Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PELAKSANAAN

UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN,


DIPLOMA III KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 36 tahun 2013 dan Nomor 1/IV/PB/2013 tentang Uji Kompetensi
bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan, maka untuk mahasiswa Program
Diploma III Kebidanan, Diploma III Keperawatan dan Profesi Ners Uji Kompetensi (UK)
tenaga kesehatan akan dimulai tahun 2013.
Untuk memperjelas pelaksanaan Uji Kompetensi perlu disusun Panduan pelaksanaan Uji
Kompetensi sebagai acuan bagi semua pihak terkait, yaitu MTKI, MTKP, Organisasi Profesi
(OP), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (AIP), Badan PPSDM Kesehatan
KemKes, serta calon peserta UK. Dalam panduan ini diuraikan proses pelaksanaan Uji
Kompetensi mulai Pra Uji, Pelaksanaan Uji dan Paska Uji, peran dan fungsi serta kewajiban
dan tanggungjawab dari seluruh pihak (Stake Holder) dari setiap fase kegiatan UK.

II. PRA UJI KOMPETENSI


Persiapan pra UK dilakukan oleh MTKI dan MTKP bersama institusi pendidikan dan AIP,
melalui berbagai cara termasuk workshop yang dipimpin oleh MTKI untuk membahas
pendaftaran calon peserta UK, penetapan tempat uji kompetensi (TUK), penetapan
komponen ujian yaitu Pengawas Pusat (PP), Pengawas Lokal (PL) dan Penanggungjawab
TUK (PJL untuk PBT dan Koordinator CBT untuk CBT), menyusun tempat tugas dari setiap
komponen ujian dan pengadaan kelengkapan perangkat ujian antara lain name tag.

A. PENDAFTARAN PESERTA UJI.


1. Peserta UK adalah mahasiswa dari Institusi pendidikan yang memiliki ijin
operasional program studi dari Dirjen Dikti yang masih berlaku.
2. Pendaftaran peserta uji kompetensi dimulai dua bulan sebelum pelaksanaan Uji
Kompetensi, dan ditutup 45 hari sebelum pelaksanaan uji kompetensi (H-45).
Pendaftaran peserta uji kompetensi menggunakan aplikasi meliputi informasi
identitas diri, identitas institusi asal (lampiran 1 : daftar calon peserta uji) dan pas
foto berwarna dengan latar belakang merah dalam format jpeg ukuran 600 x 800
pixel.
3. Institusi yang telah mendaftarkan pesertanya, wajib mencetak formulir pendaftaran
masing-masing peserta untuk ditandatangani oleh peserta dan PJ institusi
(Kaprodi/Kajur). Formulir tersebut dilengkapi copy identitas diri peserta dan
diserahkan kepada MTKP secara kolektif. Data diterima paling lambat H-40.
4. MTKP melakukan verifikasi kepesertaan menggunakan aplikasi dengan cara
membandingkan data diaplikasi dengan dokumen yang dikirimkan ke MTKP. (H-45
s/d H-30)
5. MTKP menerbitkan data peserta yang telah terverifikasi untuk digunakan sebagai
acuan rencana distribusi TUK, kebutuhan PP, PJL/Koordinator CBT dan PL dengan
menggunakan formulir. (H-30) (lampiran 2 : Rekapitulasi daftar calon peserta uji).
6. Panitia Nasional melakukan validasi jumlah dan distribusi peserta, TUK, kebutuhan
PP, PJL/Koordinator CBT dan PL. (H-30 s/d H-24)
7. Panitia Nasional mencetak kartu tanda peserta, kartu ujian, daftar hadir peserta dan
daftar penerimaan kartu tanda peserta. Pada saat bersamaan data peserta diupload
di website.(H-24 s/d H-14) (lampiran 3 : Format Name Tag peserta uji)

1
B. PRA SYARAT TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK).
1. Tempat Uji Kompetensi Paper Based Test (TUK-PBT) dengan syarat :
a. Institusi pendidikan kesehatan.
b. Mampu menampung minimum 200 peserta.
c. Memiliki ruangan yang dapat menampung minimum 50 peserta dengan kriteria
jarak antar kursi peserta masing-masing 1 meter.
d. Ruangan dapat digunakan sejak H-1.
e. Syarat lain :
1) Lokasi ujian dapat dicapai dengan mudah oleh peserta ujian
2) Ruang ujian harus tenang dan memiliki pencahayaan yang cukup terang.
3) Ruang ujian dilengkapi sarana pendingin ruangan dan/ atau ventilasi yang
cukup pada saat ujian.
4) Ruang ujian yang besar harus dilengkapi dengan sarana audio untuk
membacakan pengumuman kepada peserta ujian.
5) Tempat duduk harus cukup nyaman memiliki meja untuk peserta mengisi
lembar jawaban.
6) Tersedia penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh seluruh peserta serta papan
tulis atau flipchart untuk menuliskan hal-hal yang diperlukan.
7) Terdapat penunjuk arah menuju ruang ujian yang informatif dan dapat
dipahami peserta ujian.
8) Terdapat kamar kecil/toilet di dekat ruang ujian.
9) Terdapat tempat yang cukup luas di ruang ujian untuk menyimpan barang
pribadi peserta.
10) Tersedia ruangan untuk briefing kepada peserta yang terpisah dari ruang
ujian.
f. Penetapan TUK PBT dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Institusi pendidikan mengirimkan surat permohonan menjadi TUK kepada
MTKP dengan melampirkan denah ruangan dan kelengkapan ruang yang
dimiliki (sesuai ceklist)
2) MTKP melakukan evaluasi dokumen, jika memenuhi syarat dilanjutkan
dengan visitasi
3) MTKP mengusulkan kepada MTKI/ Panitia Nasional calon TUK yang telah
memenuhi syarat dokumen dan fisik.
4) Panitia Nasional menetapkan TUK PBT.(lampiran 4 : penetapan TUK)
g. Pengaturan ruang dan kursi dilakukan dengan cara :
1) Kursi peserta uji diatur sedemikian rupa dengan jarak minimal satu meter ke
depan, belakang dan ke samping kiri dan kanan.
2) Kursi diberi nomor urut berurutan seperti contoh dibawah.

