Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Metabolisme Karbohidrat dan Purin pada

Berat Badan Berlebih


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

winsonfk@gmail.com

I. Pendahuluan

Sebagian besar reaksi kimia di dalam sel berkaitan dengan pembuatan energi dalam
makanan yang tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel. Contohnya energi dibutuhkan
untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, mempertahankan potensial membran pada saraf dan
serabut otot, pembentukan zat di dalam sel, absorbsi makanan dari saluran pencernaan, dan
berbagai fungsi lainnya. Semua zat makanan berenergi (karbohidrat, lemak, dan protein)
dapat dioksidasi di dalam sel, dan selama proses ini berlangsung, sejumlah besar energi
dibebaskan.1

Makanan yang digunakan sebagai sumber energi itu harus sesuai dengan kebutuhan.
Apabila berlebihan atau kekurangan, akan ada proses dalam tubuh untuk mengaturnya.
Seseorang yang mengalami berat badan berlebihan berarti terjadi kelebihan zat-zat dalam
tubuh. Zat tersebut adalah karbohidrat dan lemak. Kegemukan bisa terjadi karena banyak
faktor, salah satunya adalah gangguan pada organ endokrin (pankreas). Dalam hal ini akan
dijelaskan metabolisme dari karbohidrat dan lemak, selain itu struktur mikroskopis organ
yang terkait dan pengaturan hormonnya. Akan dijabarkan pula sumber makanan yang
mengandung karbohidrat dan purin.

II. Pembahasan

Metabolisme Karbohidrat

Glikolisis

Glikolisis menghasilan energi kimia dengan mengoksidasi glukosa menjadi piruvat.


Kata glikolisis berarti pemecahan gula. Pada proses ini, glukosa (gula 6 karbon)
dipecah menjadi gula tiga karbon. Gula yang lebih kecil ini kemudian dioksidasi dan sisa
atom diatur ulang membentuk dua molekul piruvat (piruvat adalah bentuk terionisasi dari
asam piruvat).

Glikolisis sendiri dapat dibagi menjadi dua fase: fase investasi energy dan
pembayaran energy. Selama fase investasi energy, sel menggunakan ATP. Investasi ini
kemudian dibayar selama fase pembayaran energy, saat ATP diproduksi oleh fosforilasi
tingkat substrat dan NAD+ direduksi menjadi NADH dengan pelepasan elektron dari oksidasi
glukosa. Energi bersih yang didapat dari glikolisis tiap molekul glukosa adalah 2 ATP
ditambah 2 NADH.

Pada akhirnya, semua karbon yang berasal dari glukosa dihitung sebagai dua molekul
piruvat, tidak ada CO2 dilepaskan dari proses ini. Bagaimanapun juga, apabila O2 ada dalam
jumlah yang cukup, energy yang tersimpan dalam piruvat dan NADH akan diubah oleh siklus
asam sitrat dan fosforilasi oksidatif.2

Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil
oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).1.2

Oksidasi Piruvat

Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria oleh suatu simporter
proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-
KoA oleh suatu kompleks multienzim yang terdapat di membran dalam mitokondria yaitu
kompleks piruvat dehidrogenase.3

Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-koA dan NADH. Enzim
ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen pirivat
dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim menurun, dan menyebabkan
peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh
peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-KoA]/[KoA], dan [NADH]/[NAD+]. Oleh sebab itu,
piruvat dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dalam
jumlah memadai dan jika asam lemak teroksidasi. Di jaringan adiposa, tempat glukosa
menghasilkan asetil-KoA untuk lipogenesis, enzim tersebut diaktifkan sebagai respons
terhadap insulin.3

Siklus Asam Sitrat

Siklus asam sitrat atau yang biasa disebut sebagai siklus krebs merupakan siklus akhir
dari oksidasi dari karbohidrat, protein maupun lipid yang di metabolisir menjadi asetil-koA.
Siklus asam sitrat juga memiliki peran penting dalam glukoneogenesis, dan lipogenesis.
Glukoneogenesis merupakan pembentukan glukosa dari senyawa non karbohidrat sedangkan
lipogenesis merupakan pembentukan lemak yang digunakan sebagai cadangan energy dalam
tubuh manusia.

