Anda di halaman 1dari 18

“MAKALAH SHALAT”

Mata Kuliah : AIKA

Dosen : Masrizal. MA

Disusun Oleh:

AJI SAKTI HIDAYATULLAH (1865201045)

ELISAH (1865201010)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
1440 H/2018 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kita
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga senantiasa kita dapat selalu bersyukur kepada-Nya.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada Baginda Muhammad SAW, dimana
nabi yang membawa umat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi umat-Nya.
Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Ketika wahyu pertama disampaikan
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, kata yang pertama terucap adalah
“iqra”. Malaikat meminta Nabi Muhammad untuk membaca dengan seluruh ketidak
berdayaan, Nabi Muhammad mengaku tidak dapat membaca. Beliau memang buta
huruf, dari sanalah mukjizat terbesar beliau muncul.
Islam pun berkembang sedemikian rupa. Ajarannya tak hanya mencakup aspek
hubungan sosial antara manusia dengan Allah, tetapi juga antar manusia. Ilmu tentang
islam tidak habis-habisnya dibahas. Setelah para sahabat mensyiarkan islam kepada
umat manusia. Cabang-cabang ilmu pun berkembang seiring berjalannya waktu,
diantara nya fiqih, hokum islam, perekonomian islam, tarbiyah, dan lain-lain.
Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan mengetahui apasaja pondasi-pondasi
yang ada dalam di agama Islam, salah satunya yaitu shalat. Alhamdulilah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SHALAT”, penulis berharap dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam Shalat yang
telah menjadi rutinitas umat Muslim
Penulis pun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif untuk menyempurnakan isi dan penampilan makalah ini.
Tangerang, 5 Marer 201

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
A. Pengertian Shalat ........................................................................................... 4
B. Mengapa Manusia Wajib Shalat .................................................................... 5
C. Syarat Wajib, Syarat Sah dan Rukun Dalam Shalat ...................................... 7
D. Jenis-Jenis Shalat ........................................................................................... 8
E. Manfaat Shalat ............................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan ibadah terdahulu, yang juga dilakukan oleh nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad, namun, di masa Nabi Muhammad lah semuanya gerak dan
doa dalam shalat terkumpulkan, mulai dari berdiri, ruku’, hingga sujud dan duduk,
seluruh Muslim di dunia ini sepakat tanpa ada perbedaan mengenai kewajiban shalat.
Sejak kecil orang tua telah mengajarkan anak-anaknya untuk mendirikan shalat. “Wa
aqîmus shalata, dan dirikanlah shalat” . Fakta sejarah bahwa shalat sudah dikerjakan
oleh nabi-nabi terdahulu dapat kita simak pada tulisan Almaghfurlah Muhammad Said
Ramadhan al-Buthi dalam Fiqh Sirah Nabawiyah (Damaskus: Dar al-Fikr, 1426 H),
hal. 109:

‫واكن عليه السالم قبل مرشوعية الصالة يصيل ركعتني صباحا ومثلهيام مساء كام اكن يفعل ابراهمي عليه السالم‬.

“Sebelum pensyariatan shalat, nabi terdahulu melakukan shalat masing-masing 2


rakaat di pagi dan sore hari sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm.”

Fakta tersebut juga didukung oleh beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat
Maryam ayat 55 yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi Ismail ‘alaihissalâm:

‫َو َاك َن يَأْ ُم ُر َأه َ َُْل اِب َّلص َال اة َو َّالز َاك اة َو َاك َن اعنْدَ َ ارب اه َم ْر اض ًّيا‬

“Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan shalat dan zakat, dan
ia adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”
Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi
Isa ‘alaihissalâm:
‫َوأَ ْو َص ااِن اِب َّلص َال اة َو َّالز َاك اة َما ُد ْم ُت َحيًّا‬

