Teknologi Pendidikan Sebagai Profesi
Teknologi Pendidikan Sebagai Profesi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Teknologi Pendidikan ?
2. Bagaimana Teknologi Pendidikan sebagai profesi ?
3. Bagaimana keterkaitan Teknologi Pendidikan sebagai Profesi dengan
Kawasan Teknologi Pendidikan ?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami Konsep Teknologi Pendidikan
2. Untuk memahami Teknologi Pendidikan sebagai profesi
3. Untuk memahami keterkaitan Teknologi pendidikan sebagai profesi
terhadap kawasan teknologi pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN
dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk
tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan
komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar
dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
AECT (1972), teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam
memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan,
pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan
melalui pengelolaan proses kesemuanya itu
AECT (1977), teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk
menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia
AECT (1994), teknologi instruksional adalah teori dan praktek dalam
mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-
proses maupun sumber-sumber belajar. Definisi ini menegaskan adanya lima
domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan
pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan
penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar.
Sementara itu, Tom Cutchall (1999) mengatakan bahwa teknologi
pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar
dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain,
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi
untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya
adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk
membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
6
AECT (2004), teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam
upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
caramenciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan
sumber-sumber teknologi yang tepat.
Menurut Council for Educational Technology (CET) for the UK, yang
menjabarkan Teknologi Pendidikan sebagai pengembangan, penerapan dan
evaluasi atas sistem, tehnik, serta alat bantu untuk meningkatkan proses belajar
(manusia). Selain definisi ini, mereka juga mencantumkan definisi yang berasal
dari National Centre for Programmed Learning (NCPL), UK (Prawidilaga.
2012:37). Definisi tersebut berbunyi antara lain:
Menurut pakar yang lain seperti MacKenzie dan Eraut (Seels. 1994:20)
mendeskripsikan bahwa Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik
mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai. Sedangkan Ely 1973
(Seels. 1994:20) teknologi pendidikan mengandung tiga tema utama, dengan
mengetengahkan bahwa Teknologi Pendidikan, merupakan:
a. Pendekatan Sistematik
b. Pengkajian sarana atau cara dan
c. Suatu bidang yang diarahkan untuk tujuan tertentu.
Dari berbagai perkembangan makna tentang teknologi pendidikan di atas
dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk
membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.
Teknologi pendidikan dapat dipandang dari berbagai sisi. Cara pandang
tersebut melandasi langkah gerak teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan.
Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang
garapan, dan profesi.
7
Mungkin saja terdapat lebih dari satu profesi yang bekerja dalam bidang
garapan teknologi pendidikan ini. Masing-masing profesi ini satu sama lain saling
berhubungan baik secara eksplisit maupun implisit dalam beroperasi di bidang
garapan tersebut. Hubungan ini harus diketahui, diidentifikasi, dan dikembangkan.
Miarso (2004:96) mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan
sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan
memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran,
media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Apa yang
dikemukakan Miarso tersebut apabila dihubungkan dengan definisi teknologi
pendidikan yang dikemukakan oleh AECT 1994 sangat relevan. Dalam AECT
1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti telah disebutkan
dalam Latar Belakang di atas bahwa: Teknologi pembelajaran adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian
proses dan sumber untuk belajar. Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi
teknologi penddidikan adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam
mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses dan sumber
untuk membelajarkan peserta didik.
Lebih lanjut Miarso mengemukakan bahwa ciri utama dalam profesi
teknologi pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan dan pelatihan yang
memadai, serta pengabdian yang terus menerus.
Kode etik profesi sebetulnya mempunyai tujuan melindungi dan
memperjuangkan kepentingan peserta didik; melindungi kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara; melindungi dan membina diri serta sejawat profesi; dan
mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan (Kusuma,
2008:7).
Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran
mengenai teknologi pendidikan kepada mahasiswa atau mereka yang telah
menyelesaikan studi mereka di Program Studi Pendidikan. Dengan cara ini
mereka akan dapat bekerja lebih profesional. Sedangkan pengabdian yang terus
menerus merupakan bentuk karya nyata dari seorang yang berprofesi teknologi
pendidikan dalam membelajarkan peserta didik melalaui layanannya seperti
fasilitas dan sumber belajar.
10
b. Teori dan praktek dalam pengembangan proses, sumber dan sistem untuk
belajar
c. Teori dan praktek dalam pemanfaatan proses, sumber dan sistem untuk
belajar
d. Teori dan praktek dalam pengelolaan proses, sumber dan sistem untuk
belajar
e. Teori dan praktek dalam penilaian proses, sumber dan sistem untuk belajar
f. Teori dan praktek dalam penelitian proses, sumber dan sistem untuk
belajar.
seperti umpan balik dan penguatan, latihan danpraktek atau permainan dan
simulasi.