Contoh 1 : satu ruang menampung satu jenis profesi

MEJA PP/PL

7 6 5 4 3 2 1
2

8 9 10 11 12 13 14
POSISI
PENGAWAS

POSISI
PENGAWAS
dst 15

h. Ruangan untuk briefing peserta uji (pada hari H-1) harus berada di lokasi TUK.
i. Penanggung jawab TUK PBT disebut Penanggung Jawab Lokasi (PJL)

2. Tempat Uji Kompetensi untuk Computerize Based Test (CBT Center).


a. Syarat untuk menjadi CBT Center adalah:
1) Institusi pendidikan
2) Memiliki ruangan yang mampu menampung sekurang-kurangnya 50
WorkStation dengan jarak antar tepi meja computer sekurang-kurangnya
50cm.
3) Memiliki server dan jaringan intranet sesuai spesifikasi yang ditentukan.
4) Memiliki cadangan suplai tenaga listrik dalam bentuk Genset dan UPS
5) Memiliki tenaga IT yang terlatih dan mampu mengelola perangkat keras dan
lunak ujian sejumlah 1 orang untuk setiap 50 peserta.
6) Fasilitas dapat digunakan sejak H-1
b. Penetapan TUK CBT:
1) Institusi pendidikan mengirimkan surat permohonan menjadi TUK kepada
MTKP dengan melampirkan denah ruangan dan kelengkapan ruang yang
dimiliki.
2) MTKP melakukan evaluasi dokumen, jika memenuhi syarat dilanjutkan
dengan visitasi oleh IT pusat dan panitia nasional
3) MTKP mengusulkan kepada MTKI calon TUK yang telah memenuhi syarat
dokumen dan fisik
4) MTKI menetapkan TUK CBT.
5) Catatan untuk tahun 2013 dapat menggunakan CBT center yang telah
digunakan oleh Uji Kompetensi Dokter dan Uji Kompetensi Dokter Gigi

c. Pelaksanaan briefing H-1 tidak boleh dilakukan di ruang komputer


d. Penanggung jawab CBT Center adalah Koordinator CBT.
e. Syarat CBT Center :
1) Memiliki fasilitas komputer (workstation) minimal 50 unit plus dan 10%
cadangannya yang terhubung dengan LAN/WAN.
2) Dapat dicapai dengan mudah oleh peserta ujian dengan mempertimbangkan
jarak dan waktu tempuh peserta mencapai lokasi ujian serta ketersediaan
sarana dan prasarana untuk mencapainya.
3) Memiliki sarana listrik yang memadai dan dapat memfasilitasi workstation
untuk bekerja secara optimal untuk penyelenggaraan computer based testing.
4) Memiliki fasilitas pembangkit listrik alternatif, berupa UPS dan Genset beserta
bahan bakar dan penunjang lainnya, yang dapat memfasilitasi worskstation
dalam keadaan tidak tersedianya fasilitas listrik reguler.
5) Institusi yang ditunjuk bersedia menjadi lokasi ujian dengan dibuktikan surat
kesediaan dari pimpinan institusi tersebut, berkomitmen penuh untuk
melaksanakan ujian secara optimal sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan.
f. Syarat Ruang Ujian CBT Center :
3
1) Ruang ujian harus cukup luas sesuai jumlah peserta ujian, dan pengawas
dapat mengawasi jalannya ujian tanpa ada halangan pandangan.
2) Kapasitas ruang ujian sekurang-kurangnya mampu menampung 25 peserta
ujian.
3) Ruang ujian dapat dicapai dengan mudah dan baik oleh peserta ujian dengan
mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai ruang ujian
serta ketersediaan prasarana yang ada seperti koridor, jalan setapak, tangga,
lif dan lain-lain.
4) Ruang yang akan digunakan untuk ujian harus bisa dipersiapkan paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari H.
5) Tidak ada pekerjaan konstruksi yang dilakukan di sekitar ruang ujian pada
hari ujian.
6) Tidak ada kegiatan yang dilakukan di sekitar ruang ujian pada hari ujian yang
dapat menimbulkan keributan serta mengganggu konsentrasi peserta ujian.
7) Petugas ruangan harus ada pada saat persiapan ruangan serta pada saat
pelaksanaan ujian.
8) Ruang ujian memiliki pencahayaan yang cukup terang dan tenang.
9) Ruang ujian dilengkapi dengan sarana pendingin ruangan dan ventilasi yang
dapat diatur pada saat ujian.
10) Ruang ujian dilengkapi/difasilitasi oleh pembangkit listrik alternatif selain
persediaan listrik reguler, khususnya UPS pada komputer server.
11) Tempat duduk harus cukup nyaman dan memiliki meja yang cukup lebar
untuk peserta menjawab soal ujian.
12) Tempat duduk peserta ujian disusun dalam jarak minimal 1 meter baik ke
depan, ke belakang dan ke samping dari tempat duduk peserta lainnya,
sehingga tidak memungkinkan dan menghindari peserta untuk saling
berkomunikasi.
13) Ruang ujian dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan
pengumuman kepada peserta ujian.
14) Terdapat penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh semua peserta serta papan
tulis atau flip chart untuk menuliskan waktu dimulai dan berakhirnya ujian.
15) Terdapat penunjuk arah menuju ruang ujian yang informatif dan dapat
dipahami oleh peserta ujian.
16) Terdapat kamar kecil atau toilet di dekat ruang ujian.
17) Tersedia ruang karantina bila ujian dilakukan lebih dari satu sesi.
18) Terdapat ruangan yang cukup aman atau lemari untuk penyimpanan barang
pribadi peserta.
19) Ruang ujian harus siap digunakan pada hari ujian serta telah ditempelkan
kartu ujian.
g. Persyaratan Workstation
1) Workstation adalah perangkat computer dalam bentuk personal
computer / PC yang merupakan inventarisasi institusi pendidikan terdiri
dari Central Procesing Unit (CPU), layar monitor, keyboard dan mouse serta
terhubung dengan internet yang memenuhi persyaratan minimal dalam
menunjang pelaksanaan CBT uji kompetensi terstandar.
h. Jalur Komunikasi Permintaan Penggunaan CBT Center.
1) MTKI mengajukan surat permohonan kepada institusi pendidikan pemilik CBT
center untuk digunakan sebagai tempat uji kompetensi.
2) MTKI mengajukan surat permohonan kepada ketua lembaga pengembangan
strategi, metodologi serta perangkat uji Ditjen Dikti tentang peminjaman TUK
untuk CBT center yang ada di daerah-daerah.

4
3) Surat persetujuan dari institusi pendidikan pemilik CBT center untuk
menggunakan CBT center pada uji kompetensi ditujukan ke MTKI dengan
tembusan ke CBT center dan MTKP.
4) Surat persetujuan dari lembaga pengembangan strategi, metodologi serta
perangkat uji Ditjen Dikti untuk menggunakan CBT center untuk uji
kompetensi ditujukan ke MTKI dengan tembusan ke CBT center dan MTKP.
5) Berdasarkan surat tembusan dari lembaga pengembangan strategi,
metodologi serta perangkat uji Ditjen Dikti tersebut, MTKP berkoordinasi
dengan CBT center untuk memastikan kesiapan.