Shalat | 1
“Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup;”.
Mengacu pada keterangan di atas, sebelum pensyariatan shalat, Nabi
Muhammad juga sebenarnya sudah rutin melakukan shalat di pagi dan sore hari. Hal
tersebut juga diperkuat dengan Surat Al-Mu’minun ayat 31:
‫ش َو ْاْل ْب ََك ار‬
‫ا‬ ‫َو َس ب ْاح ا َِب ْم اد َرب َاك اِبلْ َع ا‬
ِ
“Dan sucikanlah (shalatlah) dengan memuji Tuhanmu, di waktu sore dan pagi hari”.
Perintah shalat 5 waktu kemudian diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum peristiwa hijrah.
Peristiwa tersebut terekam dalam hadits Nabi riwayat Bukhori (No. 342) dan Muslim
(No. 163). Sejak saat itulah shalat 5 waktu sehari semalam difardlukan bagi umat Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Shalat 5 waktu yang pahalanya sama seperti
shalat 50 waktu.1
Sholat Fardhu yang lima waktu merupakan ibadah maktubah yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh umat muslim sebagain bukti dari ketaatan, kepatuhan dan
ketundukan pada perintah Allah SWT dengan syarat dan rukun yang melekat di
dalamnya. Disisi lain difahami bahwa dasar dan tujuan penciptaan manusia di muka
bumi ini adalah untuk mengabdi,menyembah dan beribadah kepada Allah SWT selaku
sang Khalik yang Maha Tunggal, Pemilik seluruh alam semesta.Sesungguhnya
pelaksanaan sholat yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi proses
pembentukan karakter pelakunya dalam tindakan,ucapaan maupun prilaku dalam
kehidupan personal maupun sosialnya terlebih lagi dalam diri mahasiswa sebagai
kumpulan masyarakat intelektual yang diharapkan menjadi generasi religius yang taat
dan penerus estafet sebagai intelektual muslim yang handal dalam ke-ilmu an yang
dimiliknya.2
Sebagaimana diketahui bahwa shalat adalah merupakan pokok ajaran agama.
Untuk mewajibkan ibadah shalat, Allah SWT langsung memanggil Rosulullah SAW
ke langit melalui peristiwa Isra Mi’raj. Tentang shalat, dalam Al-Qur’an Allah SWT

1
http://www.nu.or.id/post/read/82685/sejarah-diwajibkannya-shalat
2
Zaitun. Habiba, “Implementasi Pelaksanaan Shalat Fardu”

Shalat | 2
menyebut 100 kali, sementara penelusuran Kutubut Tis’ah (Kitab Hadist yang 9) kata
shalat disebut 11.910 kali. Mengenai esensi ibadah shalat, bukan hanya sekedar
pelaksanaan shalatnya tetapi dilihat dari mulai prosesnya seperti dari mulai berwudhu
sampai bagaimana pengaruh dari pelaksanaannya. Shalat adalah suatu kewajiban yang
harus dilakukan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat (mukallaf). Dan shalat
juga sebagai garis demarkasi antara muslim dan non muslim. Hal ini dapat dilihat dari
sabda Nabi saw. Yang artinya :”Perbedaan antara orang kafir (non muslim) dengan
orang Islam adalah shalat”. Adapun makna shalat adalah :”Suatu perbuatan yang
diawali dengan takbirotul ihrom (takbir pertama yang mengharamkan hal-hal yang
halal sebelum dilakukan takbir) dan diakhiri dengan salam yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku”.3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah-masalah yang akan di bahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Shalat ?
2. Mengapa Manusia Wajib Shalat?
3. Apa Saja Syarat Wajib, Syarat Sah dan Rukun Dalam Shalat?
4. Apa Saja Jenis-Jenis Shalat?
5. Apa Manfaat Dari Shalat
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk memahami dan
mengetahui apa saja hal-hal dalam Shalat yang kita lakukan sehari-hari.

