5 Kebijakan dan Prosedur


Pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan standar
operasional prosedur (SOP) untuk setiap kegiatannya secara keseluruhan mulai dari pasien
masuk, pelaksanaan rawatan, dan pemindahan pasien serta pelaporan, yang menggunakan
metode yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil terapi yang efesien dan
aman bagi pasein

Kriteria:
5.1 Adanya kebijakan dan presedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan psikiatri
intensif dalam mencapai tujuan. Standar operasi prosedur tentang pelayanan psikiatri
insensif meliputi :
a. Persiapan pasien pra tindakan
b. Pra medikasi
c. Efek samping tindakan
d. Kejadian yang tidak diinginkan
e. Setelah tindakan
f. Pemulihan
g. Pemulangan

5.5 Kebijakan dan prosedur dapat ditinjau kembali sesuai dengan kebutuhan
5.6 Petugas yang memberikan pelayanan psikiatri intensif harus mengetahui kebijakan dan
prosedur pelayanan psikiatri intensif
5.7 Pelayanan psikiatri intensif dilakukan oleh petugas psikiatri intensif dengan didampingan
oleh dokter

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Mutu pelayanan psikiatri intensif senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan
menyelenggarakan kegiatan pengembangan staf dan pelatihan mengenai manajemen dan
teknis di bidang psikiatri intensif bagi semua tenaga pelaksana psikiatri intensif

Kriteria:
6.1 Program tertulis dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan
psikiatri intensif.
6.2 Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang psikiatri intensif
hendaknya diberikan kepada semua staf
6.3 Tersedianya sumber pengetahuan guna mengikuti perkembangan keelektromedikan
baik nasional maupun internasional.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Penilaian kinerja pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan
prosedur baku evaluasi dan pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus melaksanakan evaluasi
pelayanan dan pengendalian mutu.

Kriteria:
7.1 Unit terlibat penuh pada program pengendalian mutu dan jaminan mutu keseluruhan.
7.2 Pelayanan yang diselenggarakan dipantau dan dievaluasi secara teratur dan
berkesinambungan
7.3 Kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut :
a. Pemantauan : mendapatkan informasi secara rutin tentang aspek aspek penting
dalam hal pemberian pelayanan psikiatri intensif
b. Pengkajian terhadap informasi tersebut diidentifikasi masalah-maslah penting dalam
pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk perbaikan
c. Pemecahan masalah/tindakan didokumentasikan
d. Evaluasi efektivitas tindakan pemecahan maslah, dievaluasi untuk mendukung
pengembangan jangka panjang
e. Umpan balik hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut secara teratur dikomunikasikan
kepada staf dan pegawai instalasi / unit
7.4 Dokumentasikan kegiatan pengendalian mutu yang lengkap disimpan dan dijamin
kerahasiannya dari pegawai dan pasien
7.5 Adanya dokumentasi kegiatan pengendalian mutu mencakup tenaga, dana, sarana yang
lengkap untuk mencapai peningkatan mutu secara keseluruhan.
VI. PELAYANAN KEPERAWATAN

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Pelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan asuhan
keperawatan jiwa yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kriteria:
1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan harus
mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan
kperawatan serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia
untuk semua petugas keperawatan.
1.2 Setiap unit keperawatan dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan
keparawatan
1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung
jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan keperawatan dan hubungan
dengan unit lain.
1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas, dan paling sedikit
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan petugas yang bersangkutan.
b. Garis kewenangan
c. Fungsi dan tanggung jawab
d. Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan staf
e. Masa kerja dan kondisi pelayanan,
1.5 Dokumen falsafah dan tujuan bagan struktur organisasi serta uraian tugas, dikembang-
kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan jiwa serta perkembangan pelayanan rumah
sakit.jiwa
1.6 Pertemuan berkala staf keperawatan diadakan sekurang-kurangnya setiap bulan untuk
mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan asuhan keperawatan. Hasil
pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.
1.7 Rumah Sakit Jiwa yang digunakan sebagai lahan praktek oleh institusi pendidikan
perawat harus mempunyai perjanjian kerjasama tertulis yang memuat hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berorientasi pada kebutuhan pasien.

Kriteria:
2.1 Asuhan keperawatan mengacu kepadn standar praktek keperawatan yang berlaku dan
ditujukan pada pasien dan atau keluarganya.
2.2 Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan
2.3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
2.4 Catatan asuhan keperawatan yang meliputi:
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosid keperawatan
c. Rencana keperawatan
d. Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
e. Evaluasi dan
f. Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan),
Dibuat dan disimpan menyatu dengan rekam medik pasien.
2.5 Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta mematuhi
kode etik perawat.
2.6 Dalam pelaksanaan penelitian keperawatan, perawat harus memperhatikan hak dan
kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.

Kriteria:
3.1 Pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang tenaga perawat teregistrasi dan
mempunyai kualifikasi manajer.
3.2 Kepala keperawatan mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab terhadap
berfungsinya pelayanan keperawatan.
3.3 Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola keperawatan
berhalangan.
3.4 Setiap perawata harus mempunyai izin praktek perawat.
3.5 Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi
Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.
3.6 Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga perawaat digunakan untuk kepentingan
pelayanan keperawatan yang mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem
penugasan.
3.7 Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang
mempunyai kualifikasi guru dan atau pembimbing klinik.
3.8 Penilaian kinerja tenaga perawat mengacu kepada uraian tugas dan digunakan untuk
peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal. Catatan penilaian harus
bersifat rahasia dan tersedia bagi yang bersangkutan.
3.9 Tenaga keperawatan melakukan pemeriksaan pelayanan kepearwatan (nursing audit)

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.

Kriteria:
4.1 Tempat dan peralatan bagi tenaga perawat tersedia untuk melaksanakan tugas
pengelolaan di setiap unit pelayanan keperawatan.
4.2 Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan keperawatan.
di setiap unit pelayanan keperawatan.
4.3 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan khusus dilakukan oleh tenaga perawat terlatih.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip
praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan. harus tersedia di
setiap unit pelayanan keperawatan.

Kriteria:
5.1 Kepala keperawatan bertanggung jawab dalam perumusan serta pelaksanaan kebijakan
dan prosedur keperawatan.
5.2 Staf keperawatan (tenaga pelaksana) harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan
prosedur keperawatan.
5.3 Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan
etika profesi didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga perawat.
5.4 Hak dan kewajiban perawat dan bidan berfungsi sebagai penentu batasan ruang lingkup
dan tanggung jawab perawat.
5.5 Prosedur tetap keperawatan (SOP) meliputi:
a. Prinsip-prinsip yang mendasari prosedur
b. Garis besar prosedur dan
c. Fleksibilitas prosedur. harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman kerja.
5.6 Kebijakan dan prosedur keperawatan harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur
dari pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.
5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah
diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan dokumen tersebut disempurnakan
sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.
5.8 Dokumen kebijakan dan prosedur keperawatan meliputi:
a. Prosedur asuhan keperawatan
b. Ketenagaan.
c. Peralatan dan
d. Cara penanggulangan kedaruratan. di tiap unit pelayanan keperawatan serta
dipahami oleh semua tenaga pearawat.
5.9 Tenaga pearawat dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan dan perumusan
kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien dan
kegiatan keperawatan.
5.10 Sistem dokumentasi kejadian kecelakaan, kesalahan, keluhan pasien, dan tindakan yang
diambil unluk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut harus tersedia dan
dipahami oleh semua tenaga perawat.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Program pengembangan staf dan pendidikan keperawatan berkesinambungan harus disusun
dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya.

Kriteria:
6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh seorang tenaga keperawatan tere-
gistrasi. Bila tidak ada koordinator purna waktu, maka peran koordinator dapat
dicantumkan dalam uraian tugas jabatan lain.
6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan
keperawatan.
6.3 Program orientasi bagi staf perawat yang baru dan bagi tenaga pearawat yang baru
ditempatkan (mutasi) pada unit pelayanan keperawatan khusus (bidang khusus) harus
tersedia dan dilaksanakan.
Program orientasi bagi tenaga perawat yang baru, meliputi:
a. Struklur organisasi
b. Kebijakan dan prosedur RSJ serta pelayanan keperawatan
c. Sistem penugasan perawat dan standar praktek keperawatan
d. Prosedur penilaian kinerja tenaga perawat
e. K-3 RS (prosedur pengamanan Rumah Sakit Jiwa)
f. Teknik pertolongan hidup dasar (basic life support)
6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:
a. Kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan
ketrampilan.
b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain
c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek keperawatan
d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.
6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan
harus didokumentasikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu, dan terlibat
secara terus menerus dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
7.1 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dibuat dan diiengkapi dengan
dokumen rencana pelaksanaannya.
7.2 Program pengendalian mulu pelayanan keperawatan melipiiti:
a. Pclayanan keperawatan terhadap Standar yang telah ditetapkan.
b. Penampilan kinerja semua tenaga keperawatan
c. Proses dan hasil pelayanan keperawatan
d. Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.
7.3 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dikoordinir oleh tenaga keperawatan
teregislrasi.
7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan meliputi:
a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang
penting.
b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk
mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk
mengatasinya.
c. Evaluasi: keefektifan tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka
panjang.
d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.
7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus
didokumentasikan.
7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu dipublikasikan, dilaporkan kepada
semua staf tenaga keperawatan
7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.
VII. PELAYANAN PSIKOLOGI

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Pelayanan psikologi diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan bantuan psikologik
yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kriteria:
1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan psikologi klinis harus
mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan psikologi
klinis serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk
semua petugas pelayanan psikologi.
1.2 Setiap unit pelayanan psikologi dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan
psikologi
1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung
jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan psikologi dan hubungan
dengan unit lain.
1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas pada pelayanan psikologi,
dan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan psikolog.
b. Garis kewenangan
c. Fungsi dan tanggung jawab
d. Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan staf
e. Masa kerja dan kondisi pelayanan,
1.5 Dokumen falsafah dan tujuan bagan straktur organisasi dan uraian tugas, dikembang-
kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu
psikologi serta perkembangan pelayanan rumah sakit jiwa.
1.6 Pertemuan berkala pada pemberi pelayanan psikologi diadakan sekurang-kurangnya
setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan. Hasil
pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.
1.7 Rumah Sakit Jiwa yang digunakan sebagai lahan praktek pelayanan psikologi oleh
berbagai institusi pendidikan harus mempunyai perjanjian kerjasama tertulis yang
memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan pelayanan psikologi yang
berorientasi pada kebutuhan pasien.

Kriteria:
2.1 Pelayanan Psikologi mengacu kepada standar prosedur operasional yang berlaku di
rumah sakit jiwa.
2.2 Pemberi pelayanan psikologi terhadap aspek bantuan psikologik
2.3 Rencana pelayanan psikologi merupakan bagian dari rencana penatalaksanaan
pelanggan secara menyeluruh
2.4 pasien serta mematuhi kode etik masing Pemberi
pelayanan psikologi pelayanan psikologi menghormati
hak dan kewajiban masing profesi.
Standar 3. Staf dan Pimpinan
Pelayanan psikologi dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan optimal.

Kriteria:
3.1 Pelayanan psikologi dikelola oleh seseorang yang memiliki latar belakang dari berbagai
disiplin ilmu seperti Psikolog Klinis, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Dokter Umum
bersertifikat, Perawat bersertifikat
3.2 Kepala unit pelayanan psikologi mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab
terhadap berfungsinya pelayanan psikologi.
3.3 Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola unit pelayanan
psikologi berhalangan.
3.4 Setiap profesi yang memberikan layanan psikologi harus memiliki sertifikat sesuai
standar kompetensi masing-masing disiplin ilmu dan memiliki ijin praktek yang masih
berlaku.
3.5 Jumlah dan jenis tenaga pemberi layanan psikologi disesuaikan dengan standar
ketenagaan, fungsi Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.
3.6 Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga yang digunakan untuk kepentingan
pelayanan psikologi, mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem penugasan.
3.7 Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga pemberi layanan psikologi
yang mempunyai kualifikasi sebagai pembimbing klinik
3.8 Penilaian kinerja tenaga pemberi layanan psikologi mengacu pada uraian tugas dan
digunakan untuk peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal.
Catatan penilaian harus bersifat konfidensial dan tersedia bagi yang bersangkutan.
3.9 Tenaga pemberi layanan psikologi memberikan pelayanan evaluasi psikologik, evaluasi
psikiatrik, intervensi psikososial yang meliputi konseling, psikoterapi, terapi keluarga,
terapi kelompok

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan
psikologi.

