winsonfk@gmail.com
I. Pendahuluan
Sebagian besar reaksi kimia di dalam sel berkaitan dengan pembuatan energi dalam
makanan yang tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel. Contohnya energi dibutuhkan
untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, mempertahankan potensial membran pada saraf dan
serabut otot, pembentukan zat di dalam sel, absorbsi makanan dari saluran pencernaan, dan
berbagai fungsi lainnya. Semua zat makanan berenergi (karbohidrat, lemak, dan protein)
dapat dioksidasi di dalam sel, dan selama proses ini berlangsung, sejumlah besar energi
dibebaskan.1
Makanan yang digunakan sebagai sumber energi itu harus sesuai dengan kebutuhan.
Apabila berlebihan atau kekurangan, akan ada proses dalam tubuh untuk mengaturnya.
Seseorang yang mengalami berat badan berlebihan berarti terjadi kelebihan zat-zat dalam
tubuh. Zat tersebut adalah karbohidrat dan lemak. Kegemukan bisa terjadi karena banyak
faktor, salah satunya adalah gangguan pada organ endokrin (pankreas). Dalam hal ini akan
dijelaskan metabolisme dari karbohidrat dan lemak, selain itu struktur mikroskopis organ
yang terkait dan pengaturan hormonnya. Akan dijabarkan pula sumber makanan yang
mengandung karbohidrat dan purin.
II. Pembahasan
Metabolisme Karbohidrat
Glikolisis
Glikolisis sendiri dapat dibagi menjadi dua fase: fase investasi energy dan
pembayaran energy. Selama fase investasi energy, sel menggunakan ATP. Investasi ini
kemudian dibayar selama fase pembayaran energy, saat ATP diproduksi oleh fosforilasi
tingkat substrat dan NAD+ direduksi menjadi NADH dengan pelepasan elektron dari oksidasi
glukosa. Energi bersih yang didapat dari glikolisis tiap molekul glukosa adalah 2 ATP
ditambah 2 NADH.
Pada akhirnya, semua karbon yang berasal dari glukosa dihitung sebagai dua molekul
piruvat, tidak ada CO2 dilepaskan dari proses ini. Bagaimanapun juga, apabila O2 ada dalam
jumlah yang cukup, energy yang tersimpan dalam piruvat dan NADH akan diubah oleh siklus
asam sitrat dan fosforilasi oksidatif.2
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil
oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).1.2
Oksidasi Piruvat
Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria oleh suatu simporter
proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-
KoA oleh suatu kompleks multienzim yang terdapat di membran dalam mitokondria yaitu
kompleks piruvat dehidrogenase.3
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-koA dan NADH. Enzim
ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen pirivat
dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim menurun, dan menyebabkan
peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh
peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-KoA]/[KoA], dan [NADH]/[NAD+]. Oleh sebab itu,
piruvat dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dalam
jumlah memadai dan jika asam lemak teroksidasi. Di jaringan adiposa, tempat glukosa
menghasilkan asetil-KoA untuk lipogenesis, enzim tersebut diaktifkan sebagai respons
terhadap insulin.3
Siklus asam sitrat atau yang biasa disebut sebagai siklus krebs merupakan siklus akhir
dari oksidasi dari karbohidrat, protein maupun lipid yang di metabolisir menjadi asetil-koA.
Siklus asam sitrat juga memiliki peran penting dalam glukoneogenesis, dan lipogenesis.
Glukoneogenesis merupakan pembentukan glukosa dari senyawa non karbohidrat sedangkan
lipogenesis merupakan pembentukan lemak yang digunakan sebagai cadangan energy dalam
tubuh manusia.
Siklus asam sitrat sendiri terjadi di dalam mitokondria dari sel dan pada awalnya
siklus asam sitrat diawali oleh kondensasi dari asetil-KoA dengan oksaloasetat membentuk
sitrat dikatalis oleh sitrat sintase. Proses kondensasi ini menggunakan bantuan dari H2O
sehingga menjadi Sitrat +KoA. Lalu sitrat dikonversi oleh enzim akonitase yang mengandung
Fe2+ menjadi isositrat. Reaksi ini dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluorasetil-
KoA mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
ini menghambat akonitase sehingga menyebabkan penumpukan sitrat yang berefek
menghambat fosfofruktokinase yang mengkonversi fruktosa-6P menjadi fruktosa 1,6 bifosfat.
