Entries (RSS)
Comments (RSS)
Home
About me
About this blog
TextTypes
Materi Bahasa Inggris SMA
Referensi
PTK
Perangkat Berkarakter SD/MI
DONASI
Perangkat berkarakter SMP/MTs
RPP dan Silabus Berkarakter SMA
NB. Saya 100 % lupa karya ini punya siapa. Seingat saya, file ini saya peroleh ketika mengikuti
pelatihan penulisan bahan ajar sebagai materi pembuka. Mengingat pentingnya materi, maka
file ini tetap saya share untuk bapak dan ibu guru semua guna menambah wawasan kita. apabila
suatu hari ada komplain dari pemilik asli file ini maka kami dengan senang hati akan
menghapusnya dari postingan.
Download :
Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara
termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa itu
prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik. Untuk
membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan dengan
hakikat hal-hal berikut ini!
Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep dasar di
atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut dengan
seksama!
Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup pembahasan
konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.
1. a. Prinsip pembelajaran
2. b. Pendekatan pembelajaran
3. c. Metode pembelajaran
4. d. Teknik pembelajaran
5. e. Strategi pembelajaran
6. f. Model pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1) prinsip,
pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu
sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya
terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan sering dikacaukan
dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan
komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan
dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi
disamping istilah teknik diskuasi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya kita
menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut istilah-
istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam
Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip
pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah
teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang
akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru
mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus
dilaksanakan;
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan.
Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan
pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori
psikologi.
Brain-Based
Learning
Learning Styles
Multiple Inteligence
Right Brain/Left
Brain Thinking
Communities of
Practice
Control Theoty
Observational
Learning
Problem-Based
Learning
Catatan:
Teori belajar di atas dikutip dari Syamsudin (1999) Teori Belajar dalam Buku Teks dalam
Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks tanggal 22 Nopember 24 Desember 1999 yang
diselenggarakan atas Kerja sama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri
Semarang. Dari ke-13 teori belajar di atas, yang terpenting untuk dipahami adalah teori 1)
Behaviorism, 2) Piagets Development Theory, 3) Vygotsky and Social Cognition, 4)
Contructivism, 5) Multiple Intelligence, dan 6) Problem-Based Learning karena teori-teori
tersebut merupakan dasar dari perkembangan teori belajar lainnya.
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya:
jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah jabatan, kedudukan,
atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman
pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori,
setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus ditempuh dalam
pelaksanaan pengajaran.
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip
khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).
1. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua
mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran
di antaranya sebagai berikut.
1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa
untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-
situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
1. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata
pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki
banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di
antaranya sebagai berikut.
1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas
membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa.
Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa.
Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya,
pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi
dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata
ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus
menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa
target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan
komunikatif).
3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai
sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa
kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap
bahasa kedua yang dipelajari.
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di
anataranya diartikan dengan pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat
diartikan a way of beginning something cara memulai sesuai. Karena itu, istilah pendekatan
dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai
cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu
filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat
aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang
digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu
ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang
studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan
didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
2. Fungsi Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi
langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan
melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama
pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode
SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar
metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan lahir dari asumsi
terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari
asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang
dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar.
Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap
cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa
belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.
Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut
ini disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip Pendekatan
Lahir dari teori-teori Lahir dari asumsi-asumsi
Berperan sebagai kerangka teori metode Berperan sebagai ancangan atau pedoman
pembelajaran. langsung metode pembelajaran.
Memberi pedoman kepada metode pem- Memberi pedoman kepada metode pem-
belajaran dalam banyak hal, seperti bahan, belajaran terutama dalam hal proses belajar
siswa, guru, proses belajar mengajar. mengajar.
Hubungannya dengan metode (penyusunan Hubungannya dengan penyusunan metode
metode bersifat tak lagsung dalam bentuk bersifat langsung dan menentukan wujud
saran). metode. Metode lahir dari pendekatan.
4. Macam Pendekatan
Pendekatan, seperti halnya prinsip, dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan
pendekatan husus.
a. Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah
program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:
Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan
keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).
1. c. Pendekatan Spiral
Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus
meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.
