Mkalah Bu Atus
Mkalah Bu Atus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu obsteri
yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih mempunyai peranan
penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-negara berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau di rumah
sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai komplikasi yang
memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat mencegah komplikasi dan
mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara berkembang adalah tentang fasilitas
rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis masih memegang peranan dibandingkan
dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri 1998:101)
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat dan tepat
karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal, maka ditakutkan akan
terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan varney sesuai dengan kasus ibu bersalin normal
serta mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
1) Memahami teori persalinan
2) Melaksanakan pengkajian pada kasus persalinan normal
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan
data objektif
4) Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
5) Menentukan kebutuhan segera
6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus persalinan
normal
7) Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
8)Mendokumentasikan secara benar
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Pengertian
b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan
Normal 2008 : 37)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 )
d. Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan
selaput ketuban) keluar dari uterus ibu.
a. Teori penurunan hormon. minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penegang otot-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul His bila kadar kolesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen
dan progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale (flexus
franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan:
Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
Amniotomi: pemecahan ketuban
Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis Obstetri
1998:92)
- Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan
promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
- Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak dibagian
bawah sympisis
- Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan Bidang
hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
- Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3
terletak setinggi os koksigis.
(Ilmu Kebidanan 2008:105)
V. Tanda Persalinan
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) kala
satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
a. Fase laten
- Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
- Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.
b. Fase aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
di anggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).Dan pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata
1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).
Primi Multi
Serviks mendatar Mendatar dan membuka bisa
(effacement) dulu baru bersamaan
dilatasi
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
(Sinopsis Obstetri, 1998:95)
3. Kala III
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan
lahirnnya bayi, sudah melepaskan plasenta.
Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda
dibawah ini:
- uterus menjadi bundar
- uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim
- tali pusat bertambah panjang
- terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede pada
fundus uteri
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan:
Tingkat kesadaran penderita
Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
(Manuaba 1998:166)
Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah
Kala Primi Multi
I 13 jam 7 jam
II 1 jam jam
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PLOSO-JOMBANG
UK Jenis
No Umur tempat komplikasi Bayi Nifas
(mgg) kelamin
3. Hamil ini - - - - - - - -
h. Riwayat menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : teratur, 28 hari selama 7 hari
- Banyaknya : hari ke 1-4 2 kotex/ hari, 5-7 1 kotex/hari
- Dismenorhoe : kadang-kadang sebelum haid
- Flour albus :tidak ada
i. Riwayat kesehatan yang lalu
ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan
penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, asma, dan penyakit jantung.
j. Riwayat kesehatan keluarga
ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan penyakit menurun seperti DM, hipertensi dan penyakit menurun
seperti asma.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan : 2-3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan
Minum : 7-8 gelas dengan air putih
Saat hamil : makan : 3X/ hari dengan nasi, sayur, ikan, buah
Minum : 8 gelas air putih, satu gelas susu/hari
Saat inpartu : makan : nasi, sayur, lauk.
Minum : satu gelas teh, satu gelas susu, segelas air putih
2) Pola eleminasi
Sebelum hamil : BAK: lancar 5x/ hari, warna kuning, bau khas
BAB: 1x /hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
Saat hami : BAK: 6-7x/hari warna kuning, bau khas
BAB : 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
Saat inpartu : BAK: 1x/ hari warna kuning, bau khas,
banyaknya. 250cc
3) Pola istirahat dan tidur
Sebelum hamil : Tidur siang jam 12.00-13.00 ( 1 jam / hari)
Tidur malam jam 21.00-04.00 (7-8 jam/hari)
Saat hamil : Tidur siang jam 12.00-13.30 (1-2 jam/ hari)
Tidur malam jam 21.00-04.30 (7-8 jam/ hari)
Saat inpartu : Ibu belum tidur sama sekali
4) Pola kebiasaan diri
Sebelum hamil : mandi 2x/hari, keramas 2x/ minggu dan gosok
gigi 2x/ hari
Saat hamil : mandi 3x/ hari, keramas 3x/ minggu dan gosok gigi
2x/ hari
Saat inpartu : ibu belum mandi, hanya saja ibu membersihkan
daerah yang terkena urine dan darah.
5) Pola aktivitas
Sebelum hamil : ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu, mencuci dan memasak.
Saat hamil : ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
tetapi tidak terlalu berat.
Saat inpartu : ibu biasa ke kemar mandi sendiri untuk urine dan
membersihkan darahnya.
6) Pola seksualitas
Sebelum hamil : frekuensi 2x/ minggu
Saat hamil : frekuensi 1x/ minggu dan ibu mengurangi
frekuensinya saat kehamilan menginjak 17 bulan keatas.