Desainer atau perancang sangat penting untuk perancangan dan
pengembangan media, dan saat ini telah memberi dampak terhadap teknologi baru
dalam bidang-bidang desain layar, desktop publishing dan desain pembelajaran
multimedia.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses
yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat
pada perubahan dalam kawasan. Pengembangan adalah proses penterjemahan
spesifikasi desain ke dalam fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak
variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.
Walaupun demikian tidak berarti lepas dari teori dan praktek yang
berhubungan dengan belajar dan desain. Tidak pula kawasan tersebut berfungsi
bebas dari penilaian, pengelolaan atau pemanfaatan melainkan timbul karena
dorongan teori dan desain dan harus tanggap terhadap tuntutan penilaian formatif
dan praktek pemanfaatan serta kebutuhan pengelolaan.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:
teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi
audiovisual, teknologi berazaskan computer, dan teknologi Terpadu (Seels &
Richey, 1994:39).
Kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi, dan
penyampaian maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis
teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan
menggunakan yang lain lagi.
Pengembang memiliki tugas untuk memproduksi media pembelajaran
yang kisi-kisinya modelnya dihasilkan dari kawasan desain. Arti pengembangan
yaitu proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik
(Prawiradilaga. 2012:50). Pengembangan meliputi produksi dan penyampaian
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan
16
3. Kawasan Pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan sering terkena imbas kemajuan teknologi dan
kebijakannya. Banyak pihak yang memiliki gagasan untuk memanfaatkan apa pun
teknologi untuk dunia pendidikan. Padahal prosedur pemanfaatan merupakan
rangkaian kegiatan yang panjang, proses yang memerlukan kerja keras dan kerja
sama pihak terkait, guru, pemerintah, pelaksana di lapangan dan seterusnya.
Pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Pemanfaat atau pengguna mempunyai tanggung jawan untuk
mencocokkan pebelajar dengan bahan dan aktifitas yang spesifik, menyiapkan
pebelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan an aktifitas yang dipilih,
memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang
dicapai pebelajar, serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan.
Dengan demikian pemanfaat dituntut adanya penggunaan deseminasi,
difusi, implementasi dan pelembagaan yang sistematis.Hal tersebut dihambat oleh
17
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan adalah bagian integral dan sering dihadapi oleh para
teknolog pendidikan. Pengelola dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
pengelolaan dalam berbagai latar.Seorang teknolog pendidikan mungkin terlibat
dalam usaha pengelolaan proyek, pengembangan pembelajaran, atau pengelolaan
18
pusat media sekolah. Tujuan sesungguhnya dari pengelolaan kasus demi kasus
dapat sangat bervariasi, namun keterampilan pengelolaan yang mendasarinya
relatif tetap sama apapun kasusnya.
Peran pengelola sering menghadapi sebagai pimpinan atau pejabat
lembaga atau organisasi, baik dalam suatu unit besar atau unit terkecil. Pusat
sumber belajar, Pimpinan SMP terbuka merupakan contoh peran teknolog
pendidikan sebagai pengelola.Prinsip pengelola ialah pengendalian teknologi
pembelajaran melalui perenacanaan, pengorganisasian, dan supervisi.
Banyak teknolog pendidikan memegang jabatan yang jelas-jelas
memerlukan fungsi pengelolaan.Misalnya, Direktur Pusat Sumber Belajar pada
sebuah universitas yang memiliki tanggung jawab atas keseluruhan program
sumber belajar termasuk tujuan, organisasi, staf, keuangan, fasilitas dan peralatan
dan memiliki tanggung jawab atas keseluruhan program pusat media.
Program program yang dilakukan oleh mereka itu dapat sangat
berbeda, tetapi keterampilan dasar yang diperlukan untuk mengelola program
tersebut tetap sama. Keterampilan yang dimaksud meliputi pengorganisasian
program, supervise personil, perencanaan, pengadministrasi dana dan fasilitas
serta pelaksanaan perubahan.
Kawasan pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media,
progam medua dan pelayanan media.Pembauran perpustakaan dengan program
media membuahkan pusat dan ahli perpustakaan media sekolah.
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervise (Seels dan
Richley. 1994:54). Kerumitan dalam mengelola berbagai macam sumber, personil,
usaha desain maupun pengembangan akan semakin meningkat dengan
membesarnya usaha dari sekolah atau kantor yang menjadi kegiatan pembelajaran
berskala nasional atau menjadi perusahaan multi nasional dengan skala global.
Secara konseptual peranan mengelola para teknolog pendidikan di masa
mendatang, tidak hanya meliputi penggunaan teknologi tetapi juga akan
berkembang kea rah pengelolaan sumber daya manusia dan perencaan strategis.
