Anda di halaman 1dari 9

MASA REMAJA AWAL

Kelompok 6 :
Dela Abittri Aprilia Nur F (1710811009)
Nita Ismidatul Mufidah (1710811043)
Shity Shity Nurmasita Pratitis (1710811003)
Yusron Thooriq (1710811061)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya,
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas yaitu mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock, 1992). Masa remaja adalah masa transisi dalam
rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
(Santrock, 2003).
Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara
masa kanak-kanak dengan dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar
dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 1995).
Masa remaja dibagi menjadi dua yaitu masa remaja awal (11/12-16/17 tahun) dan
remaja akhir (16/17-18 tahun). Pada masa remaja akhir, individu sudah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa (Hurlock, 1990).
Menurut Sarwono (2006), remaja awal (Ealry Adolescence) yaitu seorang remaja
pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan
jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap ego. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit
dimengerti orang dewasa.
Menurut Kemenkes RI (2009), masa awal remaja berada pada rentang usia 12-16
tahun. Masa awal remaja merupakan tahapan perkembangan yang dialami setelah masa
anak-anak.
B. Aspek-aspek Perkembangan pada Masa Remaja Awal
Perkembangan Fisik

Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan


fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif dalm perkembangan seksualitas
remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
o Hormon-hormon seksual
Dalam perkembangan hormone-hormon seksual remaja, ditandai
dengan ciri-ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan sekunder.
1) Ciri-ciri seks pada laki-laki (ciri-ciri Primer):
Mimpi basah
2) Ciri-ciri seks pada laki-laki (sekunder):
- Tumbuh rambut sekunder pada daerah kemaluan,
ketiak, kumis, jenggot, simbar pada dada, godek pada
pelipis.
- Tumbuh kalamenjing (jakun).
- Terjadi perubahan suara, membesar dan berat
(ngagor-agori).
- Setiap tahun mencapai pertumbuhan tinggi badan
tingkat maksimal.
3) Ciri-ciri seks pada perempuan (ciri-ciri Primer):
Menstruasi
4) Ciri-ciri seks pada perempuan (ciri-ciri sekunder):
- Suara menjadi halus dan nyaring.
- Perubahan payudara menjadi besar.
- Tumbuh rambut halus dan lurus gelap di daerah
kemaluan, selanjutnya menjadi keriting.
- Pinggul membesar.
- Sering tumbuh rambut ketiak (rambut sekunder).
Perubahan Kognitif
Pertumbuhan otak anak wanita mengikat lebih cepat dalam usia 11 tahun
dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13
tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan
anak wanita seusia.
Selain itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang
menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang-orang dewasa
yang telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi
positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan pikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap
praktek-praktek pendidikan di sekolah.
Perubahan kognitif pada remaja awal dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pemikiran operasional formal

Menurut Piaget pemikiran operasional formal berlangsung antara


usia 11 hingga 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak,
idealistis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget yakin
bahwa remaja semakin mampu menggunakan pemikiran deduktif
hipotesis. Beberapa gagasan Piaget tentang pemikiran operasional formal
akhir-akhir ini dipertanyakan keberadaannya.

Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial


adalah ciri perkembangan remaja. Remaja mengembangkan suatu tipe
egosentrisme khusus yang meliputi penonton khayalan dan dongeng
pribadi tentang makhluk yang unik. Remaja mulai berpikir tentang
kepribadian sama seperti cara yang dilakukan oleh para ahli teori
kepribadian, dan mereka memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara
yang lebih canggih.

2. Pengambilan keputusan

Masa remaja ialah masa semakin meningkatnya pengambilan


keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil
keputusan dibanding remaja yang lebih muda, di mana mereka lebih
kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan
tidak menjamin kemampuan itu akan diterapkan, karena dalam kehidupan
nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak
peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan yang
realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada
remaja mungkin terjadi ketika dalam relitas yang menjadi masalah adalah
orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi
mereka pilihan-pilihan yang memadai.

Perkembangan Sosioemosi pada Remaja Awal

Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan


pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan
perselisihan, dan dapat menjauhkan ia dari keluarganya.

Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika masih


lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan
mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan
kesenangan keluarga. Misalnya mode pakaian, potong rambut atau musik, yang
semuanya harus mutakhir.
Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan maupun
seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul dapat menakutkan,
membingungkan, dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.

Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan
emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.

Perkembangan pribadi, sosial dan Moral remaja awal


Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem fisik dan psikis
yang menentukan keunikan sesorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama
lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang
baik dan buruk. Moral adalah sebagai standar yang muncul dari agama dan
lingkungan sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak,
layak dan tidak layak secara mutlak.