3
Deden Suparman.2015. “Pembelajaran Shalat dalam Prespektif Psikis dan Medis”.hlm.48

Shalat | 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat
Shalat secara etimologi ialah do’a, dan secara terminology syar’i ialah ucapan
dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat
tertentu.4 Menurut Quraishi Shihab Shalat pada hakikat nya merupakan kebutuhan
mutlak untuk mewujudkan manusia seutuh nya, kebutuhan akal pikiran dan jiwa
manusia, sebagaimana ia merupakan kebutuhan untuk mewujudkan masyarakat yang
diharapkan oleh manusia seutuh nya. Shalat dibutuh kan oleh pikiran dan akal
manusia, karena ia merupakan pengejawantahan dari hubungan dengan Allah SWT,
hubungan yang mengambarkan pengetahuan tentang tata kerja alam raya ini, yang
berjalan dalam kesatuan sistem, shalat juga mengambarkan tata intelegensi semesta
yang total yang sepenuhnya diawasi dan dikendalikan oleh suatu kekuatan yang Maha
dasyat dan Maha mengetahui, Tuhan yang maha Esa, Dan bila demikian, maka
tidaklah keliru bila dikatakan bahwa semakin mendalam pengetahuan seseorang
tentang tata kerja alam raya ini, akan semakin tekun dan khusyuk pula ia melaksanakan
shalat. (Shihab, 1992:343)
Shalat adalah mi’raj orang beriman. Shalat adalah tiang agama. Shalat adalah
cahaya makrifat. Shalat adalah pokok keimanan. Shalat adalah kebiasaan para nabi.
Shalat menimbulkan kecintaan para malaikat. Shalat adalah kemudahan melintasi
shirath. Shalat adalah kunci surga. Shalat adalah penghalang sentuhan api neraka.
Shalat adalah senjata melawan musuh musuh. Shalat adalah keberkahan dalam rezeki.
Shalat adalah segala perimanan dan keterkabulan do’a5
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah.
Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya
bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang MahatinggiMahamulia. Sementara

4
Faishal Amin, M.Munir dkk. 2015. Menyingkap Sejuta Permasalahan Dalam Fath Al-Qarib. Cetakan
I. Jawa Timur : Anfa Press
5
Habib Syarief Muhammad. 2011. 79 Macam Shalat Sunnat Ibadah Para Kekasih Allah. Cetakan VIII.
Bandung : Pustaka Hidayah, hlm. 15

Shalat | 4
musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk
menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan
(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.6
Semua ibadah yang kita kerjakan adalah berhubungan dengan perilaku alam
semesta yang dirancang Allah Swt dengan satu sistem ad-dinul islam sebagai agama
yang diridhai Allah.

‫الس َمو ات َو َما ىف َأل ْر اض ام ْن دَأب َّ ٍة َو ْاملل َك ُة َو ُ ُْه َْل ي َْس تَ ْك ا ُِب ْو َن‬
َّ ‫َوا ال ال يَ ْْسُدُ َما اِف‬
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang ada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat)
tidak menyombongkan diri. (QS 16:49)

B. Mengapa Manusia Wajib Shalat


Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang berani meninggalkan shalat
berarti meruntuhkan agamanya. Shalat terdiri dari amalan lisan, amalan hati, dan
perbuatan anggota badan. Hal ini bersesuaian dengan kata “keimanan yang dimaknai
dengan “Shalat” dalam firman Allah SWT.:
َ َّ ‫اَّلل لا ُي اضي َع اميَانَ ُ ُْك ۚ ا َّن‬
‫اَّلل اِبلنَّ ااس ل َ َر ُء ٌوف َر اح ٌمي‬ ُ َّ ‫َو َما َاك َن‬
“Dan Allah tidak menyia-nyiakan Shalatmu (saat berkiblat ke Baitul Maqdis).
ِ ِ
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.” (QS
Al-Baqarah:143)
Islam menunjukkan satu sistem yang dinamis dan harmonis karena
membuktikan gerakan dan langkah perbuatan yang focus pada suatu tujuan, yaitu
hanya kepada Allah Ta’ala, Dzat Yang Maha Pencipta. Salah satu perintah-Nya adalah
Shalat. Bukan hanya manusia saja, bahkan seluruh makhluk di alam semesta
mengerjakan Shalat. Artinya, seluruh makhluk di alam semesta bergerak aktif dan
dinamis memposisikan dirinya secara proposional tunduk dan patuh terhadap
peraturan Allah Yang Maha Esa. Dan masing-masing makhluk mengetahui cara tasbih
dan Shalatnya kepada Allah.

6
Lasingrang Aditia. 2013. Shalat

Shalat | 5
Mengapa kita Shalat? Manusia adalah komponen alam semesta, sehingga
Shalat menjadi kewajibannya agar menjadi siklus dirinya Sejalan dengan siklus alam
semesta agar tidak bertentangan. Orang yang tidak Shalat berarti bertentangan dengan
siklus alam semesta, Padahal tidak ada satu makhlukpun di alam ini yang tidak tunduk
kepada Allah SWT. Jika manusia tidak Shalat, berarti ia membinasakan dirinya, ia
tidak memiliki poros, tidak memiliki pertahanan kuat untuk meng-antisipasi pengaruh
hal lain yang dating menuju dirinya. Sebagai akibatnya, Esensi orang tidak Shalat
sesungguhnya telah mati, sehingga ia bagaikan bangkai yang hidup. Karena seluruh
tindak-tanduk dan perilakunya bukan lagi atas kendali fitrah dirinya, akan tetapi
pengatuh As-Syaiton yang mempengaruhinya. 7
Adapun dalil yang mewajibkan bawasannya manusia diwajibkan untuk
menunaikan Shalat yang tertera dalam firman-Nya :