Kriteria:
4.1 Tempat dan peralatan bagi pemberi layanan psikologi tersedia untuk melaksanakan
tugas pengelolaan di unit pelayanan psikologi.
4.2 Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan layanan
psikologi di setiap unit pelayanan psikologi.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip
pelayanan psikologi harus konsisten dengan tujuan penatalaksanaan menyeluruh dan tersedia
di setiap unit pelayanan rumah sakit

Kriteria:
5.1 Kepala unit pelayanan psikologi bertanggung jawab dalam perumusan serta
pelaksanaan kebijakan dan prosedur pelayanan psikologi.
5.2 Staf pelayanan psikologi harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan prosedur
pelayanan psikologi.
5.3 Tindakan layanan psikologi yang dilakukan harus sesuai dengan standar prosedur
operasional dan etika profesi serta didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas
tenaga pemberi layanan psikologi.
5.4 Hak dan kewajiban pemberi layanan psikologi berfungsi sebagai penentu batasan ruang
lingkup dan tanggung jawab masing-masing profesi.
5.5 Prosedur tetap pelayanan psikologi yang meliputi: prinsip-prinsip dasar prosedur, garis
besar prosedur dan fleksibilitas prosedur, harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman
kerja.
5.6 Kebijakan dan prosedur psikologi harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur
pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.
5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah
diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan. Dokumen tersebut harus
disempurnakan sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.
5.8 Dokumen kebijakan meliputi:
a. Prosedur pelayanan psikologi
b. Ketenagaan.
c. Peralatan

5.9 Tenaga pemberi layanan psikologi dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan
dan perumusan kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan psikologi.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Program pengembangan staf dan pendidikan pemberi layanan psikologi yang
berkesinambungan harus disusun dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf pelayanan
psikologi dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Kriteria:
6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh pengelola layanan psikologi. Bila tidak
ada pengelola purna waktu, maka peran pengelola dapat dicantumkan dalam uraian
tugas jabatan lain.
6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan
psikologi.
6.3 Program orientasi bagi staf pemberi layanan psikologi yang baru harus tersedia dan
dilaksanakan.
Program orientasi di atas meliputi:
a. Struktur organisasi
b. Kebijakan dan prosedur RS serta pelayanan psikologi
c. Sistem penugasan pemberi layanan psikologi dan standar praktek masing-masing
profesi
d. Prosedur penilaian kinerja tenaga pelayanan psikologi

6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:


a. Pemberian kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan
meningkatkan ketrampilan.
b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain
c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek layanan psikologi
d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.
6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga pelayanan
psikologi harus didokumentasikan.
Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Pelayanan psikologi menjamin adanya pelayanan yang bermutu, menyeluruh dan
berkesinambungan dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
7.1 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi dibuat dan dilengkapi dengan
dokumen rencana pelaksanaannya.
7.2 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi meliputi:
a. Pelayanan psikologi sesuai Standar yang telah ditetapkan.
b. Penampilan kinerja semua tenaga pelayanan psikologi
c. Proses dan hasil pelayanan psikologi
d. Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.
7.3 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi dikoordinir oleh pengelola pelayanan psikologi
7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan psikologi meliputi:
a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang
penting.
b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk
mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk
mengatasinya.
c. Evaluasi: efektivitas tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka
panjang.
d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.
7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus
didokumentasikan.
7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu diinformasikan kepada semua staf
pelayanan psikologi.
7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.
VIII. PELAYANAN REHABILITASI PSIKOSOSIAL

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Pelayanan rehabilitasi psikososial diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan
pelayanan rehabilitasi psikososial yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

Kriteria:
1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan harus
mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan rehabilitasi
psikososial serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia
untuk semua petugas keperawatan.
1.2 Setiap unit pelayanan rehabilitasi psikososial dapat mengembangkan sendiri tujuan
khusus pelayanan keparawatan
1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung
jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan rehabilitasi psikososial dan
hubungan dengan unit lain.
1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas, dan paling sedikit
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan petugas yang bersangkutan.
b. Garis kewenangan
c. Fungsi dan tanggung jawab
d. Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan staf
e. Masa kerja dan kondisi pelayanan,
1.5 Dokumen falsafah dan tujuan bagan struktur organisasi serta uraian tugas, dikembang-
kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi rehabilitasi psikososial serta perkembangan pelayanan
rumah sakit.jiwa
1.6 Pertemuan berkala staf pelayanan rehabilitasi psikososial diadakan sekurang-kurangnya
setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan asuhan
keperawatan. Hasil pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan pelayanan rehabilitasi psikososial
yang berorientasi pada kebutuhan pasien.

Kriteria:
2.1 pelayanan rehabilitasi psikososial mengacu kepadn standar prosedur operasional yang
berlaku dan ditujukan pada pasien dan atau keluarganya.
2.2 Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan
2.3. Rencana pelayanan rehabilitasi psikososial disusun berdasarkan...
2.4 Catatan asuhan keperawatan yang meliputi:
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosid keperawatan
c. Rencana keperawatan
d. Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
e. Evaluasi dan
f. Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan),
Dibuat dan disimpan menyatu dengan rekam medik pasien.
2.5 Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta mematuhi
kode etik perawat.
2.6 Dalam pelaksanaan penelitian keperawatan, perawat harus memperhatikan hak dan
kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.

Kriteria:
3.1 Pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang tenaga perawat teregistrasi dan
mempunyai kualifikasi manajer.
3.2 Kepala keperawatan mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab terhadap
berfungsinya pelayanan keperawatan.
3.3 Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola keperawatan
berhalangan.
3.4 Setiap perawata harus mempunyai izin praktek perawat.
3.5 Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi
Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.
3.6 Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga perawaat digunakan untuk kepentingan
pelayanan keperawatan yang mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem
penugasan.
3.7 Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang
mempunyai kualifikasi guru dan atau pembimbing klinik.
3.8 Penilaian kinerja tenaga perawat mengacu kepada uraian tugas dan digunakan untuk
peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal. Catatan penilaian harus
bersifat rahasia dan tersedia bagi yang bersangkutan.
3.9 Tenaga keperawatan melakukan pemeriksaan pelayanan kepearwatan (nursing audit)

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan
rehabilitasi psikososial
Kriteria:
4.1 Tempat dan peralatan bagi tenaga perawat tersedia untuk melaksanakan tugas
pengelolaan di setiap unit pelayanan keperawatan.
4.2 Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan keperawatan.
di setiap unit pelayanan keperawatan.
4.3 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan khusus dilakukan oleh tenaga perawat terlatih.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip
praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan. harus tersedia di
setiap unit pelayanan keperawatan.

Kriteria:
5.1 Kepala keperawatan bertanggung jawab dalam perumusan serta pelaksanaan kebijakan
dan prosedur keperawatan.
5.2 Staf keperawatan (tenaga pelaksana) harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan
prosedur keperawatan.
5.3 Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan
etika profesi didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga perawat.
5.4 Hak dan kewajiban perawat dan bidan berfungsi sebagai penentu batasan ruang lingkup
dan tanggung jawab perawat.
5.5 Prosedur tetap keperawatan (SOP) meliputi:
a. Prinsip-prinsip yang mendasari prosedur
b. Garis besar prosedur dan
c. Fleksibilitas prosedur. harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman kerja.
5.6 Kebijakan dan prosedur keperawatan harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur
dari pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.
5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah
diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan dokumen tersebut disempurnakan
sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.
5.8 Dokumen kebijakan dan prosedur keperawatan meliputi:
a. Prosedur asuhan keperawatan
b. Ketenagaan.
c. Peralatan dan
d. Cara penanggulangan kedaruratan. di tiap unit pelayanan keperawatan serta
dipahami oleh semua tenaga pearawat.
5.9 Tenaga pearawat dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan dan perumusan
kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien dan
kegiatan keperawatan.
5.10 Sistem dokumentasi kejadian kecelakaan, kesalahan, keluhan pasien, dan tindakan yang
diambil unluk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut harus tersedia dan
dipahami oleh semua tenaga perawat.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Program pengembangan staf dan pendidikan keperawatan berkesinambungan harus disusun
dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya.

Kriteria:
6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh seorang tenaga keperawatan tere-
gistrasi. Bila tidak ada koordinator purna waktu, maka peran koordinator dapat
dicantumkan dalam uraian tugas jabatan lain.
6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan
keperawatan.
6.3 Program orientasi bagi staf perawat yang baru dan bagi tenaga pearawat yang baru
ditempatkan (mutasi) pada unit pelayanan keperawatan khusus (bidang khusus) harus
tersedia dan dilaksanakan.
Program orientasi bagi tenaga perawat yang baru, meliputi:
a. Struklur organisasi
b. Kebijakan dan prosedur RSJ serta pelayanan keperawatan
c. Sistem penugasan perawat dan standar praktek keperawatan
d. Prosedur penilaian kinerja tenaga perawat
e. K-3 RS (prosedur pengamanan Rumah Sakit Jiwa)
f. Teknik pertolongan hidup dasar (basic life support)
6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:
a. Kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan
ketrampilan.
b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain
c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek keperawatan
d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.
6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan
harus didokumentasikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu, dan terlibat
secara terus menerus dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
7.1 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dibuat dan diiengkapi dengan
dokumen rencana pelaksanaannya.
7.2 Program pengendalian mulu pelayanan keperawatan melipiiti:
a. Pclayanan keperawatan terhadap Standar yang telah ditetapkan.
b. Penampilan kinerja semua tenaga keperawatan
c. Proses dan hasil pelayanan keperawatan
d. Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.
7.3 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dikoordinir oleh tenaga keperawatan
teregislrasi.
7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan meliputi:
a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang
penting.
b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk
mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk
mengatasinya.
c. Evaluasi: keefektifan tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka
panjang.
d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.
7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus
didokumentasikan.
7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu dipublikasikan, dilaporkan kepada
semua staf tenaga keperawatan
7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.
IX. PELAYANAN FARMASI

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Jiwa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan Rumah Sakit Jiwa yang menyeluruh, berorientasi kepada pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa bertanggung jawab terhadap penyediaan, penyimpanan,
dan pendistribusian perbekalan farmasi di Rumah Sakit Jiwa tersebut.

Kriteria:
1.1 Tercantumnya falsafah dan tujuan tertulis pelayanan farmasi dan kegiatan lainnya.
Pengertian:
Tujuan pelayanan farmasi ialah:
a.Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian


dan etik profesi.
c.Menyelenggarakan KIE mengenai kefarmasian
d. Melakukan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
e.Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi
pelayanan.
f. Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kefarmasian

1.2 Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi semua perbekalan farmasi.
pelayanan farmasi klinik serta membuat informasi dan menjamin kualitas pelayanan
yang berhubungan dengan perbekalan farmasi.
Pengertian:
a. Perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi.
b. Pembuatan obat termasuk pengemasan kembali.
c. Penyimpanan perbekalan farmasi.
d. Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan inap.
e. Penyelenggaraan pelayanan farmasi klinik yang meliputi penyiapan. pencampuran.
penyampaian obat. pemantauan obat dalam hal dosis. indikasi efek samping. perhitungan
kadar dan harga.
f. Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medik. tenaga kesehatan dan pasien.
g. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat.
h. Pelayanan perbekalan farmasi untuk kegiatan medis dan perawatan tertentu, diruangan
dan di dalam Rumah Sakit Jiwa.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien
dan bermutu. berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan keprofesian yang
universal.
Kriteria:
2.1 Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas. fungsi. wewenang, dan
tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan farmasi
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
2.2 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali setiap tiga tahun dan
diubah bila terdapat hal:
a. Perubahan pola kepegawaian
b. Perubahan standar pelayanan farmasi
c. Perubahan peran Rumah Sakit Jiwa
d. Penambahan atau pengurangan pelayanan
2.3 Kepala instalasi farmasi harus terlibat dalam perencanaan manajemen dan penentuan
anggaran serta penggunaan sumber daya.
2.4 Instalasi farmasi harus menyelenggarakan rapat pertemuan untuk membicarakan
masalah-masalah dalam meningkatkan pelayanan farmasi. Hasil pertemuan tersebut
disebar-luaskan dan dicatat untuk disimpan.
2.5 Adanya Komile/Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit dan Apoteker instalasi
Farmasi Rumah Sakit menjadi sekretaris komite.
2.6 Adanya komunikasi yang tetap dengan dokter dan perawat, serta selalu berpartisipasi
dalam rapat yang membahas masalah medis dan keperawatan atau rapat antar bagian
atau konferensi dengan pihak lain yang terkait.
2.7 Hasil penilaian/pencatatan kinerja staf didokumentasikan secara konfidensial dan hanya
digunakan oleh alasan yang mempunyai wewenang untuk itu.
2.X Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan evaluasi
terhadap pelayanan farmasi setiap tiga tahun.
2.9 Kepala instalasi farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala keputusan
yang berhubungan dengan pelayanan farmasi dan penggunaan obat.
Pengertian:
Apoteker harus terwakili di setiap komite yang multi disiplin dan tim dimana masalah
farmasi dibicarakan.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Pelayanan farmasi diatur dan dikelola dcmi terciptanya tujuan pelayanan.
Kriteria:
o. 1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa dipimpin oleh Apoteker.
3.2 Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai
pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit.
3.3 Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.
3.4 Pada pelaksanaannya apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi (D-3) dan tenaga
menengah farmasi (AA).
3.5 Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi
barang farmasi.
3.6 Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk menyelenggarakan dan
melakukan pengawasan pelayanan farmasi dan harus ada pendelegasian wewenang
yang bertanggung jawab bila berhalangan.
3.7 Adanya uraian tugas bagi staf dan pimpinan farmasi.
3.8 Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
3.9 Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga farmasi
lainnya maka harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi.
3.10Penilaian terhadap staf teknis dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan
pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan
dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Standar 4. Fasilitas dan Peralatan
Harus tersedia ruangan dan fasilitas untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di RSJ
!
Kriteria:
4.1 Tersedianya fasilitas penyimpanan perbekalan farmasi yang menjamin semua
perbekalan farmasi tetap dalam kondisi .yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan spesifikasi masing-masing perbekalan farmasi dan sesuai dengan
peraturan.

