Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

Oleh :
MEGALIA
1614901110122

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS A KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Nutrisi


1.1 Definisi/ deskripsi kebutuhan nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto &
Wartonah, 2015).

Pemenuhan nutrisi merupakan proses memasukkan dan pengolahan


zat makan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. (A. Aziz Alimul H, 2009).

Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu


yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik (Wilkinso Judith M, 2007).Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme (NANDA, 2011).

1.2 Fisiologi sistem/ fungsi normal sistem pencernaan


Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat
yang sudah dicerna), air dan garam yang berasal dari zat makanan
untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi.Zat makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh.Agar makanan dapat dicerna
secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan
harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang
terus-menerus. Untuk ini dibutuhkan:
1. Pergerakan makan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi getah pencernaan
3. Absorbsi hasil pencernaan, air dan elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat
yang diabsorbsi.
Proses pencernaan makanan antara lain:
1. Mengunyah
2. Menelan
a. Pengaturan saraf pada tahap menelan
b. Tahap menelan diesofagus
3. Makanan dilambung
4. Pengosongan dilambung
5. Faktor reflex duodenum
6. Pergerakan usus halus
a. Gerakan kolon
b. Gerakan mencampur
c. Gerakan mendorong
7. Defekasi

Anatomi Sistem Pencernaan Manusia


Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memberikan tubuh
dengan nutrisi untuk tumbuh dan mempertahankan diri dan untuk
menghilangkan produk limbah dari tubuh.

Organ pencernaan manusia dan fungsinya:


a. Rongga mulut (cavum oris)
Pada rongga mulut makanan mulai dicerna secara mekanik dan
kimiawi.Adapun alat kelenjar di dalam rongga mulut adalah gigi,
lidah, dan kelenjar ludah.Di mulut, makanan dibasahi oleh air liur,
cairan lengket yang mengikat partikel makanan bersama-sama
menjadi massa lembut. Tiga pasang kelenjar ludah-kelenjar parotis,
kelenjar submaxillary, dan kelenjar sublingual-mensekresi air liur
ke dalam mulut. Air liur mengandung enzim yang disebut amilase,
yang mencerna molekul pati menjadi molekul yang lebih kecil dari
maltosa disakarida.

Selama mengunyah, lidah menggerakan makanan dan dan


memanipulasi itu menjadi massa disebut bolus. Bolus didorong
kembali ke dalam faring (tenggorokan) dan dipaksa melalui
pembukaan ke kerongkongan.

b. Faring
Bagian atas pada kerongkongan disebut tekak (faring) yang
merupakan pertemuan antara saluran pernapasan di depan
(nasofaring) dan saluran pencernaan di belakang (orofaring) yang
ditutup oleh epiglotis. Juga dikenal sebagai tenggorokan, faring
adalah sebagian kecil dari sistem pencernaan yang terletak antara
mulut dan kerongkongan (di belakang hidung). Dari mulut,
makanan dicerna saat didorong, tertelan dan pindah ke
kerongkongan melalui faring.

c. Esofagus
Makanan dari faring dilewatkan melalui kerongkongan dan
kemudian ke perut dengan gerakan peristaltik (kontraksi berirama
lambat dan relaksasi otot-otot kerongkongan). Pada ujung distal
esofagus, terletak lower esophageal sphincter (LES) yang
mencegah makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.

Kerongkongan adalah tabung berotot berdinding tebal terletak di


belakang tenggorokan yang memanjang melalui leher dan dada ke
perut. Ini bolus makanan bergerak melalui kerongkongan dengan
gerakan peristaltik: serangkaian kontraksi ritmis otot yang
mendorong bolus bersama. Kontraksi dibantu oleh tarikan
gravitasi.
d. Lambung
Kerongkongan bergabung dengan lambung pada titik tepat di
bawah diafragma.Sebuah katup seperti cincin otot yang disebut
sphincter jantung mengelilingi pembukaan ke perut.Sphincter
rileks saat bolus melewati dan kemudian dengan cepat
menutup.Lambung merupakan kantong kantong yang dapat
membesar terletak tinggi di rongga perut.Lapisan kontraksi otot
lambung pada bolus makanan dengan cairan lambung untuk
membentuk cairan pekat yang disebut chyme.Partikel makanan
dicerna sebagian dari kerongkongan diterima oleh lambung, di
mana mereka disimpan dan dicerna. Lambung mensekresi asam
cairan pencernaan (sekitar 2,8 liter per hari) untuk bahan kimia
yang memecah partikel makanan. Otot-otot tebal perut juga
mengaduk makanan yang tepat untuk memungkinkan pencampuran
dengan cairan pencernaan.
e. Usus halus
Setelah makanan dicampur dan dicerna dalam perut, itu
dipindahkan ke usus kecil (sekitar 20 meter) untuk pencernaan
lebih lanjut.Terdiri duodenum, jejunum, dan ileum, usus kecil
adalah bagian dari sistem pencernaan yang menyerap nutrisi dari
makanan yang dicerna.Enzim-enzim pencernaan disekresi oleh
lapisan usus kecil bersama dengan empedu (diproduksi oleh hati)
dan enzim pankreas sepenuhnya membantu pencernaan lebih lanjut
makanan.