‫و َما ُأ ام ُر ٓو ۟ا ا َّْل ال َي ْع ُبدُ و ۟ا أ َّ ََّلل ُم ْخ ال اص َني َ َُل أ ال َين ُحنَ َفا َء َوي ُ اقميُو ۟ا أ َّلصلَ ٰو َة َوي ُ ْؤتُو ۟ا أ َّلز َك ٰو َة ۚ َو َذَٰ ا َِل اد ُين ألْقَ اي َم اة‬
ِ
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus”(Q.S Al-Bayyinah 95:5)
Dan sebagaimana Rasul menjelaskan dalam hadits nya :
‫ قال (بىن اْلسالم عىل مخسة عىل ان يوحدهللا واقام‬- ‫عن ابن معر عن النىب صىل هللا عليه وسمل‬
‫الصالة وااتء الزاكة وصيام رمضان واحلج‬
“dari Abdullah bin umar, dari rasul bersabda : Agama Islam itu Dibangun
atas lima perkara : agar mentauhidkan allah, mendirikan solat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji (HR. Bukhori dan
Muslim)8

7
Habib Syarief Muhammad. Op.cit. 11-13
8
Abdul Somad. 2013. 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat. Pekanbaru : hlm.7-8

Shalat | 6
C. Syarat Wajib, Syarat Sah dan Rukun Dalam Shalat
Adapun Syarat wajib Shalat ada tiga perkara, yaitu : Pertama, beragama islam,
maka tidak wajib bagi orang kafir mendirikan Shalat, dan tidak wajib mengqadha nya
apabila masuk islam, sedangkan orang murtad tetap wajib mengqadha nya apabila
kembali masuk islam. Kedua, akil baligh, maka tidak wajib bagi anak kecil, baik laki-
laki maupun perempuan, namun demikian keduanya diperintahkan untuk shalat
setelah berumur tujuh tahun jika sudah tamyiz pada umur tersebut, jika belum maka
setelah tamyiz, dan dipukul sebab meninggalkan Shalat setelah genap berumur sepuluh
tahun. Ketiga, berakal, maka tidak wajib Shalat bagi orang gila, dan itu semua
merupakan batasan taklif (pembebanan).
Syarat sebelum Shalat ada lima, Syarat adalah tanda, dan secara terminology
syar’i adalah perkara yang menentukan sahnya Shalat dan bukan bagian dari Shalat.
Berbeda dengan rukun , karena rukun termasuk bagian dari Shalat. Adapun Syarat sah
nya adalah sebagai berikut :
1. Suci dari hadats
2. Menutup Aurat
3. Menetap di Tempat yang Suci
4. Sudah Masuk Waktu Shalat
5. Menghadap Kiblat9

Makna rukun. Rukun sesuatu ialah bagian mendasar dari sesuatu tersebut,
seperti tembok bagi bangunan. Maka bagian-bagian shalat adalah rukun-rukunnya
seperti ruku’ dan sujud. Tidak akan sempurna keberadaan shalat dan tidak akan
menjadi sah kecuali apabila semua bagian shalat tertunaikan dengan bentuk dan urutan
yang sesuai sebagaimana telah dipraktekkan oleh Nabi SAW
Secara singkat bisa kita artikan bahwa rukun shalat adalah bagian penyusun
dari shalat tersebut. Ada berbagai macam versi tentang berapa rukun shalat. Namun
demikian, perbedaan versi tersebut tidaklah bersifat substansial, namun hanya
persoalan teknis belaka, seperti misalnya ada ahli fiqih yang menyebutkan
rukun thuma’ninah (“tak bergerak sejenak”) hanya sekali saja meskipun letaknya di