Pengertian:
a. Fasilitas harus direncanakan agar memenuhi persyaratan keamanan. pencahayaan,
suhu, kelembaban. dan dapat diawasi.
b. Adanya lemari pendingin untuk perbekalan farmasi yang harus disimpan dingin
(2 - 8) yang ditunjuk oleh monitor.
c.Adanya lemari penyimpanan khusus untuk obat yang bersifat adiktif (narkotika
dan psikotropika tertentu), untuk menjamin keamanan setiap penggunaannya
d. Adanya lemari/rak penyimpanan yang cukup jumlahnya sehingga dapat
menjamin terlaksananya sistem penyimpanan yang baik (First In First Out (FIFO).
e. Ada lemari penyimpan obat di ruangan untuk kebutuhan di luar jam kerja.
f. Ada lemari/rak penyimpan bahan-bahan berbahaya dan mudah terbakar.
g. Ada ruangan khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat.
4.2 Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.
4.3 Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.
4.4 Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.
4.5 Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.
4.6 Ruangan apoteker harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.

Standar5. Kehijakan dan Prosedur


Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal
dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan
standar pelayanan farmasi mutakhir. yang sesuai dengan. peraturan dan tujuan daripada
pelayanan farmasi itu sendiri.

Kriteria:
5.1 Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala instalasi dan Komite Farmasi dan
Terapi semua para apoteker.
5.2 Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian
5.3 Kebijakan dan prosedur tertulis harus mencantumkan beberapa hal berikut:
a.Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter,
b. Label obat yang memadai
c.Daftar obat yang tersedia
d. Gabungan obat parenteral dan labelnya
e.Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang diberikan.
f. Pengadaan dan penggunaan obat di Rumah Sakit Jiwa
g. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap. rawat jalan, karyawan
dan pasien tidak mampu.
h. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan. pengadaan. penerimaan
pembuatan/produksi, penyimpanan. pendistribusian dan penyerahan.
i. Pencatatan. pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek
samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta pencatatan penggunaan obat
yang salah dan atau dikeluhkan pasien.
j. Pengawasan mutu pelayanan dan pengendalian perbekalan farmasi.
k. Pemberian informasi oleh apoteker kepada pasien dan keluarga dalam penggunaan
dan
penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi meningkatkan
derajat kepatuhan dalam penggunaan obat,
l. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat.
m. Apabila ada sumber daya farmasi lain disamping instalasi maka secara organisasi
dibawah koordinasi instalasi farmasi.
n. Prosedur penarikan / penghapusan obat
o. Pengaturan persediaan dan pesanan
p. Cara pembuatan obat yang baik
q. Penyebaran informasi mengenai obat yang bermanfaat kepada staf
r. Masalah penyimpanan obat, yang sesuai dengan pengaturan/undang-undang.
s. Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus terjamin.
t. Peracikan. penyimpanan, dan pembuangan obat-obat sitotoksik
u. Prosedur yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi lerhadap staf.

5.4 Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah, dan atau
dikeluhkan pasien. Pencatatan di atas penting untuk rnemperbaiki kesalahan dan
mengatasi masalah obat
5.5 Kebijakan dan prosedur harus konsisten terhadap sistem pelayanan rumah sakit lainnya.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Setiap staf di Rumah Sakit Jiwa harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya.

Kriteria:
6.1 Apoteker memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program
pengembangan staf.
6.2 Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan tanggung
jawab.
6.3 Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf
6.4 Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program
pendidikan berkelanjutan.

Pengertian:
Apabila tidak ada fasilitas untuk menunjang pendidikan staf maka dapat diadakan
koordinasi dengan sektor yang mempunyai sektor pendidikan.
6.5 Staf harus secara aktif didorong untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi
profesi. perkumpulan, dan institusi terkait.
6.6 Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi:
a. Penggunaan obat dan penerapannya
b. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi
c. Praktikum farmasi bagi siswa/mahasiswa farmasi dan sarjana farmasi.
Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian yang bermutu
tinggi melalui cara pelayanan farmasi Rumah Sakit Jiwa yang baik.

Kriteria:
7.1 Pelayanan farmasi dilibatkan dalam program pengendalian mutu pelayanan rumah sakit
jiwa
7.2 Mutu pelayanan farmasi harus dievaluasi secara periodik terhadap konsep kebutuhan.
proses, dan hasil yang diharapkan. demi memmjang peningkatan mutu pelayanan.

Pengertian:
a. Pengkajian penggunaan obat secara berkala dipakai untuk mengetahui apakah
obat dan barang farmasi telah diberikan secara rasional.
b. Evaluasi proses berdasarkan masukan dan keluaran farmasi Rumah Sakit Jiwa.
c. Peninjauan kembali sumber daya Rumah Sakit Jiwa seperti peralatan komputer, dan
lain-lain
7.3 Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.
7.4 Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pemantauan : pengumpulan semua informasi yang penting yang berhubungan
dengan pelayanan farmasi.
b. Penilaian: penilaian secara berkala untuk menentukan masalah-masalah
pelayanan dan berupaya untuk memperbaiki.
c. Tindakan : bila masalah-masalah sudah dapat ditentukan maka harus diambil
tindakan untuk memperbaikinya dan didokumentasi.
d. Evaluasi: efektivitas tindakan harus dievaluasi agar dapat diterapkan dalam,
program jangka panjang.
e. Umpan balik: hasil tindakan harus secara teratur diinformasikan kepada staf.
X. PELAYANAN LABORATORIUM

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa (dan laboratorium medis
lainnya) secara profesional dan bermutu, sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kriteria:
1.1 Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa mempunyai tujuan
yang mengacu kepada tujuan pelayanan Rumah Sakit Jiwa Tujuan pelayanan
laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa ialah:
a. Pelayanan rutin maupun darurat
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium klinik bermutu secara keseluruhan. baik
pemeriksaan rutin maupun khusus, terhadap bahan dari manusia berupa darah,
urine, feces dan cairan tubuh lainnya.
c. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan laboratorium klinik berdasarkan etika
profesi.
d. Menyelenggarakan pelayanan di bidang diagnostik dengan cara memberikan
dan melakukan interpretasi hasil laboratorium klinik yang bermanfaat untuk
pengelolaan pasien.
e. Mengembangkan metoda pemeriksaan laboratorium klinik sesuai dengan
perkembangan ilmu dan tekaologi berdasarkan hasil penelitian.
1.2 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa hams mendorong partisipasi staf laboratorium dalam
keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsitiya.
Pengertian:
Partisipasi dapat berupa:
a. Pimpinan .laboratorium harus membuat kesepakatan dengan staf medis dan
pejabat Rumah Sakit Jiwa mengenai seleksi pertama dari pemeriksaan laboratorium.
berikut pemeriksaan lanjutan. dan interpretasinya.
b. Partisipasi dalam kegiatan bclajar berkelanjutan dan penilaian faktor -faktor yang
berhubungan dengan perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa. seperti .......
c. Berkomunikasi dengan pimpinan RS dan ikut serta pada rapat tim medis di RS.
pada pertemuan antar unit, dan pada pertemuan dengan instansi luar yang terkait.
d. Menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan pertemuan secara (teratur. baik
antar unit maupun pihak luar).
1.3 RSJ yang tidak mempunyai pelayanan laboratorium sendiri atau yang bclum dapat
memberikan pelayanan yang lcngkap hcndaknya mengusahakan laboratorium klinik
yang baik serta pelayanan diagnostik lainnya seccpat mungkin sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
Fasilitas-fasilitas trsebut harus mempunyai standar yang ditetapkan dalam Buku Standar
Pelayanan Rumah Sakit Jiwa ini.
Pengertian:
Bila pemberitahuan hasil pemeriksaan dilakukan melalui telepon atau telex dari
laboratorium di luar RSJ. harus ada mekanisme untuk ... guna menjamin identitas pasien serta
ketelitian dari laporan itu dan catatan laporan yang asli harus diterima dalam waktu yang
singkat.
Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik menggunakan sistem administrasi dan
pengelolaan bcrupa bagan organisasi dan ...kerja bagi semua klasifikasi tenaga pelaksana
serta sistem pelaporan, pencatatan yang disimpan rapi.
Kriteria:
2.1 Ada bagan organisasi dan uraian tugas untuk setiap jabatan yang memuat tugas atau
kewcnangan setiap tenaga pelaksana serta hubungan kerja dengan unit pelayanan lain.
Bagan organisasi dan uraian tugas ini diketahui oleh setiap tenaga pelaksana.
a. dalam pelayanan laboratorium
b. di antara petugas administrasi. penanggung jawab medis serta kepala laboratorium.
c. dengan unit/bagian lain khususnya mereka yang meminta pelayanan laboratorium
yang cfisien baik dalam keadaan gawat maupun yang biasa.
2.2 Hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan secara lengkap, tepat waktu, serta ada
arsipnya.
2.3 Ada pencatatan harian yang akurat dan lengkap
2.4 Penyiinpanan arsip hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan SOP.
2.5. Harus ada laporan harian dan spesimen yang dikirim dan spesimen harus diberi nomor
atau identifikasi dengan baik.
Pengertian:
Laporan berisi paling sedikit informasi-informasi sebagai berikut:
a. nomor unit laboratorium. nomor rekam medik, dan identifikasi lain.
b. identifikasi pasien (nama. umur. kelamin).
c. nama dokter.
d. tanggal spesimen diambil.
c. tanggal spesimen diterima.
f.tanggal spesimen diperiksa dan oleh siapa,
g. keadaan tiap spesimen yang tidak memenuhi syarat,
h. pemeriksaan atau prosedur pelaporan.
2.6. Laporan dan duplikasi harus disimpan rapi.

Standar 3, Staf dan Pimpinan


Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik RS dipimpin oleh seorang dokterspesialis
patologi klinik atau apabila tidak dimungkinkan / tidak ada dokter spesialis patologi klinik
pelayanan laboratorium dipimpin oleh dokter umum yang telah inendapal pelatihan mengenai
manajemen dan tekais di bidang laboratoriuni klinik. Staf Inbonitorium klinik RS terdiri dari
tenaga analis, tenaga administrasi, dan icnaga lain inituk menunjang a pekerjaan laboratorium
klinik Rumah Sakit Jiwa. ,

Kriteria:
3.1 Pertimbangan hams diberikan bila ada suif senior.
3.2 Pertemuan rutin yang harus diadakan untuk menjatnin adanya hubungan, baik dalam .
pelaynnan laboratorium maupun dengan unit pelayanan lain dari Rumah Sakit Jiwa.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Pelayanan laboratorium klinik menggunakan mangan, perlengkapan, peralatan, dan bahan
pemeriksaan serta sarana pembuangan limbah laboratorium klinik yang memenuhi
persyaratan untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan efisien.
Kriteria:
4.1 Adanya ruangan, perlengkapan, peralatan, dan persediaan yang memadai untuk fiingsi
pelayanan.
4.2 Adanya meja kerja yang adekuat dan baik untuk tempat bahan/spesimen dan cukup
untuk peralatan dan reagensia.
4.3. Ruang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga mencegah masalah di bidang
transportasi dan komunikasi serta harus cukup terang.
4.4 Pelengkapan dan peralatan harus cukup
a. tersedianya sumber air, sumber listrik yang baik dan aman
b. yang stabil dan dapat dimonitor, serta temperatur kamar yang memenuhi
persyaratan.
c. bahan-bahan cair yang mudah terbakar harus disimpan di tempat yang aman.
4.5 Peraturan khusus harus dibuat untuk menghindari bahaya fisik, kimiawi, dan biologis.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan
prosedur baku (SOP) untuk setiap kegiatan secara keseluruhan sejak dari persiapan spesimen,
pemeriksaan spesimen. sampai dengan pelaporan hasil pemeriksaan, serta menggunakan
metoda yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil pemeriksaan klinik yang
dapat dipercaya dan tepat waktu serta bermanfaat untuk pengelolaan pasien.

