Anda di halaman 1dari 29

SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA DAN KONSEP DETERMINAN

KESEHATAN

Di Susun Oleh

Kelompok VII : 1. Nadia Rosita (20251064P)


2. Sahada Kartini (20250076P)
3. Sri Hartati (20251087P)
4.Uga Nidia A.K ( 20251090P)
5. Yeni (20251082P)
Dosen Pembimbing : Hj. Siti Aisyah,S.ST,N.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KHUSUS


UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
nikmat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah untuk tugas mata kuliah “Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan” yang berjudul “Sistem Kesehatan Di Indonesia Dan Konsep
Determinan Kesehatan”. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Praktik Kebidanan yang telah diberikan. Penulis menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan
baik pada teknis penyusunan maupun materi. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah penulis
selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dalam mempelajari mata
kuliah Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................2
C. Tujuan...................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem kesehatan nasional.....................................................3
B. Konsep determinan kesehatan...............................................20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................24
B. Saran .....................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping
sandang, pangan dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini,
memahami etika kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan
masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
disamping sandang, pangan, dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan
dewasa ini, memahami etika kesehatan merupakan tuntunan yang dipandang
semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter
dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien. Oleh
karena itu tatanan kesehatan secara normatif menumbuhkan pengembangan
hukum kesehatan bersifat khusus (Lex specialis) yang mengandung ketentuan
penyimpangan atau eksepsional jika dibandingkan dengan ketentuan hukum
umum (Lex generale).
Konsep dasar hukum kesehatan mempunyai ciri istimewa yaitu beraspek:
(1) Hak Azasi Manusia (HAM), (2) Kesepakatan internasional, (3) Legal baik
pada level nasional maupun internasional, (4) Iptek yang termasuk tenaga
kesehatan professional. Komponen hukum kesehatan tumbuh dari
keterpaduan hukum administrasi, hukum pidana, hukum perdata dan hukum
internasional. Dalil yang berkembang dalam hukum kesehatan dan pelayanan
kesehatan dapat mencakup legalisasi dalam moral dan moralisasi dalam
hukum sebagai suatu dalil yang harus mulai dikembangkan dalam pelayanan
kesehatan. Secara normatif menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 23
Tahun 1992, harus mengutamakan pelayanan kesehatan: 1. Menjadi tanggung
jawab pemerintah dan swasta dengan kemitraan kepada pihak masyarakat. 2.
Semata-mata tidak mencari keuntungan. Dua batasan nilai norma hukum
tersebut perlu ditaati agar tidak mengakibatkan reaksi masyarakat dan tumbuh
konflik dengan gugatan/tuntutan hukum.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Kesehatan Nasional?
2. Apa Landasan Sistem Kesehatan Nasional?
3. Apa Prinsip dasar pembangunan kesehatan?
4. ApaTujuan Sistem Kesehatan Nasional?
5. Apakah Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional?
6. Apa saja Subsistem Sistem Kesehatan Nasional?
7. Bagaimana proses penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional?
8. Apa yang dimaksud determinan kesehatan?
9. Apa saja macam-macam determinan kesehatan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Sitem Kesehatan Nasional.
2. Untuk mengetahui Landasan Sistem Kesehatan Nasional.
3. Untuk mengetahui Prinsip dasar pembangunan kesehatan.
4. Untuk mengetahui Tujuan Sistem Kesehatan Nasional.
5. Untuk mengetahui Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional.
6. Untuk megetahui Subsistem Sistem Kesehatan Nasional.
7. Untuk mengetahui proses penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional.
8. Untuk mengetahui determinan kesehatan
9. Untuk mengetahui macam-macam determinan kesehatan

D. TUJUAN
Tujuannya yaitu untuk mengetahui Sistem Kesehatan di Indonesia dan
Konsep determinan kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM KESEHATAN NASIONAL


a. Pengertian
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga merupakan
wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
b. Landasan SKN
1. Landasan idil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya :
a. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya
b. Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang
c. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia
d. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan
ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat
e. Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memperdayakan masyarakat yang lemah

