Anda di halaman 1dari 18

IBADAH

MALIAH

Pertemuan ke Enam
Nilam Hairani
Pengertian Ibadah Maliyah
Ibadah maliyah adalah amalan-amalan
ibadah yang lebih banyak
dilakukan dengan sarana harta
benda atau ibadah yang
diwujudkan dalam bentuk
pemberian harta atau terkait
dengan harta :Yaitu menggunakan
harta yang Allah karuniakan untuk
apa-apa yang Allah cintai dan
ridhai. Seperti zakat, infaq dan
shodaqoh, dll
Macam-Macam Ibadah Maliah
Zakat
merupakan istilah untuk ibadah
harta yang hukumnya wajib dan
ketentuannya sudah termaktub
dalam al-Quran dan Hadits.
 Infaq
Mengeluarkan harta yang thayib
(baik) dalam ketaatan atau hal-
hal yang dibolehkan
 Shadaqah
Sesuatu yang diberikan untuk
mendekatkan diri kepada Allah
ta’ala
 Fidyah
Menempatkan sesuatu pada
tempat lain sebagai tebusan
(pengganti) nya, baik berupa
makanan atau lainnya. atau
Fidyah juga berarti kewajiban
manusia mengeluarkan sejumlah
harta untuk menutupi ibadah
yang ditinggalkannya
 Kifarat
1.Kifarat Sumpah
2.Kifarat Shaum
3.Kifarat Zhihar
4.Kifarat membunuh dg tidak sengaja

 Kurban/Udhiyyah
menyembelih binatang tertentu pada Hari Raya
Qurban (Idul Adha) atau Hari Tasyriq (11,12 dan
13 Dzulhijjah) dengan niat taqarub atau qurban
(mendekatkan diri) kepada Allah SWT
 Aqiqah
Aqiqah adalah binatang
(kambing atau domba) yang
disembelih dalam rangka
menyambut anak yang baru
dilahirkan. Aqiqah
dilaksanakan pada saat bayi
berumur 7 hari, sekaligus
dicukur habis rambutnya
(digunduli kepalanya) dan
disyi’arkan namanya. Apabila
pada hari ke 7 tidak bisa
dilaksanakan aqiqah, boleh
diundurkan sampai hari ke 14
atau hari ke 21.
 Al-Hadyu
Al-Hadyu adalah melakukan penyembelihan binatang
ternak (domba) sebagai pengganti pekerjaan wajib haji
yang ditinggalkan, atau sebagai denda karena melanggar
hal-hal yang terlarang mengerjakannya dalam prosesi
ibadah umrah atau haji atau bagi mereka yang memiliki
kemampuan melakukannya, atau bagi mereka yang
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap larangan-
larangan tertentu dalam ibadah haji.
Al-Hadyu juga bisa mencakup segala bentuk
penyembelihan binatang yang dilakukan di Tanah
Haram, baik sebagai pemenuhan dam, maupun
karena hal-hal lainnya seperti nadzar atau qurban.
Bagi mereka yang melakukan Haji Tamattu
(mendahulukan umrah sebelum haji) atau haji
Qiran (melaksanakan haji dan umrah secara
bersama-sama) wajib melakukan alhadyu. Kalau
tidak melakukan alhadyu, maka wajib berpuasa 10
hari, yang pelaksanaan puasanya 3 hari di tanah
Suci dan 7 hari di luar tanah suci.
 Dam
menyembelih binatang tertentu sebagai sangsi
terhadap pelanggaran atau
karena meninggalkan sesuatu yang
diperintahkan dalam rangka pelaksanaan
ibadah haji dan umrah atau karena
mendahulukan umrah daripada haji (haji
tamattu) atau karena melakukan haji dan
umrah secara bersamaan (haji qiran). Dam juga
diidentikkan dengan alhadyu, sekalipun tidak
selalu sama.
Dalam suatu hal alhadyu bisa lebih umum
daripada dam dan dalam hal lain dam bisa lebih
umum daripada alhadyu. Dam dilakukan bukan
untuk membuat sesuatu yang rusak (batal)
menjadi sah atau yang kurang menjadi lengkap.
Dam dilakukan sebagai salah satu bentuk
ketaatan kepada Allah SWT sekaligus juga
sebagai salah satu bentuk penghapusan atau
kifarat atas pelanggaran dalam pelaksanaan
ibadah dan atau umrah.
Urgensi Ibadah Maliyah
Ibadah maliah sangat penting dilihat
dari berbagai segi, antara lain:
Pertama, membersihkan harta
dari kotoran kebakhilan,
keserakahan, kekejaman dan
kezaliman terhadap kaum fakir
miskin.
Kedua, adalah berfungsi ekonomi,
membantu makanan bagi yang
miskin atau memerlukan,
Ketiga, memiliki fungsi sosial,
dengan memberikan zakat
kepada fakir miskin bisa menjaga
keseimbangan hidup atau
kesenjangan dan menghindari
ketidak adilan sosial.
Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang
kaya (aghniya) kepada yang tidak memiliki
harta sehingga terjalin keterpaduan antara
orang miskin dan orang kaya, karena kalau
telah terjadi keterpaduan diantara keduanya,
mudah-mudahanan bisa mengantisipasi dan
akan mengikis segala bentuk kejahatan yang
bisa terjadi dalam masyarakat akibat
kesenjangan dan ketidakadilan sosial.
Hikmah Ibadah Maliyah
1. Pertama, bagi si kaya, sesuai
dengan fungsinya, sebagai
pembersih harta, selain juga
pembersih hati
tuthohhiruhum
watuzaqqiihim bihaa. Jadi
dengan berzakat, harta itu
menjadi bersih dari hak-hak
orang lain yang dititipkan
oleh Allah kepada orang
kaya.
2. Kedua, bisa membersihkan hati
dari penyakit tamak, rakus,
kikir, dan serta penyakit-
penyakit hati lainnya. Jadi
zakat memiliki satu kekuatan
transformatif dalam
menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati muzakki.
3. Memberikan zakat atau infaq
dan lainnya kepada fakir miskin
bisa menjaga keseimbangan
hidup atau kesenjangan dan
menghindari ketidak adilan
sosial.
4. Memupuk rasa kasih sayang dan
kecintaan orang kaya (aghniya)
kepada orang miskin sehingga
terjalin keterpaduan antara
orang miskin dan orang kaya.
5. Mengikis segala bentuk
kejahatan yang bisa terjadi
dalam masyarakat akibat
kesenjangan, kecemburuan dan
ketidakadilan sosial.
Makna Spritual Ibadah Maliah Bagi
Kehidupan Sosial
Ibadah maliyah memiliki fungsi sosial, dengan memberikan
zakat atau infaq dan lainnya kepada fakir miskin bisa
menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan
menghindari ketidak adilan sosial.
Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang
kaya (aghniya) kepada yang tidak memiliki
harta sehingga terjalin keterpaduan antara
orang miskin dan orang kaya, karena kalau
telah terjadi keterpaduan diantara keduanya,
mudah-mudahanan bisa mengantisipasi dan
akan mengikis segala bentuk kejahatan yang
bisa terjadi dalam masyarakat akibat
kesenjangan dan ketidakadilan sosial.
1. Kifarat membunuh
2. Kifarat palsu
3. Kifarat saum dengan kifarat zihar
4. Membayar fidia untuk orang tua
5. Apakah ada persamaan amalan maliah
dengan amal ajariah

Anda mungkin juga menyukai