Anda di halaman 1dari 5

JENIS PROTOKOL JARINGAN

Taufikki Ilham Nugroho


2212162020

S1 TEKNIK TENAGA LISTRIK


REGULER SORE LANJUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2017
A. ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching dan multiplexing,


dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara, video, audio) dengan cepat
dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame
berulang, misalnya sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan / atau jam
jaringan. Transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel yang akan diposisikan di mana saja
dalam data stream. ATM saat ini memiliki kecepatan 155Mbps (OC-3port), 622Mbps (OC-12
port), 1,2 Gbps dan 2,5 Gbps. Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan protokol
jaringan yang berbasis sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap (48 byte data + 5 byte
header) pada sirkuit virtual. Protokol lain yang berbasis paket, seperti IP dan Ethernet,
menggunakan satuan data paket yang berukuran tidak tetap.

Gambar ATM Network

Karakteristik ATM

1. Pada basis link to link tidak menggunakan proteksi error dan flow control.
Pada ATM proteksi error dapat diabaikan karena didasarkan saat ini link-link dalam network
memiliki kualitas yang sangat tinggi, sehingga error control cukup dilakukan end to end saja.
Flow control juga tidak dilakukan dalam ATM network karena dengan pengaturan alokasi
resource dan dimensioning queue yang tepat maka kejadian queue overflow yang
menyebabkan hilangnya paket dapat ditekan. Sehingga probabilitas packet loss antara 10-8
sampai dengan 10-12 dapat dicapai.
2. ATM beroperasi pada connection oriented mode
Sebelum informasi ditransfer dari terminal ke network, sebuah fase setup logical / virtual
connection harus dilakukan untuk menyediakan resource diperlukan. Jika resource tersedia
tidak mencukupi maka connection dari terminal akan dibatalkan. Jika fase transfer informasi
telah selesai, maka resource yang telah digunakan akan dibebabskan kembali. Dengan
menggunakan connection-oriented ini akan memungkinkan network untuk menjamin packet
loss yang seminim mungkin.
3. Pengurangan fungsi header
Untuk menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya memiliki
fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi virtual
connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat dilakukan call setup
dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam network serta memungkinkan
multiplexing dari virtual connection virtual connection berbeda melalui satu link tunggal.
Selain fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh header,
terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header diabatasi, maka
implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah / sederhana dan dapat
dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan
menyebabkan processing delay dan queuing delay yang rendah.
4. Lapisan Protokol ATM
Lapisan tertinggi terdapat aplikasi tertentu seperti TCP di lapisan penghantaran dan IP di
lapisan rangkaian. Lapisan ATM Adaptation berfungsi sebagai penyesuai antara paket-paket
data di lapisan tertinggi dengan (Higher-layer) dengan lapisan ATM (ATM Layer). ATM
Layer merupakan lapisan digunakan untuk menyambungkan protokol. Lapisan Fisik
melibatkan spesifikasi media transmisi dan skema pengkodean sinyal. Rate data yang
ditetapkan pada lapisan fisik berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps.
5. Panjang filed informasi dalam satu cell relatif kecil
Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan untuk
membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang kecil akan menjamin
delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk keperluan service-service real time.
Keuntungan
1. ATM mampu menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, image, video, suara
dengan kecepatan tinggi, multimedia dans ebagainya) dalam satu saluran dan dengan
kecepatan tinggi)
2. ATM dapat digunakan dalam Local Area Network dan Wide Area Network (WAN).
3. Dalam pembangunan LAN, penggunaan ATM dapat menghemat biaya karena Pemakai yang
akan menghubungkan dirinya dengan system ATM LAN dapat menggunakan adapter untuk
menyediakan kecepatan transmisi sesuai dengan bandwidth yang mereka butuhkan

B. Frame relay

Frame Relay adalah sirkuit virtual pada jaringan skala luas (WAN) yang dirancang dalam
menanggapi tuntutan untuk WAN tipe baru di akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Sebelum Frame Relay, beberapa organisasi yang menggunakan sirkuit virtual switching
jaringan yang disebut X.25, yang melakukan switching pada network layer. Kecewa
dengan X.25, beberapa organisasi mulai membangun WAN pribadi mereka dengan
menyewa Tl atau T-3 baris dari public service provider.
Untuk menanggapi kelemahan di atas X.25 tersebut maka dirancanglah teknologi
Frame Relay. Frame Relay adalah sebuah WAN dengan fitur berikut:
1. Frame Relay beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (1,544 Mbps dan
baru-baru ini 44,376 Mbps).Ini berarti bahwa dapat dengan mudah digunakan
sebagai pengganti dari mesh TI atau T-3 baris.
2. Frame Relay beroperasi hanya dalam lapisan fisik dan data link. Ini berarti
dapat mudah digunakan sebagai jaringan backbone untuk memberikan layanan
kepada protokol yang sudah memiliki lapisan protokol jaringan, seperti
Internet.
3. Frame Relay memungkinkan data bursty.
4. Frame Relay memungkinkan ukuran frame dari 9000 byte, yang dapat
menampung semua ukuran frame LAN.
5. Frame Relay lebih murah daripada WAN tradisional lainnya.
6. Frame Relay memiliki deteksi eror pada layer data link saja. Tidak ada flow
control atau kesalahan control

C. X-25
X.25 adalah sebuah protokol standar ITU-T untuk koneksi wide area network pada jaringan
packet switdhed. Saat ini, X.25 banyak digunakan dalam proses transaksi kartu kredit dan mesin
ATM.
Paket Switching dari Jaringan X.25
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
a. Data Terminal Equipment (DTE)
b. Data Circuit-terminating Equipment (DCE)
c. Packet Switching Exchange (PSE)
Device yang digolongkan DTE adalah end- system seperti terminal, PC, host jaringan(user
device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah
yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE danPSE. Adapun PSE ialah switch
yang menyusun sebagian besar carrier network.

Protokol Pada X.25


Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah darimodel
referensi OSI. Terdapat tiga protokolyang biasa digunakan pada implementasiX.25 yaitu:
a. Packet-Layer Protocol (PLP )
b. Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
c. Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232,
EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.

Anda mungkin juga menyukai