C. KOMPARTEMEN UJIAN
1. PENGAWAS PUSAT (PP).
a. Persyaratan PP adalah sebagai berikut :
1) Staf pendidik/dosen
2) Calon PP dapat diusulkan oleh MTKI/MTKP/OP/AIP
3) Memiliki jenjang pendidikan minimal satu tingkat dari pendidikan peserta uji
kompetensi
4) Bersedia menandatangani pakta integritas pelaksanaan uji kompetensi.
(lampiran 5 : pakta integritas)
5) Memiliki pengalaman sebagai PP/ atau telah mengikuti pelatihan/ workshop
PP.
6) Wajib menghadiri briefing pada waktu yang telah ditentukan MTKI (H-2 atau
H-3)
7) Khusus untuk PP CBT dipersyaratkan memiliki pengetahuan dan
keterampilan pada computer dan jaringan intra internet, serta mengikuti
standarisasi atau pelatihan IT aplikasi CBT.
b. Rasio PP peserta ujian
a) PBT - 1: maksimum 200 per sesi
b) CBT - 1: maksimum 150 per sesi
c. Pengusulan dan penetapan PP:
1) AIP/OP/MTKP/MTKI mengusulkan calon PP ke panitia nasional
2) Panitia nasional meminta calon PP mengisi CV
3) Panitia nasional melakukan verifikasi calon PP dan menetapkan calon PP yang
memenuhi syarat
4) Penetapan PP yang akan bertugas pada setiap uji kompetensi dilakukan oleh
Panitia Nasional
d. Tugas PP :
1) Sebagai penanggung jawab ujian di TUK
2) Memastikan TUK telah sesuai dengan pedoman dan siap digunakan
3) Memimpin briefing peserta ujian, PJ lokasi/Koordinator CBT, pengawas lokal
dan panitia lokal
4) Mengawasi distribusi kartu tanda peserta ujian
5) Membawa dan menjaga materi ujian yang diterima dari panitia pelaksana
ujian
6) Menyaksikan pembukaan segel materi ujian oleh PJ lokasi/Koordinator CBT,
bersama 2 peserta uji kompetensi.
7) Mendistribusikan buku soal kepada PL sesuai pembagian tugas masing-
masing
8) Memandu peserta mengisi LJK/LogIn ujian
9) Berkoordinasi dengan PJ lokasi/Koordinator CBT dan pengawas lokal untuk
memantau seluruh penyelenggaraan ujian
10) Mengisi berita acara:

5
a) Pembukaan segel materi ujian. (Lampiran 6 : Berita acara pembukaan
segel)
b) Pelaksanaan ujian (mencatat seluruh kejadian yang baik maupun yang
tidak baik yang terjadi selama ujian berlangsung) (Lampiran 7 : BA
pelaksanaan ujian)
11) Memantau pengembalian buku soal yang tidak terpakai kedalam amplop
yang telah disediakan untuk disimpan kedalam koper/dus materi ujian
12) Memantau pengisian daftar hadir peserta yang dilakukan oleh pengawas lokal
(PL)
13) Mempersilahkan peserta untuk memulai mengerjakan soal ujian sesuai
waktu yang ditentukan.
14) Mengingatkan sisa waktu ujian pada menit ke 60, 30 dan 10 terakhir (khusus
PBT)
15) Memerintahkan peserta untuk berhenti mengerjakan soal ketika waktu telah
habis
16) Mengawasi pengembalian, pengecekan dan pengepakan buku soal oleh
masing-masing pengawas lokal
17) Mengawasi pengembalian, penghitungan dan penyusunan LJK oleh masing-
masing PL
18) Memastikan materi ujian yang telah digunakan tersegel dengan baik
19) Bertanggung jawab untuk mengembalikan materi ujian ke lokasi yang telah
ditentukan oleh panitia nasional
20) Menyaksikan pemusnahan buku soal dan menandatangani berita acara
pemusnahan bersama panitia ujian.(Lampiran 8 : BA Pemusnahan buku soal)

2. PENGAWAS LOKAL (PL).


a. Persyaratan PL adalah sebagai berikut :
1) Staf pendidik/dosen
2) Calon PL dapat diusulkan oleh MTKI/MTKP/OP/AIP
3) Memiliki jenjang pendidikan minimal satu tingkat dari pendidikan peserta uji
kompetensi
4) Bersedia menandatangani pakta integritas pelaksanaan uji kompetensi
5) Memiliki pengalaman sebagai PL atau telah mengikuti pelatihan/workshop
PL.
6) Wajib menghadiri briefing pada waktu yang telah ditentukan Panitia Nasional
(H-2 atau H-3)
b. Rasio pengawas local peserta ujian
a) PBT - 1:25
b) CBT - 1:25
c. Pengusulan dan penetapan PL:
1) AIP/OP/MTKP/MTKI mengusulkan calon PL ke MTKP
2) MTKP meminta calon PL mengisi CV
3) MTKP melakukan verifikasi calon PL dan menetapkan calon PL yang
memenuhi syarat
4) Penetapan PL yang akan bertugas pada setiap uji kompetensi dilakukan oleh
MTKP

d. Tugas PL :
1) Bekerjasama dengan PP dalam persiapan dan pelaksanaan ujian
2) Mengawasi distribusi kartu tanda peserta ujian
3) Membawa dan menjaga materi ujian yang diterima dari panitia pelaksana
ujian

6
4) Menyaksikan pembukaan segel materi ujian oleh PJ lokasi/Koordinator CBT
center, bersama 2 peserta uji kompetensi.
5) Membagikan soal dan lembar jawaban untuk masing-masing peserta
berdasarkan ketentuan dari Pengawas Pusat
6) Mengawasi peserta mengisi LJK/LogIn ujian
7) Berkoordinasi dengan PJ lokasi/Koordinator CBT dan pengawas pusat untuk
memantau seluruh penyelenggaraan ujian
8) Mengedarkan daftar hadir (absensi) peserta ujian sambil memeriksa
kecocokan kartu identitas peserta (KTP, SIM, Pasport, Tanda Pengenal lain
yang mengandung foto) dengan Kartu Peserta Ujian.
9) Mengawasi peserta ujian yang menjadi tanggung jawabnya serta
mengingatkan peserta untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan.
10) Melaporkan kepada pengawas pusat bila ditemukan perilaku peserta yang
melanggar peraturan.
11) Mendampingi peserta yang ingin keluar ruangan ujian dengan alasan yang
dapat diterima selama ujian berlangsung.
12) Setelah selesai ujian, mengumpulkan, memeriksa kelengkapan serta
menghitung jumlah buku soal dan lembar jawaban (sesuai dengan yang
hadir).
13) Menyusun buku soal dan lembar jawaban sesuai urutannya
14) Menyerahkan buku soal dan lembar jawaban yang telah lengkap dengan
memasukkan serta menyegel ke dalam amplop yang tersedia.
15) Membantu PP untuk menyegel materi ujian.
16) Mengisi berita acara:
a) Pembukaan segel materi ujian. (Lampiran 6 : Berita acara pembukaan
segel)
b) Pelaksanaan ujian (mencatat seluruh kejadian yang baik maupun yang
tidak baik yang terjadi selama ujian berlangsung)(Lampiran 7 : BA
pelaksanaan ujian)
17) Bertanggung jawab untuk mengembalikan materi ujian ke lokasi yang telah
ditentukan oleh panitia nasional
18) Menyaksikan pemusnahan buku soal dan menandatangani berita acara
pemusnahan bersama panitia ujian.(Lampiran 8 : BA Pemusnahan buku soal)