Kriteria:
5.1 Adanya kebijakan dan prosedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan Inboratorium
dalam mencapai tujuan.
Pengertian:
a. Di ...pelayauan tertentu dapat diselenggarakan pelayanan laboratorium khusus yang
merupakan bagian dari laboratorium pusat.
b. Kebijakan dan prosedur harus mencakup pernyataan yang berhubungan setidaknya
dengan kebutuhan pelayanan, pengumpulan spesimen, prosedur pemeriksaan,
5.2 Kebijjikan dan prosedur dapat ditinjau kembali dan paling sedikit dapat diperbarui tiap
tiga tahun.
5.3 Petugas diharapkan mengetahui dan mengikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku.
5.4 Persyaratan, pelayanan, permintaan, dan keperluan untuk laboratorium harus meliputi
nama pasien. nama dokter. permintaan pemeriksaan, tanggal permintaan tiba di
laboratorium. kebutuhan penanganan khusus. riwayat singkat. dan dan obat yang
diberikan pada pasien.
5.5 Pengumpulan spesimen;
Harus ada prosedur tertulis mengenai cara pengumpulan spesimen untuk menjamin mutu
spesimen.

Prosedur ini harus disetujui oleh kepala unit atau supervisor dan termasuk hal berikul:
a. Permintaan pemeriksaan
b. Slandar dan metode khusus untuk mengumpulkan dan menerima spesimen termasuk
prosedur khusus.
c. Identifikasi, cara dan tempat penyimpanan spesimen yang tepat.
d. Spesimen yang tidak memenuhi syarat harus dinilai dengan cermat dan mungkin '
dapat dibuang. Kalau dibuang, kepada yang mengirim harus diberitahu secepat
mungkin tentang alasan-alasan penolakan. -
5:6 'Prosedur Pemeriksaan
Semua pemeriksaan yang dilakukan pada pelayanan laboratorium harus dilakukan oleh
petugas yang cakap dengan mempergunakan prosedur yang telah ditetapkan. Uraian yang
lengkap harus tersedia untuk tiap prosedur pemeriksaan termasuk sumber reagensia, standar,
dan prosedur kalibrasi.
Pengertian:
Penjelasan ini harus tersedia bagi teknisi laboratorium dalam kartu arsip, buku catatan
atau bagan kerja yang memuat referensi yang sesuai.
Setiap prosedur hendaknya ditinjau kembali paling lambat dalam setahun oleh kepala
unit atau supervisor. Daftar mengenai teknik yang dipergunakan oleh laboratorium dan
informasi mengenai daftar nilai nominal hasil pemeriksaan laboratorium harus tersedia
bagi staf medis dan sebaiknya juga tertulis di dalam laporan pemeriksaan.

Standar 6. Peiigembangan Staf dan Program Pendidikan


Mutu pelayanan laboratorium klinik senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan
menyelenggarakan kegiatan pengembangan staf dan pelatihan mengenai manajemen dan
teknis di bidang laboratorium klinik bagi semua tenaga pelaksana laboratorium klinik.

Kriteria:
6.1 Program tertulis yang dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan
laboratorium.
6.2 Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang laboratorium hendaknya
diberikan kepada semua staf. Menyediakan kepustakaan yang baik. termasuk buku dan
majalah kedokteran terbaru.
Pengertian:
Hal ini dapat meneakupi:
a. program latihan di Rumah Sakit Jiwa
b. penyediaan literatur profesional
c. bantuan untuk mengikuti konferensi/kongres;

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Penilaian kinerja pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa dilakukan berdasarkan
prosedur baku evaluasi dan pengendalian mutu dengan melaksanakan program pemantapan
mutu internal sebagai persyaratan untuk mengikuti program pemantapan mutu eksternal.

Kriteria:
7.1 Semua laboratorium harus mengikuti semua program pengendalian mutu eksternal yang
telah diakui untuk menjamin ketepatan data.
7.2 Penilaian mutu internal harus mencakup semua aspek pelayanan laboratorium. Semua
staf seharusnya terlibat dalam studi-studi dan berperan serta dalam reneana untuk
mengatasi setiap masalah.
Pengertian:
a. Kepala bagian atau supervisor harus memeriksa laporan dan pemeriksaan-pemeriksaan
untuk menilai kualitas pekerjaan di laboratorium. Penggunaan dari peralatan dan
perlengkapan harus dinilai berulang kali untuk menjamin bahwa peralatan tersebut
dapat berfungsi setiap saat. Suatu sistem pengendalian mutu yang efektif meneakup
program .... preventif dan korektif. Laporan-laporan yang tepat harus ada dari setiap
bagian peralatan, meliputi tanggal inspeksi pengesahan dan evaluasi uji coba serta
laporan kerusakan.
b. harus ada program uji coba dan kesahihan pemeriksaan yang baru dan kalibrasi ulang
terhadap semua ..., reagen dan sistem evaluasi tabung ... dan pengawasan yang teratur
dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan contoh standar. Perlengkapan mesin
otomatis harus direkalibrasi dan dicek sesuai dengan petunjuk pabrik.
c. Semua reagen padat dan cairan, dan standar harus tersedia, disimpan dan secara
periodik diperiksa untuk menjamin komposisi dan hasil permeriksaan. Semua bahan
kimia dan .... harus diberi label dan label tersebut tersetut harus diisi keterangan
tambahan dan peringatan yang dibutuhkan. Hasil pemeriksaan dengan bahan kimia
dan reagen harus dipantau melalui pemeriksaan paralel atau preparat yang diketahui
kualitasnya.
d. Patologi klinik
Harus ada data untuk dokumentasi hasil pemeriksaan yang rutin dan jadwal
rekalibrasi, setiap kali pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan dengan
contoh referensi/standar. Harus ada batas toleransi untuk melanjutkan pemeriksaan,
demikian pula batas normal hasil pemeriksaan
f. Hematologi
Prosedur pengawasan kualitas untuk menjamin ketelitian pemeriksaan Hb, jumlah sel
dan pemeriksaan langsung lain harus dilaksanakan lebih dari satu kali sehari.
Pemerikasaan untuk mengetahui kelainan hemostatik harus dilaku-kan dengan
pembanding dan pemeriksaan waktu prothrombin umumnya dilaku-kan duplo. Semua
usapan darah yang penting harus disimpan paling sedikit satu tahun.
h. Tiap reagen baru harus diuji dalam hubungannya paralel dengan reagen yang telah
diketahui reaksinya sebclum reagen yang baru tersebut dipakai secara rutin.
7.3 Kriteria konduite staf harus ditetapkan oleh kepala laboratorium sesudah berkonsultasi
dengan para anggota staf.
7.4 Penilaian konduite staf mempunyai fungsi mendidik dan anggota staf hendakaya
menerima hasil penilaian tersebut sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku (PP
No. 30 Tentang hak dan kewajiban pegawai negeri).
XI. PELAYANAN GIZI
Standar 1. Falsafah dan Tujuan
Pelayanan gizi diselenggarakan secara terintegrasi dengan unit pelayanan lain di Rumah
Sakit Jiwa, agar dicapai pelayanan gizi yang optimal dan penyelenggaraan makanan yang
bermutu tinggi.
Kriteria:
1.1 Adanya tujuan tertulis, serta petunjuk yang obyektif. dalam kegiatan pelayanan gizi.
1.2 Sasaran pelayanan gizi adalah pasien rawat inap, pasien rawat jalan. pasien yang
memerlukan pelayanan gawat darurat, pegawai serta masyarakat.
1.3 Lingkup kegiatan meliputi produksi dan distribusi makanan, pelayanan gizi ruang rawat
inap, penyuluhan dan konsultasi diet penelitian dan pengembangan gizi terapan.
penentuan anggaran serta semua aspek pelayanan gizi.
1.4 Standar Pelayanan gizi dinilai setiap 3 tahun.
Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Pelayanan gizi Rumah Sakit Jiwa harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang
jelas bagi semua jenis personil.
Kriteria:
2.1 Pelayanan gizi Rumah Sakit Jiwa dikelola dan diorganisir oleh dietisien.
2.2 Pola kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Jiwa harus mencakup kegiatan yang telah
ditetapkan Dcpkes RI sesuai dengan kelas Rumah Sakit Jiwa.
2.3 Adanya bagan organisasi yang menggambarkan secara jelas garis komando yang
menunjukkan tanggung jawab kewenangan dan hubungan kerja dalam pelayanan gizi
dengan unit lain.
2.4 Adanya uaraian tugas tertulis untuk setiap petugas yang meneakup:
a. Kualifikasi sesuai jabatan
b. Garis komando
c. Fungsi dan tanggung jawab
d. Penilaian staf
2.5 Pertemuan berkala staf inslalasi gizi diadakan paling sedikit setiap bulan yang
dibuktikan dalam notulen rapat.
2.6 Standar makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dalam kualitas dan kuantitas.
2.7 Dietisien mengelola pelayanan gizi sebagai berikut:
a. Menyusun Standar makanan RSJ sesuai dengan penuntun diet,
b. Menyusun kebutuhan diet pasien rawat inap
c. Menyusun menu dan perencanaan kebutuhan bahan makanan
d. Menyusun anggaran belanja instalasi gizi
e. Menyusun raneangan diet pasien rawat inap sesuai dengan keadaaan pasien dan
penyakitnya.
f. Melakukan pengadaan bahan makanan. penerimaan. penyimpanan dan distribusi
bahan makanan.
g. Mengelola produksi dan distribusi makanan bagi pasien rawat inap dan pasien rawat
jalan serta pegawai.
h. Melakukan evaluasi diet di ruang rawat inap
i. Merencanakan dan melakukan penyuluhan konsultasi diet dan rujukan diet bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan secara individu. kelompok dan massal.
J. Melakukan pengkajian, perencanaan, penerapan dan penelitian diet pasien secara
terintegrasi dengan tim asuhan gizi.
2.8 Melakukan peneatatan diet pasien rawat inap.
2.9 Membuat laporan tahunan kegiatan pelayanan gizi
Standar 3. Staf dan Pimpinan
Pelayanan gizi dipimpin dan diorganisasi untuk meneapai tujuan pelayanan.

Kriteria:
3.1 Pelayanan gizi dipimpin oleh seorang dictisien dengan dasar pendidikan sarjana muda
gizi sesuai dengan standar kualifikasi tenaga di instalasi gizi di Rumah Sakit Jiwa yang
ditetapkan Depkes RI menurut kelas Rumah Sakit Jiwa.
3.2 Adanya staf instalasi gizi sesuai dengan macam dan kualifikasi yang telah ditetapkan
Depkes Rl sesuai kelas Rumah Sakit Jiwa.
3.3 Jumlah dan jenis tenaga gizi sesuai dengan standar kebutuhan. Tenaga gizi yang
dimaksud sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996.
3.4 Kepala/pimpinan instalasi gizi harus terlibat langsung dalain semua kegiatan staf dan
semua pelayanan gizi.
3.6 Setiap saat harus ada dietisien di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan
mengawasi pelayanan gizi dan harus ada pendelegasian wewenang yang bertanggung
jawab bila kepala instalasi gizi berhalangan.
3.7 Kepala/pimpinan instalasi membuat laporan untuk pengawasan dan pereneanaan
instalasi gizi.
3.8 Kepala/pimpinan instalasi membuat laporan manajemen keuangan instalasi gizi.
3.9 Kepala/pimpinan dan staf merencanakan, mengembangkan. membina, menilai
kegiatan pelayanan gizi ruang inap. penyuluhan dan rujukan gizi. kegiatan penelitian
pengembangan gizi terapan.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Tersedianya fasilitas fisik dan peralatan yang cukup, efisien, bersih dan aman untuk
kegiatan pelayanan gizi.