Siklus asam sitrat sendiri terjadi di dalam mitokondria dari sel dan pada awalnya
siklus asam sitrat diawali oleh kondensasi dari asetil-KoA dengan oksaloasetat membentuk
sitrat dikatalis oleh sitrat sintase. Proses kondensasi ini menggunakan bantuan dari H2O
sehingga menjadi Sitrat +KoA. Lalu sitrat dikonversi oleh enzim akonitase yang mengandung
Fe2+ menjadi isositrat. Reaksi ini dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluorasetil-
KoA mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
ini menghambat akonitase sehingga menyebabkan penumpukan sitrat yang berefek
menghambat fosfofruktokinase yang mengkonversi fruktosa-6P menjadi fruktosa 1,6 bifosfat.

Setelah itu isositrat mengalami dehidrogenase dengan enzim isositrat dehidrogenase


dan NAD untuk membentuk oksalosuksinat lalu melepas CO2 yang pertama untuk
membentuk alfa ketoglutarat. Reaksi ini melibatkan rantai pernafasan sehingga menghasilkan
3ATP oleh NADH. Lalu alfa ketoglutarat sendiri akan membentuk suksinil-KoA dengan
bantuan enzim alfa ketoglutarat dehidrogenase, NAD+ dan KoA. Pada saat ini melepaskan
CO2 yang kedua dalam siklus asam sitrat dan menghasilkan 3ATP oleh NADH melalui rantai
pernafasan. Reaksi ini dihambat oleh arsenit sehingga menyebabkan penumpukan
alfaketoglutarat. Lalu suksinil-KoA sendiri dirubah menjadi suksinat dengan enzim suksinat
tiokinase.

Pada saat ini merupakan satu satunya reaki yang membentuk fosfat berenergi tinggi
tingkat substrat. Reaksi ini melibatkan GDP menjadi GTP lalu dikonversikan dari GTP Ke
ATP dengan reaksi GTP+ADP->ATP+GDP. Lalu reaksi berlanjut dari Suksinat menjadi
fumarat dengan enzim suksinat dehidrogenase dengan koenzim FAD menjadi Fumarat. Pada
reaksi ini maka dihasilkan 2ATP oleh FADH melalui rantai pernafasan. Lalu dengan enzim
fumarase yaitu dengan reaksi penambahan air, maka fumarat diubah menjadi malat. Malat
sendiri akan diubah menjadi oksaloasetat dengan bantuan malah dehidrogenase dan koenzim
NAD.

Pada reaksi ini maka dihasilkan 3ATP oleh NADH melalui rantai pernafasan. Dan
oksaloasetat sendiri akan berikatan dengan asetil-KoA lagi dan menjadi Sitrat sehingga
membentuk sebuah rantai siklus yang berkepanjangan. Total dari ATP yang dihasilkan oleh 1
molekul asetil KoA adalah 11 ATP melalui rantai pernafasan dan 1 ATP melalui tingkat
substrat.3

HMP Shunt (Jalur Pentosa Fosfat)

Jalur pentosa fosfat adalah rute alternatif untuk metabolisme glukosa. Jalur ini tidak
menyebabkan terbentuknya ATP, tetapi memiliki dua fungsi utama: pembentukan NADPH
untuk sintesis asam lemak dan steroid, dan sintesis ribosa untuk membentuk nukleotida dan
asam nukleat.

Jalur pentosa fosfat adalah suatu jalur yang lebih rumit daripada glikolisis. Tiga
molekul glukosa 6-fosfat menghasilkan tiga molekul CO2 dan tiga gula lima-karbon. Zat-zat
ini disusun kembali untuk menghasilkan dua molekul glukosa 6-fosfat dan satu molekul zat
antara glikolitik, yaitu gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul gliseraldehida 3-fosfat
dapat menghasilkan glukosa 6-fosfat, jalur ini dapat mengoksidasi glukosa secara tuntas.2

Enzim jalur pentosa fosfat terdapat di sitosol. Tidak seperti glikolisis, oksidasi terjadi
melalui dehidrogenasi dengan menggunakan NADP+, bukan NAD+, sebagai penerima
hidrogen. Rangkaian reaksi di jalur ini dapat dibagi menjadi dua fase: fase oksidatif
nonreversibel dan fase nonoksidatif reversibel. Pada fase pertama, glukosa 6-fosfat
mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi untuk menghasilkan suatu pentosa, ribulosa 5-
fosfat. Pada fase kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6-fosfat melalui
serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim: transketolase dan transaldolase.

Dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi melalui pembentukan


6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Hidrolisis 6-
fosfoglukonolakton dilakukan oleh enzim glukonolakton hidrolase. Tahap oksidatif kedua
dikatalisis oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase yang juga memerlukan NADP+ sebagai
penerima hidrogen. Kemudian terjadi dekarboksilasi disertai pembentukan ketopentosa
ribulosa 5-fosfat.
Untuk mengoksidasi glukosa secara sempurna menjadi CO2 melalui jalur pentosa fosfat, di
jaringan harus terdapat enzim-enzim untuk mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
glukosa 6-fosfat. Hal ini melibatkan pembalikan glikolisis dan enzim glukoneogenik, yakni
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Di jaringan yang tidak memiliki enzim ini, gliseraldehida 3-fosfat
mengikuti jalur normal glikolisis menjadi piruvat.

Jalur pentosa fosfat dan glutation peroksidase dapat melindungi eritrosit dari
hemolisis. Di sel darah merah, jalur pentosa fosfat menghasilkan NADPH untuk mereduksi
glutation teroksidasi yang dikatalisis oleh glutation reduktase, suatu flavoprotein yang
mengandung FAD. Glutation tereduksi mengeluarkan H2O2 dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh glutation peroksidase. Reaksi ini penting karena penimbunan H2O2 dapat
mempersingkat umur eritrosit dengan menyebabkan kerusakan oksidatif di membran sel
sehingga terjadi hemolisis.3,4

Glikogenesis

Glikogenesis terutama terjadi di hati dan di otot. Proses ini diawali oleh glukosa akan
terfosforilasi menjadi glukosa 6p oleh enzim glukokinase pada hati atau heksokinase pada
otot. Glukosa 6P sendiri akan diubah menjadi glukosa 1P oleh enzim fosfoglukomutase.
Enzim ini mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi
reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6 bifosfat. Selanjutnya glukosa 1P bereaksi
dengan UTP untuk membentuk nukleotida aktif Uridin difosfat glukosa(UDPglu). Lalu
dengan bantuan enzim glikogen sintase, atom C1 pada glukosa yang diaktifkan UDPGlu
membentuk ikatan glikosidik dengan C4 pada residu glukosa terminal glikogen sehingga
melepaskan UDP.

Molekul glikogen primer sebelumnya merupakan protein yang terglikosilasi pada


residu tirosin spesifik oleh UDPglu. Penambahan glukosa pada rantai 1-4 ini berlangsung
terus sampai kira-kira diperpanjang sekitar 11 molekul gula, maka enzim kedua yaitu enzim
pembentuk cabang (branching enzime) memindahkan sekitar 6 molekul gula bagian dari
rantai 1-4 pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rantai 1-6 karenanya membentuk
cabang dari molekul tersebut. Cabang-cabang tersebut akat tumbuh dengan penambahan 1-4
selanjutnya.3

Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan rantai yang terpisah dari glikogenesis. Penguraian
merupakan tahap yang dikatalisis oleh enzim fosforilase dengan membatasi kecepatan di
dalam glikogenolisis. Enzim ini berfungsi untuk proses pemecahan fosforilasi rangkaian 1-4
untuk menghasilkan glukosa 1P. Molekul dibuang sampai sekitar kira-kira tinggal 4. Enzim
lainnya yaitu glukan transferase yaitu berfungsi memindahkan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat cabang 1-6 terpajan dan diputuskan oleh enzim
pemutus cabang (debranching enzime). Dengan pembuangan cabang tersebut maka kerja
enzim fosforilase selanjutnya dapat berlanjut. Gabungan enzim-enzim yang telah disebutkan
diatas membuat pemecahan glikogen menjadi lengkap. Glukosa1P dapat menjadi glukosa6P
lagi dan dengan bantuan enzim dari hati dan ginjal(tidak terdapat di otot). Yaitu glukosa 6
fosfatase membuat glukosa6P membuang gugus fosfatnya menjadi glukosa untuk didifusikan
kedalam darah. Peristiwa ini merupakan peristiwa akhir dari glikogenolisis hepatik yang
tercermin dalam kenaikan kadar dari glukosa darah.3