1. d. Pendekatan Tujuan
b. Pendekatan khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya
pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang
pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya:
1. pendekatan komunikatif,
2. pendekatan struktural,
3. pendekatan Iisan (ora!),
4. pendekatan langsung,
f. pendekatan alamiah.
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau
siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).
Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu strategi
pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan
prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil
belajar tertentu pada siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima komponen umum strategi
pembelajaran, yaitu: a) kegiatan prapembelajaran, b) penyajian informasi, c) partisipasi siswa, d)
tes, dan e) tindak lanjut. Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi
pembelajaran.
Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa strategi
pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga
kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat pengertian sebagai berikut
(Suparman 1993:156).
1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi
pelajaran kepada siswa.
2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa
agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam
kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Berikut ini akan dijelaskan empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu urutan kegiatan
pembelajaran, metode, media, dan waktu.
2 Penyajian a. Uraian
b. Contoh
c. Latihan
3 Penutup a. Tes formatif dan umpan balik
b. Tindak lanjut
Metode pembelajaran terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap
langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setap langkah itu mungkin menggunakan satu atau
beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Media pembelajaran berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada
setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode
pembelajaran, ada kemungkinan beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media
digunakan pada beberapa langkah.
Berikut ini dibagankan hubungan keempat komponen yang membentuk strategi pembelajaran
Suparman 1993:159).
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos jalan, cara. Karena itu, metode diartikan
cara melakukan sesuatu.
Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan cara untuk mencapai tujuan. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan
bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
Tahap Kegiatan
I. Persiapan Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man
kepada kurikulum.
Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan seba-gainya
sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP).
II. Pelaksanaan Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan
kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).
III. Penilaian Penilaian formatif (proses pembelajaran)
Penilaian sumatif sudah di luar metode
Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan
(preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh
langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I
(persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan
bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah
sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran
yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan
diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena
itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran
dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut
sebagai berikut:
1) pemilihan bahan,
2) penyusunan bahan,
3) penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode
pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang
dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah
metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman kepada
pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang
mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan,
penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama
metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya
metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari
pendekatan SAS.
Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu
metode umum dan metode khusus.
Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik
bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:
1. metode ceramah,
2. metode tanya jawab,
3. metode diskusi,
e. metode demonstrasi,
f. metode penemuan,
1. metode inkuiri,
Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus
pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang
bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode
khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar,
yaitu:
Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang
lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini mencakup pula
bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu
kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-metode
pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah
Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru mengetaui
penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang
digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran
atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk
melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka
menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK
pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap
pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang
mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru murid itu adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh
hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan
metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi
dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang
digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik
pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu
mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan
baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya 1)
situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain.
Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan
demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau
teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik.
Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama
sekali.
Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan
perbedaannya sebagai berikut.
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum
di antaranya sebagai berikut.
a. teknik ceramah
c. teknik diskusi
f. teknik latihan
g. teknik inkuiri
h. teknik demonstrasi
i. teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu
berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan
penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan
biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau
kegiatan belajar mengajar.
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran
bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang
sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang
keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran
membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran
menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran
membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran
membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu
banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan
pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan
satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah
pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus.
Teknik ini setiap saat divariasikan.
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan
kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran.
Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan,
strategi, metode, dan teknik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan
kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) Earch model guides us as we design instruction
to helf students achieve various objectis . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam
merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan Models of teaching are really
models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking
and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn. Artinya, model
pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa
mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan
ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi
dan Nur 2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) The term teaching model refers
to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment, and management
system. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu,
termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama,
istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik.
Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan
tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.
Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik
(teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan
belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan
kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode, dan
teknik. Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut
menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu (a) rasional
teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya, (b) landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai),
(c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan
(d) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi
dan Nur dalam Trianto 2007).
Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) deskripsi lingkungan belajar, (b)
pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi pembelajaran
(kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di
antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).
Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model
pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model
pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan
model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang
yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu
dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam
pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5)
lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek
proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
(joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk
mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan
kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam
hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan
berlangsung baik.
Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda.
Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem
sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan
informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan
pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan
proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).
Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema,
pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.