3. PENANGGUNG JAWAB LOKASI PBT/KOORDINATOR CBT.


a. Persyaratan PJL PBT/Koordinator CBT adalah sebagai berikut :
1) Staf pendidik/dosen
2) Diusulkan oleh pimpinan institusi tempat ujian dilaksanakan
3) Bersedia menandatangani pakta integritas pelaksanaan uji kompetensi
b. Rasio PJL/Koordinator CBT - TUK
a) PBT : 1 PJL untuk 1 lokasi tempat uji
b) CBT : 1 Kordinator CBT untuk 1 lokasi tempat uji
c. Pengusulan dan penetapan PJL/Kordinator CBT :
1) Institusi pendidikan tempat uji mengusulkan calon PJL/Kordinator CBT ke
Panitia Nasional melalui MTKP
2) Panitia Nasional meminta calon PJL/Kordinator CBT mengisi CV
3) Panitia Nasional melakukan verifikasi calon PJL/Kordinator CBT dan
menetapkan calon PJL/Kordinator CBT yang memenuhi syarat
4) Penetapan PJL/Kordinator CBT yang akan bertugas pada setiap uji kompetensi
dilakukan oleh Panitia Nasional
d. Tugas Penanggung Jawab Lokasi (PJL PBT)

7
1) Mengkoordinir penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di
lokasi ujian pada aspek penunjang (prasarana dan sarana) dan komponen
pelaksana ujian sesuai dengan ketetapan Panitia Nasional.
2) Menyampaikan informasi (laporan) kesiapan penyelenggaraan ujian, meliputi
kesiapan ruang ujian, ruang karantina kepada Panitia Nasional melalui MTKP
selambatnya pada 7 (tujuh) hari sebelum pendaftaran ujian (H -7 Pendaftaran
Ujian).
3) Menyampaikan laporan hasil konfirmasi kesiapan ujian terhadap distribusi
peserta ujian di lokasi ujian yang dimaksud kepada Panitia Nasional
selambatnya pada 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan ujian.
4) Bekerjasama dengan pengawas pusat dalam persiapan dan pelaksanaan
ujian.
5) Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang
karantina yang ditetapkan Panitia Nasional.
6) Apabila ujian dilaksanakan lebih dari 1 sesi, PJL bertanggung jawab dalam
persiapan ruang karantina termasuk sarana penunjang di dalamnya untuk
kemudahan pengawasan peserta ujian.
7) Bertanggung jawab dalam persiapan ruang ujian termasuk menempelkan
kartu peserta ujian di tiap meja ujian untuk kemudahan pembagian soal serta
mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ruang ujian.
8) Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban peserta ujian selama
di ruang karantina serta akses komunikasi peserta ujian gelombang ke-1
dengan ke-2, pada waktu antara gelombang yang bersangkutan.
9) Bertanggung jawab terhadap penyediaan fasilitas ujian dan koordinasi
dengan pengawas lokal dalam menunjang pelaksanaan ujian.
10) Bertanggung jawab dalam menyiapkan sistem serta mekanisme penyimpanan
barang-barang pribadi peserta ujian yang tidak boleh/dilarang dipergunakan
selama di ruang karantina dan ruang ujian.
11) Bertanggung jawab terhadap kesiapan dan berfungsinya prasarana listrik,
termasuk pembangkit listrik alternatif (UPS/Genset), sesuai dengan
kriteria/syarat minimal yang ditetapkan Panitia Nasional.
12) Menerima Materi soal dan kelengkapan ujian yang akan dipakai dari
pengawas pusat.(Lampiran 9 : BA penerimaan materi ujian)
13) Menyerahkan kembali Materi soal dan kelengkapan ujian yang sudah
digunakan kepada pengawas pusat dalam keadaan tersegel.(lampiran 10 : BA
penyegelan materi ujian)
14) Menjamin kelancaran pelaksanaan teknis ujian.
e. Tugas Penanggung Jawab Lokasi (Koordinator CBT)
1) Mengkoordinir penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di
lokasi ujian pada aspek penunjang (prasarana dan sarana) dan komponen
pelaksana ujian sesuai dengan ketetapan Panitia Nasional.
2) Menyampaikan informasi (laporan) kesiapan penyelenggaraan ujian, meliputi
kesiapan ruang ujian, ruang karantina, jumlah komputer workstation (beserta
cadangan), server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia, kepada
Panitia Nasional melalui Koordinator/Manajer Ujian kompetensi selambatnya
pada 7 (tujuh) hari sebelum pendaftaran ujian (H -7 Pendaftaran Ujian).
3) Menyampaikan laporan hasil konfirmasi kesiapan ujian terhadap distribusi
peserta ujian di lokasi ujian yang dimaksud kepada Panitia Nasional
selambatnya pada 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan ujian.
4) Bekerjasama dengan pengawas pusat dalam persiapan dan pelaksanaan
ujian.
5) Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang
karantina, komputer workstation, server dan topologi jaringan serta sumber

8
daya manusia sesuai dengan kriteria/spesifikasi minimal pelaksanaan CBT
yang ditetapkan Panitia Nasional.
6) Apabila ujian dilaksanakan lebih dari 1 sesi, PJL bertanggung jawab dalam
persiapan ruang karantina termasuk sarana penunjang di dalamnya untuk
kemudahan pengawasan peserta ujian.
7) Bertanggung jawab dalam persiapan ruang ujian termasuk menempelkan
kartu peserta ujian di tiap meja ujian untuk kemudahan pembagian soal serta
mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ruang ujian.
8) Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban peserta ujian selama
di ruang karantina serta akses komunikasi peserta ujian gelombang ke-1
dengan ke-2, pada waktu antara gelombang yang bersangkutan.
9) Bertanggung jawab terhadap keamanan akses ruang ujian yang menjadi
tempat pelaksanaan CBT pada waktu antara setelah persiapan sampai
dengan dimulainya proses ujian.
10) Bertanggung jawab terhadap penyediaan fasilitas ujian dan koordinasi
dengan pengawas lokal dalam menunjang pelaksanaan ujian.
11) Bertanggung jawab dalam menyiapkan sistem serta mekanisme penyimpanan
barang-barang pribadi peserta ujian yang tidak boleh/dilarang dipergunakan
selama di ruang karantina dan ruang ujian.
12) Bertanggung jawab terhadap kesiapan dan berfungsinya prasarana listrik,
termasuk pembangkit listrik alternatif (UPS/Genset), sesuai dengan
kriteria/syarat minimal yang ditetapkan Panitia Nasional.
13) Menerima Materi soal dan kelengkapan ujian yang akan dipakai dari
pengawas pusat untuk dipasangkan pada komputer server.(lampiran 9 : BA
penerimaan materi ujian)
14) Menyerahkan kembali Materi soal dan kelengkapan ujian yang sudah
digunakan kepada pengawas pusat dalam keadaan tersegel.(lampiran 10 : BA
penyegelan materi ujian)
15) Menjamin kelancaran pelaksanaan teknis ujian.