Saat inpartu : ibu belum pernah melakukan aktifitas seksualnya.
l. Pengkajian psikologi
keadaan cukup baik yang didukung kehadiran keluarganya
m. Pengkajian social
ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga cukup baik
n. Pengkajian spiritual
ibu mudah dituntun untuk mengingat sang pencipta dan melantunkan lafadz-lafadz
Allah SWT
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Terkoordinasi
2. Tanda- tanda vital
Tensi : 120/80 mmtlg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36,5
Pernafasan : 20x/ menit
Berat badan : 58 Kg
Tinggi badan : 150 cm
3. Inspeksi
Kepala : rambut bersih agak bergelombang, hitam, tidak berketombe,
kulit kepala bersih
Muka : tidak ada oedem
Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, pergerakan bola
mata normal
Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak tampak lecy
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kel Tyroid
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
terdapat colostrum.
Perut : pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat striae gravidarum (
striae albican), terdapat linea nigra dan tidak ada bekas luka jaitan/
operasi.
Genetalia : warna kebiru-biruan (tanda chadwick) tidak terdapat luka
partut, varices (-) dan oedema (-) ada darah + lendir
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas atas: simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
oedema tidak ada sindaktil dan polydactil.
Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada ganguan pergerakan, tidak ada
oedema tidak oedema tidak sindaktil dan polydactyl.
4. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dank kel tyroid
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara.
Pemeriksaan leopold :
Lepold I : TFU : 3 jari bawah px (34 cm), teraba bulat, lunak tidak
melenting dibagian fundus.
Leopold II : teraba keras memanjang seperti papan dibagian kanan dan
dibagian kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III: bagian bawah janin teraba bulat, keras melenting (kepala)
kepala sudah masuk PAP (divergen).
5. Auskultasi
DJJ : 140x/ menit : 5 detik 12 x 5 detik tidak
5 detik 11 x 5 detik tidak
5 detik 12 x 5 detik tidak
354 = 140x/ menit
Puntum maksimum terletak sebelah kanan perut dibawah pusat
- Teori Mc. Donald
TFU : 34cm
TBBJ: (TFU-11) x 155 = (34-11) x 155 = 3465 gr
6. Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri +/+
7. Pemeriksaan dalam (vagina toucher)
Tanggal 9 mei 2011 jam : 14.00
Vulva : mengeluarkan lendir bercampur darah
Pembukaan : 5 cm bagian terdahulu : UUK
Ketuban : utuh bagian terkecil : tidak ada
Effecemen : 50% bagian terendah : kepala
Hodge : II
8. Pemeriksaan penunjang
- HB = 11 gr/dl
- Golongan darah = 0
II. INTEPRETASI DATA DASAR
Diagnosa (Dx) : Ny A kala I-IV dengan persalinan normal
Ds : Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga mulai jam 12.00 WIB
tanggal 9 mei 2011 merasa kenceng-kenceng pada perutnya, serta keluar
darah bercampur lendir dari kemaluannya.
Do : TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5
RR : 20x/ menit
VT :
Vagina : mengeluarkan darah bercampur lendir
Pembukaan : 5 cm bagian terkecil : tidak ada
Ketuban : utuh bagian terendah: kepala
Effecemen : 50% hodge : 2
Bagian terdahulu: UUK depan
DJJ : 140x/menit
5 detik 12x 5 detik tidak
5 detik 11x 5 detik tidak
5 detik 12x 5 detik tidak
35 x 4 = 140x/ menit
TBBJ : (TFU-11) x 155= (34- 11 ) x 155 = 3465 gr
Leopold I : TFU = 3 jari bawah px (34cm), teraba bulat.
Leopold II : Teraba keras memanjang seperti papan di
bagian kanan, dan dibagian kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Bagian bawah, janin teraba bulat, keras
melenting(kepala), kepala sudah masuk PAP(divergen).
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (3/5)
Masalah : ibu merasa cemas dalam proses persalinan nanti, karena kelahiran
anak ketiga ini sangat dinanti-nantikan.
Kebutuhan : - pendekatan dan dukungan emosional
- posisi nyaman
- observasi TVV
- cairan dan nutrisi
- pencegahan infeksi
- eliminasi
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial : tidak ada
Diagnose potensial : tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI (Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh)
Dx : Ny A kala I-IV dengan persalinan normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan persalinan dapat
terjadi secara dan tidak melewati garis waspada.
Kriteria Hasil : TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36,5 - 37,4
RR : 16-24 x/menit
HIS : 410 menit > 40 detik
Pembukaan : 10 cm
Penurunan kepala : 0/5 bagian
Effacement : 100%
Perdarahan Normal : kurang dari 500 cc
Lama kala I multi : 6-7 jam
DJJ : 120-160x/menit
Intervensi
1. Berikan dukungan emosional dan pendekatan terapiutik
R/ memberikan dukungan dan pendekatan yang baik akan terjalin kerjasama serta
kepercayaan pasien terhadap petugas kesehatan
2. Berikan posisi yang nyaman dan relaks
R/ kondisi tubuh yang nyaman dan tenang akan membantu meringankan kecemasan
pasien dalam menghadapi proses persalinan juga akan mempermudah persalinan
3. Bombing ibu bagaimana cara mengejan yang benar
R/ sikap kooperatif ibu dapat menciptakan kerjasama yang baik antara ibu dan petugas
kesehatan sehingga mempermudah persalinan
4. Lakukan observasi CHPB (contonen tiap jam, his tiap 10 menit, penurunan kepala
tiap 4 jam, bandle bila ada indikasi)
C: contonen (DJJ)
R/ DJJ sangat perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan perkembangan janin
H: His (kontraksi uterus)
R/mengetahui kekuatan uterus, mendeteksi dini adanya komplikasi
P: penurunan bagian terbawah ke dalam panggul
R/ penurunan kepala memantau kemajuan persalinan
B: bandle (tanda adanya rupture uteri imminent dengan adanya bundaran berbatas
tegas diatas sympysis)
R/ mendeteksi adanya rupture uteri iminent
5. Lakukan observasi TTV
R/ deteksi dini adanya komplikasi pada ibu dan janin
6. Berikan cairan dan nutrisi
R/ dehidrasi bisa menyebabkan melemahnya tenaga untuk mengejan karena cairan dan
nutrisi ibu sendiri diolah oleh tubuh dan diprodujsi sebagai bahan energi
7. Lakukan tindakan dengan tekhnik antiseptic
R/ mencegah terjadinya infeksi
8. Lakukan pemantauan eliminasi
R/ penurunan kepala dapat terhambat karena penuhnya kandung kemih
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam Percobaan dan Hasil TTD
9 Mei 2011 1. memberikan dukungan emosional dan pendekatan
terapiutik dengan cara menjelaskan mengenai keasaan
14.00 wib pasien untuk tenang, berdoa serta memberikan
dukungan bahwa dengan kondisi yang tenang akan
mempermudah dan mempercepat proses persalinan
2. memberikan posisi yang nyaman bagi klien, salah
datunya dengan posisi miring kiri, miring kanan dan
mengajarkan relaksasi dan nafas penjang dihirup
melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut.
3. membimbing ibu bagaimana mengejan yang baik
dan benar yaitu dagu ditempatkan di dada, mulut
terbuka tanpa suara, mengejan saat ada his/ perut
kenceng.
4. memberikan makan dan minuman selama dan akan
menghadapi proses persalinan, dengan memberikan
air putih pada pasien, makanan ringan, susu dan teh
manis.
5. melakukan segala tindakan dengan mengunakan
technik anti septic, seperti mencuci tangan 13
langkah. Serta memakai hanscoon bila aka melakukan
pemeriksaan dalam dan akan menolong persalinan.
6. memantau sudahkan ibu BAB dan BAK dengan
memeriksa kandung kemihnya.
BAB = tidak
BAK = ya, sebanyak 250 cc
7. melakukan observasi (HPB, VT dan TTV)
C (contonen)= 140x/menit
35 x 4 = 140x/menit
H (His): 5x dalam 10 menit selama 20-40 detik
P (penurunan): 3/5
B (Bandle): tidak ada
TD: 120/80 mmHg S: 36,5oc
N : 80 x/menit RR: 20 x/menit
VT:
vulva : mengeluarkan lendir bercampur darah
pembukaan : 5 cm
ketuban : utuh
effacement : 50%
bag. Terdahulu: UUK
bag terkecil: tidak ada
bag terendah: kepala
hodge: II
14.30 His: 5x dalam 10 menit selama 45 detik
DJJ: 140x/menit
N: 88x/menit
15.00 His: 5x dalam 10 menit selama 45 detik
DJJ: 140x/menit
N: 88x/menit
15.30 Observasi CHPB, VT, TTV
C (contonen): 140x/menit
P (penurunan) : 1/5
letak kepala, inpartu kala I fase aktif dengan keadaan ibu dan janin baik
P : berikan dukungan emosional pada ibu
Beri ibu nutrisi (minum/makan) sedikit demi sedikit
Lihat tanda gejala kala II
KALA II
Tanggal: 9 Mei 2011 jam: 15.35 wib
S : ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
O : K/U baik, kesadaran composmentis
Ada tanda gejala kala II:
ada dorongan kuat untuk meneran
ada tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
perineum tampak menonjol
vulva dan sfingter ani membuka
A : Ny A dengan kala II
P : berikan dukungan emosional pada ibu
Beri ibu nutrisi (minum/makan) sedikit demi sedikit
Asuhan persalinan normal
KALA II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
2. Memeriksa kelengkapan alat dan mematahkan ampul oksitosin serta memasukan spuit
kedalam partus set.
3. Memakai clemek plastic
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
6. Masukan oksitosin kedalam tabung suntik.
7. Membersihkan vulva dan perineum dari depan kebelakang dengan kapas.
8. Melakukan pemeriksaan dalam, untuk memastikan pembukaan lengkap.
9. Dekontaminasi sarung tangan dan cairan clorin 0,5 %
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus = DJJ= 12,
12,11= 140x/ menit
Menyiapkan Ibu Dan Keluarkan Untuk Membantu Proses Persalinan.
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan lengakap keadaan
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
13. Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika
ibu merasa belum ada dorongan kuat untuk meneran
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Meletakkan handuk bersih di perut ibu jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan 1 tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika itu
terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal, tarik cunam bawah untuk
melahirkan bahu depan dan tarik cunam atas untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyangga
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian (selintas). Bayi lahir spontan belakang kepala. Tanggal 9 Mei 2011,
Jam 16.00 wib. Jenis kelamin perempuan A-S: 4-7.
Penilaian Apgar Score:
5
Criteria 1 menit
menit
Frekuensi jantung/nadi 1 2
Berusaha nafas 1 1
Tonus otot 1 1
Menangis kuat 1 1
Kulit 0 2
Jumlah 4 7
Bayi asfiksia ringan, dilakukan tindakan HAIKAP 2 menit kemudian bayi menangis
(hangatkan, atur posisi, isap lendir, keringkan, atur posisi, penilaian)
26. Keringkan tubuh bayi. Mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang
kering, biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM, di 1/3 paha
bagian atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari
klem pertama
31. Dengan 1 tangan pegang tali pusat yang telah di klem, lakukan pengguntingan tali pusat
diantara kedua klem. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi, lepaskan
klem dan masukkan pada wadah yang disediakan
32. Letakkan bayi gar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap di dada
ibu. Usahakan kepala bayi diantara kedua payaudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala.
S : ibu mengatakan lega atas bayi yang baru saja dilahirkan meskipun ada
sedikit hambatan pada bayi
O : K/U baik, kesadaran composmentis
Ada tanda-tanda lepasnya plasenta:
- Perubahan bentuk dan tinggi fundus
(uterus berkontraksi, letak uterus bertambah tinggi)
- Tali pusat semakin memanjang
- Semburan darah mendadak 75 cc
A : Ny A dengan kala III
P : penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas sympisis untuk mendeteksi,
tangan lain menegang tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat diarah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati. Jika plasenta tidak
lahir dalam 30-40 menit. Hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, mintalah ibu, suami, atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
37. Lakukan penegangan dorso cranial hingga plasenta terlepas, mintalah ibu meneran
sambil menolong menarik tali pusar dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas
mengikuti poros jalan lahir.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan dua tangan pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan pada
wadah yang telah disediakan.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir. Lakukan masase uterus. Letakan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi.
KALA IV Tanggal 9 Mei 2011 Jam: 23.10 wib
S : ibu mengatakan lega karena ari-arinya sudah lahir dengan normal
O : plasenta lahir : lengkap
Kotiledon : lengkap
Selaput Plasenta : lengkap
Berat plasenta : 500 gr
Panjang tali pusat : 48 cm
Kelainan : tidak ada
Perdarahan : 150 cc
A : Ny A P21002 post partum kala IV dengan keadaan umum baik
P : penatalaksanaan kala IV
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagaian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh, masukan plasenta kedalam kantong plastic atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, dan lakukan penjaitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan, bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjaitan.
Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan,
tanggal 9 Mei 2011, Jam: 16.15 wib
CATATAN PERKEMBANGAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
setelah menyelesaikan pembahasan dengan mengembangkan tinjauan kasus dengan tinjauan
pada Ny A kala I-IV dengan Persalinan Normal. Pada tahap ini penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Sinopsis
Obstetri 1998: 91)
2. Kesamaan teori dan praktek sangatlah penting sehingga dapat diterapkan intervensi
dan dapat di implementasikan
3. Pada tanggal 10 Mei 2011, jam 08.00 wib. Ibu dipulangkan dengan keadaan baik dan
telah memperoleh asuhan:
- Persalinan normal
- Kunjungan nifas 6-8 jam
- Nutrisi seimbang
- Konseling ibu dan bayi
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a. Agar lebih sabar serta telaten dalam membimbing peserta praktek.
b. Dapat menerapkan teori dengan lapangan/lahan praktek sesuai dengan standart
kesehatan
2. Mahasiswa
a. Agar mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori
sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.
b. Supaya mahasiswa lebih disiplin serta mengefisienkan waktu dalam menjalankan
tugasnya.
3. Bagi klien
Klien hendaknya lebih memperhatikan kesehatan dirinya serta melakukan asuhan yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta: JNPK-KR
Prawiharjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB SP
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.