Contoh 1
Topik/Tema : Lingkungan
1. Kebersihan lingkungan
2. Pencemaran lingkungan
3. Ketertiban lingkungan
4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan
3. Berwawancara
Apabila subtopik yang dipilih adalah kebersihan lingkungan maka pengembangannya menjadi
program belajar dapat berwujud, misalnya, seperti berikut ini.
Contoh 2
Tema : Teknologi
3. Teknologi di pedesaan
2. Mengamati
5. Menulis karangan
Apabila yang dipilih teknologi dalam rumah tangga maka pengembangan model
pembelajarannya dapat berwujud sebagai berikut.
1. 1. Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya bagi
manusia.
2. 2. Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
3. 3. Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
4. 4. Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
5. 5. Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah tangga
dan merawatnya (tertulis).
6. 6. Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak
berkembang seperti sekarang.
PUSTAKA RUJUKAN
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.
Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Hastuti, Sri. 1996/1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.
Hidayat, Kosadi, dkk. 2000. Seri Pengajaran Bahasa Indonesia I: Strategi Belajar Mengajar
Bahasa Indonesia. Tanpa Kota: Putra Abardin.
Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Model-model Pembelajaran.
Sapani, H. Suardi, dkk. 1997/1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen,
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III
Suparman, Atwi. 1993. Desain Intruksional. Jakarta: PAU untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti.
Syafii, Imam. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Syamsudin, Hifna. 1999. Teori Belajar dalam Buku Teks, Bahan Pelatihan Penulisan Buku
Teks yang diselenggarakan atas Kerjasama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas
Negeri Semarang tanggal 22 Nopember 24 Desember 1999.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Advertisements
Share this:
Facebook
Print
Twitter
Email
Related
Ringkasan Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, dan StrategiIn "English Teaching Methods"
Reply
aguswuryanto
August 1, 2010 at 9:45
Reply
2 | nasrah
October 23, 2010 at 9:45
your information really helps me, as the new teacher of English. thanks Sir
Reply
aguswuryanto
October 23, 2010 at 9:45
Reply
3 | kasdiharyanta
February 25, 2011 at 9:45
4 | hulta
March 12, 2011 at 9:45
terimakasih informasinya
Reply
5 | JOJOJON
March 16, 2012 at 9:45
Reply
6 | Rifa
May 10, 2012 at 9:45
syukron za akh.
Reply
7 | Ricky
September 19, 2012 at 9:45
Reply
8 | eva m
July 27, 2013 at 9:45
terima kasih, sangat membantu saya
Reply
9 | taufiq
August 13, 2013 at 9:45
Reply
10 | tatikminarmi
November 21, 2013 at 9:45
Reply
11 | Rustam Reniwuryaan
December 17, 2013 at 9:45
SAFAKALLAH
Reply
Leave a Reply
Search:
Search for:
Email:
rppguswur@gmail.com
Belajar Inggris
Blogku
Oemah Erpepe
Video Belajar jadi Guru
Panduan Netpreneurship
Panduan Blogging
Panduan Netpreneurship
Panduan Website Untuk Pemula
Sahabat
Agus D. Priyanto
Bu NikmahNurbaity
Media Matematika dan TIK online
MGMP B Inggris SMA Kab. Jepara
RPP Bahasa Inggris SMK
Website Pendidikan
February 2014
January 2014
September 2013
November 2012
September 2012
July 2012
May 2012
February 2012
January 2012
December 2011
November 2011
September 2011
August 2011
July 2011
June 2011
May 2011
April 2011
March 2011
February 2011
January 2011
December 2010
November 2010
October 2010
September 2010
August 2010
July 2010
May 2010
December 2009
June 2009
October 2008
September 2008
Categories
Bahan Ajar
English Teaching Methods
ICT Untuk Guru
Inspiring Books or Video
Kurikulum SMK
Language Assessment
Latihan Soal
Lesson Study
Letters from the Editor
Mata Pelajaran Non Inggris
Pedagang Kaki Online
Profesi Guru
PTK Bahasa Inggris
RPP bahasa Inggris
Sertifikasi
SIlabus Bahasa Inggris
Soal Bahasa Inggris
Uncategorized
Blog Stats
3,088,420 hits
Pengunjung
blogstat
Incoming traffic
Email Subscription
Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by
email.
Top Posts