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa


atau glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan
propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.2

Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan


atau cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial
terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal.
Glukosa juga penting dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat
meskipun asam lemak adalah sumber utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu,
glukoneognenesis membersihkan laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol
yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.

Tiga reaksi tidak-seimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase,


fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk
membentuk glukosa.

Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan
dua reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat
menjadi oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai
koenzim. Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan
CO2 ke piruvat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi
dan fosforilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai
donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat
menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvat karboksikinase
sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk
mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat
mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.

Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan


glikolisis, dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan
apakah suatu jaringan mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari
triosa fosfat. Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak
ditemukan di otot jantung dan otot polos.

Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase.


Enzim ini terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak
dapat mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.

Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis


glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase.

Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan


piruvat atau zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan
sebelumnya dapat menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi
glukosa atau glikogen.

Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari oksidasi-
asam lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi
isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi glukoneogenesis.

Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol


dalam keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas
menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk
glukoneogenesis di hati. Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis
triasilgliserol jaringan adiposa digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis
di hati dan ginjal.5
Fungsi Karbohidrat

Fungsi utamanya adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat
juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses
metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan
terhadap protein. Orang yang membatasi pemasukan kalori, akan membakar terlalu banyak
asam amino bersama dengan lemak akan dibakar untuk menghasilkan energi. Akibatnya
orang tersebut akan mengalami kehilangan banyak asam amino yang berfungsi membangun
jaringan tubuh.5

Simpanan Karbohidrat

Tidak seperti halnya dengan simpanan lemak dalam jaringan adiposa, glikogen
menyediakan energi siap pakai. Lebih kurang 355 gram glikogen disimpan dalam hati dan
otot, sehingga dalam tubuh orang dewasa, terdapat 365 gram karbhidrat (355 gram dalam
bentuk glikogen dan 10 gram dalam bentuk glukosa) jumlah ini sanggup menyediakan energi
untuk melakukan aktivitas sedang selama 3 jam. Berarti ketersediaan energi dari menu
sehari-hari amatlah diperlukan.5

Sumber Karbohidrat

Karbohidrat terkandung di dalam semua kelompok makanan. Jumlah dan jenis


karbohidrat sangat bervariasi di antara kelompok makanan dan di antara pilihan dalam
masing-masing kelompok.

Padi-padian meliputi roti, sereal, nasi, dan pasta. Semuanya mengandung karbohidrat
kompleks dan beberapa protein; beberapa padi-padian tertentu juga mengandung lemak. Serat
hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang dalam padi-padian utuh dan paling
tinggi dalam produk dari kulit padi. Setidaknya, separuh dari jumlah sajian padi-padian yang
direkomendasikan seharusnya merupakan padi-padian utuh. Padi-padian menjadi dasar menu
makanan sehat.

Bagi banyak makanan yang dapat dipilih dari kelompok ini, satu kali penyajian
mengandung sekitar 15 gram karbohidrat. Satu kali penyajian setara dengan: satu potong roti,
cup pasta atau nasi yang telah dimasak, cup sereal yang telah dimasak, muffin Inggris
atau roti bagel kecil.
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam sayuran yang
mengandung tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang, dan kacang-kacangan.

Kelompok buah-buahan terdiri dari berbagai makanan yang sebagian besar


mengandung gula. Buah yang dikeringkan memiliki kandungan gula lebih tinggi daripada
buah segar karena airnya telah dihilangkan sehingga meningkatkan konsentrasi gula. Selain
itu, asupan serat akan meningkat jika memakan buah secara utuh ketimbang meminum jus
buah.

Kelompok susu, yogurt, dan keju (produk olahan susu) mengandung gula laktosa.
Beberapa produk olahan susu seperti susu coklat, yogurt stroberi, dan es krim telah diberi
perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat setiap penyajian menjadi lebih tinggi.
Namun, keju merupakan pilihan dari produk olahan susu yang rendah laktosa (rendah
karbohidrat).

Makanan dari kelompok daging dan kacang-kacangan sebagian besar mengandung


protein. Akan tetapi kacang kering yang merupakan sumber protein dari tumbuhan, juga
tinggi akan karbohidrat, seperti zat tepung dan serat. Selain itu, kebanyakan kalori dalam
kacang berasal dari lemak, tetapi sebagian besar varietas kacang mengandung 4 sampai 8 g
karbohidrat per 1-oz penyajian.

Polong-polongan termasuk dalam kelompok sayuran dan daging, serta kacang-


kacangan karena mengandung zat gizi dan keduanya memiliki kadar serat yang tinggi.5

Metabolisme Lemak

Oksidasi Asam Lemak

Meskipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil-KoA dan disintesis dari
asetil-KoA, namun oksidasi asam lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari
biosintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung
di kompartemen sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari
biosintesis di sitosol memungkinkan tiap proses dikendalikan secara individual, dan
diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan
turunan asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim-enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan
FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Proses tersebut merupakan suatu proses
aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.
Asam lemak bebas (FFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan tidak
teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel asam-
asam ini melekat pada protein pengikat-asam lemak sehingga pada kenyataannya asam-asam
lemak ini tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak rantai-pendek lebih larut air dan
terdapat dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai anion asam lemak.

Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim
tiokinase mengatalisis perubahan asam lemak menjadi asam lemak aktif atau asil-KoA yang
menggunakan satu fosfat berenergi-tinggi disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi
dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai hilangnya fosfat berenergi-tinggi lainnya
yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga selesai. Asil-KoA sintetase
ditemukan di retikulum endoplasma, peroksisom, serta di bagian dalam dan membran luar
mitokondria.6

Karnitin tersebar luas dan terutama banyak terdapat di otot. Asil-KoA rantai panjang
tidak dapat menembus membran dalam mitokondria. Namun, karnitin palmitoiltransferase-I,
yang terdapat di membran luar mitokondria, mengubah asil-KoA rantai panjang menjadi
asilkarnitin yang mampu menembus membran dalam dan memperoleh akses ke sistem
oksidasi- enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase bekerja sebagai pengangkut penukar di
membran dalam mitokondria. Asil karnitin diangkut masuk, dan disertai dengan
pengangkutan keluar satu molekul karnitin. Asil karnitin kemudian bereaksi dengan KoA
yang dikatalisis oleh karnitin palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membran
dalam. Asil-KoA terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.

Pada oksidasi- , terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul asil-KoA- yang
dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon - (2) dan (3) karena itu
dinamai oksidasi-. Unit dua karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA; Jadi, palmitoil-KoA
menghasilkan delapan molekul asetil-KoA.

Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi-,
yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-KoA).
Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat. Karena itu,
residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak yang
bersifat glukogenik.7

Lipogenesis

Asam lemak disintesis oleh sistem ekstramitokondria yang bertanggung jawab untuk
menyintesis palmitat dari asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mamalia, glukosa adalah
substrat utama untuk lipogenesis, tetapi pada hewan pemamah biak substrat tersebut adalah
asetat, yaitu molekul bahan bakar terpenting yang dihasilkan dari makanan.

Jalur utama sintesis de novo asam lemak berlangsung di sitosol. Sistem ini terdapaat
di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria, dan jaringan adiposa.
Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin, dan HCO3-. Asetil-KoA
adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah produk akhirnya.

Pembentukan malonil-KoA adalah tahap awal dan pengendali dalam sistem asam
lemak. Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil-KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA karboksilase.
Asetil-KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein
multienzim yang mengandung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi, masing-
masing mengandung biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan
transkarboksilase, serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap:
karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk
membentuk malonil-KoA.