4. PETUGAS IT PUSAT
a. Persyaratan IT Pusat adalah sebagai berikut :
1) Tenaga IT yang ditunjuk oleh Panitia Nasional
2) Operator IT Pusat adalah staf kependidikan yang membantu pengawas pusat
ketika bertugas di lokasi ujian dan memahami aspek instalasi software atau
aplikasi CBT, persyaratan minimal work station dan jaringan intra internet
serta troubleshootingnya dalam menunjang pelaksanaan CBT
3) Memiliki latar belakang pendidikan dibidang IT
4) Bersedia menandatangani pakta integritas.(lampiran 5 : pakta integritas)
5) Memiliki pengalaman sebagai operator IT ujian kompetensi yang berstandar
nasional

b. Rasio IT Pusat - TUK


a) 1 orang IT Pusat untuk 1 TUK
b) Untuk CBT center yang telah terstandar dan sudah mempunyai IT lokal yang
telah mampu menjalankan tugas sebagai tenaga IT ujian kompetensi yang
berstandar nasional, tidak memerlukan IT pusat. Hal ini ditetapkan oleh
Panitia nasional
c. Tugas IT Pusat :
1) Bertindak sebagai asisten pengawas pusat dalam hal sistem teknologi
informasi dalam pelasanaan CBT dilokasi ujian
2) Melakukan pengawasan, koordinasi dan bekerjasama dengan operator IT
lokal sehingga penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian
berjalan sesuai standar instalasi
9
3) Mengawasi dan menilai proses pemasangan aplikasi CBT pada computer
server oleh operator IT lokal dilokasi ujian
4) Bekerjasama dengan pengawas pusat dan operator IT local dalam
pengawasan pelaksanaan ujian
5) Bekerjasama dengan operator IT lokal dalam melakukan troubleshooting
pada pelaksanaan ujiian
5. PETUGAS IT LOKAL
a. Persyaratan IT lokal adalah sebagai berikut :
1) Operator IT Lokal adalah staf kependidikan yang mengetahui dan memahami
inventarisasi, spesifikasi dan troubleshooting dari workstation serta
topologinya jaringan intra- dan internet lokasi ujian, khususnya laboratorium
komputer yang ditetapkan sebagai tempat ujian, dan ditugaskan oleh institusi
didaerah CBT berlangsung
2) Memiliki latar belakang pendidikan dibidang IT
3) Bersedia menandatangani pakta integritas.(lampiran 5 : pakta integritas)
4) Memiliki pengalaman sebagai operator IT
5) Telah menjalani magang kepada IT Pusat dalam pelaksanaan ujian
6) Penetapan Petugas IT Lokal dilakukan oleh Panitia Nasional
b. Rasio jumlah IT Lokal
1) 1 orang IT Lokal untuk 1 lokasi
c. Tugas Operator IT Lokal
1) Bekerjasama dengan Pengawas Pusat, Koordinator CBT dan operator IT pusat
dalam mempersiapkan workstation, komputer server, aplikasi dan topologi
jaringan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panitia
Nasional.
2) Mempersiapkan daftar inventarisasi dan spesifikasi worsktation, topologi
jaringan, dan komputer server yang akan digunakan dalam pelaksanaan CBT .
3) Mempersiapkan workstation beserta cadangannya, sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan, dengan bekerja sama dengan Koordinator
CBT.
4) Melakukan instalasi dan uninstall aplikasi CBT pada server workstation di
lokasi ujian.
5) Mengganti workstation yang mengalami gagal kerja (hanged) dengan
workstation cadangan yang telah disiapkan.
6) Mempersiapkan dan mengamankan topologi jaringan yang menghubungkan
antar workstation yang dipakai pada CBT dari hubungan internet, spam dan
virus komputer.
7) Mengamankan port pada workstation yang memungkinnya melakukan
hubungan dengan peserta ujian dan jaringan intra-internet seperti Port USB,
Port LAN dan lain-lain.
8) Mengamankan ruang ujian, dengan mengunci akses masuk ke dalam
laboratorium komputer, pada waktu antara persiapan sampai dengan
dimulainya proses ujian.
9) Melakukan instalasi pemasangan aplikasi pada komputer server.
10) Bekerja dengan menempatkan posisi pada workstation yang telah ditetapkan
dalam mengelola identitas peserta.
11) Melakukan pemeriksaan pasca pelaksanaan CBT pada tiap folder di masing-
masing workstation terhadap adanya kemungkinan peserta ujian melakukan
pencatatan soal secara elektronik.

III. PENGELOLAAN ADMINISTRASI UJIAN


A. Perangkat kepesertaan :
10
1. Pencetakan kartu tanda peserta, kartu ujian dilakukan oleh Panitia Nasional
berdasarkan data peserta yang sudah divalidasi oleh MTKI.
2. Kartu tanda peserta berisi informasi nama peserta, nomor ujian, asal institusi
peserta, foto peserta, tanggal ujian, dan TUK
3. Daftar hadir disiapkan oleh Panitia Nasional
4. Daftar hadir berisi informasi tentang nama peserta, nomor ujian,asal institusi, sesi
ujian, nomor buku soal/nomor WS tanda tangan peserta.
5. Daftar pengambilan kartu tanda peserta disiapkan oleh Panitia Nasional.
6. Daftar pengambilan kartu berisi informasi tentang nama peserta, nomor ujian, asal
institusi, dan tanda tangan peserta

B. Perangkat Pengawas :
1. Pencetakan kartu tanda pengenal PP, PJL/Koordinator CBT, IT pusat dilakukan oleh
Panitia Nasional
2. Kartu tanda pengenal PP dan IT pusat berisi informasi tentang nama dan TUK
3. Kartu tanda pengenal PJL/Koordinator CBT hanya bertuliskan PJL/Koordinator CBT
dan TUK
4. Pencetakan kartu tanda pengenal PL dilakukan oleh Panitia Nasional
5. Kartu tanda pengenal PL berisi tulisan PL/nama PL dan TUK
C. Perangkat Materi Ujian :
1. Perangkat materi ujian terdiri atas buku soal, LJK, berita acara pembukaan segel
materi, berita acara pelaksanaan ujian (PBT)
2. Perangkat materi ujian terdiri atas hardisk demo, hardisk soal, hardisk cadangan,
berita acara pembukaan segel materi, berita acara pelaksanaan ujian dan flashdisk
back up hasil ujian
3. Seluruh perangkat materi ujian disediakan oleh Panitia Nasional