Pada saat ini merupakan satu satunya reaki yang membentuk fosfat berenergi tinggi
tingkat substrat. Reaksi ini melibatkan GDP menjadi GTP lalu dikonversikan dari GTP Ke
ATP dengan reaksi GTP+ADP->ATP+GDP. Lalu reaksi berlanjut dari Suksinat menjadi
fumarat dengan enzim suksinat dehidrogenase dengan koenzim FAD menjadi Fumarat. Pada
reaksi ini maka dihasilkan 2ATP oleh FADH melalui rantai pernafasan. Lalu dengan enzim
fumarase yaitu dengan reaksi penambahan air, maka fumarat diubah menjadi malat. Malat
sendiri akan diubah menjadi oksaloasetat dengan bantuan malah dehidrogenase dan koenzim
NAD.
Pada reaksi ini maka dihasilkan 3ATP oleh NADH melalui rantai pernafasan. Dan
oksaloasetat sendiri akan berikatan dengan asetil-KoA lagi dan menjadi Sitrat sehingga
membentuk sebuah rantai siklus yang berkepanjangan. Total dari ATP yang dihasilkan oleh 1
molekul asetil KoA adalah 11 ATP melalui rantai pernafasan dan 1 ATP melalui tingkat
substrat.3
Jalur pentosa fosfat adalah rute alternatif untuk metabolisme glukosa. Jalur ini tidak
menyebabkan terbentuknya ATP, tetapi memiliki dua fungsi utama: pembentukan NADPH
untuk sintesis asam lemak dan steroid, dan sintesis ribosa untuk membentuk nukleotida dan
asam nukleat.
Jalur pentosa fosfat adalah suatu jalur yang lebih rumit daripada glikolisis. Tiga
molekul glukosa 6-fosfat menghasilkan tiga molekul CO2 dan tiga gula lima-karbon. Zat-zat
ini disusun kembali untuk menghasilkan dua molekul glukosa 6-fosfat dan satu molekul zat
antara glikolitik, yaitu gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul gliseraldehida 3-fosfat
dapat menghasilkan glukosa 6-fosfat, jalur ini dapat mengoksidasi glukosa secara tuntas.2
Enzim jalur pentosa fosfat terdapat di sitosol. Tidak seperti glikolisis, oksidasi terjadi
melalui dehidrogenasi dengan menggunakan NADP+, bukan NAD+, sebagai penerima
hidrogen. Rangkaian reaksi di jalur ini dapat dibagi menjadi dua fase: fase oksidatif
nonreversibel dan fase nonoksidatif reversibel. Pada fase pertama, glukosa 6-fosfat
mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi untuk menghasilkan suatu pentosa, ribulosa 5-
fosfat. Pada fase kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6-fosfat melalui
serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim: transketolase dan transaldolase.
Jalur pentosa fosfat dan glutation peroksidase dapat melindungi eritrosit dari
hemolisis. Di sel darah merah, jalur pentosa fosfat menghasilkan NADPH untuk mereduksi
glutation teroksidasi yang dikatalisis oleh glutation reduktase, suatu flavoprotein yang
mengandung FAD. Glutation tereduksi mengeluarkan H2O2 dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh glutation peroksidase. Reaksi ini penting karena penimbunan H2O2 dapat
mempersingkat umur eritrosit dengan menyebabkan kerusakan oksidatif di membran sel
sehingga terjadi hemolisis.3,4
Glikogenesis
Glikogenesis terutama terjadi di hati dan di otot. Proses ini diawali oleh glukosa akan
terfosforilasi menjadi glukosa 6p oleh enzim glukokinase pada hati atau heksokinase pada
otot. Glukosa 6P sendiri akan diubah menjadi glukosa 1P oleh enzim fosfoglukomutase.
Enzim ini mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi
reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6 bifosfat. Selanjutnya glukosa 1P bereaksi
dengan UTP untuk membentuk nukleotida aktif Uridin difosfat glukosa(UDPglu). Lalu
dengan bantuan enzim glikogen sintase, atom C1 pada glukosa yang diaktifkan UDPGlu
membentuk ikatan glikosidik dengan C4 pada residu glukosa terminal glikogen sehingga
melepaskan UDP.
Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan rantai yang terpisah dari glikogenesis. Penguraian
merupakan tahap yang dikatalisis oleh enzim fosforilase dengan membatasi kecepatan di
dalam glikogenolisis. Enzim ini berfungsi untuk proses pemecahan fosforilasi rangkaian 1-4
untuk menghasilkan glukosa 1P. Molekul dibuang sampai sekitar kira-kira tinggal 4. Enzim
lainnya yaitu glukan transferase yaitu berfungsi memindahkan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat cabang 1-6 terpajan dan diputuskan oleh enzim
pemutus cabang (debranching enzime). Dengan pembuangan cabang tersebut maka kerja
enzim fosforilase selanjutnya dapat berlanjut. Gabungan enzim-enzim yang telah disebutkan
diatas membuat pemecahan glikogen menjadi lengkap. Glukosa1P dapat menjadi glukosa6P
lagi dan dengan bantuan enzim dari hati dan ginjal(tidak terdapat di otot). Yaitu glukosa 6
fosfatase membuat glukosa6P membuang gugus fosfatnya menjadi glukosa untuk didifusikan
kedalam darah. Peristiwa ini merupakan peristiwa akhir dari glikogenolisis hepatik yang
tercermin dalam kenaikan kadar dari glukosa darah.3
Glukoneogenesis
Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan
dua reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat
menjadi oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai
koenzim. Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan
CO2 ke piruvat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi
dan fosforilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai
donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat
menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvat karboksikinase
sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk
mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat
mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.
Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari oksidasi-
asam lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi
isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi glukoneogenesis.
Fungsi utamanya adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat
juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses
metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan
terhadap protein. Orang yang membatasi pemasukan kalori, akan membakar terlalu banyak
asam amino bersama dengan lemak akan dibakar untuk menghasilkan energi. Akibatnya
orang tersebut akan mengalami kehilangan banyak asam amino yang berfungsi membangun
jaringan tubuh.5
Simpanan Karbohidrat
Tidak seperti halnya dengan simpanan lemak dalam jaringan adiposa, glikogen
menyediakan energi siap pakai. Lebih kurang 355 gram glikogen disimpan dalam hati dan
otot, sehingga dalam tubuh orang dewasa, terdapat 365 gram karbhidrat (355 gram dalam
bentuk glikogen dan 10 gram dalam bentuk glukosa) jumlah ini sanggup menyediakan energi
untuk melakukan aktivitas sedang selama 3 jam. Berarti ketersediaan energi dari menu
sehari-hari amatlah diperlukan.5
Sumber Karbohidrat
Padi-padian meliputi roti, sereal, nasi, dan pasta. Semuanya mengandung karbohidrat
kompleks dan beberapa protein; beberapa padi-padian tertentu juga mengandung lemak. Serat
hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang dalam padi-padian utuh dan paling
tinggi dalam produk dari kulit padi. Setidaknya, separuh dari jumlah sajian padi-padian yang
direkomendasikan seharusnya merupakan padi-padian utuh. Padi-padian menjadi dasar menu
makanan sehat.
Bagi banyak makanan yang dapat dipilih dari kelompok ini, satu kali penyajian
mengandung sekitar 15 gram karbohidrat. Satu kali penyajian setara dengan: satu potong roti,
cup pasta atau nasi yang telah dimasak, cup sereal yang telah dimasak, muffin Inggris
atau roti bagel kecil.
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam sayuran yang
mengandung tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang, dan kacang-kacangan.
Kelompok susu, yogurt, dan keju (produk olahan susu) mengandung gula laktosa.
Beberapa produk olahan susu seperti susu coklat, yogurt stroberi, dan es krim telah diberi
perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat setiap penyajian menjadi lebih tinggi.
Namun, keju merupakan pilihan dari produk olahan susu yang rendah laktosa (rendah
karbohidrat).
Metabolisme Lemak
Meskipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil-KoA dan disintesis dari
asetil-KoA, namun oksidasi asam lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari
biosintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung
di kompartemen sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari
biosintesis di sitosol memungkinkan tiap proses dikendalikan secara individual, dan
diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan
turunan asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim-enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan
FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Proses tersebut merupakan suatu proses
aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.
Asam lemak bebas (FFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan tidak
teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel asam-
asam ini melekat pada protein pengikat-asam lemak sehingga pada kenyataannya asam-asam
lemak ini tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak rantai-pendek lebih larut air dan
terdapat dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai anion asam lemak.
Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim
tiokinase mengatalisis perubahan asam lemak menjadi asam lemak aktif atau asil-KoA yang
menggunakan satu fosfat berenergi-tinggi disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi
dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai hilangnya fosfat berenergi-tinggi lainnya
yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga selesai. Asil-KoA sintetase
ditemukan di retikulum endoplasma, peroksisom, serta di bagian dalam dan membran luar
mitokondria.6
Karnitin tersebar luas dan terutama banyak terdapat di otot. Asil-KoA rantai panjang
tidak dapat menembus membran dalam mitokondria. Namun, karnitin palmitoiltransferase-I,
yang terdapat di membran luar mitokondria, mengubah asil-KoA rantai panjang menjadi
asilkarnitin yang mampu menembus membran dalam dan memperoleh akses ke sistem
oksidasi- enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase bekerja sebagai pengangkut penukar di
membran dalam mitokondria. Asil karnitin diangkut masuk, dan disertai dengan
pengangkutan keluar satu molekul karnitin. Asil karnitin kemudian bereaksi dengan KoA
yang dikatalisis oleh karnitin palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membran
dalam. Asil-KoA terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.
Pada oksidasi- , terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul asil-KoA- yang
dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon - (2) dan (3) karena itu
dinamai oksidasi-. Unit dua karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA; Jadi, palmitoil-KoA
menghasilkan delapan molekul asetil-KoA.
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi-,
yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-KoA).
Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat. Karena itu,
residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak yang
bersifat glukogenik.7
Lipogenesis
Asam lemak disintesis oleh sistem ekstramitokondria yang bertanggung jawab untuk
menyintesis palmitat dari asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mamalia, glukosa adalah
substrat utama untuk lipogenesis, tetapi pada hewan pemamah biak substrat tersebut adalah
asetat, yaitu molekul bahan bakar terpenting yang dihasilkan dari makanan.
Jalur utama sintesis de novo asam lemak berlangsung di sitosol. Sistem ini terdapaat
di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria, dan jaringan adiposa.
Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin, dan HCO3-. Asetil-KoA
adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah produk akhirnya.
Pembentukan malonil-KoA adalah tahap awal dan pengendali dalam sistem asam
lemak. Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil-KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA karboksilase.
Asetil-KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein
multienzim yang mengandung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi, masing-
masing mengandung biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan
transkarboksilase, serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap:
karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk
membentuk malonil-KoA.
Kompleks asam lemak sintase adalah suatu polipeptida yang mengandung tujuh
aktivitas enzim. Pada bakteri dan tumbuhan, masing-masing enzim pada sistem asam lemak
sintase terpisah, dan ditemukan radikal asil dalam betuk kombinasi dengan suatu protein yang
disebut protein pengangkut asil (ACP). Namun pada ragi, mamalia, dan unggas, sistem
sintase adalah suatu kompleks polipeptida multienzim yang memasukkan ACP dan
mengambil alih peran KoA. Kompleks ini mengandung vitamin asam pantotenat dalam
bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit fungsional multienzim memiliki keunggulan
berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses di dalam sel tanpa perlu membentuk
sawar permeabilitas, dan sintesis semua enzim di kompleks tersebut terkoordinasi karena
dikode oleh satu gen.
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dia
monomer identik, masing-masing menganding ketujuh aktivitas enzim lemak sintase pada
sati rantai polipeptida. Pada awalnya, suatu molekul priming asetil-KoA berikatan dengan
gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil-KoA berikatan dengan
SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang dikatalisis oleh
malonil transasilase, untuk membentuk asetil-malonil enzim. Gugus asetil menyerang gugus
metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan membebaskan CO2,
membentuk 3-ketoasil enzimm membebaskan gugus SH sistein. Dekarboksilasi
memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan menarik sekuens reaksi keseluruhan
ke arah selanjutnya. Gugus 3-ketoasil akan tereduksi, terdehidrasi, dan kembali tereduksi
untuk membentuk enzim asil-S jenuh. Molekul malonil-KoA baru berikatan dengan SH
pada 4fosfopantetein, menggeser residu asil jenuh ke gugus SH sistein bebas. Rangkaian
reaksi diulang enam kalo lagi sampai terbentuk radikal asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh.
Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim oleh aktivitas enzim ketujuh di
kompleks, yaitu tioesterase. Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil-KoA sebelum dapat
diproses lebih lanjut melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami estrifikasi
menjadi asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester
kolesteril.
Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada
palmitat. Penambahan seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil-KoA.8
Triasilgliserol
Triasilgliserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Peran
senyawa ini adalah dalam transpor dan penyimpanan lipid. Triasilgliserol harus dihidrolisis
oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat
dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis ini terjadi di jaringan adiposa
disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berikatan
dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan
tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol
bergantung pada apakah jaringan memiliki gliserolkinase yang dijumpai dalam jumlah
bermakna di hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan kelenjar mamaria laktasi.
Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA
sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat
asiltransferase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asil transferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan
kemudian trasilgliserol. DGAT mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usus, monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-
diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat dengan membran.