Kriteria:
4.1 Tersedia fasilitas ruangan dan alur kerja yang efisien dan peralatan untuk:
a. Penerimaan bahan makanan dan makanan
b. Penyimpanan bahan makanan dan makanan
c. Penyiapan makanan
d. Persiapan makanan termasuk pemasakan
e. Penyajian makanan masak
f. Produksi makanan
g. Distribusi makanan
h. Penyajian dan penyaluran/pengiriman makanan
i. . Pencucian alat makan
j. Penyimpanan alat makan
k. Pembuangan sampah
4.2 Adanya fasilitas ruangan dan peralatan untuk penyelenggaraan konsultasi/ penyuluhan
diet individu atau kelompok baik untuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pegawai
dan masyarakat pengguna Rumah Sakit Jiwa.
4.3 Fasilitas sesuai dengan persyaratan gedung dan peraturan yang berlaku ditekankan pada:
a. Lantai. dinding dan langit-langit yang mudah dibersihkan
b. Pencrangan yang memenuhi persyaratan kondisi kerja
c. Ventilasi yang cukup, suhu dan kelembaban.
d. Memenuhi persyaratan anti kebakaran.
4.4 Adanya ruang penerimaan dengan fasilitas pemeriksaan mutu dan jumlah bahan
makanan yang langsung dipindahkan ke tempat penyimpanan.
4.5 Lemari pendingin, freezer dan gudang sesuai dengan peraturan dan syarat kesehatan.
4.6 Tersedianya alat kebakaran, peraturan keselamatan dan keadaan bencana yang
didokumentnsikan. Latihan penanggulnngan kebakaran secarn teratur.
4.7 Tersedianya baki khusus untuk. mengumpulkan dan membersihkan alat makan sehingga
mengurangi kebisingan pasien.
4.8 Tersedianya fasilitas sanitasi dan hygiene, tempat meneuci tangan untuk kebersihan.
4.9 Tersedianya fasilitas pencucian alat dapur dan alat makan
4.10 Tersedianya fasilitas air bersih, tempat sampah, saluran dan pengelolaan limbah.jamban,
..... yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Tersedianya kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan kemajuan Iptek serta falsafah dan
tujuan pelayanan gizi Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
5.1 Kebijakan dan prosedur kegiatan pelayanan gizi disusun oleh pimpinan instalasi gizi
yang dibahas dengan staf dan unit lain yang terkait.
5.2 Kebijakan dan prosedur penentuan diet pasicn disusun oleh suatu .....atau komisi asuhan
gizi.
5.3 Kebijakan dan prosedur penyuluhan setiap konsultasi gizi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan.
5.4 Kebijakan dan peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja, pencegahan
kebakaran dan bcncana lain tertulis dan diikuti. Alat pemadam kebakaran tersedia dan
diperiksa secara teratur.
5.5 Tersedia program pemeliharaan serta perbaikan alat-alat dan pencatatan tentang kegiatan
tersebut.
5.6 Tersedia peraturan-peraturan secara tertulis tentang penyimpanan dan penanganan
bahan makanan. Khususnya tentang:
a. Suhu penyimpanan bahan makanan
b. Sarana penyimpanan yang bersih, tertutup dan bebas dari bau-bauan.
c. Teknis penyaluran bahan makanan
d. Persiapan, pemasakan, dan penanganan bahan makan sesuai dengan peraturan
dan praktek kesehatan.
e. Seminimal mungkin menyimpan atau menunda bahan-bahan yang akan
dimasak untuk menjaga nilai gizi dan cita rasa makanan.
f. Penanganan dan distribusi bahan makanan oleh pegawai gizi dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dengan memperhatikan higiene sanitasi, suhu dan waktu
distribusi.
g. Tersedianya prosedur cara produksi yang baik untuk berbagai hidangan.
5.7 Tersedianya prosedur tertulis dalam pemeliharaan dan kebersihan ruang serta alat.
5.8 Tersedianya prosedur kerja untuk peralatan mesin dan alat kerja yang menggunakan
tangan, seperti:
a. Penggosokan dan perendaman
b. Suhu air
c. Pembilasan dan pembersihan
d. Pengeringan alat/barang.
5.9 Tersedianya prosedur pembuangan sampah memakai tempat tertutup baik di dapur
maupun dapur ......
5.10 Tersedianya menu makanan pasicn dan pegawai sesuai dengan kebutuhan gizinya
dengan memperhatikan:
a. Penampilan makanan yang menarik
b. Bcsar porsi yang sesuai
c. Menu sesuai budaya dan agama
d. Memperhatikan kecukupan gizi kelompok
e. Siklus menu dibuat sesuai ketentuan
5.11 Tersedianya program pest kontrol secara teratur
5.12 Tersedianya prosedur kerja dalam penanganan makanan pasicn dengan penyakit infeksi
menular termasuk prosedur pembersihan alat makannya.
5.13 Tersedianya kantin yang menyediakan makanan bergizi dan bersih.
5.14 Tersedia sistem infonnasi yang mencatat kesalahan, kecelakaan, keluhan, dari pasien
sebagai pertimbangan dalam memberikan pelayanan.
5.15 Tersedianya peraturan pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala.
5.16 Kebijakan dan prosedur kerja ditelaah setiap tiga tahun sekali.
Standar 6. Pengembangan Staf dan Program
Semua pegawai mempunyai kesempatan dan kemudahan untuk mendapatkan program
pendidikan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

Kriteria:
6.1 Adanya program orientasi dan pengenalan ruang lingkup kerja dan tanggung jawab bagi
pegawai baru.
6.2 Mekanisme untuk identifikasi kebutuhan program pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan ketrampilan pegawai berdasarkan penilaian konduite.
6.3 Adanya kesempatan untuk mengikuti pelatihan kerja. pendidikan tambahan dan
pendidikan lanjutan yang sesuai dengan program pengembangan instalasi gizi.
6.4 Dietisien dan pegawai instalasi gizi mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan
yang diselenggarakan oleh organisasi profesi atau organisasi lainnya.
6.5 Dietisien memberikan pelatihan penyuluhan diet kepada pegawai rumali sakit dan
masyarakat.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendailan


Adanya prosedur evaluasi mutu pelayanan untuk mencapai mutu pelayanan yang ditetapkan.
Kriteria:
7.1 Instalasi gizi terlibat penuh pada program pengendalian mutu dan jaminan mutu
keseluruhan.
7.2 Pelayanan yang diselenggarakan dimonitor dan dievaluasi secara teratur dan
berkesinambungan.
7.3 Kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut:
a. Pemantauan: mendapat informasi secara rutin tentang
aspek -aspek penting dalam hal penyajian makanan.
b. Pengkajian terhadap informasi tersebut diidcntifikasi
masalah-masalah penting dalam penyajian makanan dan
kemungkinan untuk perbaikan.
c. Pemecahan masalah/tindakan didokumentasikan.
d. Evaluasi Efektivitas tindakan pemecahan masalah dievaluasi
untuk mendukung pengembangan jangka panjang,
e. Umpan balik Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut secara
teratur dikomunikasikan kepada staf dan pegawai instalasi.
7.4 Dokumentasi kegiatan pengendalian mutu yang lengkap disimpan dan dijamin
kerahasiaannya dari pegawai dan pasien.
7.5 Adanya dokumentasi kegiatan pengendalian mutu mencakup tenaga, dana, sarana yang
lengkap untuk mencapai peningkatan mutu secara keseluruhan.
XII. REKAM MEDIK DAN MANAJEMEN
INFORMASI KESEHATAN

Standar 1. Falsafah dan tujuan


Rumah Sakit Jiwa harus menyelenggarakan manajemen informasi kesehatan yang
bersumber pada rekam medik yang handal dan professional.
Kriteria:
Manajemen informasi kesehatan harus mencakup secara luas kegiatan pelayanan kesehatan
pasien yang meliputi mulai penerimaan pasien sampai dengan pasien keluar rumah sakit
jiwa.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Rekam Medik / MIK diorganisasi dikelola untuk mendukung cakupan luas informasi
pelayanan medis yang cfektif.

Kriteria:
2.1 R.M / MIK harus memiliki manual kerja (protap) yang menggambarkan tujuan dan
fungsi unit kerja, kepala dan staf. Manual (protap) meliputi organisasi dan tatalaksana
dengan menyertakan adanya:
a. Kualifikasi pemegangjabatan
b. Garis kewenangan perintah
c. Fungsi dan tanggung jawab
d. Frekuensi dan evaluasi staf
e. Kondisi kerja
2.2 Adanya panitia RM/MIK yang bertanggungjawab pada pimpinan Rumah Sakit Jiwa
dengan tugas:
a. Menentukan standar dan kebijakan pelayanan
b. Mengusulkan bcntuk fomulir rekam medik
c. Mengusulkan upaya yang perlu dalam penanggulangan pelayanan rekam medik.
d. Menganalisis tingkat kualitas informasi dan rekam medik di Rumah Sakit Jiwa.
e. Menentukan jadual dan materi rapat rutin panitia RM / MIK
2.3 Susunan panitia RM/MIK terdiri dari:
a. Kepala Panitia RM/MIK adalah dokter senior yang memiliki minat besar terhadap
Manajemen Informasi Kesehatan / RM.
b. Sekretaris Panitia RM/MIK adalah kepala Unit Kerja RM/MIK.
c. Anggota dipilih maksimal sebanyak 11 orang yang mewakili secara bergantian
SMF/unit kerja pelayanan terkait.
d. Masa jabatan ketua adalah selama 3 tahun sedangkan masa jabatan sekretaris
MIK adalah selama masih menjabat sebagai kepala RM / MIK, lama jabatan
anggota berdasarkan lama pemilihan topik/bagian yang disesuaikan.
2.4 Informasi statistik Rumah Sakit Jiwa harus dibuat oleh Unit Kerja RM/MIK dan
dibagikan kepada unit lain yang terkait yang disesuaikan dengan kebutuhan Rumah
Sakit Jiwa.

2.5 Hasil riset (medis) dipresentasikan oleh tim audit (medis) yang ada dibawah unit kerja
Rekam Medik/MIK
2.6 Kepala unit kerja rekam medik /MIK bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya
yang ada.
Standar 3 Staf dan Pimpinan
Pelayanan rekam medik /MIK diselenggarakan untuk meneapai tujuan pelayanan Rumah
Sakit Jiwa.
Kriteria:
3.1 Unit Kerja Rekam Medik / MIK dipimpin oleh seorang kepala dengan latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang sesuai.
3.2 Kualifikasi staf harus diupayakan sesuai dengan tugas yang dilaksanakan.

Standar 4 Fasilitas dan Peralatan


Fasililas dan peralatan yang cukup harus disediakan agar tercapai pelayanan yang efisien.
Kriteria:
4.1 Unit kerja Rekam Medik / MIK mempunyai lokasi sedemikian rupa sehingga
pengambilan dan distribusi rekam medik lancar.
4.2 Ruang kerja harus memadai bagi kepentingan staf, penyimpanan rekam medik,
penempatan peralatan (micro-film, komputer, dll).
Pengertian:
a. Ruang penyimpanan cukup untuk rekam medik aktif yang masih digunakan.
b. Ruang penyimpanan cukup untuk rekam medik non aktif yang tidak digunakan lagi
sesuai peraturan yang ada.
4.3 Ruang yang ada harus cukup menjamin bahwa rekam medik aktif dan non aktif tidak
hilang, rusak atau diambil oleh yang tidak berhak.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan dan prosedur yang ada selalu diusahakan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi mutakhir.
Kriteria:
5.1 Rekam medik adalah sumber MIK yang handal yang memuat informasi yang cukup,
tepat waktu, akurat dan dapat dipereaya bagi semua rekaman pasien baik rawat inap,
rawat jalan atau gawat darurat dan pelayanan lainnya.
5.2 Harus ada sistem identifikasi, indcks, dan sistem dokumen yang memudahkan pencarian
rekam medik. Pelayanan ini 24 jam.
5.3 Harus ada kebijakan agar informasi dalam rekam medik tidak hilang, rusak atau
digunakan oleh orang yang tidak berhak.
Pengertian:
Harus ada izin khusus untuk menggunakan informasi medis oleh orang yang tidak
terlibat langsung. Rekam medik hanya dapat dibawa keluar Rumah Sakit Jiwa dengan
izin tertulis.