9
Faishal Amin, M.Munir dkk. Op.cit.,128-136

Shalat | 7
berbagai tempat, dan ada yang menyebutkannya secara terpisah-pisah. Juga ada di
antaranya yang menyatakan bahwa niat keluar dari shalat merupakan rukun, namun
ada juga yang menyatakan bahwa hal tersebut secara otomatis termaksudkan dalam
rukun salam pertama. Adapun rukun Shalat sebagai berikut :
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihrâm,
4. Membaca surat al-Fatihah; dimana Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan
bagian ayatnya
5. Ruku’,
6. Thuma’ninah
7. Bangun dari ruku’ dan I’tidal
8. Thuma’ninah,
9. Sujud
10. Thuma’ninah
11. Duduk diantara dua sujud
12. Thuma’ninah
13. Duduk untuk tasyahhud Akhir
14. Membaca tasyahhud Akhir
15. Membaca shalawat pada Nabi SAW saat tasyahhud Akhir
16. Salam pertama
17. Niat keluar dari shalat
18. Tertib; yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan”10

D. Jenis-Jenis Shalat
Shalat terbagi menjadi dua jenis yaitu, Shalat wajib dan sunnah. Shalat wajib
sendiri dapat kita ketahui terbagi menjadi 5 waktu yaitu, Dzuhur, Ashar, Maghrib,
Isya, dan Shubuh. Muhammadiyah melalui Majlis Tarjih pada Muktamar Tarjih di
Wiradesa Pekalongan Jawa Tengah tahun 1972 telah memutuskan tentang Shalat-
shalat Tathawwu’. Dalam Muktamar Tarjih tersebut dijelaskan bahwa shalat-shalat
Tathawwu’ yang berdasarkan tuntunan dari Nabi saw yang berdasarkan dalil yang kuat
ada 11 macam, yaitu;
1. Shalat sesudah wudhu,
2. Shalat antara adzan dan iqamah,
3. Shalat Tahiyat (hormat ketika masuk) masjid,
4. Shalat Rawatib,
5. Shalat Malam,
6. Shalat Dhuha

10
http://www.nu.or.id/post/read/83025/inilah-rukun-rukun-dalam-shalat

Shalat | 8
7. Shalat akan bepergian,(safar)
8. Shalat Istikharah (mohon dipilihkan,
9. Shalat kedua hari raya (Fithri dan Adha),
10. Shalat Gerhana Dua (matahari dan bulan) dan
11. Shalat Istisqa’ (mohon hujan).
12. Adapun pertanyaan kedua tentang hubungannya dengan hadits yang saudara
tanyakan, yang nash lengkapnya sebagai berikut:
‫ك َأ َذان ْ اَني َص َال ٌة ُ َُّث قَا َل‬ ‫هللا عَلَ ْي اه َو َس َّ َمل ب َ ْ َني ُ ا‬
‫ك َأ َذان ْ اَني َص َال ٌة ب َ ْ َني ُ ا‬ ُ ‫هللا بْ ان ُمغَفَّ ٍل قَا َل قَا َل النَّ ا ُِّب َص َّىل‬
‫َع ْن َع ْب اد ا‬
]‫ بني ك أأذانني صالة ملن شاء‬:‫ ا أألذان‬:‫ [رواه البخارى‬.‫اِف الث َّا الثَ اة لا َم ْن َش َاء‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah ibn Mughaffal ia berkata: Nabi saw bersabda:
Di ntara setiap dua adzan (ada) shalat, di antara setiap dua adzan (ada) shalat,
kemudian beliau menekankan pada kali ketiga (dengan tambahan) bagi siapa yang
menghendakinya.” [HR. al-Bukhari]
Hadits tersebut memberi petunjuk bahwa pada setiap kali sesudah adzan
menjelang iqamah disyariatkan shalat sunnah. Artinya antara adzan dan iqamah
tersedia waktu untuk mendirikan shalat sunnah sesuai dengan tuntunan Rasulullah
saw, baik shalat sunnah yang tergolong sunnah muakkadah , yaitu shalat sunnah yang
dikuatkan Pelaksanaan nya yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw atau
shalat sunnah ghairu muakkadah, yakni shalat sunnah yang tidak dikuatkan
Pelaksanaan nya, pernah dikerjakan oleh beliau tetapi sering ditinggalkan nya.11

E. Manfaat Shalat
Sebagai Umat Islam kita harus berbangga karena, Allah SWT melalui
Rasulnya begitu banyak memberikan kita pelajaran yang amat berguna dalam
menjalani kehidupan didunia ini. Rasulullah SAW memberikan kita tuntunan dalam
mengasah diri secara holistik, walaupun Rasullullah SAW bukan seorang dokter, tapi
tuntunannya sejak 1400 tahun yang lalu sampai sekarang menjadi panutan bagi kita
semua.
Beberapa pembelajaran shalat yang dikaitkan dengan medis, dapat dirilist sebagai
berikut:
1. Ruku’ dengan posisi yang benar akan memberikan manfaat antara lain;