Triasilgliserol disintesis dari asil-KoA dan gliserol 3-fosfat. Karena enzim gliserol
kinase tidak diekspresikan di jaringan adiosa, gliserol tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan gliserol 3-fosfat yang harus dipasok oleh glukosa melalui glikolisis.
Fungsi Lemak
Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah,
terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan
memberikan sifat empuk(lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi
sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat
tertentu, yang memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di
bawah kulit melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana
komposisi gizi yang dibutuhkan 20-35% , lemak juga berfungsi sebagai proteksi insulator dan
mengikat vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, K.6
Simpanan Lemak
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-
tahap penyimpanan tersebut adalah:
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam
lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).3
Transport Lemak
Melalui proses eksositosis, kilomikron disekresikan oleh sel epitel usus ke dalam
kulus sistem limfatik dan masuk ke dalam darah melalui duktus torasikus. Kilomikron mulai
masuk ked lam darah 1-2 jam setelah mulai makan. Seiring dengan pencernaan dan
penyerapan makanan, kilomikron terus masuk ke dalam darah selama berjam-jam. Pada
awalnya, partikel tersebut diberi nama kilomikron nasens (baru lahir, imatur). Setelah
menerima protein dari HDL di dalam limfe dan darah, kilomikron tersebut menjadi
kilomikron matang.
Sumber Lemak
Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Beberapa lemak dapat terlihat
kasat mata, seperti mentega dan gajih yang terlihat mengelilingi sepotong daging steak.
Namun demikian, sebagian besar lemak tidak dapat dilihat kasat-matam, seperti lemak dalam
susu, keju, dan kacang, serta lemak-lemak yang terjalin di dalam steak tersebut. Sumber
makanan hewani mengandung sekitar 57% dari total asupan lemak; sisanya didapat dari
sumber makanan nabati.
Lima besar sumber lemak jenuh dalam menu makanan orang dewasa di Amerika
adalah: daging, mentega / margarin, bumbu salad termasuk mayones, keju, susu.
Sumber lemak trans yang utama dalam makanan antara lain kentang goreng, donat,
dan makanan goreng lainnya yang dijual. Sumber lemak trans lainnya meliputi kue kering,
kraker, dan makanan panggang lain.
Selain alpukat, kelapa, dan zaitun, buah-buahan tidak banyak mengandung lemak.
Sayuran mentah hanya mengandung sedikit lemak atau tidak sama sekali. Sayuran yang
digoreng, diberi krem susu, disajikan dengan keju, atau dicampur dengan mayones jelas
mengandung lebih banyak lemak.
Produk-produk tang termasuk dalam kelompok susu terbagi menjadi bebas-lemak,
rendah-lemak, dan lemak-utuh. Untuk mengurangi kemungkinan seseorang mengonsumsi
makanan tinggi-lemak dalam kelompok makanan ini, sebaiknya membaca label dan
membandingkan antara berbagai jenis dan merk. Karena makanan olahan susu berasal dari
hewan, sebaiknya melihat juga kandungan kolesterol dalam makanan tersebut.
Bahan nabati dalam kelompok kacang dan polong bebas kolesterol dan sedikit atau
tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya daging yang tidak dibersihkan lebih tinggi
kandungan lemaknya daripada daging tanpa lemak, dan daging yang berwarna putih lebih
rendah-lemak daripada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam). Kerang-kerangan
seperti kepiting, lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi rendah-lemak dan rendah-
lemak jenuh.5
Pembentukan Asam urat dimulai dengan metabolisma dari DNA dan RNA menjadi
Adenosine dan Guanosin, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Proses ini
berlangsung secara terus menerus di dalam tubuh. Sebagian besar sel tubuh selalu diproduksi
dan digantikan, terutama dalam darah. Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme
menjadi hipoksantin. Hipoksantin kemudian dimetabolisme menjadi xanthine. Sedangkan
Guanosin dimetabolisme menjadi xantin.
Pola Makan
III. Kesimpulan
Melihat kondisi seseorang yang mengalami kegemukan dan dengan kadar asam urat
yang tinggi sangat dipengaruhi oleh metabolisme karbohidrat dan purin. Hal ini disebabkan
karena kesinambungan proses metabolisme karbohidrat dan purin, karbohidrat yang bisa
menjadi lemak dan lemak juga bisa menjadi karbohidrat. Kalau kekurangan enzim mengubah
purin menjadi nukleotida purin akan menyebabkan kadar asam urat tinggi.