Anda di halaman 1dari 16

IBADAH MALIYAH

Kelompok 4
 Dela Abittri Aprilia Nur Fachrudy (1710811009)
 Siska Novitasari (1710811019)
 Ibadah harta (ibadah maliyah) merupakan investasi amal yang
tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan
sudah meninggal dunia, yang dikenal dengan Amal
Jariyah. Harta yang dititipkan kepada manusia harus dijadikan
sebagai bekal kepada Allah SWT.

Pengertian Ibadah Maliah


1. Zakat
2. Infaq
3. Shadaqah
4. Fidyah
5. Kifarat
6. Qurban / Udhiyyah
7. Aqiqah
8. Al-Hadyu
9. Dam

Macam-macam Ibadah Maliah


 Kata zakat dari kata zakā yang berarti berkah, tumbuh, bersih
dan baik.
 Zakat secara garis besar dibagi dua, yaitu:
 Zakat fitrah (badan) yang semata-mata merupakan pembersihan
jiwa.
 Zakat harta (maal)

Zakat
 Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti telah lewat, berlalu,
habis, mengeluarkan isi, menghabiskan miliknya, atau belanja.

Infaq
 Shadaqah berasal dari kata ash-shidqu yang berarti benar, jujur.
Falsafahnya, shadaqah merupakan bukti bahwa seseorang
memiliki keyakinan (aqidah) yang benar, jalan hidup (syariah)
yang benar dan prilaku (akhlak) yang benar. Selain itu,
shadaqah merupakan manifestasi kejujuran seseorang dalam
kepemilikan harta.

Shadaqah
 Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat lain sebagai
tebusan (penggantinya), baik berupa makanan atau lainnya.
Fidyah juga berarti kewajiban manusia mengeluarkan sejumlah
harta untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya.

Fidyah
 Kifarat sumpah (bersumpah palsu)
 Kifarat shaum (sebagai akibat melakukan pelanggaran shaum,
melakukan jima atau persetubuhan pada siang hari bulan
Ramadhan bagi mereka yang wajib melakukan shaum
Ramadhan)
 Kifarat zhihar (mengharamkan istri dengan mempersamakannya
dengan ibu sendiri),
 Kifarat membunuh (tak sengaja)

Kifarat
 Udhiyyah adalah menyembelih binatang tertentu pada Hari Raya Qurban (Idul
Adha) dengan niat taqarub atau qurban (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.
 Adapun syarat-syarat dalam berqurban / udhiyyah :
1. Waktu pelaksanaan qurban/udhiyyah pada Hari raya Adha/Qurban (10
Dzulhijjah) setelah shalat sunnat Idul Adha dan Hari Tasyriq (11,12 dan 13
Dzulhijjah).
2. Binatang qurban ialah unta, sapi atau kerbau, kambing, biri-biri atau domba.
3. Bulu binatang (kambing) lebih disukai yang berwarna putih mulus atau bulu
mulutnya, bulu kakinya dan bulu di sekitar matanya berwarna hitam.
4. Sudah berumur satu tahun.
5. Dilakukan sendiri setelah usai melaksanakan shalat sunat Idul Adha.
6. Satu ekor kambing berlaku untuk satu orang atau satu keluarga.
7. Satu ekor unta atau sapi atau kerbau berlaku bagi 7 orang.

Qurban / udhiyyah
 Aqiqah adalah binatang (kambing atau domba) yang
disembelih dalam rangka menyambut anak yang baru
dilahirkan. Aqiqah dilaksanakan pada saat bayi berumur 7 hari,
sekaligus dicukur habis rambutnya (digunduli kepalanya) dan
disyi’arkan namanya.

Aqiqah
 Al-Hadyu adalah melakukan penyembelihan binatang ternak
(domba) sebagai pengganti pekerjaan wajib haji yang
ditinggalkan, atau sebagai denda karena melanggar hal-hal
yang terlarang mengerjakannya dalam prosesi ibadah umrah
atau haji atau bagi mereka yang memiliki kemampuan
melakukannya, atau bagi mereka yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran terhadap larangan-larangan tertentu
dalam ibadah haji.

Al-hadyu
 Dam adalah menyembelih binatang tertentu sebagai sangsi
terhadap pelanggaran atau karena meninggalkan sesuatu
yang diperintahkan dalam rangka pelaksanaan ibadah haji dan
umrah atau karena mendahulukan umrah daripada haji (haji
tamattu) atau karena melakukan haji dan umrah secara
bersamaan (haji qiran). Dam juga diidentikkan dengan alhadyu
sekalipun tidak selalu sama.

Dam
 Ibadah maliah sangat penting dilihat dari berbagai segi antara
lain :
1. Membersihkan harta
2. Berfungsi ekonomi
3. Memiliki fungsi sosial
4. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya
(aghniya) kepada yang tidak memiliki harta
5. Mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam
masyarakat

Urgensi Ibadah Maliah


 Ibadah maliyah membawa berkah baik kepada orang miskin
selaku penerima maupun orang kaya atau para agniya, diantara
hikmahnya :
1. Bagi si kaya, sesuai dengan fungsinya, sebagai pembersih harta,
selain juga pembersih hati
2. Bisa membersihkan hati dari penyakit tamak, rakus, kikir, dan serta
penyakit-penyakit hati lainnya
3. Bisa menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan
menghindari ketidak adilan sosial
4. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya)
kepada orang miskin
5. Mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam
masyarakat akibat kesenjangan, kecemburuan dan ketidakadilan
sosial.

Hikmah Menjalankan Ibadah Maliah


 Ibadah maliyah seperti zakat termasuk ibadah ijtima’i, yaitu
ibadah yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
sosial kemasyarakatan. Ibadah maliyah memiliki fungsi sosial
yaitu dengan memberikan zakat atau infaq dan lainnya kepada
fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau
kesenjangan dan menghindari ketidakadilan sosial, mengikis
segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam masyarakat
akibat kesenjangan dan ketidakadilan sosial.

Makna Spiritual Ibadah Maliah bagi


Kehidupan Sosial

Anda mungkin juga menyukai