5.4. Dokter, psikolog dan tenaga kesehatan lainnya nonprofesi bertanggung jawab akan
kebcnaran dan ketepatan pengisian rekam medik hal ini diatur dalam anggaran dasar.
peraturan, dan panduan kerja Rumah Sakit Jiwa.
Pengertian:
a. Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus Icngkap dalam 24 jam setelah
pasien dirawat
b. Tindakan dan prosedur lain harus segera dilaporkan setelah tindakan paling lambat
pada hari yang sama.
c. Termasuk ringkasan riawayat keluar (resume sudah harus dilengkapi paling lambat
14 hari setelah pasien pulang.
d. Semua rekam medik diberi kode dan indeks dalam waktu 14 hari, setelah pasien
pulang.
5.5. Harus ada kebijakan Rumah Sakit Jiwa mengenai penyimpanan rekam medik baik
rekam medik aktif maupun non aktif.
5.6. Ada kebijakan dan peraturan prosedur yang dapat ditinjau setiap 3 tahun.
5.7. Rekam medik harus cukup rinci bagi berbagai kepentingan :
a. Ada informasi efektif antar dokter, perawata , psikolog/tenaga kesehatan lainnya.
b. Konsulen mendapat informasi yang dibutuhkan.
c. Dokter lain dapat menilai pelayanan pasien
d. -Dapat menilai kualitas pelayanan saat itu secara retrospektif.
e. Pasien mendapat informasi yang berkesinambungan tentang penyakitnya.
5.8. Pengisian rekam medik hanya dilakukan oleh yang berhak di Rumah Sakit Jiwa itu,
pasien yang masuk diberi catatan tanggal, jam dan nama pemeriksa.
5.9. Singkatan dan simbol dipakai diakui dan berlaku umum.
5.10. Semua laporan asli oleh tenaga kesehatan disimpan dalam rekam medik.
5.11. Tiap rekam medik melipuli idcntifikasi pasien :
a. Nomor rekam medik/registrasi.
b. Nama lengkap pasien (ayah/suami/istri, sendiri)
c. Alamat lengkap
d. Jenis kelamin
c. Orang yang perlu dihubungi.
5.12 . Tanda bahaya/peringatan misalnya alergi harus ditulis di halaman depan rekam medik.
5.13 Rekam medik mencantumkan diagnosis sementara dan didiagnosis akhir saat pasien
pulang.
5.14 Rekam medik mencakup riwayat pasien yang berkaitan dengan kondisi penyakit pasien
melipuli:
a. Riwayat penyakit keluarga.
b. Keadaan sosial.
c. Riwayat dan perjalanan penyakit.
d. Keadaan sekarang

5.15 Pasien tindakan khusus seperti ECT diberikan "Informed consent".


Pengertian:
Informed consent terhadap lembaran intisari riwayat rencana tindakan
khusus (protokol) disertai lembaran alternatif.
5.16 Setiap pemberian pelayanan kesehatan oleh para tenaga kesehatan wajib disertai
dengan pemberian catatan pada berkas rekam medis
5.17 Rekam medik diatur dengan ketentuan khusus.
5.18 Setiap diagnosa/tindakan khusus pasien diberi kode klasifikasi berdasarkan standar
yang berlaku.
5.19 Dalam waktu 14 hari setelah pasien pulang, ringkasan riwayat keluar (resume) sudah
harus ditegakkan.
5.20 Pasien mjukan harus disertai dengan informasi alasan rujukan.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Semua staf mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan yang
berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan:
Kriteria:
6.1 Program orientasi diselenggarakan untuk staf baru agar mengetahui pekerjaan dan
tanggung jawabnya.
6.2 Ada mekanisme identifikasi kebutuhan dan pengembangan staf yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi.
6.3 Ada kesempatan bagi semua staf untuk mengikuti latihan kerja dan pendidikan
berkelanjutan yang sesuai.
6.4 Staf profesional perlu dibantu untuk dapat menghadiri pertemuan dan program profesi.

Standar 7. EvaIuasi dan Pengendalian Mutu


Adanya prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan menanggulangi masalah
yang timbul.
Kriteria:
7. ] Pelayanan rekam medik merupakan bagian dari program pengendalian mutu Rumah
Sakit Jiwa.
7.2 Pelayanan terus menerus dipantau dan dinilai.
7.3 Pengendalian mutu meliputi hal berikut:
a. Pemantauan pengumpulan informasi rutin mengenai pelayanan.
b. Analisis penilaian berkala untuk identifikasi masalah penting dalam pelayanan
dan kemungkinan perbaikan.
c. Tindakan: bila ada masalah. tindakan penyelesaian dilakukan dan kemudian dicatat.
d. Evaluasi: efektifitas tindakan dinilai untuk peningkatan jangka panjang.
e. Umpan balik: hasil kegiatan disebar luaskan kepada staf.
7.4 Melaksanakaii analisis kuantitatif dan kualitatif berkas rekam medik.
XIII. PELAYANAN KESEHATAN, KEBAKARAN DAN
KEWASPADAAN BENCANA

Standar 1. Falsafal dan tujuan


Rumah Sakit Jiwa dibangun dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan untuk dapat
difungsikan, serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan dan mencegah
kebakaran / bencana. Tujuannya agar terjamin keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien,
petugas, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:
1. Rumah Sakit Jiwa harus mempunyai ketentuan tertulis berdasarkan perundang - undangan
yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja, kebakaran/ bencana dan
lingkungan Rumah Sakit Jiwa.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan


Dibentuknya panitia yang bertanggung jawab atas upaya kesehatan dan keselamatan
kerja, kebakaran/ kewaspadaan bencana. Ketua panitia salah seorang pejabat Rumah
Sakit Jiwa.

Kriteria:
2.1. Adanya struktur organisasi yang menjabarkan kedudukan, tugas, wewenang, fungsi dan
tanggung jawab serta hubungan kerja panitia dengan unit / instansi diluar Rumah Sakit
Jiwa.
2.2. Setiap bagian dari panitia mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis, sehingga
dapat dimengerti oleh setiap anggota.
2.3. Mempunyai sarana komunikasi yang selalu siap pakai.
2.4. Adanya rekomendasi dari instansi terkait tentang upaya peningkatan kesehatan dan
keselamatan kerja, kebakaran/ bencana.

Standar 3 Staf dan pimpinan.


Pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan panitia harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan,
pengalaman dalam upaya kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah dan menanggulangi
kebakaran / bencana serta mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Kriteria:
3.1 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman dalam upaya:

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.


mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran/bencana.
mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
3.2. Panitia dibantu tim pendukung yang memadai dan terlatih.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Tersedianya sarana, prasarana dan peralatan yang cukup dan siap pakai dalam upaya
kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah dan menanggulangi kebakaran/beneana.
Kriteria :
4.1. Semua petugas Rumah Sakit Jiwa mampu dan terampil menggunakan peralatan dalam
upaya kesehatan dan keselamatan kerja, menccgah dan menanggulangi kebakaran/
bencana serta mempunyai petunjuk cara penggunaan sarana, prasarana dan peralatan.
4.2. Adanya ruangan khusus untuk tempat bahan berbahaya.
4.3. Untuk ruang rawat pada gedung bertingkat harus tersedia tangga darurat.
4.4. Tersedia alat pelindung diri yang dapat digunakan secara bcnar dengan kondisi layak
dipakai.
4.5. Tersedia rambu-rambu/tanda petunjuk yang jelas didalam maupun diluar gedung untuk
jalan keluar apabila terjadi bencana.
4.6. Tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat
4.7. Tersedia perlengkapan keamanan pasien antara lain :
- penghalang tempat tidur
- pegangan pada dinding diruang rawat dan gang.
- ada alat pemanggil perawat di tempat tidur dan dikamar mandi.
4.8. Tersedianya fasilitas pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus untuk semua
petugas Rumah Sakit Jiwa.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan; dan prosedur dan peraturan yang tertulis harus dilaksanakan disetiap tempat kerja
dan berlaku untuk semua orang dalam upaya kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah
dan menanggulangi kebakaran /bcncana.
Kriteria:
5.1. Protap kerja harus tertulis disetiap tempat kerja seperti - laboratorium, dan lain lain
5.2. Adanya peraturan khusus untuk tempat mempunyai resiko tinggi, yang sesuai dengan
situasi dan kondisinya anlara lain:
tempat bahan kimia
tempat bahan mudah terbakar / meledak
tempat bahan radio aktif
tempat bahan mudah menguap
dan lain lain
5.3. Adanya peraturan tertulis untuk penanganan bila terjadi kontaminasi dengan bahan
berbahaya.
5.4. Penyimpanan dan pengamanan gas sesuai dengan peraturan dan kondisi setempat serta
mempunyai pedoman kerja yang jelas misalnya:
Oksigen dan gas medis lainnya yang mudah terbakar dan harus disimpan secara terpisah
tempat penyimpanan harus ada ventilasi dengan konstruksi bangunan yang tahan api
dan mempunyai pengamanan yang baik serta diberi tanda khusus.
5.5 Pengantian tenaga listrik dari PLN ke Generator harus secara otomatis terutama untuk
peralatan medik dan ruang rawat pasien.
5.6 Emergeney suction harus tersedia disetiap ruang rawat pasien
5.7 Adanya peralatan untuk keamanan pasien antara lain:
adanya sandaran / pegangan pasien di ruang rawat
adanya alarm (alat panggil perawata) di kamar mandi pasien
pintu kamar mandi terbuka keluar dan dapat dibuka dari luar
alat panggil perawat harus mudah dijangkau pasien
tempat tidur yang dapat diatur tingginya
adanya penghalang di tempat tidur pasien dan khusus untuk anak ada jeruji yang tidak
lolos kepala.
5.8 Di ruang tempat main anak harus diperhatikan:
sumber listrik harus tertutup
pintu kamar harus dapat dibuka dari luar
harus ada pembatas ruang. agar anak tidak main ketempat lain
tidak ada bahan/alat yang berbahaya
5.9 Alat sumber panas harus dapat dikendalikan secara otomatis agar tidak terjadi luka
bakar
5.10 Ruang rawat yang bertingkat dilengkapi dengan lift yang sesuai ukurannya dengan
tempat tidur pasien. Penggunaan dan pemeliharaannya lift harus sesuai prosedur
5.11 Tempat pakaian/lemari pasien harus tertutup dan dapat dikunci
5.12 Harus ada rambu tentang arah. pintu darurat. dilarang merokok dan daerah /tempat
yang mempunyai risiko terhadap kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung dan
petugas RSJ
5.13 Adanya inspeksi keamanan secara teratur disetiap ruangan oleh petugas PK3 RS
(Panitia K-3 Rumah Sakit Jiwa).
5.14 Setiap gedung dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran beserta petunjuk
pengunaannya
5.15 Adanya pelaporan setiap inspeksi, yang nanti akan dilaporkan kepada Direktur RSJ
5.16 Adanya persetujuan tertulis tentang penggunaan gedung baru yang kemudian
direkomendasi oleh pihak Pemadam Kebakaran
5.17 Konstruksi bangunan harus sesuai dengan pedoman kesehatan dan keselamatan kerja,
kebakaran / bcncana
5.18 Pada ruangan yang rawan kebakaran harus dipasang alat untuk mendeteksi api
misalnya:
- ruang rawat
- ruang laboratorium
- ruang rekam medik
- dll
5.19 Alat pemadam kebakaran harus ditempatkan ditempat yang mudah dicapai dan
diketahui oleh setiap petugas RSJ

5.20 Penggunaan alat pemadam api harus sesuai dengan jenis penyebab kebakaran
5.21 Tata cara penggunaan, pemeliharaan dan uji kelengkapan serta isi tabung alat pemadam
kebakaran secara teratur, hal ini perlu dituliskan ditabung tersebut
5.22 Pada ruang rawat terutama yang bertingkat, harus ada jendela yang dapat dipecahkan
bila terjadi kebakaran (diberi tanda api). Artinya jendela dapat dipecahkan bila terjadi
kebakaran, agar pasicn dapat dievakuasi melalui jendela tersebut
5.23 Adanya pelatihan .tentang cara penanggulangan kebakaran untuk seluruh petugas
RSJ. Setiap pelatihan harus dijadualkan minimal 1 x setahun disertai pelaporan
dan evaluasi. '
5.24 Setiap petugas mempunyai cacatan medik di RSJ
5.25 Rekam medik petugas akan dievaluasi oleh panitia untuk masukan pada pimpinan.
5.26 Adanya prosedur tertulis tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah
Sakit Jiwa

.
Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan.
Harus ada rencana tertulis tentang pendidikan dan pelatihan setiap petugas Rumah Sakit Jiwa
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan dan
keselamatan kerja, bahaya kebakaran/bencana.
Kriteria:
6.1. Adanya jadwal pelatihan dan atau simulasi untuk semua petugas Rumah Sakit Jiwa
tentang kesehatan dan keselamatan kerja, kebakaran / bencana.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu.


Adanya prosedur tertulis tentang pelaksanaan evaluasi dari program kesehatan dan
keselamatan kerja, kebakaran/ kewaspadaan bencana dan adanya pembinaan dari unit/
instansi lain diluar RSJ.
Kriteria:
7.1. Adanya dokumen (rekam medik) petugas Rumah Sakit Jiwa.
7.2 Adanya penanggulangan kasus penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.
7.3 Adanya upaya pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja .
7.4 Dilaksanakannya semua peraturan yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, kebakaran / bencana.
XIV. PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT JIWA

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Kegiatan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Jiwa merupakan suatu keharusan untuk
melindungi pasien dari kejangkitan infeksi, dalam bentuk upaya pencegahan, surveilens. dan
pengobatan yang rasional.