IV. PENGELOLAAN HASIL UJI KOMPETENSI


A. Pemusnahan buku soal ujian PBT:
1. Buku soal yang telah digunakan dimusnahkan di MTKP
2. MTKP berkewajiban menyiapkan fasilitas pemusnahan buku soal sesuai standar yang
telah ditentukan oleh panitia nasional selambat-lambatnya H-7
3. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar menggunakan Incenerator mempunyai
kapasitas yang memadai untuk jumlah buku soal yang akan dihancurkan.
4. Pemusnahan dilakukan oleh panitia MTKP disaksikan oleh PP dan dicatatkan di berita
acara pemusnahan buku soal.
B. Pengolahan hasil ujian PBT:
1. Seluruh LJK dari TUK dikumpulkan ke Panitia Nasional.
2. Pada H+4 petugas yang ditunjuk MTKI menyerahkan LJU kepada lembaga
pengembangan strategi, metodologi serta perangkat uji dalam mengevaluasi
kompetensi peserta didik dengan surat pengantar dari MTKI untuk dilakukan
pemeriksaan sampai dengan hari H+10.
3. Hasil pemeriksaan ujian dari lembaga pengembangan strategi, metodologi serta
perangkat uji dalam mengevaluasi kompetensi peserta didik diharapkan memberikan
informasi tentang :
a. Nilai hasil uji setiap peserta uji per propinsi, per institusi, per profesi, per jenjang
pendidikan.
b. Nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata per profesi baik secara nasional
maupun per propinsi.
c. Jumlah soal yang dijawab benar, yang dijawab salah, dan yang tidak dijawab.
d. Hasil analisis soal uji yang berisikan tentang reliabilitas dan validitas atau bentuk
laporan lainnya.

11
e. Selanjutnya, Panitia Nasional membuat jadwal rapat standar setting untuk
menentukan Nilai Batas Lulus (NBL).
4. Panitia nasional merekapitulasi berita acara ujian dan mengolahnya srbagai salah
satu bahan untuk penetapan hasil ujian dan monitoring dan evaluasi uji kompetensi.

C. Pengolahan hasil CBT


1. Hardisk dikumpulkan ke Panitia Nasional.
2. Panitia Nasional melakukan pengolahan hardisk untuk mendapatkan hasil nilai uji
setiap peserta
3. Pengolahan juga meliputi analisis soal.
4. Hasil pengolahan disiapkan untuk standar setting.
5. Panitia nasional merekapitulasi berita acara ujian dan mengolahnya srbagai salah
satu bahan untuk penetapan hasil ujian dan monitoring dan evaluasi uji kompetensi.
D. Standar Setting
1. Standard Setting dilaksanakan oleh panitia nasional dalam sebuah workshop yang
diadakan khusus untuk itu.
2. Standar setting dilaksanakan selambat-lambatnya H+21.
3. Metode standard setting yang digunakan adalah metode absolute yaitu modified
Angof
4. Standar setting melibatkan juri/judge yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
panitia nasional. Jumlah juri dan institusi yang terlibat dalam standar setting
disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Hasil standard setting dicantumkan dalam berita acara yang ditanda tangani oleh
ketua panitia nasional dan 5 orang wakil juri.
6. Hasil standar setting digunakan menentukan kelulusan UK.
E. Pengumuman Hasil UK dan Umpan Balik Hasil UK.
1. Hasil UK diumumkan melalui media elektronik dengan menginformasikan nama
institusi dan nama dan nomor peserta yang lulus UK pada H+30
2. Hasil UK dan umpan balik individu disampaikan melalui institusi pendidikan pada
H+40
3. Umpan balik institusi disampaikan kepada pimpinan institusi pendidikan pada H+40.
4. Umpan balik institusi digunakan sebagai masukan untuk perbaikan proses
pengajaran di institusi pendidikan yang bersangkutan.

V. TINDAK LANJUT HASIL UJI.


1. Peserta UK yang dinyatakan tidak lulus masih tercatat sebagai peserta didik institusi
pendidikan yang bersangkutan dan berhak mengikuti UK ulang pada periode
berikutnya.
2. Peserta uji yang tidak lulus wajib mengikuti program remedial yang menjadi
tanggung jawab institusi pendidikan terkait untuk meningkatkan kemampuan
keilmuan, keterampilan, dan atitude.

VI. KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI DI MTKP.


A. Koordinasi :
1. Koordinasi tingkat nasional dilakukan oleh panitia nasional
2. Kegiatan koordinasi dapat berupa rapat dan workshop yang jumlah dan jadwal
kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan
3. Koordinasi dipimpin oleh ketua panitia nasional
4. Koordinasi tingkat wilayah dilakukan oleh MTKP dengan melibatkan AIP, IP, OP,
Kopertis.
5. Kegiatan koordinasi dapat berupa rapat dan workshop yang jumlah dan jadwal
kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan
6. Koordinasi tingkat wilayah dipimpin oleh ketua MTKP
12
B. Monitoring :
1. Monitoring dilakukan secara berkala meliputi seluruh tahapan kegiatan dan unsur
yang terlibat dalam pelaksanaan UK
2. Kegiatan monitoring meliputi penyiapan materi ujian, seleksi PP, TUK, PL, dan tempat
pemusnahan materi ujian
3. Jumlah dan waktu kegiatan monitoring disesuaikan dengan kebutuhan
4. Monitoring dilakukan oleh divisi monitoring dan evaluasi panitia nasional dan
dilaporkan kepada ketua panitia nasional
C. Evaluasi :
1. Evaluasi dilakukan secara berkala meliputi seluruh tahapan kegiatan dan unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan UK
2. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi persiapan penyelenggaraan dan hasil UK, berupa
survei, FGD, dan kajian akademik tentang UK
3. Jumlah dan waktu kegiatan evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan
4. Evaluasi dilakukan oleh divisi monitoring dan evaluasi panitia nasional dan
dilaporkan kepada ketua panitia nasional
VII. RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI
Pelaksanaan uji kompetensi dimulai pada H-4, yaitu seluruh Koordinator PP diundang
dalam sebuah rapat/workshop dan briefing yang diselenggarakan oleh MTKI untuk
menjelaskan masalah pelaksanaan meliputi : proses administrasi soal, akomodasi PP di
tempat/lokasi ujian, proses pengawasan ujian, pengumpulan kembali LJU dan soal,
penyerahan LJU kepada PP/Koordinator PP dan proses pemusnahan soal.

UJIAN BERBASIS PBT.

A. PADA H-3, Briefing PP.


Briefing PP dilaksankan pada H-3 oleh panitia nasional. Materi briefing meliputi tugas
dan rincian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh PP sejak H-3 sampai pengembalian
atau pemusnahan materi ujian ditempat yang telah ditentukan. Briefing dipimpin oleh
Koordinator Divisi Pengelolaan Ujian. Setiap PP wajib hadir dan mengikuti seluruh
kegiatan briefing secara lengkap. PP yang berhalangan hadir segera diganti dengan PP
yang lain atas persetujuan panitia nasional.
1. Agenda briefing adalah :
a. Penjelasan mengenai tugas dan tanggungjawab PP.
b. Penjelasan mengenai peraturan tata tertib bagi PP, PL dan peserta uji dan cara
mengerjakan soal.
c. Penjelasan langkah-langkah atau prosedur kerja PP/PJL/PL mulai dari hari H-3
sampai dengan hari H+1/H+2.
d. Penjelasan mengenai keamanan dan kerahasiaan soal uji.
e. Penjelasan isi paket materi uji.
f. Penjelasan strategi penanganan masalah terkait dengan hal-hal yang terjadi
dalam pelaksanaan UK.
g. Pembagian lokasi tugas PP, PL dan PJL.
h. Penjelasan tentang pengambilan paket materi uji di tempat yang telah
ditentukan oleh MTKI.
i. Penjelasan tentang pemusnahan buku soal.
j. Penjelasan mengenai keamanan dan kerahasiaan soal uji.
k. Demo pelaksanaan ujian CBT untuk UK dengan metoda CBT.
l. Penyerahan perangkat ujian dari panitia nasional kepada masing-masing PP dan
Penyerahan tanda pengenal (name tag) kepada PP.
m. PP melakukan pengecekan perangkat ujian.