Kompleks asam lemak sintase adalah suatu polipeptida yang mengandung tujuh
aktivitas enzim. Pada bakteri dan tumbuhan, masing-masing enzim pada sistem asam lemak
sintase terpisah, dan ditemukan radikal asil dalam betuk kombinasi dengan suatu protein yang
disebut protein pengangkut asil (ACP). Namun pada ragi, mamalia, dan unggas, sistem
sintase adalah suatu kompleks polipeptida multienzim yang memasukkan ACP dan
mengambil alih peran KoA. Kompleks ini mengandung vitamin asam pantotenat dalam
bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit fungsional multienzim memiliki keunggulan
berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses di dalam sel tanpa perlu membentuk
sawar permeabilitas, dan sintesis semua enzim di kompleks tersebut terkoordinasi karena
dikode oleh satu gen.
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dia
monomer identik, masing-masing menganding ketujuh aktivitas enzim lemak sintase pada
sati rantai polipeptida. Pada awalnya, suatu molekul priming asetil-KoA berikatan dengan
gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil-KoA berikatan dengan
SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang dikatalisis oleh
malonil transasilase, untuk membentuk asetil-malonil enzim. Gugus asetil menyerang gugus
metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan membebaskan CO2,
membentuk 3-ketoasil enzimm membebaskan gugus SH sistein. Dekarboksilasi
memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan menarik sekuens reaksi keseluruhan
ke arah selanjutnya. Gugus 3-ketoasil akan tereduksi, terdehidrasi, dan kembali tereduksi
untuk membentuk enzim asil-S jenuh. Molekul malonil-KoA baru berikatan dengan SH
pada 4fosfopantetein, menggeser residu asil jenuh ke gugus SH sistein bebas. Rangkaian
reaksi diulang enam kalo lagi sampai terbentuk radikal asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh.

Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim oleh aktivitas enzim ketujuh di
kompleks, yaitu tioesterase. Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil-KoA sebelum dapat
diproses lebih lanjut melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami estrifikasi
menjadi asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester
kolesteril.

Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada
palmitat. Penambahan seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil-KoA.8

Triasilgliserol

Triasilgliserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Peran
senyawa ini adalah dalam transpor dan penyimpanan lipid. Triasilgliserol harus dihidrolisis
oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat
dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis ini terjadi di jaringan adiposa
disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berikatan
dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan
tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol
bergantung pada apakah jaringan memiliki gliserolkinase yang dijumpai dalam jumlah
bermakna di hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan kelenjar mamaria laktasi.
Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA
sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat
asiltransferase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asil transferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan
kemudian trasilgliserol. DGAT mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usus, monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-
diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat dengan membran.

Simpanan triasilgliserol di jaringan adiposa secara terus-menerus mengalami lipolisis


dan re-esterifikasi. Kedua proses ini adalah jalur yangs ama sekali berbeda yang melibatkan
reaktan dan enzim yang berlainan. Hal ini memungkinkan proses esterifikasi atau lipolisis
diatir secara terpisah oleh banyak faktor nutrisi, metabolik, dan hormon, Hasil kedua proses
ini menentukan besarnya kompartemen asam lemak bebas di jaringan adiposa, yang pada
gilirannya menentukan kadar asam lemak bebas di dalam plasma. Karena kadar asam lemak
bebas ini memiliki efek paling mencolok pada metabolisme jaringan lain, terutama hati dan
otot, faktor-faktor yang bekerja pada jaringan adiposa yang mengatur aliran keluar asam
lemak bebas menimbulkan pengaruh yang jauh melebihi pengaruh pada jaringan itu sendiri.

Triasilgliserol disintesis dari asil-KoA dan gliserol 3-fosfat. Karena enzim gliserol
kinase tidak diekspresikan di jaringan adiosa, gliserol tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan gliserol 3-fosfat yang harus dipasok oleh glukosa melalui glikolisis.

Triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase peka-hormon untuk membentuk asam lemak


bebas dan gliserol. Lipase ini berbeda dari lipoprotein lipase yang mengatalisis hidrolisis
triasilgliserol lipoprotein sebelum penyerapannya ke dalam jaringan ekstrahepatik. Karena
tidak dapat digunakan, gliserol masuk ke darah dan diserap serta digunakan oleh jaringan,
seperti hati dan ginjal yang memiliki suati gliserol kinase aktif. Asam-asam lemak bebas yang
dibentuk oleh lipolisis dapat diubah kembali di jaringan adiposa menjadi asil-KoA oleh asil-
KoA sintetase dan dire-esterifikasi dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk triasilgliserol.
Oleh karena itu, terjadi siklus lipolisis dan re-esterifikasi yang terus menerus di dalam
jaringan tersebut. Namun, jika laju re-esterifikasi tidak dapat mengimbangi laju lipolisis,
terjadi akumulasi asam lemak bebas yang kemudian berdifusi ke dalam plasma tempat asam-
asam ini berikatan dengan albumin dan meningkatkan kadar asam lemak bebas plasma.

Fungsi Lemak

Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah,
terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan
memberikan sifat empuk(lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi
sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat
tertentu, yang memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di
bawah kulit melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana
komposisi gizi yang dibutuhkan 20-35% , lemak juga berfungsi sebagai proteksi insulator dan
mengikat vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, K.6

Simpanan Lemak

Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-
tahap penyimpanan tersebut adalah:

Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.


Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari
glukosa.
Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di
dalam tubuh.

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam
lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).3

Transport Lemak

Melalui proses eksositosis, kilomikron disekresikan oleh sel epitel usus ke dalam
kulus sistem limfatik dan masuk ke dalam darah melalui duktus torasikus. Kilomikron mulai
masuk ked lam darah 1-2 jam setelah mulai makan. Seiring dengan pencernaan dan
penyerapan makanan, kilomikron terus masuk ke dalam darah selama berjam-jam. Pada
awalnya, partikel tersebut diberi nama kilomikron nasens (baru lahir, imatur). Setelah
menerima protein dari HDL di dalam limfe dan darah, kilomikron tersebut menjadi
kilomikron matang.

HDL memindahkan protein kilomikron nasens, terutama apoprotein E (apo E) dan


apoprotein Cn (apo Cn. ApoE dikenal oleh reserptor membrane, terutama reseptor yang
terletak di permukaan sel hati, sehingga lipoprotein yang mengandung apoE dapat masuk ke
dalam sel ini memlalui proses endositosis untuk selanjutnya dicerna oleh lisosom. Apo Cn
berfungsi sebagai activator LPL, enzim pada sel endotel kapiler yang mencerna triasilgliserol
pada kilomikron dan VLDL dalam darah.7

Sumber Lemak

Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Beberapa lemak dapat terlihat
kasat mata, seperti mentega dan gajih yang terlihat mengelilingi sepotong daging steak.
Namun demikian, sebagian besar lemak tidak dapat dilihat kasat-matam, seperti lemak dalam
susu, keju, dan kacang, serta lemak-lemak yang terjalin di dalam steak tersebut. Sumber
makanan hewani mengandung sekitar 57% dari total asupan lemak; sisanya didapat dari
sumber makanan nabati.

Lima besar sumber lemak jenuh dalam menu makanan orang dewasa di Amerika
adalah: daging, mentega / margarin, bumbu salad termasuk mayones, keju, susu.

Sumber lemak trans yang utama dalam makanan antara lain kentang goreng, donat,
dan makanan goreng lainnya yang dijual. Sumber lemak trans lainnya meliputi kue kering,
kraker, dan makanan panggang lain.