3
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, dan ayat
(3); negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

c. Prinsip dasar pembangunan kesehatan


Sesuai dengan UU 17/2007 RPJPN 2005-2025, pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan dan SKN, mendasar pada aspek:
1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
3. Adil dan merata
4. Pengutamaan dan Manfaat
5. HAM
6. Sinergisme & Kemitraan yang Dinamis
7. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik
8. Dukungan regulasi
9. Antisipatif dan Pro Aktif
10. Responsif Gender
11. Kearifan lokal

d. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

e. Kedudukan SKN
1. Suprasistem SKN

4
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN
bersama dengan berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai
Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social.
2. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang
tidak hanya menjadi tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan juga
tanggungjawab dari berbagai sektor lain terkait yang terwujud dalam
berbagai bentuk sistem nasional. Dengan demikian, SKN harus
berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sistem nasional tersebut,
seperti :
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Sistem Perekonomian Nasional
c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional
d. Sistem Hankamnas, dan
e. Sistem-sistem nasional lainnya
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong
kebijakan dan upaya dari berbagai sistem nasional sehingga
berwawasan kesehatan.Dalam arti sistem-sistem nasional tersebut
berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan di Daerah, SKN merupakan acuan bentuk dan
cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem
kemasyarakatan termasuk swasta, Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat ditentukan olehdukungan sistem nilai dan budaya
masyarakat yang secarabersama terhimpun dalam berbagai sistem
kemasyarakatan.SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan

5
yangdipergunakan sebagai acuan utama dalam
mengembangkanperilaku dan lingkungan sehat serta berperan aktif
masyarakatdalam berbagai upaya kesehatan.
f. Subsistem SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accessible),
terjangkau (affordable), dan bermutu (quality) untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Unsur-unsur utama
Terdiri dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP):
1) UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular,  penyehatan lingkungan, dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan
makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan
bencana dan bantuan kemanusiaan.
2) UKP adalah setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

6
memulihkan kesehatan perorangan UKP mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk
pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik
dan kosmetika.
d. Prinsip
1) Berkesinambungan dan paripurna
2) Bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
3) Adil dan merata
4) Non diskriminatif
5) Terjangkau
6) Teknologi tepat guna
7) Bekerja dalam tim secara cepat dan tepat
e. Bentuk pokok
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a) UKM strata pertama
UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada masyarakat.
b) UKM strata kedua
UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjutan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.Penanggungjawab
UKM strata kedua adalah Dinkes Kab/Kota yang didukung secara
lintas sektor.Dinkes Kab/Kota mempunyai dua fungsi utama, yaitu
fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.Fungsi manajerial
mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di Kab/Kota.
Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat untuk lanjutan, yakni dalam rangka melayani

7
kebutuhan rujukan Puskesmas.Untuk dapat melaksanakan fungsi
teknis kesehatan, Dinkes Kab/Kota dilengkapi dengan berbagai unit
pelaksana teknis seperti : unit pencegahan dan pemberantasan
penyakit; promosi kesehatan; pelayanan kefarmasian; kesehatan
lingkungan; perbaikan gizi; dan kesehatan ibu, anak, dan Keluarga
Berencana.
Unit-unit tersebut disamping memberikan pelayanan langsung
juga membantu Puskesmas dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan
masyarakat. Rujukan kesehatan masyarakat adalah pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab atas masalah kesehatan masyarakat
yang dilakukan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga aspek : rujukan
sarana, rujukan teknologi dan rujukan operasional
c) UKM strata ketiga
UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.Penanggungjawab
UKM strata ketiga adalah Dinkes Provinsi dan Depkes yang didukung
secara lintas sektor.Dinkes Provinsi dan Depkes mempunyai dua
fungsi, yaitu fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasional.Fungsi
teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk unggulan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan
rujukan dari Kab/Kota dan Provinsi.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinaskesehatan
Provinsi dan Depkes perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan
yang dikelola oleh sektor kesehatan dan sektor pembangunan lainnya.
Contoh pusat unggulan adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit
Infeksi Nasional, dll.Pusat unggulan ini disamping menyelenggarakan

8
pelayanan langsung juga membantu Dinkes dalam bentuk pelayanan
rujukan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1)  UKP strata pertama
UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yg
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yg
ditujukan kepada perorangan.Penyelenggara UKP strata pertama
adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang diwujudkan melalui
berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik
perawat, dll.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh
Puskesmas.Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi
pelayanan, yakni pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan perorangan.Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas
dilengkapi denngan Puskesmas Pembantu,  Puskesmas Keliling,
Pondok Bersalin Desa, dan Pos Obat Desa. Pondok Bersalin Desa dan
Pos Obat Desa termasuk sarana kesehatan bersumber masyarakat.
Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang
diselenggarakan secara ilmiah telah terbukti keamanan dan
khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika termasuk
UKP strata pertama.
UKP strata pertama didukung oleh berbagai pelayanan penunjang
seperti toko obat dan apotek (dengan kewajiban menyediakan obat
esensial generik), laboratorium klinik, dan optik.Untuk menjamin dan
meningkatkan mutu UKP strata pertama perlu dilakukan berbagai
program kendali mutu, baik yang bersifat prospektif meliputi lisensi,
sertifikasi, dan akreditasi, maupun yang bersifat konkuren ataupun
retrospektif seperti gugus kendali mutu.
Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional
telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP
strata pertama melalui Puskesmas. Penyelenggara UKP strata pertama
akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan

9
konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih
dipadukan dengan pelayanan Puskesmas
2) UKP strata kedua
UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.Penyelenggara UKP
strata kedua adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang
diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi
spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4),
balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa
masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik
pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit
swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan
pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata pertama dalam
bentuk pelayanan rujukan medik.Pelayanan rujukan medik adalah
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik, baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan medik terdiri dari tiga aspek, yaitu : rujukan kasus, rujukan
ilmu pengetahuan, serta rujukan bahan-bahan pemeriksaan
laboratorium.
UKP strata kedua juga didukung oleh berbagai pelayanan
penunjang seperti apotek, laboratorium klinik, dan optik.Untuk
meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk program kendali
mutu penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat
(BKMM), balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas
C dan B non pendidikan milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan
BUMN), dan rumah sakit swasta.Berbagai sarana pelayanan tersebut
disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana
UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik.

3)  UKP strata ketiga

10
UKP strata ketiga adalah UKP  tingkatunggulan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara
UKP strata ketiga adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang
diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis konsultan, praktik
dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis konsultan, rumah sakit
kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah (termasuk
TNI/POLRI dan BUMN), serta rumah sakit khusus dan rumah sakit
swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan
pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata kedua, UKP
strata ketiga juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti
apotek, laboratorium klinik,dan optik.Untuk menghadapi persaingan
global, UKP strata ketiga perlu dilengkapi dengan beberapa pusat
pelayanan unggulan nasional, seperti pusat unggulan jantung nasional,
pusat unggulan kanker nasional, pusat penanggulangan stroke
nasional, dan sebagainya.Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan
berbagai bentuk program kendali mutu.

2. Subsistem Pembiayaan kesehatan


a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan sumberdaya keuangan secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

11
c.  Unsur – unsur Utama
Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama, yakni
pengendalian dana, alokasi dana, dan pembelanjaan.
1. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan
untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan
2. Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah
berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat,
maupun swasta
3. Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau
dilakukan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela

d. Prinsip
1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara
berdaya guna, adil, dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan
akuntabilitas
2.  Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan
keluarga miskin
3.  Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
perorangan yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui
jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial
yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan
melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal :
dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun
(misal : dana sosial keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.

e.  Bentuk Pokok


1.  Penggalian dana

12
1) Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan
pinjaman, serta berbagai sumber lainnya
2)  Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta
serta masyarakat.
3) Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public
private partnership yang didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan
4) Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat
sendiri guna membiayai upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana
sehat, atau dilakukan secara pasif, yakni menambahkan aspek kesehatan
dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di
masyarakat, misalnya dana sosial keagamaan
3.  Subsistem SDM Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat
kesahatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Tenaga kesehatan adalah
semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang
kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan
upaya kesehatan.

b. Tujuan
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi,
terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

c. Unsur – unsur Utama

13
1.Perencanaan tenaga kesehatan : upaya penetapan jenis, jumlah, dan
kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan
2 Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan : upaya pengadaan tenaga
kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah, dan kualifikasi yang telah
direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan
3.Pendayagunaan tenaga kesehatan : upaya pemerataan, pemanfaatan,
pembinaan, dan pengawasan tenaga kesehatan

d. Prinsip
1. Pengadaan tenaga kesehatan : jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga
kesehatan  disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan serta
dinamika pasar di dalam dan luar negeri
2. Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan asas pemerataan
pelayanan kesehatan serta kesejahteraan dan keadilan bagi tenaga
kesehatan
3. Pembinaan tenaga kesehatan diarahkan pada penguasaan ilmu dan
teknologi serta pembentukan moral dan akhlak sesuai dengan ajaran
agama dan etika profesi yang diselenggarakan secara berkelanjutan
4. Pengembangan karir dilaksanakan secara objektif, transparan,
berdasarkan prestasi kerja, dan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan secara nasional

4.  Subsistem Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan dan Makanan (Obat dan


Perbekalan Kesehatan)
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin
ketersediaan, pemerataan, serta mutu obat dan perbekalan kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung dalam rangka tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

14
b. Tujuan
Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, serta terjangkau oleh masyarakat untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

c. Unsur – unsur Utama


1. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
2. Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
3. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan Ketiga unsur di atas saling
bersinergi dan ditunjang dengan teknologi, tenaga pengelola serta
penatalaksanaan

d. Prinsip Obat dan Perbekalan Kesehatan


1. Merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sosial
2. Sebagai barang publik harus dijamin ketersediaan dan
keterjangkauannya
3. Tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan
4.  Penyediaan diselenggarakan melalui optimalisasi industri nasional
5. Pengadaan dan pelayanan obat di RS disesuaikan dengan standar
formularium obat rumah sakit, sedangkan di sarana kesehatan lain
mengacu kepada DOEN
6. Pelayanan diselenggarakan secara rasional dengan memperhatikan
aspek mutu, manfaat, harga, kemudahan diakses, serta keamanan bagi
masyarakat dan lingkungan
7. Pengembangan dan peningkatan obat tradisional
8. Pengamanan diselenggarakan mulai dari tahap produksi, distribusi,
dan pemanfaatan yang mencakup mutu, manfaat, keamanan dan
keterjangkauan
9. Kebijaksanaan obat nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama
pihak terkait lainnya.

15
5.  Subsistem Manajemen & Informasi Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan
yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan
penerapan IPTEK, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

b. Tujuan
Terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna
dan berdaya guna, didukung oleh sistem informasi, IPTEK dan hukum
kesehatan, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

c. Unsur-unsur Utama
Terdiri dari empat unsur utama, yakni administrasi kesehatan,informasi
kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukumkesehatan.
1. Administasi kesehatan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan
2. Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan
3.  IPTEK adalah hasil penelitian dan pengembangan yang merupakan
masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan
4. Hukum kesehatan adalah peraturan perundangundangan kesehatan yang
dipakai sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan

6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok,
dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling

16
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

b. Tujuan
Terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi, dan pengawasan sosial oleh
perorangan, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan.

c. Unsur – unsur utama


Terdiri dari tiga unsur utama, yakni pemberdayaan perorangan,
pemberdayaan kelompok, dan pembeerdayaan masyarakat umum.
1. Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran,fungsi, dan
kemampuan perorangan dalam membuat keputusanuntuk memelihara
kesehatan.Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri
yaknimempraktikkan PHBS yang diteladani oleh keluarga dan
masyarakatsekitar.Target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader
kesehatandalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersihdan
sehat. 
2. Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di
satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan di
dipihak lain dapat aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesmas. kegiatan
yang dilakukan dapat berupa program pengabdian (to serve), memperjuangkan
kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate), atau melakukan
pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan (to watch)
3. Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran, fungsi,
dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa sehingga di
satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan di
pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian,

17
memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan, atau
melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan.

g. Penyelenggaraan SKN
1. Pelaku SKN
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai SKN adalah :
a. Masyarakat
b. Pemerintah
c. Badan legislatif
d. Badan yudikatif

2. Proses penyelenggaraan
1) Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara berpikir dan bertindak yang
logis, sistematis, komprhensif, dan holistik dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan, antara lain:
a. Masukan : subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem SDM
kesehatan, dan subsistem obat dan perbekalan kesehatan
b. Proses : subsistem upaya kesehatan, subsistem pemberdayaan
masyarakat, subsistem manajemen kesehatan
c. Keluaran : terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil
guna, berdaya guna, bermutu, merata, dan berkeadilan
d. Lingkungan : berbagai keadaan yang menyangkut ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamnaan baik nasional,
regional, maupun global yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan
2) Penyelenggaraan SKN memerlukan keterkaitan antarunsur-unsur SKN,
yaitu :
a. Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
guna, sehingga upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan dapat
diselenggarakan secara merata, tercapai, terjangkau, dan bermutu bagi

18
seluruh masyarakat. Tersedianya pembiayaan yang memadai juga akan
menunjang terselenggaranya subsistem SDM kesehatan, subsistem obat
dan perbekalan kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat, subsistem
manajemen kesehatan
b. Subsistem SDM kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan tenaga
kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi, terdistribusi
secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan
seluruh lapisan masyarakat. Tersedianya tenaga kesehatan yang
mencukupi dan berkualitas juga akan menunjang terselenggaranya
subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem obat dan perbekalan
kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat, subsistem manajemen
kesehatan
c. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang
mencukupi, aman, bermutu, dan bermanfaat serta terjangkau oleh
masyarakat, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan dengan
berhasil guna dan berdaya guna
d. Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna menghasilkan
individu, kelompok, dan masyarakat umum yang mampu berperan aktif
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
e. Subsistem manajemen kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
fungsi-fungsi administrasi kesehatan, informasi kesehatan, IPTEK
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.

3) Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi, integrasi,


sinkronisasi, dan sinergism, baik antar pelaku, antar subsistem SKN,
maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN
4) Penyelenggaraan SKN memerlukan komitmen yang tinggi dan dukungan
serta kerjasama yang baik dari para pelaku SKN yang ditunjang oleh tata
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good governance)

19
5) Penyelenggaraan SKN memerlukan adanya kepastian hukum dalam bentuk
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan yang sesuai
6) Dilakukan melalui sikklus perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang dan
berkelanjutan

B. KONSEP DETERMINAN KESEHATAN


1. Pengertian
Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan
mempengaruhi ( membentuk)  status kesehatan dari individu atau masyarakat.
2. Macam-macam Determinan Kesehatan
a. Menurut Bloom, 1978, yang termasuk ke dalam determinan kesehatan
meliputi genetic, lingkungan, peleyanan kesehatan, dan perilaku individu.
Determinan kesehatan pada penyakit degenerative berupa : genetic: bakat
penyakit dari seorang individu yang diturunkan oleh orang tuanya;
misalnya hipertensi, DM dan sebagaianya. Lingkungan meliputi
keterpaparan individu dari hal yang menyebabkan penyakit degenerative,
misalnya terpapar radiasi dll. Determinan perilaku dalam hal penyakit
degenerative misalnya adalah gaya hidup individu yang menyebabkan
munculnya penyakit degenaratif, misanya gemar mengkonsumsi diet
yang tinggi kolesterol, MSG, dll. Determinan pelayanan kesehatan pada
penyakit degenerative meliputi kemmpuan dan ketersediaan institusi
pelayanan kesehatan dalam menangani penyakit degenerative.
b. Menurut Simon-Morton,dan Green1995 determinan kesehatan meliputi
Genetik, Lingkungan fisik, Lingkungan Sosial, Pelayanan kesehatan, dan
Perilaku. Perbedaaan dengan teori Blum adalah untuk determinan
lingkungan ebih dispesifikan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan
social.
c. Determinan sosial menurut Simon-Morton meliputi ekonomi, agama,
gender, budaya, demografi, populasi penduduk. Status ekonomi
seringkali mempengaruhi status kesehatan individu. Akses terhadap
pelayanan kesehatan yang terhambat akibat kemiskinan menjadi factor

20
yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Agama menjadi determinan
social karena agama merupakan panutan bagaimana seseorang individu
berperilaku baik sebagai social maupun sebagai individu itu sendiri.
Gender menjadi determinan social karena di beberapa Negara, termasuk
Indonesia, isu gender masih sangat kental. Kaum laki laki lebih dominan
daripada perempuan, termasuk dalam hal kesehatan. Budaya patriakal
merupakan salah satu contoh determinan social dalam hal budaya.
Menempatkan laki laki ( suami) sebagai pelindung, dan pengambil
keputusan untuk semuanya kadangkala sangat menentukan terhadap
status kesehatan masing masing individu.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing
faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
a. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Hal ini dikarenakan budaya
hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat
untuk menjaga kesehatannya.Diperlukan suatu program untuk menggerakan
masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik
tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan
masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang
berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga
lingkungan yang bersih dan sehat.
Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur,
merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari
sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-
kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas
melakukan kebiasaan-kebiasaan harian.Namun, bagaimanapun juga sikap yang
tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita
memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu
untuk mempertahankan kesejahteraannya.
b. Lingkungan

21
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi
fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat
kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik,
polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga
lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran
semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga
interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik.
Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
c. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan
masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah
dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan
dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang
memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat
yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan
Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen
kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program
kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat
preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini
seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.penyakit itu dapat
dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat
dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
d. Genetik

22
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu
menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu
bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu kita harus
terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa
mendatang.Namun masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya
kurang bahkan buruk.Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung.oleh
sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status
gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang
biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini
maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat
tertangani.

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem kesehatan nasional dalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai
upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna
menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagian perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 Pada
hakikatnya. SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya
Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan.
Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan
mempengaruhi ( membentuk)  status kesehatan dari individu atau masyarakat.

B. SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, semoga makalah ini bermanfaat bisa menambah wawasan bagi
pembaca maupun penulis

24
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar Fahmi. 2014. Kesehatan Masyarakat dan Globalisasi. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah. 2013. Filosofi Kebidanan. Jakarta: TIM.

Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik. Jakarta:

Rajawali Pers

Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Ircham Machfoedz dan Eko Suryani.2008.Pendidikan Kesehatan Bagian Dari

Promosi Kesehatan. Fitramaya.Yogyakarta

Soekidjo Notoatmojo, Prof, Dr. (2007). Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni,

Rineka Cipta. Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai