(Fix) Format Pengkajian Komunitas Pesantren Attauhid
(Fix) Format Pengkajian Komunitas Pesantren Attauhid
1.1 PENGKAJIAN
a. Data Inti
1) Geografis
a) Wilayah :
b) Luas :
c) Jumlah :
d) Batas Wilayah
(1) Utara :
(2) Selatan :
(3) Barat :
(4) Timur :
2) Demografi
a. Jumlah Santri : 480 orang
b. Jumlah Santri ASPA 1 : 100 orang
c. Jumlah Santri ASPA 2 : 160 orang
d. Jumlah Santri ASPI 1 : 80 orang
e. Jumlah Santri ASPI 2 : 140 orang
Trombositope
nia
Biasa Saja
Perasaan Sedih
Responden Cemas
Kecewa
Penyakit di
Pesantren A Iya
kelurahan S
kecamatan T
kota U yang
paling sering
diderita
Tidak
santriwan
dan
santriwati
dalam 3
bulan
terakhir
adalah DBD
Sumber :
3. Komunikasi
a. Media Komunikasi yang Sering dijumpai :
b. Media Komunikasi yang Sering digunakan :
c. Sumber Informasi Kesehatan tentang Penyakit DBD :
d. Metode Informasi Kesehatan tentang Penyakit DBD :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD. Berdasarkan
Informasi Kesehatan tentang DBD yang Pernah diperoleh di Pondok Pesantren A
Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016
Pernah Memperoleh
No. Frekuensi Persentase
Informasi Kesehatan
1. Ya
2. Tidak
Jumlah
Sumber :
c. Data Persepsi
Tabel 7. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD Berdasarkan
Sikap Keluarga terhadap Anak dengan DBD di Pondok Pesantren A Kelurahan S
Kecamatan T Kota U Mei 2016
No. Sikap Keluarga Frekuensi Persentase
1. Biasa Saja
2. Cemas
3. Lebih Perhatian
Jumlah
Sumber :
3=tinggi 3=tinggi
1.
2.
DIAGNOSA
No. NOC NIC
KEPERWATAN
14
penyakit DBD 5. Sound
system
6. Snack +
minuman
3. Simulasi Meningkatkan Warga pondok 1. Dihadiri oleh 80% sasaran 1. Sound Mahasiswa
pencegahan pengetahuan dan pesantren 2. 35% remaja memahami tentang system Kader
penyakit DBD mengetahui khususnya pencegahan penyakit DBD 2. Barang
pencegahan agregat remaja 3. Peningkatan pengetahuan barang
tentang penyakit tentang pencegahan penyakit bekas (mis:
DBD DBD sebesar 50% kaleng,
plastic dll)
3. Snack +
minuman
5. Kerja bakti Meningkatkan Warga pondok 1. Dihadiri 80% sasaran remaja 1. Radio / Mahasiswa,
tentang (5M) perilaku pesantren 2. Warga pondok pesantren sound Semua warga
menguras, kebersihan khususnya berantusias kerja bakti supaya system pondok pesantren
menutup, dengan agregat remaja asrama dan sekitar bersih dan 2. Snack +
mengganti, menguras, menjadi sejuk minuman
mengubur dan menutup, 3. Peningkatan kebersihan 85%
menaburkan mengganti,
mengubur dan
menaburkan
supaya tidak
adanya nyamuk
Aedes Aygypty
yang dapat
menyebabkan
penyakit DBD
6. Skrining Megetahui tanda Warga pondok 1. Dihadiri 80% warga pondok 1. Tensi meter Mahasiswa dan
pemeriksaan dan gejala pesantren pesantren 2. Stetoskop kader, perawat
15
DBD dengan penyakit DBD khususnya 2. Warga pondok pesantren 3. Spidol
menggunakan sehingga dapat agregat remaja berantusias melakukan 4. Stopwatch
Rumple Leede + terdeteksi sejak pemriksaan Rumple Leede +
quisioner dini 3. 5% masyarakat keluarahan S
kecamatan T kota U kurang
tahu tentang pemeriksaan
rumple leed
4. Peningkatan pengetahuan
tentang pemeriksaan Rumple
Leed 75%
7. Fogging atau Mengetahui Warga pondok 100% warga pondok pesantren Alat Fogging Mahasiswa
penyemprotan adanya fogging pesantren mengetahui adanya kegiatan
nyamuk secara atau fogging
massal penyemprotan
dapat
memusnahkan
jentik dan
nyamuk Aedes
Agypty
8. Memberikan setelah diberikan Warga pondok 1. Warga pondok pesantrenyang Buah jambu biji Mahasiswa dan
terapi herbal terapi herbal pesantren yang terjangkit DBD berantusias kader kesehatan.
