Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aji Sakti Hidayatullah (1865201045)

Dosen : Tito Inneka Widyawati, M.A.P


Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pengetahuan
Fakultas : FISIP (Ilmu Pemerintahan)

Pemikiran Ibnu Khaldun


Dalam prespektif Negara dan Filsafat Sejarah

Pengantar
Waliyuddîn Abu Zaid Abdurrahmân bin Muhammad Ibnu Khaldun al-
Hadrami al-Ishbili. Atau lebih popular dikalangan intelektual adalah Ibnu Khaldun,
beliau dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H atau tanggal 27 Mei 1332
dan wafat di Kairo pada tanggal 17 Maret 1406. Keluarganya berasal dari Hadramant
yang kemudian berimigrasi ke Seville (Spanyol) pada abad ke-8 setelah semenanjung
itu dikuasai Arab Muslim. Keluarga ini pro-Umayyah dan selama bertahun-tahun
menduduki posisi tinggi dalam politik di Spanyol sampai akhirnya hijrah ke Maroko.
Setelah dari Maroko, mereka menetap di Tunisia dan di Negara ini mereka dihormati
pihak istana dan diberi tanah milik dinasti Hafsiah.
Ibnu Khaldun mempelajari ilmuUniversitas
pada sejumlah guru, yang terpenting
Muhammadiyah adalah:
Tangerang
Abu Abdillah Muhammad bin al-Arabi al-Hashasyiri, Abu al-Abbas Ahmad bin al-
Qushshar, dan guru lainnya. Ia mempunyai kecerdasan yang cemerlang, sehingga
banyak yang mengatakan bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang Ensiklopedis (kamus
berjalan).
Meningkat dewasa, Ibnu Khaldun lebih mendalami pelajaran keagaman
sampai kemudian menjadi ahlinya. Berbagai bentuk ajaran Islam seperti hukum Islam,
masyarakat Islam, Hadist, dan pendalaman pembahasan al-Quran itu sendiri tidak
luput dari perhatian Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun aktif dalam kegiatan politik yang mengantarkannya menduduki
posisi strategis. Khaldun muda oleh Sultan Abu Inan dari Fez, Maroko mendapatkan
kepercayaan untuk menjadi sekretarisnya, Padahal waktu itu usianya masih 20 tahun.
Dia menetap di Maroko antara tahun 1354 sampai 1362 dan akhirnya meninggalkan
Afrika Utara menuju Granada, Spanyol pada tanggal 26 Desember 1362. Keputusan
ini diambil karena situasi politik Maroko menghangat dan sebelumnya dia sempat
dipenjara selama 21 bulan karena dituduh berkomplot dengan Pangeran Muhammad,
menggulingkan Abu Inan.

Sejarah Filsafat Negara


1
Di Granada Spanyol, Khaldun disambut hangat oleh penguasa di sana. Bahkan
di tahun berikutnya, Sultan menunjuknya sebagai duta Raja Castilla, Pedro, untuk
mengadakan perdamaian antara keduanya. Tugas ini diselesaikan dengan baik dan ia
menjadi seorang tokoh politik peringkat pertama. Keberhasilannya ini ternyata
membuat iri Ibnu Khatib yang merusak hubungannya dengan Sultan. Sehingga,
sebagaimana diuraikan dalam atTa’rif, Ibnu Khaldun pergi ke Bijayah.
Kedatangannya di sana mendapatkan sambutan baik dari sang Sultan dan ia diberi
Jabatan “Hijabah”, setingkat Perdana Menteri. Kemudian ia pindah lagi menuju ke
Biskarah, karena kedekatan nya dengan penguasa di sana, Ahmad Ibnu Yusuf Ibnu
Mazni.
Dunia karang mengarang akan memperlihatkan siapa diri Ibnu Khaldun yang
sebenarnya. Paling tidak dari sinilah kemudian melahirkan karya-karya yang
monumental dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti Kitab al-‘Ibrar wa
Dimah al-Mubtada’wa al-Khabar fi’Ibrar (sejarah umumu). Kitab setebal tujuh jilid
ini berisi kajian sejarah, yang didahului dengan Muqaddimah yang berisi pembahasan
tentang problematika sosial manusia (sosiologi). Pendapat yang dipertahankan Ibnu
Khaldun dalam Muqaddimah nya adalah hasil dari pengalaman pribadi dan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
bacaannya, yang merintis jalan bagi jiwa kritis, yang luar biasa untuk zamannya.
Franz Rosenthal menyatakan bahwa ini berhubungan dengan suatu kontribusi kepada
kepemikiran manusia yang dipusatkan pada soal-soal kemanusiaan. Kitab
Muqaddimah itu pada akhirnya berhasil menjadi pembuka jalan menuju pembahasan
ilmu-ilmu sosial manusia. Oleh karena itu, dalam ilmu sejarah islam, Ibnu Khaldun
dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik islam.

Sejarah
Menurut Ibnu Khaldun, dengan menggunakan istilah Fann al-tarikh sebagai
padanan kata sejarah, pada awalnya tidak lebih dari sekedar keterangan tentang
peristiwa-peristiwa politik, negara-negara, dan kejadian-kejadian pada masa lampau.
Fann al-tarikh adalah catatan tentang manusia, yang identik dengan peradaban dunia;
tentang perubahan yang terjadi pada watak peradaban; tentang revolusi dan
pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan lain; tentang kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam ilmu
pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa teori tersebut merupakan cikal bakal filsafat
sejarah yang Ibnu Khaldun kembangkan.

Sejarah Filsafat Negara


2
Bagian pertama dalam Muqaddimah mencoba melihat sekitar persoalan berita
sejarah yang lemah. Berita sejarah yang lemah yang berawal dari sangkaan dan
kesalahan. Sangkaan tidak dapat mengungkapkan nilai kebenaran sejarah artinya
kebenaran yang berangkat dari nilai-nilai yang memang terjadi. Hal itu kan
menjadikan subjektifitas saja kalau dijadikan sumber dalam penulisan sejarah.
Langkah yang diambil haruslah terlibat langsung dalam peristiwa itu ataupun melihat
secara nyata objek yang dijadikan tema penulisan atau yang biasa disebut sekarang ini
ialah observasi.
Dalam kitab Al-Ibrar Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa ilmu ini adalah ilmu
yang sangat baru, luar biasa, dan sangat berguna. Yang dimaksud ilmu baru oleh
Ibnu Khaldun, seperti yang Zainab Al-Khudairi adalah filsafat sejarah, yang di
Eropa baru dikenal beberapa abad kemudian. Memang cikal bakalnya telah bersemi
sejak zaman purba, misalnya dalam karya Aristoteles, Politics dan karya Plato
Republic, akan tetapi bahkan terminologinya sendiri terumuskan baru pada abad ke
delapan belas
Filsafat sejarah dalam pengertian yang paling sederhana adalah tinjauan
terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-
Universitas Muhammadiyah Tangerang
faktor esensial yang mengendalikan perjalanan peristiwa-peristiwa historis itu,
untuk kemudian mengiktisarkan hukum-hukum yang tetap, yang mengarahkan
perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi. Dalam
kelas sejarah, terkandung pengertian observasi dan usaha mencari kebenaran (tahqîq),
keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal sesuatu. Pengetahuan tentang
substansi, esensi dan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa.
Menurut Hegel, sejarah adalah perkembangan Roh dalam waktu,
sedangkan alam adalah perkembangan ide dalam ruang. Jika kita memahami
kalimat di atas, tentu kita akan memahami filsafat sejarah Hegel. Sistem menyeluruh
Hegel dibangun diatas tiga unsur utama (the great triad): Ide- Alam- Roh. Ide dalam
dirinya sendiri adalah sesuatu yang terus berkembang, dinamika realitas dari dan yang
berdiri dibalik layar- atau sebelum-dunia. Antitesis dari ide yang berada di luar
dirinya, yaitu Ruang, adalah Alam. Alam terus berkembang, setelah mengalami taraf
perkembangan kehidupan mineral dan tumbuhan kedalam diri manusia. Dan dalam
diri manusia terdapat kesadaran yang membuat ide menjadi sadar akan dirinya
sendiri. Kesadaran diri ini oleh Hegel disebut Roh, sedangkan antitesis ide dan Alam
dan perkembangan dari kesadaran ini adalah sejarah.

Sejarah Filsafat Negara


3
Pemikiran Hegel mengarahkan kita pada pemahaman bahwa sejarah
merupakan hasil ide yang terus berkembang dalam diri manusia, yang terkonstruksi
pada seluruh proses dunia.
Ada beberapa penulis yang berpendapat bahwa sejarah berjalan sesuai
dengan suatu kerangka tertentu dan bukannya secara acak-acakan, dan filsafat
sejarah adalah upaya untuk mengetahui kerangka tersebut yang diikuti sejarah dalam
perjalanannya, atau arah yang ditujunya, atau pun tujuan yang hendak dicapainya.
Menurut F. Laurent, sebagaimana dikutip al-Khudairi, menyatakan bahwa sejarah
tidak mungkin hanya merupakan seperangkat Rangkaian peristiwa yang tanpa
tujuan atau makna. Dengan demikian, sejarah sepenuhnya tunduk kepada
kehendak Tuhan seperti halnya peristiwa-peristiwa alam yang tunduk pada hukum-
hukum yang mengendalikannya.

Negara
Dalam kitab Muqaddimah juga disebutkan oleh Ibnu Khaldun bahwa sejarah
diawali dengan fase primitif atau sifat peradaban manusia kemudian berkembang
menjadi sebuah peradaban desa, suku dan bangsa liar, yang dikemukakan oleh Beliau
Universitas Muhammadiyah Tangerang
mengenai sifat masyarakat desa yang suka tolong-menolong, kemudian
berkembang menjadi sebuah kekhalifaan atau kerajaan dan di dalam sebuah
kerajaan itu berdirilah sebuah kota-kota, perusahaan, hingga majunya ilmu
pengetahuan atau disebut fase kemegahan. Dan dari watak manusia yang semakin
maju ilmu pengetahuan malah menjadikan adanya keliaran, pemberontakkan suatu
kelompok kepada kelompok lain yang bearkibat pada banyaknya keinginan manusia
membuat kerajaan-kerajaan dan negara-negara sendiri dengan tingkat yang
bermacam-macam, sehingga tidak adanya solidaritas ataupun keramah-tamahan
antara manusia hingga banyaknya peperangan yang akan haus kedudukan dan
merasa golongannyalah yang terbaik atau disebut fase kemunduran.
Ibnu Khaldun adalah seorang politisi yang sangat memahami dunia politik
Islam, khususnya pada abad keempat belas. Dengan melihat terjadinya keruntuhan
dan kelemahan yang menimpa dunia Islam pada umumnya ketika itu dan mengamati
sendiri kemunduran kebudayaan Arab-Islam di Andalusia di bawah tekanan pasukan
Spanyol, tidaklah mengherankan jika ia berpendapat bahwa segala sesuatu akan
hancur.

Sejarah Filsafat Negara


4
Ada beberapa negara yang mengalami fase kemunduran. Salah satunya yaitu
Suriah, Perang sipil di Suriah dipicu oleh perselisihan antara rakyat dan Presiden
Bashar Al-Assad. Warga Suriah lantas menuntut reformasi demokratis di negara
mereka. Terinspirasi dari gerakan Arab Spring di Timur Tengah, warga Suriah
menggelar demonstrasi besar-besaran terhadap pemerintahan Assad sekitar
pertengahan 2011 lalu.
Assad melawan para penentangnya itu dengan cara represif, seperti
penangkapan dan penyiksaan hingga memicu pemberontakan bersenjata sekitar 2012-
2013 lalu. Perang sipil Suriah juga semakin parah karena kemunculan ISIS pada 2014.
Di awal kebangkitannya, ISIS sempat menguasai sepertiga wilayah Suriah. Kehadiran
ISIS menggiring intervensi asing seperti Amerika Serikat dan Suriah dalam perang
sipil di negara tersebut.
Hegel dalam bukunya Philosophy of History mengembangkan sebuah teori
yang didasarkan pada pandangan bahwa Negara merupakan realita kemajuan
pikiran kearah kesatuan dengan nalar. Ia melihat Negara sebagai kesatuan wujud
dari kebebasan objektif dan nafsu subjektif adalah organisasi rasional dari sebuah
kebebasan yang sebenarnya berubah-ubah dan sewenang-wenang jika dibiarkan pada
Universitas Muhammadiyah Tangerang
tingkah laku individu. Filsafat sejarah bagi Hegel representasinya yang nyata terlihat
dalam bentuk- bentuk kekuasaan dalam Negara. lebih lanjut dalam pengantar bukunya
Philosophy of History ia menulis;
“Negara adalah ide tentang roh didalam perwujudan lahir kehendak
manusia dan kebebasanya. Maka bagi Negara, perubahan dalam aspek
sejarah tidak dapat membatalkan pemberian itu sendiri dan berbagai tahap
yang berkesinambungan dengan ide mewujudkan diri mereka di dalamnya
sebagai prinsip-prinsip politik yang jelas”
Hegel menunjukkan bahwa hakekat manusia dimasukkan dan diwujudkan
dalam kehidupan negara-bangsa. Menurutnya, negara-bangsa merupakan totalitas
organik (kesatuan organik) yang mencakup pemerintahan dan institusi lain yang ada
dalam negara termasuk keseluruhan budayanya. Hegel juga menyatakan bahwa
totalitas dari budaya, bangsa dan pemerintahannya merupakan individu sejati,
“Individu sejarah dunia adalah negara-bangsa”, maksudnya negara merupakan
individu dalam sejarah dunia.
Tahap pendirian negara merupakan tahapan untuk mencapai tujuan,
menaklukkan segala halangan dan rintangan, serta menguasai kekuasaan. Negara

Sejarah Filsafat Negara


5
sendiri tidak akan tegak kecuali dengan ‘ashabiah. Sebab ‘ashabiah menurut Ibnu
Khaldun, membuat orang berupaya menyatukan sebuah tujuan yang sama,
mempertahankan diri dan menolak atau mengalahkan musuh.
Negara merupakan manifestasi dari ide universal, memperjuangkan
kepentingan yang lebih besar. Seperti halnya Indonesia yang merupakan hasil dari
kumpulan ide-ide partikular dengan mengkonstruksikan menjadi sebuah negara untuk
kepentingan melindungi segenap bangsa indonesia, untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia.

Motor Penggerak
Motor penggerak sejarah Ibnu Khaldun ialah Al-Quran dan rasional. Hal
ini terlihat dimana Ibnu Khaldun mengelompokkan ilmu atas dua bagian. Kelompok
pertama ialah ilmu hikmah, dan falsafah. Ilmu ini didapat manusia karena alam
berpikirnya, dan dengan indra-indra kemanusiaannya ia dapat sampai pada objek-
objeknya, persoalan-persoalan dan aspek-aspek pengajarannya. Kelompok ini
bersumber dari proses pemikiran manusia dalam mencari nilai-nilai kebenaran yang
Universitas Muhammadiyah Tangerang
diyakini berdasarkan akal pikirannya.
Kelompok kedua lebih bersifat tradisonal (naqli), yang didapat dari seseorang
yang merumuskannya. Sumber kelompok ini lebih ditekankan pada sumber ajaran
agama. Sudah tentu ajaran-ajaran agama Islamlah yang menjadi sumber dari
kelompok ini. Dengan memakai Al-Quran dan Hadist, Ibnu Khaldun menyatakan
sumber ini yang menjadi patokan dasar ilmu tradisional.
Tujuan atau sasaran akhir dari sejarah menurut pandangan Ibnu Khaldun
ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha
penyempurnaan peri kehidupannya serta dapat mengambil hikmah untuk
memperkuat pondasi masa depan. Misalnya, dengan membuat perbandingan masa
lalu dengan masa kini. Karena bagi Beliau, ilmu sejarah ialah suatu ilmu yang
berharga jalannya, banyak faedahnya, mulia tujuannya dan ilmu sejarah itu
memberitahukan kepada kita peri hal orang-orang masa yang lampau, dari hal bangsa-
bangsa tentang budi pekerti mereka, dari hal Nabi-Nabi tentang perjalanan hidup
mereka, dari hal raja-raja tentang negara-negara dan siasat mereka. Sehingga
sempurnalah faedah mengikuti mereka pada yang demikian, bagi orang yang

Sejarah Filsafat Negara


6
bermaksud akan sesuatu, mengenai hal-ikhwal agama dan dunia. Maka ia
memerlukan kepada tempat pengambilan yang berbilang-bilang jumlahnya,
pengetahuan yang brmacam-macam, bagus penelitian dan ketekunan, yang membawa
orang yang bersifat demikian kepada kebenaran dan menjauhkan dari tergelincir pada
kesalahan-kesalahan

Simpulan
Dalam kelas filsafat, sejarah merupakan akar-akar asumsi yang berimplikasi
pada faktor-faktor esensial, dalam mengendalikan perjalanan historis tersebut, sejarah
juga berjalan sesuai dengan suatu kerangka tertentu dan bukannya secara acak-
acakan, bahwa sejarah tidak mungkin hanya merupakan seperangkat Rangkaian
peristiwa yang tanpa tujuan atau makna. Dengan demikian, sejarah sepenuhnya
tunduk kepada kehendak Tuhan
Pemikiran Ibnu Khaldun dalam konteks negara dan sejarah sangat relevan
untuk dikaji. Dia membagi negara menjadi tiga fase. dengan fase primitif atau sifat
peradaban manusia kemudian berkembang menjadi sebuah peradaban desa, suku dan
bangsa liar. Sifat masyarakat desa yang suka tolong-menolong, kemudian
Universitas Muhammadiyah Tangerang
berkembang menjadi sebuah kekhalifaan atau kerajaan, di dalam sebuah kerajaan itu
berdirilah sebuah kota-kota, perusahaan, hingga majunya ilmu pengetahuan atau
disebut fase kemegahan. Banyaknya keinginan manusia membuat kerajaan-kerajaan
dan negara-negara sendiri dengan tingkat yang bermacam-macam, sehingga tidak
adanya solidaritas ataupun keramah-tamahan antara manusia hingga banyaknya
peperangan yang akan haus kedudukan dan itu disebut fase kemunduran.

Tujuan atau sasaran akhir dari sejarah ialah sebagai edukasi agar manusia
sadar akan perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat sebagai sarana
penyempurnaan dalam kehidupannya serta dapat mengambil hikmah untuk
memperkuat pondasi masa depan

Sejarah Filsafat Negara


7
DAFTAR PUSTAKA
Kasdi, A. (2014). Pemikiran Ibnu Khaldun dalam Prespektif Sosiologi dan Filsafat
Sejarah. Filsafat Sejarah. 2(1), 291-307.
Munir, M. (2012). Ide-Ide Pokok Dalam Filsafat Sejarah. Pokok Filsafat Sejarah.
22(3), 274-299.
Sarah, Yunia. (2014). Pandangan Ibnu Khaldun Mengenai Filsafat Sejarah. Filsafat
Sejarah.
(Sumber:http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-adl/article/view/359/345
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/BAB++8+-
+PENGERTIAN+FILSAFAT+SEJARA.pdf)
(Sumber:http://eprints.walisongo.ac.id/219/3/094111009_Bab2.pdf)
(Ssumber:http://staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/BAB++9+-
+G.W.H.+HEGEL.pdf)
(Sumber:http://eprints.dinus.ac.id/14388/1/
[Materi]_FILSAFAT_HEGEL_MARXISME.pdf)
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Siklus_Ibn_Khaldun )
(Sumber:https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190522115148-
106-397316/lima-negara-porak-poranda-akibat-people-power )
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_sejarah )

Sejarah Filsafat Negara


8

Anda mungkin juga menyukai