Kriteria:
1.1 Terdapat tujuan tertulis mengenai program pengendalian infeksi.
1.2 Tujuan dapat ditinjau setiap tiga tahun untuk disempurnakan.

Standar 2. Adniinistrasi dan Pengelolaan


2.1 Harus ada panitia yang bertanggung jawab. mengatur, dan meninjau pengendalian
infeksi.

Pengertian:
Panitia ini dipimpin oleh seorang dokter yang mempunyai pengetahuan dan berminat
khusus dalam bidang ini. Dalam Rumah Sakit Jiwa yang kecil program ini dapat
dilakukan oleh panitia yang ada. Harus ada bagan organisasi yang meliputi alur tanggung
jawab dan hubungan kerja antar bagian.
2.2 Panitia Pengendalian Infeksi membuat kebijakan dan prosedur mengenai teknik aseptik,
isolasi, sanitasi. dan penggunaan antibiotik.
Pengertian:
Panitia mengadakan rapat secara teratur. membuat laporan kepada pimpinan rumah
sakit serta menyebarluaskan laporan serta hasil evaluasi, paling lambat setiap enam
bulan.
2.3 Panitia memberikan saran dalam hal:
a. Konstruksi bangunan agar memperhatikah prinsip pengendalian infeksi.
b. Alat/instrumen harus digunakan sesuai dengan prinsip pengendalian infeksi.
2.4 Panitia mengadakan peninjauan angka infeksi nosokomial, penelitian khusus infeksi,
dan pelaksanaan program.
2.5 Panitia mengadakan peninjauan berkala untuk observasi pelaksanaan program,
termasuk surveilens hasilnya dilaporkan sebagai dokumen termasuk saran mengenai
pendidikan.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Pimpinan dan staf dibcrikan kewcnangan dalam pengelolaan program pengendalian
infeksi.
Kriteria:
3.1 Di Rumah Sakit Jiwa yang bcsar mungkin diperlukan staf yang purna waktu.
3.2 Ketua panitia bertanggung jawab dalam pengawasan pengendalian infeksi serta
pendidikan dalam hal tersebut.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Perlengkapan untuk kebersihan Rumah Sakit Jiwa harus disediakan, dcmikian pula
lingkungan harus bersih.

Kriteria:
4.1 Petugas Kebersihan
a. Perlengkapan untuk membersihkan tersedia cukup.
b. Jumlah petugas kebersihan harus sesuai dengan perhitungan yang rasional.
c. Lemari dan mebel dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan. Bagian
bawah lemari harus terdapat ruangan agar mudah dibersihkan.
d. Gudang tempat alat kebersihan, tetap dalam keadaan bersih.
e. Harus ada tempat sampah tertutup yang khusus untuk: sampah nonmedis, sampah
medis, atau bekas alat infus/suntik.
f. Harus ada kereta untuk membawa sampah tersebut.
g. Harus ada insinerator untuk membakar sampah medis dan alat suntik.

4.2 Linen
Harus selalu tersedia linen bersih yang siap pakai. Linen disimpan dalam keadaan
rapih dan terhindar dari keadaan lembab dan kontaminasi.
a. Persediaan diatur sehingga selalu tersedia jumlah linen steril bersih, dan linen
yang dipakai sesuai dengan giliran masuk keluarnya.
b. Prosedur pencucian dan sterilisasi harus ada, termasuk:
(1) Teknik mencuci
(2) Bahan peneuci (deterjen)
(3) Suhu keasaman / pH
(4) Teknik sterilisasi/desinfeksi
c. Harus ada lemari dan tempat penyimpanan linen
d. Linen yang kotor dikumpulkan agar tidak kontak dengan lingkungan sehingga
terjadi infeksi, oleh karena itu harus dimasukkan dalam kantong plastik yang
dibedakan untuk yang infeksius dan noninfeksius.
e. Harus ada kereta untuk membawa linen bersih dan kereta khusus untuk linen
kotor. Linen yang bersih dan kotor dibawa dengan kereta yang berbeda.
f. Ruang cuci / laundri harus terpisah dari ruang penyiapan makanan, gudang
instrumen, dan tempat penyimpanan linen bersih.
g. Konstruksi tempat laundri harus sedemikian rupa agar tidak terkontaminasi.
Pengudaraan dari bagian bersih ke bagian bersih kebagian kotor.
h. Pegawai dan staf memakai baju khusus agar tidak terkontaminasi.
i. Tersedia tempat cuci tangan dengan dibubuhi bahan antiseptik.

4.3 Pengaturan pengudaraan dan ventilasi


Pendingin ruangan dan ventilasi harus diatur agar cukup aman dan meneegah terjadi
kontaminasi.
Pengertian:
Pengaturan pengudaraan dari kamar unit .khusus dan isolasi dibuat sedemikian
rupa menurut peraturan yang benar.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur Kriteria:


5.1 Petugas Kebersihan
Harus ada jadwal kerja minimal 3 kali untuk membersihkan lantai atau setiap kali
ada pengotoran lantai.
5.2 Linen
Kereta untuk membawa linen kotor harus dicuci dan didesinfeksi secara leratur setiap
hari. Linen bekas pasien infeksi harus dipisahkan dan didesinfeksi khusus. Ruangan serta
tempat kerja laundri dibersihkan setiap hari. Staf harus mencuci tangan secara teratur
dengan anti septik. Dilarang merokok di ruang linen. Bila linen disiapkan di luar Rumah
Sakit Jiwa. harus dipastikan bahwa proses dapat dipertanggung jawabkan.
5.3 Pengudaraan dan ventilasi
Harus dibuktikan bahwa mesin pendingin udara diperiksa secara teratur dan terbukti
bersih dari jamur dan bakteri. Dilarang merokok di Rumah Sakit Jiwa.
5.4 Pembuangan sampah
Sampah harus dibuang sedemikian rupa agar sesuai dengan peraturan yang ada.
Harus ada batasan dan prosedur mengenai:
a. Sampan yang terkontaminasi
b. Pemisahan sampah umum dan sampah medis yang terkontaminasi
c. Penanganan yang tepat dengan kantong, baju pelindung. dan tempat sampah
sebclum snmpah dimusnahkan.
d. Harus ada tempat khusus bagi alat bekas suntik dan dibuang dengan cara yang
aman agar tidak mecelakakan orang lain,

5.5 Sumber air


a. Kualitas air harus baik, bila mungkin berasal dan PAM, bila berasal dari sumber lain
harus dibuktikan bahwa secara mikrobiologik dapat dipertanggung jawabkan.
b. Bila terdapat penampungan air maka secara berkala "harus ada pemeriksaan mengenai
kebersihan dan mikrobiologi.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Pendidikan


Semua staf berhak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan dan keterampilan
melalui program pendidikan.
Kriteria:
6.1 Harus ada program orientasi bagi staf medis yang baru dalam hal program pengendalian
infeksi Rumah Sakit Jiwa.
6.2 Harus ada kesempatan untuk mendapatkan pendidikan berkelanjutan baik dalam hal
magang, pendidikan atau pelatihan.
6.3 Staf mendapatkan kesempatan mengikuti program atau pertemuan ilmiah.
Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutii
Harus ada prosedur untuk menilai mutu pelayanan dan ada mekanisme untuk mengatasi
masalah.
I
Kriteria:
7.1 Pengendalian infeksi merupakan kebijakan Rumah Sakit Jiwa dan menjadi bagian dari
pengendalian mutu Rumah Sakit Jiwa.
7.2 Program harus dipantau dan dievaluasi '
7.3 Kegiatan pengendalian mutu meliputi:
a. Pemantauan: pengumpulan data dan informasi
b. Adanya sistem pelaporan yang efektif dalam kejadian dan pengendalian infeksi.
c. Penilaian berkala dari informasi yang masuk serta masalah yang timbul.
d. Tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah; hal ini dibuat dokumentasi.
e. Umpan balik kepada semua staf mengenai hasil tindakan secepatnya dan teratur.
XV. PEMELIHARAAN SARANA

Standar 1. Falsafah dan Tujuan


Adanya suatu program pengelolaan pemeliharaan peralatan untuk meneegah resiko
kerusakan peralatan yang digunakan untuk diagnosis/ pengobatan, pemantauan, dan
pwrtolongan pasien.
Kriteria:
1.1 Adanya program perencanaan dan pemeliharaan, yang meliputi:
a. Daftar milik perusahaan
b. Peraturan bekerja
c. Lampiran dan Catatan mengenai inspeksi pemeliharaan
d. Catatan inspeksi seluruh kegiatan
e. Pengawasan pemeliharaan.
! .2 Ada perencanaan servis dan pemeliharaan bangunan, perlengkapan, dan peralatan.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Bagian pemeliharaan sarana harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang jelas
bagi semua staf.
Kriteria:
2.1 Bagan organisasi akan memperlihatkan jalur komunikasi dan garis komando dalam
bagian pemeliharaan sarana dan juga hubungannya dengan bagian lain.
2.2 Adanya dokumentasi yang meliputi fungsi peralatan, kegunaan klinik, kebutuhan
pemeliharaan serta catatan kerusakan yang terjadi dari peralatan dan gedung.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Pemeliharaan sarana diorganisir dan diarahkan untuk mencapai tujuan Rumah Sakit Jiwa.
Kriteria:
3.1 Bagian pemeliharaan sarana dipimpin oleh seorang pimpinan yang cakap menurut
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
3.2 Jumlah staf yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan sarana.
3.3 Adanya tugas dan tanggung jawab yang jelas, untuk mengarahkan staf dalam
menjalankan tugasnya.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas dan peralatan yang memadai untuk pengoperasian setiap bagian pemeliharaan
sarana.
Kriteria:
4.1 Inventarisasi dari semua peralatan yang ada secara teliti termasuk didalamnya pemilikan
dan pemanfaatannya.
4.2 Pendokumentasian sistem perencanaan pemeliharaan dan penggantian peralatan secara
baik.

4.3 Setiap peralatan harus masuk dalam daftar inventaris. untuk mempergunakan alat,
sebelumnya harus dilakukan uji fungsi dan uji coba, serta program pelatihan untuk
mempergunakan peralatan tersebut sehingga dapat dicegah timbulnya .resiko
kesalahan klinis dan fisik. ..
4.4 Setiap peralatan harus dilakukan pre tes sebclum pertama kali digunakan dan paling
sedikit satu tahum sekali dilakukan kalibrasi, serta dibuat dokumentasinya.
Standar 5. Kebijakan dan Prosedur
Menuangkan kebijakan dan prosedur terbaru yang mencerminkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan yang terbaru untuk setiap unit pemeliharaan sarana, sesuai dengan kebutuhan
dan peraturan.
Kriteria: .
5.1 Peralatan baru diteliti dengan standar pemakaian yang disesuaikan dengan standar
industri Indonesia serta peraturan yang berlaku.
5.2 Kebijakan dan prosedur terbaru diinformasikan kepada semua staf.
5.3 Adanya petunjuk operasional mengenai'peralatan
5.4 Adanya peraturan tertulis mengenai jadwal reparasi peralatan dan sarana yang rusak.
Sarana yang vital harus diperbaiki dalam waktu singkat.
5.5 Apabila bagian pemeliharaan tidak mampu memperbaiki sarana maka perlu diminta
bantuan/konsultasi dengan teknisi dari luar Rumah Sakit Jiwa

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Staf dapat mengikuti program pendidikan guna memelihara dan meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan.
Kriteria: , :
6.1 Orientasi dan pendidikan berkelanjutan harus diadakan sekurang-kurangnya setiap
tahun bagi petugas yang menggunakan atau memelihara peralatan.
6.2 Referensi terbaru, leaflet,..brosur, jurnal dan buku-buku serta informasi ilmiah dari
produsen, dipergunakan untuk referensi dan pemberian pengarahan.