Padi-padian secara alami mengandung sangat sedikit lemak. Namun demikian,


makanan olahan yang termasuk dalam kelompok makanan ini, seperti sereal granola,
panekuk, donat, kue kering, dan pai, banyak mengandung lemak tambahan. Makanan-
makanan ini juga dapat menjadi sumber lemak trans.7

Selain alpukat, kelapa, dan zaitun, buah-buahan tidak banyak mengandung lemak.
Sayuran mentah hanya mengandung sedikit lemak atau tidak sama sekali. Sayuran yang
digoreng, diberi krem susu, disajikan dengan keju, atau dicampur dengan mayones jelas
mengandung lebih banyak lemak.
Produk-produk tang termasuk dalam kelompok susu terbagi menjadi bebas-lemak,
rendah-lemak, dan lemak-utuh. Untuk mengurangi kemungkinan seseorang mengonsumsi
makanan tinggi-lemak dalam kelompok makanan ini, sebaiknya membaca label dan
membandingkan antara berbagai jenis dan merk. Karena makanan olahan susu berasal dari
hewan, sebaiknya melihat juga kandungan kolesterol dalam makanan tersebut.

Bahan nabati dalam kelompok kacang dan polong bebas kolesterol dan sedikit atau
tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya daging yang tidak dibersihkan lebih tinggi
kandungan lemaknya daripada daging tanpa lemak, dan daging yang berwarna putih lebih
rendah-lemak daripada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam). Kerang-kerangan
seperti kepiting, lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi rendah-lemak dan rendah-
lemak jenuh.5

Metabolisme Purin Menjadi Asam Urat

Pembentukan Asam urat dimulai dengan metabolisma dari DNA dan RNA menjadi
Adenosine dan Guanosin, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Proses ini
berlangsung secara terus menerus di dalam tubuh. Sebagian besar sel tubuh selalu diproduksi
dan digantikan, terutama dalam darah. Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme
menjadi hipoksantin. Hipoksantin kemudian dimetabolisme menjadi xanthine. Sedangkan
Guanosin dimetabolisme menjadi xantin.

Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hiposantin dan Guanosin dimetabolisme


dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat. Keberadaan enzim xanthine
oxidase menjadi sangat penting dalam metabolisme purin, karena mengubah hipoksantin
menjadi xanthine, dan kemudian xanthine menjadi asam urat.

Pembentukan Asam Urat


Selain enzim xanthine oxidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim
Hypoxanthine-Guanine Phosphoribosyl Transferase yang biasa disebut HGPRT. Enzim ini
berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali
sebagai penyusun DNA dan RNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi, maka peran enzim
menjadi berkurang. Akibatnya purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin yang tidak
dimetabolisme oleh enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh enzim xanthine oxidase menjadi
asam arut. Pada akhirnya, kandungan asam urat dalam tubuh meningkat atau tubuh dalam
kondisi hiperurisemia. Pada intinya enzim xanthine oxidase berfungsi membuang kelebihan
purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per tiga asam urat yang sudah terbentuk di dalam
tubuh secara alami akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal.9

Pola Makan

Tahun 2002, Departemen Kesehatan mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang


(PUGS) yang direvisi dari PUGS tahun 1994. Hasil revisi tersebut dilengkapi dengan hasil
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998.9

1. Makanlah aneka ragam makanan


2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan dari sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batassi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur empat bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

III. Kesimpulan

Melihat kondisi seseorang yang mengalami kegemukan dan dengan kadar asam urat
yang tinggi sangat dipengaruhi oleh metabolisme karbohidrat dan purin. Hal ini disebabkan
karena kesinambungan proses metabolisme karbohidrat dan purin, karbohidrat yang bisa
menjadi lemak dan lemak juga bisa menjadi karbohidrat. Kalau kekurangan enzim mengubah
purin menjadi nukleotida purin akan menyebabkan kadar asam urat tinggi.

IV. Daftar Pustaka


1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;
2008.h.871.
2. Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, et al.
Biology. 8th ed. San Fransisco: Pearson; 2008.
3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
EGC; 2009.
4. Suhardjo dan Kusharto CM. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta:Kanisius;2010.
5. Mayer BH, Tucker L, Williams S, Ilmu gizi menjadi sangat mudah. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2011.h.36-7; 57-9.
6. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Ed 10. Jakarta: Penerbit
DIAN RAKYAT; 2012
7. Marks DB. Biokimia kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC;
2004.h.376-84
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.780-90.
9. Editor Cahanar P dan Suhanda I. Makan sehat hidup sehat. Jakarta:Penerbit Buku
Kompas;2006.

Anda mungkin juga menyukai