11
https://sangpencerah.id/2013/12/11-sholat-shalat-tathawwu-berdasarkan/

Shalat | 9
a. Menjaga melekatnya tulang tungging dengan tulang belakang sehingga
persendian menjadi licin. Bagi wanita, jika tulang tungging melekat dengan
tulang belakang, maka mengakibatkan persendian kaku dan tulang pinggul
menyempit sehingga sulit melahirkan.
b. Dapat memperbaiki letak bayi yang kurang baik bagi ibu yang sedang hamil,
sehingga pada saat melahirkan tidak mengalami patah tulang tunggingnya.
c. Memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, terutama ke
otak/kepala sebagai pusat susunan syaraf.
d. Menghindarkan diri dari berbagai penyakit tulang belakang, seperti :
Acute Lumbargo ; sengal (rasa sakit) pinggang mendadak. Cronic
Recurant ; sengal (rasa sakit) pinggang menahun. Spondilosis;
tergelincirnya ruas tulang belakang.
e. Menyembuhkan kelainan-kelainan tulang belakang bagi anak-anak akibat
posisi duduk yang kurang baik pada saat belajar misalnya penyakit kiposis
(bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan skoliosis (bengkok ke kanan
atau ke kiri).

2. Sujud dengan posisi yang benar akan berpengaruh positif pada tubuh,yaitu:
a. Otot menjadi kuat, limpa terpijit sehingga aliran darah menjadi lancar
karenanya.
b. Berkembangnya otot dada bagi wanita, sehingga menghasilkan buah dada
yang montok dan bagus bentuknya.
c. Sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh akan lancar, keperluan darah
di otak pun akan terpenuhi. Karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan darah di otak akan banyak berpengaruh
seluruh tubuh.

3. Duduk tahiyat dengan posisi yang benar mengandung banyak manfaat, yaitu :
a. Bagi Wanita. Duduk tahiyat yang benar akan memperkuat bagian-bagian
kemaluan, sehingga di saat melahirkan tidak mudah terjadi kerobekan.
Dengan demikian juga terjaganya tiga lubang yang sangat berdekatan. Tiga

Shalat | 10
lubang tersebut adalah saluran kencing, lubang senggama, lubang dubur
atau poros.
b. Bagi Laki-laki. Dengan posisi duduk tahiyat yang benar kaki memijit
kemaluan, sehingga akan mengakibatkan lancarnya air seni, zakar (penis)
dapat ereksi dengan baik dan testis akan dapat memproduksi sperma lebih
banyak dan sehat serta hidup.
c. Telapak kaki kanan yang dapat menanggulangi penyakit kaki leter yang
biasanya menyebabkan tidak tahan berdiri atau berjalan.

4. Cara turun untuk sujud dan bangkit dari sujud yang baik dan benar akan dapat
memperkuat otot kaki , baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Ketika
hendak sujud, bagian tubuh yang pertama kali menyetuh tempat sujud adalah
kedua lutut, kemudian kedua telapak tangan dan akhinya barulah muka.
Selanjutnya jika bangun dari sujud bagian yang pertama kali diangkat adalah
muka, kemudian kedua telapak tangan dan akhirnya barulah kedua lutut.12

Beberapa pembelajaran shalat yang dikaitkan dengan medis, dapat dirilist sebagai
berikut:
1. Dalam shalat, ada sujud; sebuah posisi di mana kita merendahkan diri hingga
mencium tanah. Ini merupakan pengingat bagi kita akan kerendahan kita di
hadapan Allah Sang Pencipta, karena sesungguhnya di hadapan Allah, kita
hanyalah hamba yang mutlak sepenuhnya milik Allah.
2. Menyadarkan kita bahwa pada hakikatnya tiada yang mampu memberikan
pertolongan pada kita selain Allah.
3. Shalat dilakukan sehari semalam sebanyak 5 kali. Ini berarti ada 5 kali dalam
sehari semalam kita bisa bertobat, kembali kepada Allah, karena memang pada
dasarnya dalam sehari semalam, tidaklah mungkin kita terluput dari dosa, baik
disengaja ataupun tidak.

12
Deden Suparman.op.cit., 49-50

Shalat | 11
4. Memperkuat akidah dan keimanan kita pada Allah SWT, karena sesungguhnya
sehari-hari godaan kenikmatan duniawi dan godaan setan senantiasa
mengganggu akidah kita hingga kita lupa akan keberadaan Sang Khaliq yang
Maha Mengawasi. Dengan melakukan ibadah shalat, kita kembali
mempertebal keyakinan dan keimanan kita, sebagaimana tumbuhan kering
yang segar kembali sesudah diguyur hujan.

Sangat banyak Manfaat Shalat yang diperoleh kita baik dari segi medis maupun
psikis, disisi lain Manfaat Shalat juga dapat menambah kecintaan Rab kepada
hambanya dan akan menciptakan suatu jalinan ikatan yang continue, sehingga
kebaikan-kebaikan dalam dirinya akan terus bertambah lalu memanifestasikan
kenikmatan dalam beribadah.

Shalat | 12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagaimana diketahui bahwa shalat adalah merupakan pokok ajaran agama.
Untuk mewajibkan ibadah shalat, Allah SWT langsung memanggil Rosulullah SAW
ke langit melalui peristiwa Isra Mi’raj. Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang
berani meninggalkan shalat berarti meruntuhkan agamanya. Sholat Fardhu yang lima
waktu merupakan ibadah maktubah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat
muslim sebagain bukti dari ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada perintah Allah
SWT dengan syarat dan rukun yang melekat di dalamnya.
Untuk pendapat yang mahsyur Syarat Sah Shalat yaitu Ada 3 Syarat Wajib
Shalat ada 5, dan Rukun Shalat ada 18. Dari semua itu merupakan suatu sistem yang
saling berkesinambungan satu sama lain, untuk mendatangkan kekhusyuan dalam
melaksanakan ibadah Shalat.
Dalam Shalat Sunnah terbagi menjadi 9 macam seperti apa yang di sebutkan
diatas, kalimat “Shalat Sunnah” terdiri atas 2 variabel, yaitu “Shalat” dan “Sunnah”
apabila ditarik dari pengertian dari 2 variabel tersebut Shalat sunnah merupakan ibadah
yang boleh dilaksanakan ataupun tidak di laksanakan dan ibadah sunnah merupakan
ibadah pelengkap, seandainya ibadah wajib yang kita laksanakan ada yang kurang
maka dapat dilengkapi dengan ibadah sunnah tersebut. Dan Rasul bersabda :

ِ‫مَنْاَحْيَاء سُنَّتِيْقَقَدْاَحَبَّنِيْ وَمَنْاَحَبَّنِيْكَانَمَعِيفِىالْجَنَّة‬

“barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka sesungguhnya dia telah


mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku kelak bersamaku di surga”
B. Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan
kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan
kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat
sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan
diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata

Shalat | 13
dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang memiliki
banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi
larangannya dan melaksanakan segala perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi
Muhammad SAW.

Shalat | 14
DAFTAR PUSTAKA

Zaitun. 2013.Implementasi Pelaksanaan Shalat Fardu. Tanjung Pinang.

Amin, Faishal. 2015. “Menyingkap Sejuta Permasalahan dalam FATH AL-QARIB”.


Cetakan I. Jawa Timur: Anfa’ Perss.

Alaydrus Muhammad, Syarif. 2011. “79 Macam Shalat Sunnat Ibadah Para Kekasih
Allah”. Cetakan VIII. Bandung : Pustaka Hidayah

Somad, Abdul. 2013. “77 Tanya-Jawab Seputar Shalat”. Pekanbaru

Aditya, Lasingrang. 2013. “Makalah Tentang Sholat. Universitas Islam Negeri


Alauddin Makassar.

Hasbi, Ridwan. 2012. “Paradigma Shalat Jum’at Dalam Hadits Nabi. Pekanbaru.

Suparman, Deden. 2015. “Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Prespektif Psikis dan
Medis.

(Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/82685/sejarah-diwajibkannya-shalat)
(Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/83025/inilah-rukun-rukun-dalam-shalat)
(Sumber: https://sangpencerah.id/2013/12/11-sholat-shalat-tathawwu-berdasarkan/)

Shalat | 15

Anda mungkin juga menyukai