pada warga dengan jambu terjangkit mengkonsumsi jambu biji.
pondok biji diharapkan penyakit DBD. 2. Peningkatan pengetahuan
pesantren yang warga pondok tentang terapi herbal terhadap
terjangkit pesantren yang penyakit DBD
penyakit DBD terjangkit
dengan penyakit DBD
mengkonsumsi dapat
jambu biji meningkatkan
jumlah
trombosit.
16
1.5 RANCANGAN EVALUASI
A. Kriteria keberhasilan kegiatan
1. Aspek yang di pantau
Input : jumlah tenaga pelaksana, ketersediaan dana, metode pemantauan yang
digunakan dan kesinambungan pelaksanaan
Proses : kehadiran warga pondok pesantren A di kelurahan S kecamatan T kota U
RW X dalam penyuluhan kesehatan, skrining untuk mendeteksi adanya DBD, dan
juga kerja bakti masal
Output : meningkatkan pengetahuan penyakit DBD, menurunnya prevelensi DBD
dan lingkungan bersih
2. Pelaksanaan pemantauan
Pemantauan dapat dilakukan oleh mahasiswa dan kader serta sector terkait seperti:
kader, guru-guru
3. Waktu pemantauan
Waktu pemantauan dapat dilakukan tergantung dari kegiatan yang dilakukan
4. Evaluasi hasil pemantauan
Hasil pemantauan di bahas oleh tim untuk menentukan langkah-langkah
penyempurnaan kegiatan menentukan, apakah ada perubahan status DBD pada
agregat remaja, menentukan tindak lanjut kegiatan, mendukung upaya penurunan
kesakitan
5. Indicator keberhasilan
Menurunnya angka komplikasi DBD dan meningkatnya pengetahuan terhadap
warga pondok pesantren A di kelurahan S kecamatan T kota U RW X
B. Kriteria evaluasi
Kriterian evaluasi merupakan indicator penilaian keberhasilan implementasi yang
telah dilakukan . kritea evaluasi dilakukan menggunakan teori donabedian yang
meliputi komponen struktur, proses dan hasil. Komponen struktur mengidentifikasi
tentang struktur administrasi dan struktur organisasi pelaksana program termasuk
pemetaanorganisasi anggota staf yang masih di percaya, ukuran jumlah staf yang
dapat menjalankan program dengan efektif, kecukupan alat dan fasilitas fisik, sumber
daya keuangan dari kemampuan program untuk menghubungkan program-program
dengan organisasi dan komunitas. Komponen proses di dasarkan pada aktivitas dan
kegiatan-kegiatan yang telah di kerjakan. Komponen proses terdiri dari jumlah
kunjungan kegiatan jumlah penyelenggaraan kelompok diskusi khusus jumlah
kelengkapan capaian hasil akhir dari suatu proyek /program. Komponen hasil diukur
dari status kesehatan individu, keluarga, kelompok, atau populasi yang terlibat dalam
program.
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Adanya tenaga pelaksana kegiatan implementasi (mahasiswa kerjasama
dengan kader)
b. Terjalinnya kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program dalam
pelaksanaan kegiatan implementasi
c. Keikutsertaan kader dalam mengikuti setiap kegiatan implementasi
d. Keikutsertaan warga pondok pesantren khususnya agregat remaja dalam
pelaksanaan pendidikan kesehatan
e. Tersedianya dana untuk pelaksanaan kegiatan implementasi
f. Tersedianya tempat pelaksanaan kegiatan yang telah di sepakati antara
perawat, kader dan warga pondok pesantren
g. Keadaan lingkungan yang nyaman dan mendukung saat pelaksanaan kegiatan
implementasi
h. Tersedianya metode pemantauan atau instrument evaluasi yang digunakan saat
kegiatan implementasi