C. Tugas-tugas Perkembangan Pada Remaja


Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan prilaku kehidupan
sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan
sebagai tugas yang harus diperlajari, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan
hidupnya. Pada jenjang kehidupan remaja, seseorang telah banyak menyelesaikan tugas-
tugas perkembangannya, seperti misalnya mengatasi sifat-sifat tergantung pada orang
lain, memahami norma sepergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain, memahami
norma sepergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain.
Berkaitan dengan tugas perkembangan remaja Menurut Hurlock (1990), seluruh tugas

perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola

perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa

dewasa.

Menurut Havighurst, tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:


1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun

wanita.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)

7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga

8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi

warga negara.

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

10. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam

bertingkah laku.

11. Beriman dan bertakwah kepada tuhan yang Maha Esa

Dari beberapa tugas-tugas perkembangna remaja tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa jenis perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup segala

persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas

perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis.

D. Problem Remaja

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembangan atau menjadi

(becoming) yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai

kematangan tersebut, remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang

memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya. Disamping


terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu

berlangsung secara mulus atau sterill dan masalah. Dengan kata lain proses

perkembangan itu selalu berjalan dalam alur yang linier, lurus/searah dengan potensi,

harapan dan nilai-nilai yang dianut, karena bayak faktor yang menghambatnya.

Faktor penghambat ini bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat yang

bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan. Iklim lingkungan yang tidak

kondusif itu seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi,

peceraian orang tua, sikap dan perilaku orang tua yang otoritera atau kurang

memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-nilai moral atau agama dalam kehidupan

keluarga atau masyarakat.

Iklim lingkungan yang tidak sehat tersebut, cenderung memberikan dampak yang

kurang baik bagi perkembangan remaja dan sangat mungkin mereka akan mengalami

kehidupan yang tidak nyaman, stres atau depresi. Dalam kondisi seperti inilah, banyak

remaja yang meresponnya dengan sikap dan perilaku kurang wajar dan bahkan amoral,

seperti kriminallitas, meminum-minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran

dan pergaulan bebas.

Masalah yang biasa terjadi pada remaja awal :


1. Perubahan Fisik
Fisik terkadang membuat seseorang semakin rupawan, namun ada juga
membuatnya tidak pede seperti tumbuh jerawat dan tidak meninggi, dan itu sebabnya
menjadi takut untuk bergaul dengan teman-temannya.
2. Permasalahan Emosi
Di masa remaja inilah, emosi yang tidak menentu. Yang menjadi salah satu
permasalahan orang tua dengan anaknya. Terkadang si anak meledak-ledak dan ada
juga si anak menjadi seorang pendiam, yang tidak tahu mengekspresikan dirinya.
3. Pergaulan
Dunia remaja adalah waktu untuk menampilkan yang terbaik dari diri itu
sendiri. Namun, ketika yang kita tampilkan awalnya adalah sikap yang tidak baik. Hal
tersebut akan mengarahkan kita ke pergaulan yang tidak baik juga.
4. Ketertarikan Lawan jenis
Memiliki ketertarikan dengan lawan jenis boleh-boleh saja. Namun pada
zaman sekarang ini banyak anak remaja yang melampaui batas wajar dengan lawan
jenisnya, seperti pacaran.

E. Saran Terkait Penyelesaian Kasus


Untuk Orang Tua
Mengingatkan anak jika melakukan kesalahan dengan lembut, arahkan
mereka ke kegiatan positif, jangan langsung menghakimi, orang tua sudah
melewati masa remaja jadi berbagilah cerita dengan anak remaja dengan
menceritakan hal positif dan negative dan apa dampaknya di masa depan, jangan
terlalu mengikat dan jangan terlalu membebaskan mereka, dan yang paling
penting tutun dan semakin dekatkan dirinya dengan Tuhan.
Untuk Remaja
Lakukan banyak hal atau kegiatan yang positif, berkomunikasi yang
baiklah dengan orang tua, coba hal baru yang positif, jadikan orang tua sebagai
sahabat dan ceritakan semuanya kepada mereka, dan yang paling penting
dekatkan diri pada Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Monks, F.J., A.M.P. Knoers, dan Siti Rahayu Haditono. 1996. Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

W. Santrock, John. 1983. Life-Span Development 5 E. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

silvia erlina di 21.18

http://s-erlina.blogspot.co.id/2016/05/makalah-psikologi-remaja-awal_25.html?m=1

http://remajaawal.blogspot.co.id/2012/05/masa-remaja-awal-remaja-awal-masa.html?m=1

Sunarto, Agung Hartono, 2013. Perkembangan peserta didik. Jakarta:Rineka Cipta

Yusuf, Syamsu, 2012. Psikologi Perkembangan AnaK & Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu,2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka%20Izzaty,%20S.Psi.,%2

0M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf (diakses : Senin, 6 oktober 2014, pukul 11.49 wita)

http://dianmutiarach.wordpress.com/2012/12/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan-
remaja/ (Diakses: Jumat, 03 Oktober 20141, pukul 9.16 wita)

Anda mungkin juga menyukai