13
n. PP menandatangani surat pernyataan/janji. Formulir surat pernyataan/janji PP
sebagaimana lampiran 5.
2. Pada akhir briefing PP akan menerima :
a. Bukti pengiriman dan surat kuasa pengambilan kiriman paket materi UK di
tempat yang ditentukan MTKI.
b. Berkas administrasi pelaksanaan UK yaitu :
1) Daftar nama peserta uji masing-masing TUK.
2) Daftar nama PP dan PL di MTKP bersangkutan per TUK.
3) Formulir Instrumen Monitoring Buku Soal.
4) Formulir BA pembukaan bungkusan buku soal.
5) Instrumen monitoring.
6) Formulir BA Pelaksanaan UK.
7) Name tag.
8) Daftar hadir (absensi) peserta UK masing-masing TUK.
9) Tata tertib PP, PL dan peserta uji.
10) Bahan presentasi PP kepada PL dan peserta uji berupa soft/hard copy
dalam file PowerPoint (PPt).
c. Berkas administrasi dan keuangan, yaitu surat tugas, SPPD, tiket perjalanan,
voucher hotel, uang harian, dan transport lokal.

B. PADA H-2, Pemberangkatan PP ke TUK


1. Pada H-2 (sesuai jarak/waktu tempuh ke TUK), PP berangkat ke TUK dengan
menggunakan pesawat/kendaraan darat (mobil) dengan tetap memperhatikan faktor
keamanan dan keselamatan personil.
2. PP menuju penginapan dan langsung berkoordinasi dengan PL/PJL/Koordinator CBT
atau petugas lain yang ditunjuk untuk pengambilan paket materi uji dan briefing
PL/peserta.

C. PADA H-1, Briefing PL


1. Pada H-1, PP menyelenggarakan briefing yang difasilitasi oleh MTKP/PJL di setiap
TUK. Briefing ini dihadiri oleh PL.
2. Agenda briefing adalah sebagai berikut :
a. PP mengecek kelengkapan administrasi surat pernyataan/janji PL, harus
dipastikan bahwa semua PL sudah menandatangani surat pernyataan/janji.
Formulir surat pernyataan/janji PL sebagaimana lampiran 5.
b. Penjelasan mengenai tugas dan tanggungjawab PL.
c. Penjelasan mengenai peraturan tata tertib bagi PL dan peserta uji dan cara
mengerjakan soal.
d. Menjelaskan langkah-langkah atau prosedur kerja PJL/PL mulai dari hari H-2/H-1
sampai dengan hari H.
e. Pembagian lokasi tugas PL dan PJL.
f. Penjelasan mengenai keamanan dan kerahasiaan soal uji.
g. Penjelasan mengenai pembukaan bungkusan buku soal.
h. Penjelasan tentang pembagian buku soal dan LJU kepada peserta.
i. Penjelasan strategi penanganan masalah terkait dengan hal-hal yang terjadi
dalam pelaksanaan UK.
j. Penyerahan tanda pengenal (name tag) kepada PL/PJL.
k. PP bersama PL dan PJL/Koordinator CBT memeriksa TUK berkaitan sarana dan
prasarana, dll.

D. PADA HARI H-1, Briefing Kepada Peserta Uji dan Persiapan TUK
1. Pada hari H-1, PP dibantu PL menyelenggarakan briefing kepada peserta uji di TUK.
Briefing ini difasilitasi oleh PJL dan dihadiri oleh PL dan semua peserta uji.

14
2. Agenda briefing adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan tata tertib peserta uji dan menjelaskan cara mengerjakan soal uji,
menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh peserta uji. Juga
dijelaskan supaya peserta mempersiapkan secara fisik dan mental. Peserta uji
dapat minta keterangan apabila penjelasan yang disampaikan PP kurang/tidak
jelas, atau minta keterangan lain yang diperlukan.
b. Penyerahan name tag kepada peserta uji dan kepada petugas lainnya (bila ada).
c. Pengaturan tempat uji, yaitu pengaturan ruang uji, pengaturan penempatan
kursi,meja peserta, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan di TUK.
d. Penempelan tanda pengenal peserta uji di kursi/meja peserta.
e. Menempelkan petunjuk lokasi TUK dan fasilitas lain seperti toilet, dll.
3. Dalam satu TUK dilakukan briefing kepada peserta uji sekaligus dalam satu ruang
yang berbeda dengan ruang uji.
4. PP melakukan pengecekan seluruh persiapan SDM, sarana, prasarana, peralatan
ruang uji dan harus yakin bahwa persiapan sudah dilakukan dengan baik.