Kebanyakan pencernaan kimia terjadi di duodenum.Di wilayah ini,


enzim mencerna nutrisi ke dalam bentuk yang lebih sederhana
yang dapat diserap.Sebagian besar penyerapan di usus kecil terjadi
dalam jejunum.Penyerapan selesai di bagian akhir dari usus kecil,
ileum.Zat yang belum dicerna atau diserap kemudian masuk ke
dalam usus besar.

f. Hati dan Pankreas


Hati adalah organ vital yang mengeluarkan air empedu untuk
pencernaan lemak.Empedu dari hati disimpan dalam kantong
empedu (struktur seperti kantung kecil) dan kemudian dilepaskan
ke usus kecil.Demikian juga, pankreas juga merupakan organ
terkait pencernaan yang menghasilkan campuran enzim untuk
pencernaan karbohidrat, lemak dan protein.

Hati memiliki fungsi penting dalam pengolahan produk-produk


dari pencernaan manusia.Sebagai contoh, sel-sel hati
menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah dan mengubah
glukosa menjadi polimer yang disebut glikogen untuk disimpan.

g. Usus Besar
Usus kecil bergabung dengan usus besar pada perut bagian kanan
bawah tubuh. Kedua organ bertemu di kantung buta disebut sekum
dan proses seperti jari kecil yang disebut usus buntu. Makanan
dari usus kecil melewati bagian sekum, dimana air dan elektrolit
yang diserap.Sisa makanan yang tidak tercerna (atau limbah)
ditransfer ke kolon asendens dulu, lalu ke usus besar arah
melintang dan kolon sigmoid.Limbah dari kolon sigmoid
dipindahkan ke rektum, di mana disimpan sampai saat buang air
besar.Akhirnya, limbah dilewatkan sebagai tinja melalui anus.

Elemen-elemen Nutrisi atau Zat Gizi

a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh.Sumber
karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu,
singkong.Selain itu karbohidrat juga berasal dari hewani.
b. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan
antibodi. Sumber protein hewani seperti susu, daging, telur, hati,
udang, kerang, ayam dan sebagainya. Protein nabati seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, tepung terigu dan sebagainya.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah
kalori lebih besar daripada karbohidrat dan protein.Sumber lemak
nabati seperti pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-
lain.Sementara lemak hewani seperti pada daging sapi, kambing
dan lain-lain.
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh.
Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme dalam
fungsinya sebagai katalisator.
e. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia.
f. Air
Merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupam sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk
ketubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang
diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter
sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam tubuh dan hanya
50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses selebihnya direabsorbsi.

Keseimbangan Energi

Energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologi
organ tubuh. Keseimbangan energi = pemasukan energi pengeluaran
energi.

a. Intake Energi
Energi yang masuk merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan.Besarnya energi yang dihasilkan diukur dengan
satuan kalori.Satu kilokalori juga disebut satu kalori besar (K) atau
kkal yaitu jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature 1 kg air sebanyak 10C. Satu kkal = 1 K atau sama
dengan 1000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia, maka akan
terjadi pemecahan glikogen yang tersimpan dalam hati dan
jaringan otot.

b. Output Energi
1. Output energi saat istirahat
Pada saat istirahat, energi dibutuhkan untuk proses-proses vital
tubuh seperti aktivitas enzim, pergerakan jantung, permapasan,
dan lain-lain.Energi yang dibutuhkan pada saat istirahat total
disebut BMR. Pengukuran BMR dilakukan dengan mengukur
konsumsi oksigen dan produksi CO pada saat istirahat dimana
seseorang harus puasa selama 12 jam, istirahat mental dan
fisik, tidur telentang selama tes, dalam keadaan sadar dan
temperature lingkungan antara 20-250C.
2. Output energi saat aktivitas
Energi yang dikeluarkan saat aktivitas tergantung dari jenis
aktivitas yang dilakukan.
Jika nilai intake energi lebih kecil dari output energi, maka
disebut keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan
dikeluarkan dan hal ini akan mengakibatkan penurunan berat
badan.