Meskipun sebagian besar orientasi pengelolaan berasal dari perspektif
19
kerekayasaan, teori motivasi dan teori perubahan yang berfokus pada pendekatan
humanistic juga akan bertumbuh dan berkembang.
Terdapat empat kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan
proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan
informasi. Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas yang sama
yang harus dilakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil harus diangkat dan
disupervisi, dana harus direncanakan dan dipertanggungjawabkan, dan fasilitas
harus dikembangkan serta dipelihara. Disamping itu, harus perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang.Untuk mengontrol organisasi, pengelola harus
menciptakan struktur yang membantu pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
Pengelola harus menjadi pemimpin yang dapat memberikan motivasi,
arahan, melatih, membina, memberi wewenang, dan mempunyai keterampilan
berkomunikasi (Prostano dan Prostano, 1987). Tugas dalam bidang personil
mencakup seleksi, pengangkatan, supervise dan penilaian. Tugas keuangan
mencakup perencanaan anggaran, justifikasi dan pemantauan,
pertanggungjawaban dan pembelian. Tanggung jawab fasilitas meliputi
perencanaan, bimbingan serta supervise. Pengelola bertanggungjawab membuat
rencana jangka panjang ( Caffrella, 1993).
Kode Etik
Ikatan Teknologi Pendidikan Indonesia
(ITPI)
Mukadimah
Pada hakekatnya teknologi pendidikan serta kegiatan-kegiatannya adalah untuk
mengatasi masalah belajar pada manusia dengan menggunakan teknologi sebagai
proses maupun produk.
Agar niat dan sikap itu dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya, maka mereka
yang berprofesi teknologi pendidikan dan tergabung dalam ikatan profesi,
menyepakati suatu prinsip etik sebagai pegangan perorangan maupun pegangan
bersama dalam membina kegiatan profesi.
Bab I
Kewenangan dan Kewajiban
1. Mengamalkan keakhlian dan ketrampilan dalam bidang teknologi pendidikan
sesuai dengan kriteria keahlian yang dituntut untuk itu.
2. Mengembangkan konsep, prinsip dan prosedur dalam bidang profesi sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi dan masyarakat.
3. Melaksanakan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar untuk
kepentingan pembelajaran.
4. Memelihara dan mempertahankan martabat dan norma etik keahliannya.
5. Melaksanakan profesinya sesuai dengan etika dan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat, bangsa dan negara.
26
Bab II
Tanggung jawab kepada perorangan
Bab III
Tanggung jawab kepada masyarakat
Bab IV
Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
Bab V
Tanggung jawab kepada Organisasi dan Profesi
Bab VI
Lain-lain
1. Setiap anggota bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menjunjung
tinggi kodeetik ini dengan sebaik-baiknya.
2. Setiap penyimpangan dari kode etik ini dapat dikenakan sanksi organisasi.
3. Jika diperlukan, kode etik masih akan disempurnakan.
4. Hal-hal yang belum tercakup akan diatur kemudian.
Seksi 1
Tanggung jawab dan Kewajiban terhadap individu (anggota)
Seksi 2
Tanggung jawab dan Kewajiban terhada Masyarakat
Seksi 3
Tanggung jawab dan kewajiban terhadap Profesi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas pada bab terdahulu, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Teknologi Pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah mengenai
belajar dan kondisi belajar untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi
pengajaran dan pelatihan. Jika tidak ada temuan atau prinsip ilmiah, maka
teknologi pendidikan menggunakan tehnik teruji secara empirik untuk
meningkatkan proses belajar.
2. Teknologi pendidikan sebagai profesi,
Teknologi pendidikan ialah suatu profesi terdiri atas suatu usaha terognisir
guna melaksanakan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis dari
teknologi pendidikan.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada mahasiswa agar bisa memahami Teknologi Pendidikan
sebagai profesi.
2. Diharapkan kepada para pendidik agar lebih baik lagi menempatkan diri
dalam kegiatan pembelajaran.
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan acuan bagi kita semua yang ingin
memperdalam konsep Teknologi Pendidikan sebagai profesi.
30
32
DAFTAR PUSTAKA
Seels Barbara B., Rita C. Richey, (terjemahan Yusufhadi Miarso, dkk.), 1994,
Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, Jakarta: Unit
Percetakan Universitas Negeri Jakarta.
31
33
DAFTAR ISI
Judul Halaman
iii
34
MAKALAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PROFESI
Oleh:
KELOMPOK C
HASNI
SOFYAN
SYAMSUNIR
SUKARNO HATTA RA.
HANDY FERDIANSYAH
MUHAMMAD ARDI SUNARTO
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Teknologi Pendidikan sebagai Profesi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan atas kerja keras
rekan kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada rekan kelompok yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang korelasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii