B. INTISARI
BAB I
AKAR DAN ASAL MULA SAINS BARAT
Karl Popper dan Metode Ilmiah
Karl Popper adalah orang yang dengan serius berusaha menghubungkan
satu persoalan inti filsafat selama lebih dua ratus lamanya, problem induksi.
Solusinya menentang analisis sebagian besar para filosof Barat abad ke-18 dan
ke-19, seperti Immanuel Kant dan Bertrand Russel. Andaikata prinsip induksi
itu benar, maka ilmu pengetahuan sains mengalami resiko cacat secara
mendasar. Popper mengajukan gambaran sains alternative dengan persoalan
induksi yang bisa dihilangkan.
BAB II
SAINS ISLAM
PARADIGMA BARU
Mengapa Sains Islam?
Bagi seorang muslim, Al-Quran tidak membutuhkan pembenaran dari
sains modern; ia selamanya sudah shahih sebagai petunjuk universal. Ada pula
sebagain Muslim yang disatu sisi masih mempertahankan universal, netralis
dan sains modern yang bebas nilai , menyatakan bahwa fungsi sains modern
dapat dimodifikasi guna menyesuaikan tujuan Islam dan masyarakat Muslim.
Tauhid
Paradigma sentral
Khilafah Konsep sains islam
Ibadah
Halal Haram
Zhulm
Adl
Dhiya
Istishlah
Gambaran diagramatik konsep Islam mencakup
sifat dasar penelitian ilmiah
Perbandingan Antara Sains Barat dan Sains Islam
Ukuran Sains Barat Ukuran Sains Islam
1. Percaya pada rasionalitas 1. Percaya pada wahyu
2. Sains untuk sains 2. sains adalah sarana untuk mendapat
keridhoan Allah
3. Satu-satunya metode, cara untuk 3.Banyak metode berlandaskan akal dan
mengetahui realitas wahyu
4. Netralitas emosional sebagai 4.komitmen emosional sangat penting
prasarat kunci menggapai untuk mengangkat usaha-usaha sains
raasionalitas spiritual maupun social
5. Tidak memihak 5.Pemihakan pada kebenaran
6. Tidak adanya bias 6.Adanya subyektifitas
7. Penggantungan pendapat 7.Menguji pendapat
8. Reduksionisme 8.Sintesis
9. Fragmentasi 9.Holistik
10. Universalisme 10.Universalisme
11. Individualisme 11.Orientasi masyarakat
12. Neralitas 12.Orientasi nilai
13. Loyalitas kelompok 13.Loyalitas pada Tuhan dan
makhluknya
14. Kebebasan absolut 14.Manajemen sains merupakan sumber
yang tidak terhingga nilainya
15. Tujuan membenarkan sarana 15Tujuan tidak membenarkan sarana
Revolusi Informasi
Seorang professor pendidikan sains berkata bahwa factor penyebab polusi
terbesar di abad ke-21 adalah informasi. Nilai-nilai Islam merupakan rujukan
kontemporer yang sangat penting dalam mengembangkan strategi dan
kebijaksanaan informasi abad ke-21. Islam membenci penggunaan tekhnologi
informasi untuk mengendalikan, menguasai, dan memanipulasi perilaku dan
pikiran manusia demi kepentingan pribadi atau golongan.
BAB III
SAINS ISLAM DALAM SEJARAH
Sejarah sains Islam merupakan sebuah gambaran upaya yang luas dan
kompleks yang sangat mengakar sejak awal periode Abasiyah di Baghdad
selepas tahun 750 M dan bertahan hingga 600 tahun kemudian. Selama itu ia
tersebar di sejumlah luas wilayah geografi yang terbentang dari Andalusia
sampai ke Asia Tengah.
Sains Islam merupakan kelanjutan dari tradisi Yunani yang dilestarikan
oleh orang-orang yang dipegaruhi oleh Filsafat Hellenisme yang barada
dibawak kekuasaan Arab.
Hasil perkembangan dan penyebaran pengetahuan ini, banyak kata-kata
Arab yang diserap ke dalam bahasa-bahasa Barat, khususnya istilah-istilah
yang diterapkan dalam kimia, navigasi, dan astronomi. Aljabar, alcohol, kimia,
alembic, alkali, azimuth, dan zenith adalah sebagian dari contohnya. Dengan
sendirinya, hal ini menjadi kesaksian yang nyata bahwa bahasa Arab yang
menjadi bahasa Syair dan Al-Quran ternyata menjadi bahasa sains antar
bangsa. Sebenarnya, pada abad ke-12 seorang ilmuwan besar Persia, Al-Biruni
melukiskan bahasa Arab sebagai bahasa yang paling sesuai untuk istilah-
istilah sains.
BAB IV
ISLAM DAN PENDIDIKAN SAINS
Memanusiawikan Sains dalam Kelas
Dalam rangka memanusiawikan sains dalam ruang kelas, sains harus
diajarkan pada siswa dengan cara yang sesuai dengan konteks masyarakat dan
budaya. Penerapan dan akibat dari penemuan sains harus menjadi tema sentral
dari perjalanan sains, bukan sekedar pilihan tambahan.
C. KOMENTAR
Buku Sains dan Masyarakat Islam karangan Nasim Butt, sangat bagus
untuk dibaca oleh kalangan Islam, karena dalam buku ini terdapat nilai-nilai
Islam yang didalamnya ada Pengetahuan tentang sains yang pertama kali di
perkenalkan dan dikembangkan oleh Islam.
Dalam setiap bab ada rujukan atau informasi tambahan yang sesuai
dengan Bab yang dijelaskan. Pokok nya buku ini sangat pantas untuk dibaca,
agar kita tahu bahwa Sains dalam Islam sudah lama berkembang sejak zaman
Nabi, dan semata-mata sains yang diciptakan adalah untuk mendapatkan
keridhaan dari Allah SWT.
Dalam buku ini pula dijelaskan perbandingan antara sains Islam dengan
sains Barat. Yang mana sains Islam lebih mengutamakan nilai-nilai Islam yang
didalamnya terdapat pemihakan pada kebenaran dan percaya pada wahyu.
Sains dalam Islam sifatnya sangat Universal dalam artian Islam merupakan
Agama yang di dalam nya terdapat berbagai Ilmu Sains yang sudah
dikembangkan sesuai dengan landasan Islam yang ada. Buku ini juga
memaparkan tentang kegemilangan sains Islam yang tercatat dalam sejarah.
Selain itu juga, isi dari buku ini menyadarkan kita karena pada
hakikatnya kita membutuhkan sains yang disusun dari kandungan Islam yang
memiliki proses dan metodologi yang mampu bekerja sama dengan semangat
nilai-nilai Islami dan yang dilaksanakn semata-mata untuk mendapat
keridhoan Allah. Serta dalam buku ini mengajak kita sebagai calon pendidik
supaya kita memiliki tanggung jawab moral untuk membantu siswa
menyatukan ilmu pengetahuan sains ke dalam pemahaman manusia secara
keseluruhan, ke dalam kehidupan dan alam semesta. Yang mana penerapan
system sains Islam menciptakan suasana yang menggugah ingatan kita kepada
Allah, mendorong perilaku yang sesuai dengan ketentuan syariat, dan
meningkatkan nilai-nilai konseptual yang ada dalam Al-Quran. Yang
dinamakan kehidupan adalah sebuah entitas dinamis yang mampu
menyediakan solusi kontemporer dalam kerangka etika yang paling
manusiawi dan keselarasan yang sempurna antara manusia dengan alam.
Namun pada isi buku ini tidak terdapatnya ayat suci Al-Quran, hanya
terdapat artiannya saja yang melengkapi isi sub bab tersebut, seandainya saja
terdapatnya ayat suci Al-Quran beserta artiannya lebih imbang dan kita dapat
mengetahui harfiah per ayat tersebut.