Standar 7. Evahiasi dan Pengendalian Mutu


Terdapat beberapa metode untuk mengevaluasi kualitas sarana dan mengoreksi pernasalahan
yang telah diidentifikasikan. .t ... .
Kriteria: ..
7.1 Program pengelolaan peralatan dipergunakan untuk niengidentifikasi dan mencatat
kegagalan peralatan dan kesalahan pemakai yang berakibat penyimpangan efek
terhadap keseJamatan pasicn serta mutu pelayanan.
7.2 Ringkasan dari kegagalan dan kerusakan peralatan serta segala macam penerbitan
yang memuat tentang bahaya-bahaya peralatan harus dinilai oleh komite medis.
7.3 Bila ditemukan masalah. tindakan dan penanggulangannya harus dicatat serta dinilai
cfektifitasnva.
XVI. PELAYANAN LAIN

Pelayanan Rumah Sakit Jiwa yang belum termasuk dalam kelompok pelayanan yang telah
ada dimasukkan ke dalam pelayanan lain. Termasuk dalam pelayanan ini adalah pelayanan
asuransi kesehatan dan jamkesmas. Penyelenggaraan dan pelaksanaan asuransi kesehatan
agar dllihat/djperhatikan Askes, Astek, dan jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

Standar 1. Falsafah dan tujuan


Pembangunan bidang kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.
Peran serta aktif dari masyarakat akan semakin ditingkatkan baik dalam bidang fmansial
maupun dalam bidang upaya memelihara kesehatan sehingga dapat dicapai kemandirian
pelayanan kesehatan dan jenjang pelayanan.

Kriteria:
1.1 Falsafah dan tujuan pelayanan asuransi kesehatan harus sesuai dengan pelayanan
Rumah Sakit Jiwa.
1.2 Pelayanan asuransi kesehatan perlu tersedia bagi masyarakat.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Pelayanan ini dilaksanakan untuk memberi pelayanan optimal terhadap penderita dan
menunjang pelayanan medis di Rumah Sakit Jiwa. Tujuannya untuk efisiensi pelayanan dan
kecepatan pelayanan demi kesembuhan pasien.
Kriteria:
2.1 Tujuan perlu dibuat secara tertulis dan menggambarkan kegiatan pelayanan.
2.2 Struktur orgamsasi perlu dengan jelas menunjukkan kewenangan, tanggung jawab, dan
komunikasi di antara unit pelayanan.
2.3 Uraian tugas tiap-tiap jabatan dibuat tertulis yang berisi kualifikasi, garis kewenangan,
fungsi, dan tanggung jawab, serta kondisi pelayanan dan cara evaluasi. .
2.4 Tujuan, struktur organisasi, dan uraian tugas ditinjau kembali setiap tiga tahun.
2.5 Peran serta staf dalam pertemuan-pertemuan perlu dibina dan dicatat
2.6 Personil yang terlibat dalam pelayanan diikut sertakan dalam perencanaan.
2.7 Catatan medis dan data statistik digunakan dan disimpan secara baik.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Ketenagaan disesuaikan dengan tujuan pelayanan.
Kriteria:
3.1 Kepala Pelayanan Asuransi Kesehatan: Dokter umum atau petugas kesehatan yang telah
dilatih.
3.2 Jumlah lenaga terlatih dan pembantu harus cukup untuk rnenjamin pelayanan yang
efisien.
3.3 Daftar penilaian pegawai perlu dibuat untuk menilai prestasi pegawai sesuai dengan
uraian tugas yang memperlihatkan kemampuan dan kemajuan pegawai yang
bersangkutan.
3.4 Pegawai dilibatkan dalam proses penilaian prestasinya.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas dan peralatan yang cukup menjamin pelayanan yang efisien.
Kriteria:
4.1 Ruangan dan peralatan yang cukup memungkinkan staf untuk menjalankan ftmgsi
administrasi dan profesi mereka.
4.2 Peralatan khusus hanya boleh digunakan oleh staf yang terlatih.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Adanya kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan peraturan yang ada dan kemajuan
ilmu.
Kriteria:
5.1 Kebijakan dan prosedur mudah dilihat dan ditinjau setiap tiga tahun bila perlu.
5.3 Prosedur kerja perlu memperlihatkan:
a. Pelayanan penderita misalnya ruang lingkup, cara pelayanan, dan segi keamanan
tindakan. Untuk pelayanan Askes, prosedur pelayanan dapal diumumkan kepada
masyarakat untuk mempermudah pelayanan.
b. Peralatan. termasuk cara penempatan pemakaian, dan pemeliharaan
c. Staf. misalnya kualifikasi. cakupan tanggung jawab.
d. Penilaian terhadap pelayanan yang diberikan.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Semua staf mempunyai kesempatan mengikuti program pendidikan untuk menambah


pengetahuan dan ketrampilan.
Kriteria:
6.1 Staf yang baru harus diperkenalkan pada aturan dan tanggung jawab yang ada.
6.2 Mekanisme untuk mendidik staf harus ada.
6.3 Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuli pelatihan dan program
pendidikan berkelanjutan.
Pengertian:
Bila tidak ada fasililas untuk menunjang pendidikan staf. dapat diadakan koordinasi
dengan sektor lain yang mempunyai fasilitas pendidikan
6.4 Staf yang profesional harus aktif membanlu program yang berhubungan dengan
pengorganisasian pendidikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Perlu ada prosedur untuk menilai suatu pelayanan dan pemecahan masalah.
7.1 Semua pelayanan perlu dinilai mutunya.
7.2 Pelayanan yang diberikan perlu dipantau secara tenis menerus
7.3 Kegiatan penilaian mutu pelayanan meliputi hal berikut:
a. Pemantauan pengumpulan informasi berbagai aspek pelayanan
b. Pengukuran pelayanan dan pengenalan masalah
c. Tindakan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan
d. Evaluasi mengenai cfektivitas tindakan jangka panjang
e. Umpan balik bagi staf dan pegawai.
XVII. PERPUSTAKAAN

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Perpustakaan Rumah Sakit Jiwa yang memadai perlu diadakan untuk memenuhi kebutuhan
informasi bagi semua staf dan pegawai.
Pelayanan perpustakaan disesuaikan dengan bcsar dan tanggungjawab Rumah Sakit Jiwa dan
berkaitan dengan sumber daya dacrah dan wilayah yang tersedia. Staf dan petugas Rumah
Sakit Jiwa dapat menggunakan fasilitas tersebut.
Kriteria:
1.1 Perlu ada kebijakan tertulis mengenai perpustakaan yang mencerminkan falsafah.
kebijakan. dan kegiatan sehari-hari serta tujuan Rumah Sakit Jiwa.
Pengertian:
Tujuan perpustakaan ialah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan sumber daya agar
mendukung pelayanan pasicn. pendidikan. dan penelitian. Perlu ada kebijakan mengenai
ruang lingkup dan tujuan perpustakaan yang didasarkan kebutuhan sekarang dan yang
akan datang dari staf. mahasiswa dan pegawai lainnya; untuk kepentingan perawatan
pasien. pendidikan. penelitian. manajemen. dan pelayanan spesialis. Luas dan cakupan
perpustakaan disesuaikan dengan skala, tanggung jawab rumah sakit. tersedianya sumber
daya daerah dan wilayah.
1.2 Perpustakaan harus menjamin dan memperoleh informasi yang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan Rumah Sakit Jiwa.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan


Perpustakaan merupakan salah satu bagian dari Rumah Sakit Jiwa dan dipimpin oleh seorang
staf terlatih di bidang perpustakaan yang bertanggung jawab kepada Direktur Umum .
Perpustakaan mencatat semua aktifitas sesuai dengan panduan kerja. Bila perlu dibentuk
panitia penasihat yang membimbing kepala perpustakaan. Perpustakaan perlu mempunyai
reneana pengembangan.
Kriteria:
2.1 Perlu ada bagan organisasi yang mencerminkan hubungan fungsi dan garis komunikasi
dan kewewenangan.
2.2 Kepala perpustakaan menyelenggarakan pelayanan yang merupakan bagian kegiatan
Rumah Sakit Jiwa.
2.3 Materi (buku dan majalah) harus terorganisasi sehingga pemakai dapat mencari atau
memperoleh pelayanan dengan ccpat.
2.4 Staf dan pegawai Rumah Sakit Jiwa harus dapat menggunakan atau memperoleh
pelayanan perpustakaan dengan mudah.
2.5 Penerimaan pegawai sesuai dengan peraturan rumah sakit.
2.6 Kepala perpustakaan bertanggung jawnb terhadap pengendalian mutu materi dan barang
audiovisual.
2.7 Perpustakaan perlu memiliki dokumen mengenai kegiatan perpustakaan, termasuk
statistik. Demikian pula panduan. kebijakan. dan prosedur peminjaman materi.
2.8 Penasihat perpustakaan terdiri dari wakil pegawai dan staf: yang berfungsi memberikan
rekomendasi yang akan dilaksanakan oleh kepala perpustakaan.
2.9 Perlu dibuat perencanaan perpustakaan yang meliputi pengernbangan jumlah koleksi.
jumlah pembaca; dan angka pemakaian per kapita serta perbaikan peralatan.
2.10 Penasihat perpustakaan perlu rapat paling sedikit tiga bulan sekali untuk metnbahs
masalah pelayanan dan hasil rapal dibuat notulennya.
2.11 Perlu ada dana yang disediakan untuk perpustakaan dan perlu ditinjau setiap tahun.
Pertimbangan khusus diberikan pada harga buku dan majalah bila terjadi kenaikan
harga.

Standar 3. Staf dan Pimpinan


Jumlah dan jenis pegawai perpustakaan serta fungsinya harus sesuai dengan tujuan dan
cakupan pelayanannya. Pelayanan diberikan oleh staf terlatih di bidang perpustakaan
khususnya yang berpengalaman dalam perpustakaan kesehatan.
Kriteria:
3.1 Jumlah staf sesuai dengan besar dan kelas Rumah Sakit Jiwa
3.2 Kepala perpustakaan ialah tenaga terlatih di bidang perpustakaan.
3.3 Bila kepala perpustakaan tidak ada di tempat. pelayanan yang baik tetap diberikan,
sesuai dengan ketentuan yang umum berlaku.
3.4 Kepala dibantu oleh pegawai yang paham mengenai perpustakaan.
3.5 Perlu tenaga administratif yang mendukung kegiatan.

Standar 4. Fasilitasdan Peralatan


Fasilitas yang cukup baik dan memadai perlu disediakan bagi pelayanan perpustakaan
seliingga dapat berkembang.
Kriteria:
4.1 Perlu ada perencanaan antara perencana. arsitek. dan ahli perpustakaan. bila bangunan
perpustakaan akan dibangun. diperluas atau diperbaiki.
4.2 Lokasi perpustakaan sebaiknya di tengah. tenang. terang. dan memiliki ventilasi yang
baik.
4.3 Perlu ada ruang khusus bagi barang cetak dan bukan cctak. Demikian pula ruang untuk
diskusi dan audiovisual, bila mungkin disediakan khusus.
4.4 Ruang bagi buku. majalah, indcks. audiovisual perlu disediakan. Demikian pula untuk
komputer, internet dan fotokopi.
4.5 Ruang kerja kepala. staf. dan teknisi harus terpisah.
4.6 Bila mungkin perlu disediakan ruang untuk referensi. riset. ruang baca. belajar. dan
peminjaman buku.
4.7 Adanya petunjuk pemakaian perpustakaan. bila mungkin termasuk pemanfaatnn index
medicus dan ....
4.8 Koleksi buku dapat dipakai oleh siapa saja.
4.9 Harus ada peraturan pencegahan kehilangan koleksi dan materi perpustakaan.
4.10 Materi perpustakaan harus dijaga agar sedapat mungkin tetap baik.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur


Perpustakaan perlu mempunyai kebijakan yang dapat ditinjau setiap tiga tahun dan
diperbarui bila perlu. Kerja sama dengan perpustakaan lain perlu dibina dalam bcntuk saling
menguntungkan.
Kriteria:
5.1 Adanya kebijakan tertulis meliputi bidang yang diminati, kedalaman subyck, tahun
publikasi. dan bidang yang.berhubungan dengan Rumah Sakit Jiwa.
5.2 Perlu ada kebijakan mengenai koleksi perpustakaan. administrasi, dan keuangan.
5.3 Perlu ada kerja sama dengan lembaga serupa lainnya, misalnya dengan perpustakaan
besar.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Perlu ada program pengembangan staf. Kepala perpustakaan bertanggung jawab terhadap
pelatihan staf dan petunjuk bagi pemakai, sehingga pemakaian perpustakaan menjadi
maksimal.
Kriteria:
6.1 Perlu ada program pengembangan staf
6.2 Staf perpustakaan dibantu untuk menghadiri lokakarya, seminar, dan pertemuan
profesional pustakawan, dan sebagainya.
6.3 Bila ada program pelatihan, harus ada cukup staf yang melakukan supervisi pelatihan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Pelayanan perpustakaan dan stafnya perlu dinilai secara berkala menurut kriteria yang telah
baku untuk peningkatan mutu pelayanan.
Kriteria: *
7.1 Perlu ada sistem untuk penilaian pelayanan perpustakaan dan petugasnya.
7.2 Perlu ada umpan balik bagi evaluasi
7.3 Perlu ada peninjauan berkala dan pembaruan materi

Ditetapkan di : J a k a r ta Pada Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai