Pengantar
Waliyuddîn Abu Zaid Abdurrahmân bin Muhammad Ibnu Khaldun al-
Hadrami al-Ishbili. Atau lebih popular dikalangan intelektual adalah Ibnu Khaldun,
beliau dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H atau tanggal 27 Mei 1332
dan wafat di Kairo pada tanggal 17 Maret 1406. Keluarganya berasal dari Hadramant
yang kemudian berimigrasi ke Seville (Spanyol) pada abad ke-8 setelah semenanjung
itu dikuasai Arab Muslim. Keluarga ini pro-Umayyah dan selama bertahun-tahun
menduduki posisi tinggi dalam politik di Spanyol sampai akhirnya hijrah ke Maroko.
Setelah dari Maroko, mereka menetap di Tunisia dan di Negara ini mereka dihormati
pihak istana dan diberi tanah milik dinasti Hafsiah.
Ibnu Khaldun mempelajari ilmuUniversitas
pada sejumlah guru, yang terpenting
Muhammadiyah adalah:
Tangerang
Abu Abdillah Muhammad bin al-Arabi al-Hashasyiri, Abu al-Abbas Ahmad bin al-
Qushshar, dan guru lainnya. Ia mempunyai kecerdasan yang cemerlang, sehingga
banyak yang mengatakan bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang Ensiklopedis (kamus
berjalan).
Meningkat dewasa, Ibnu Khaldun lebih mendalami pelajaran keagaman
sampai kemudian menjadi ahlinya. Berbagai bentuk ajaran Islam seperti hukum Islam,
masyarakat Islam, Hadist, dan pendalaman pembahasan al-Quran itu sendiri tidak
luput dari perhatian Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun aktif dalam kegiatan politik yang mengantarkannya menduduki
posisi strategis. Khaldun muda oleh Sultan Abu Inan dari Fez, Maroko mendapatkan
kepercayaan untuk menjadi sekretarisnya, Padahal waktu itu usianya masih 20 tahun.
Dia menetap di Maroko antara tahun 1354 sampai 1362 dan akhirnya meninggalkan
Afrika Utara menuju Granada, Spanyol pada tanggal 26 Desember 1362. Keputusan
ini diambil karena situasi politik Maroko menghangat dan sebelumnya dia sempat
dipenjara selama 21 bulan karena dituduh berkomplot dengan Pangeran Muhammad,
menggulingkan Abu Inan.
Sejarah
Menurut Ibnu Khaldun, dengan menggunakan istilah Fann al-tarikh sebagai
padanan kata sejarah, pada awalnya tidak lebih dari sekedar keterangan tentang
peristiwa-peristiwa politik, negara-negara, dan kejadian-kejadian pada masa lampau.
Fann al-tarikh adalah catatan tentang manusia, yang identik dengan peradaban dunia;
tentang perubahan yang terjadi pada watak peradaban; tentang revolusi dan
pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan lain; tentang kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam ilmu
pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa teori tersebut merupakan cikal bakal filsafat
sejarah yang Ibnu Khaldun kembangkan.
Negara
Dalam kitab Muqaddimah juga disebutkan oleh Ibnu Khaldun bahwa sejarah
diawali dengan fase primitif atau sifat peradaban manusia kemudian berkembang
menjadi sebuah peradaban desa, suku dan bangsa liar, yang dikemukakan oleh Beliau
Universitas Muhammadiyah Tangerang
mengenai sifat masyarakat desa yang suka tolong-menolong, kemudian
berkembang menjadi sebuah kekhalifaan atau kerajaan dan di dalam sebuah
kerajaan itu berdirilah sebuah kota-kota, perusahaan, hingga majunya ilmu
pengetahuan atau disebut fase kemegahan. Dan dari watak manusia yang semakin
maju ilmu pengetahuan malah menjadikan adanya keliaran, pemberontakkan suatu
kelompok kepada kelompok lain yang bearkibat pada banyaknya keinginan manusia
membuat kerajaan-kerajaan dan negara-negara sendiri dengan tingkat yang
bermacam-macam, sehingga tidak adanya solidaritas ataupun keramah-tamahan
antara manusia hingga banyaknya peperangan yang akan haus kedudukan dan
merasa golongannyalah yang terbaik atau disebut fase kemunduran.
Ibnu Khaldun adalah seorang politisi yang sangat memahami dunia politik
Islam, khususnya pada abad keempat belas. Dengan melihat terjadinya keruntuhan
dan kelemahan yang menimpa dunia Islam pada umumnya ketika itu dan mengamati
sendiri kemunduran kebudayaan Arab-Islam di Andalusia di bawah tekanan pasukan
Spanyol, tidaklah mengherankan jika ia berpendapat bahwa segala sesuatu akan
hancur.
Motor Penggerak
Motor penggerak sejarah Ibnu Khaldun ialah Al-Quran dan rasional. Hal
ini terlihat dimana Ibnu Khaldun mengelompokkan ilmu atas dua bagian. Kelompok
pertama ialah ilmu hikmah, dan falsafah. Ilmu ini didapat manusia karena alam
berpikirnya, dan dengan indra-indra kemanusiaannya ia dapat sampai pada objek-
objeknya, persoalan-persoalan dan aspek-aspek pengajarannya. Kelompok ini
bersumber dari proses pemikiran manusia dalam mencari nilai-nilai kebenaran yang
Universitas Muhammadiyah Tangerang
diyakini berdasarkan akal pikirannya.
Kelompok kedua lebih bersifat tradisonal (naqli), yang didapat dari seseorang
yang merumuskannya. Sumber kelompok ini lebih ditekankan pada sumber ajaran
agama. Sudah tentu ajaran-ajaran agama Islamlah yang menjadi sumber dari
kelompok ini. Dengan memakai Al-Quran dan Hadist, Ibnu Khaldun menyatakan
sumber ini yang menjadi patokan dasar ilmu tradisional.
Tujuan atau sasaran akhir dari sejarah menurut pandangan Ibnu Khaldun
ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha
penyempurnaan peri kehidupannya serta dapat mengambil hikmah untuk
memperkuat pondasi masa depan. Misalnya, dengan membuat perbandingan masa
lalu dengan masa kini. Karena bagi Beliau, ilmu sejarah ialah suatu ilmu yang
berharga jalannya, banyak faedahnya, mulia tujuannya dan ilmu sejarah itu
memberitahukan kepada kita peri hal orang-orang masa yang lampau, dari hal bangsa-
bangsa tentang budi pekerti mereka, dari hal Nabi-Nabi tentang perjalanan hidup
mereka, dari hal raja-raja tentang negara-negara dan siasat mereka. Sehingga
sempurnalah faedah mengikuti mereka pada yang demikian, bagi orang yang
Simpulan
Dalam kelas filsafat, sejarah merupakan akar-akar asumsi yang berimplikasi
pada faktor-faktor esensial, dalam mengendalikan perjalanan historis tersebut, sejarah
juga berjalan sesuai dengan suatu kerangka tertentu dan bukannya secara acak-
acakan, bahwa sejarah tidak mungkin hanya merupakan seperangkat Rangkaian
peristiwa yang tanpa tujuan atau makna. Dengan demikian, sejarah sepenuhnya
tunduk kepada kehendak Tuhan
Pemikiran Ibnu Khaldun dalam konteks negara dan sejarah sangat relevan
untuk dikaji. Dia membagi negara menjadi tiga fase. dengan fase primitif atau sifat
peradaban manusia kemudian berkembang menjadi sebuah peradaban desa, suku dan
bangsa liar. Sifat masyarakat desa yang suka tolong-menolong, kemudian
Universitas Muhammadiyah Tangerang
berkembang menjadi sebuah kekhalifaan atau kerajaan, di dalam sebuah kerajaan itu
berdirilah sebuah kota-kota, perusahaan, hingga majunya ilmu pengetahuan atau
disebut fase kemegahan. Banyaknya keinginan manusia membuat kerajaan-kerajaan
dan negara-negara sendiri dengan tingkat yang bermacam-macam, sehingga tidak
adanya solidaritas ataupun keramah-tamahan antara manusia hingga banyaknya
peperangan yang akan haus kedudukan dan itu disebut fase kemunduran.
Tujuan atau sasaran akhir dari sejarah ialah sebagai edukasi agar manusia
sadar akan perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat sebagai sarana
penyempurnaan dalam kehidupannya serta dapat mengambil hikmah untuk
memperkuat pondasi masa depan