E. PADA HARI H, Pelaksanaan Uji.

1. PP dan PJL mengambil paket materi uji di tempat yang telah ditentukan pukul 05.00
WIB/06.00 WITA/07.00 WIT dan membawanya ke TUK.
2. PL dan panitia lainnya harus sudah tiba di TUK paling lambat pukul 07.00 WIB/08.00
WITA/09.00 WIT. Semua petugas (PP, PJL/Koordinator CBT, PL dan petugas lainnya)
menandatangani daftar hadir.
3. PP, PJL/Koordinator CBT, PL mengadakan pertemuan koordinasi, memberikan
penjelasan tambahan yang diperlukan, membuka paket materi, dan membagi
bungkusan buku soal per ruangan yang di peruntukan pada setiap PL.
4. UK dimulai pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT secara serentak di seluruh
Indonesia. Jumlah soal uji adalah 180 soal dikerjakan dalam waktu 180 menit (tiga
jam) berturut-turut tanpa jeda.
5. Sekitar pukul 07.45 WIB/08.45 WITA/09.45 WIT, PL membuka segel bungkusan buku
soal, disaksikan dua orang peserta. Pembukaan bungkusan buku soal dibuatkan
berita acara yang ditandatangani oleh para pihak tersebut. Formulir BA sebagaimana
lampiran 12.
6. PL meletakkan buku soal dan lembar jawaban di kursi peserta. Lembar jawaban
diselipkan di dalam buku soal, dan diletakkan di kursi dengan posisi telungkup.
7. Buku soal lebih dan cadangan harus disimpan oleh PP. Kerahasiaan buku soal
tersebut merupakan tanggungjawab PP.
8. Peserta harus masuk ruang uji paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum ujian
dimulai, yaitu pukul 08.00 WIB/09.00 WITA/10.00 WIT. Peserta masuk ke ruang uji
secara tertib dengan menunjukkan tanda pengenal peserta uji yang sah. Peserta
masuk ruangan uji satu per satu secara berurutan sesuai nomor urut peserta.
Peserta berdiri di sebelah kiri kursi masing-masing, tidak diperkenankan duduk
terlebih dahulu sebelum semua peserta masuk ke ruangan uji.
9. PP/PL mempersilahkan peserta duduk di kursi masing-masing dengan tertib. Peserta
tidak diperbolehkan membuka buku soal dan LJU. PP/PL memimpin doa bersama
sebelum mulai aktifitas.
10. Peserta uji hanya boleh membawa masuk ke ruang uji alat tulis berupa pinsil 2B dan
karet penghapus, rautan (khusus peserta PBT). Tas, buku dan/atau catatan lainnya,
jam tangan dan HP dan/atau alat komunikasi lainnya tidak boleh dibawa masuk ke
ruang uji dan harus disimpan di tempat yang sudah disediakan panitia.
11. Pukul 08.15 WIB/09.15 WITA/10.15 WIT, peserta dipersilahkan membuka LJU dan
membaca cara pengisian LJU. Selanjutnya PP/PL mulai memandu peserta untuk
mengisi identitas peserta di LJU. Perlu dipahami oleh PP/PL bahwa kemampuan
peserta dalam mengisi identitas sangat beragam, sementara identitas peserta sangat
15
penting dalam UK ini, maka PP/PL harus menaruh perhatian serius dalam memandu
peserta mengisi identitas supaya tidak terjadi kesalahan. Kesalahan dalam mengisi
identitas peserta uji dapat berakibat fatal karena tidak terdeteksinya LJU oleh mesin
scanner. Mengingat hal tersebut, maka waktu antara pukul 08.00 WIB/09.00
WITA/10.00 WIT sampai dengan pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT adalah
merupakan waktu yang sangat kritis. PP/PL diharapkan dapat mengelola waktu
tersebut sebaik-baiknya sehingga tidak menimbulkan kepanikan bagi peserta uji.
12. Tepat pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT, PP/PL memberitahukan kepada
peserta uji bahwa saat mengerjakan soal dimulai.
13. Pukul 09.00 WIB/10.00 WITA/11.00 WIT, PL mulai mengedarkan daftar hadir kepada
peserta sambil memeriksa kecocokan identitas peserta (kartu pengenal yang tertera
foto, misal KTP) dengan kartu tanda pengenal peserta. Ballpoint untuk
menandatangani daftar hadir peserta disediakan oleh panitia.
14. Selama ujian dilaksanakan peserta uji harus menjaga tata tertib yang ditetapkan
oleh MTKI dan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu peserta uji
lainnya. Pelanggaran tata tertib dapat menyebabkan peserta uji didiskualifikasi.
Peserta dilarang meninggalkan ruang uji kecuali untuk keperluan mendesak dan
setelah mendapat izin pengawas. Peserta yang sudah selesai mengerjakan soal ujian
sebelum waktu habis diperbolehkan meninggalkan ruang uji, kecuali pada 10
(sepuluh) menit terakhir peserta tetap tinggal di ruang uji walaupun sudah selesai
mengerjakan soal.
15. Selama uji kompetensi dilaksanakan, PP/PL melakukan pengawasan dan/atau
monitoring jalannya ujian. PP/PL harus tetap berada di ruang/tempat tugasnya.
Semua kejadian penting selama UK berlangsung (misalnya pertanyaan tentang soal
uji, peserta curang, dll) dicatat dalam BA penyelenggaraan UK sebagaimana
lampiran 13. PP/PL dilarang membaca soal uji dan dilarang memberikan
pendapat/komentar terhadap pertanyaan tentang soal uji. Pertanyaan terhadap soal
uji hanya dicatat dalam BA yang ditandatangani oleh PP/PL.
16. Pada pukul 11.30 WIB/12.30 WITA/13.30 WIT waktu ujian dinyatakan berakhir.
PP/PL memberitahukan kepada seluruh peserta bahwa waktu ujian sudah habis,
semua peserta tidak diperkenankan lagi mengerjakan soal. Semua buku soal dan LJU
harus diletakkan di atas kursi/meja peserta dengan posisi telungkup. Peserta
dilarang meninggalkan ruang uji sebelum buku soal dan LJU diambil dan
dikumpulkan oleh PL.
17. Pada saat PL mengambil dan mengumpulkan buku soal dan LJU harus
memperhatikan dan memeriksa buku soal untuk mengetahui apakah buku soal
masih dalam keadaan baik/lengkap. Bila ditemukan buku soal rusak/tidak lengkap,
misalnya hilang satu atau beberapa halaman, maka harus dicatat dalam BA
penyelenggaraan UK, lampiran 13. Buku soal yang sudah digunakan dan buku soal
cadangan dikumpulkan menjadi satu kemudian dimaksukkan kedalam amplop dan
disegel. Sebelum buku soal (termasuk buku soal cadangan) dimasukkan kedalam
amplop dan disegel, PL harus menghitungnya untuk memastikan jumlah buku soal
sama dengan jumlah semula pada saat pertama kali dibuka. PL harus memastikan
bahwa tidak ada buku soal yang hilang. LJU harus disusun berdasarkan nomor urut
kemudian dimasukkan kedalam amplop bersama daftar hadir peserta uji dan
disegel. Sebelum LJU dan daftar hadir peserta dimasukkan kedalam amplop dan
disegel, PL harus menghitungnya untuk memastikan bahwa jumlah LJU sama
dengan jumlah peserta uji yang menandatangani daftar hadir. Penyegelan amplop
buku soal yang sudah digunakan dan amplop LJU dilakukan diruang yang di tentukan
dan ditandatangani oleh PL dan PP disaksikan oleh PJL.
18. Bungkusan buku soal yang telah dipakai dan bungkusan LJU dalam keadaan tersegel
diserahkan oleh PP kepada Koordinator PP di MTKP. Buku soal yang sudah dipakai

16
disiapkan untuk dimusnahkan di MTKP. Sementara LJU disiapkan untuk dibawa oleh
(Koordinator) PP ke MTKI di Jakarta.

VIII. DAFTAR LAMPIRAN

NO. LAMP JUDUL LAMPIRAN KETERANGAN


1 Daftar calon peserta uji Panitia Nasional
2 Rekapitulasi daftar calon peserta uji Panitia Nasional
3 Format Name Tag peserta uji Panitia Nasional
4 Penetapan TUK Panitia Nasional
5 Pakta integritas Panitia Nasional
6 Berita acara pembukaan segel Panitia Nasional
7 BA pelaksanaan ujian Panitia Nasional
8 BA Pemusnahan buku soal Panitia Nasional
9 BA penerimaan materi ujian Panitia Nasional
10 BA penyegelan materi ujian Panitia Nasional
11 kartu tanda peserta ujian Panitia Nasional

17
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Penyelenggaraan Computer Based Test. Proyek HPEQ Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2011

18

Anda mungkin juga menyukai