Etika Keperawatan
Nama Anggota :
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayat-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan makalah
ini guna memenuhi persyaratan untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Etika
Keperawatan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dengan harapan semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Dalam penyusunan ini tentunya
masih banyak kekurangan-kekurangan, dengan itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun.
Terlepas dari semua itu sepenuhnya masih ada kekurangan, maka dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat positif demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat umum.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .. i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah.. 2
C. Tujuan. 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Dilema Etik... 3
B. Prinsip-prinsip Etik
C. Kode Etik Keperawatan..
D. Dilema Etik.
BAB III KASUS..
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
A. Penyelesaian Kasus Menurut Megan, 1998.
B. Tanggunggugat Sebagai Perawat
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari dilema etik ?
2. Apa definisi dari prinsip-prinsip etik ?
3. Apa definisi dari kode etik keperawatan ?
4. Bagaimana cara penyelesaian Kasus Menurut Megan, 1998 ?
5. Bagaimana tanggunggugat Sebagai Perawat dalam menghadapi kasus tersebut?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi dilemma etik
2. Menjelaskan definisi prinsip-prinsip etik
3. Menjelaskan definisi kose etik keperawatan
4. Menjelaskan cara penyelesaian Kasus Menurut Megan, 1998
5. Menjelaskan tanggunggugat Sebagai Perawat dalam menghadapi masalah tersebut
BAB II
KAJIAN TEORI
Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu diperlukan pengambilan
keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang
yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau
menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya, (2) jika
legal maka disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil
keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan
atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para
ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara
ilmiah menurut Megan antara lain:
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil
B. Prinsip-Prinsip Etik
Prinsip-prinsip Etik terdiri dari tujuh macam prinsip, antara lain :
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. (Geoffry
hunt. 1994)
C. Kode Etik Keperawatan
Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang
berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan
lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan
setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode
etik keperawatan tersebut adalah :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya,
masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di
luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan yang
tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga keperawatan akan
pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 )
D. Dilema Etik
Model pemecahan menurut Megan,1998 antara lain :
1. Mengkaji Situasi
2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral
3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan
4. Melaksanakan Rencana
5. Mengawasi Hasil
BAB III
KASUS
Seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber umur 6 dan
4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai sopir angkutan umum. Saat
ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D
positif menderita kanker Rahim grade III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk
dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat
dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak
hanya diam dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya.
Pada saat ingin meninggalkan ruangan dokter memberitahu perawat kalau Ny.D atau keluarganya
bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu
saya yang akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang
merawatnya, yaitu:apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti.karena kami
masih ingin punya anak. apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi dan apakah
operasi saya bisa diundur dulu suster
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat,
ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi.
penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain
yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi
Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternyaya.
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak operasi
dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak lagi.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi
antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara mempertahankan
hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah
dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan
nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak
yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat
dipertahankan.
B. Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya
(kode etik keperawatan).
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik.
DAFTAR PUSTAKA