Status Nutrisi
karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks masa
tubuh dan berat tubuh ideal.
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan. BMI dihubungkan dengan penimbunan total lemak
dalam tubuh sehingga dapat dipakai sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Rumus
BMI diperhitungkan dengan pembagian berat badan (kg) per meter
kuadrat (kg/m2) atau berat badan dalam pons dilakukan konstanta
704,5 dibagi tinggi badan dalam inci kuadrat.
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat.Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari
jumlah tersebut. Rumus IBW diperhitungkan: (TB 100) 10%.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan nutrisi


1. Faktor fisiologis, merupakan faktor yang terkait dengan proses
pencernaan atau intake makanan.
a. Intake nutrisi
Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh menimbulkan
kekurangan nutrisi, demikian juga sebaliknya jika intake nutrisi
berlebihan juga menimbulkan ketidakseimbangan nutrisi
seperti: overweight, obesitas.
b. Kemampuan pencernaan dan absorbsi makanan
Kemampuan mencerna dan mengabsorbsi makanan
dipengaruhi oleh adekuatnya fungsi organ pencernaan.Adanya
peradangan saluran cerna atau organ pencernaan seperti
gastritis, kolesistisis, colitis serta adanya obstruksi usus
menimbulkan tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi.
c. Kebutuhan metabolic
Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh pada kondisi tertentu
dapat mempengaruhi status nutrisi seperti pada: masa
pertumbuhan yang cepat seperti bayi, remaja maupun keadaan
hamil. Meningkatnya metabolisme, stress maupun penyakit
tertentu seperti kanker dan AIDS.
2. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan
bersama, cara penyajiaan makanan, jenis makanan pasien, jika
mengalami perubahan maka dapat mempengaruhi selera dan intake
makan.
3. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan
masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan
tidak adekuatnya status nutrisi.
4. Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana
Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi berkurang
dengan demikian intake makanan juga otomatis berkurang.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga akan terganggu.
5. Penggunaan obat-obatan dan interaksi nutrisi
Penggunaan obat-obatan dalam jangka lama menimbulkan
komplikasi yang dapat menghambat intake makanan maupun
absorbs nutrient. Misalnya obat-obat untuk psikiatri.
6. Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda.Hal ini
berkaitan dengan meningkatnya aktivitas, BMR, maupun besarnya
masa otot.
7. Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan lebih
banyak nutrient. Demikian juga pada pembedahan saluran
pencernaan juga berpotensi tidak adekuatnya intake makanan.
8. Kanker dan pengobatan kanker
Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel berpoliferasi dengan
cepat dan tidak terkendali.Pembelahan sel yang cepat
membutuhkan energi yang banyak sehingga metabolism
meningkat.Pengobatan kanker dengan kemoterapi mempunyai efek
mual sehingga dapat mengurangi intake nutrisi.
9. Penggunaan alkohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan
nutrisi akan berkurang.
10. Status psikologis
Respon stress pada individu berbeda, ada individu yang
mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.

1.4 Macam-macam gangguan yang berkaitan dengan ketidakseimbangan


nutrisi
1. Kelebihan berat badan atau overweight
Overweight merupakan kelebihan berat badan dibandingkan
dengan berat badan ideal.Untuk menentukan status overweight
dipakai dengan ukuran Indeks Masa Tubuh (BMI atau IMT) serta
dengan membandingkan perhitungan berat badan ideal.
Overweight diidentifikasi dengan kriteria untuk orang Asia jika
BMI antara 23,0-24,9 (normal: 18,5-22,9) atau kelebihan berat
badan antara 10-20% dari berat badan ideal.
2. Obesitas
Merupakan kondisi dimana terjadi penimbunan lemak tubuh dalam
jumlah yang berlebihan dalam tubuh sehingga berat badan jauh
melebihi dari normal. Obesitas menurut WHO (2006)
dikelompokkan menjadi : preobesitas dengan BMI antara 30-34,9
kg/m2, obesitas IIdengan BMI 35,0-39,9 kg/m2dan obesitas III
dengan BMI lebih dari 40,0 kg/m2.
3. Berat badan kurang atau underweight
Underweight merupakan kondisi dimana berat badan kurang dari
berat badan normal, yaitu kurang dari 10% berat badan ideal atau
BMI kurang dari 18,5. Kondisi yang menyebabkan berat badan
kurang adalah asupan nutrisi yang kurang seperti pembatasan
makanan, ketidakmampuan menyediakan makanan, pecandu
alkohol dan obat terlarang serta berbagai penyakit seperti
hipertiroid, cacingan, TBC paru, penyakit kanker dan penyakit
infeksi.

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Apakah ada penurunan dan peningkatan berat badan
dan berapa lama periode waktunya?
d. Apakah ada status fisik pasien yang dapat
meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam?
e. Apakah ada toleransi makanan/minuman tertentu?
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus
a. Keadaan fisik: apatis, lesu
b. Berat badan: obesitas, kurus.
c. Otot: flaksia atau lemah, tonus kurang, tidak mampu
bekerja
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, reflek menurun
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver atau limpa
f. Kardiovaskuler: denyut nadi > 100x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan
tidak ada
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membrane mukosa pucat
j. Gusi: pendarahan, peradangan
k. Lidah: edema, hiperemasis
l. Gigi: karies, kotor
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exoftalmus
n. Kuku: mudah patah
o. Pengukuran antopometri:
a. Berat badan ideal: (TB-100) 10%.
b. Lingkar pergelangan tangan
c. Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal: Wanita: 28,5 cm
Laki-laki: 28,3 cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal: Wanita: 16,5 18 cm
Pria: 12,5 16,5 cm
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
a. Albumin: (N:4-5,5 mg/100 ml)
b. Transferin: (N:170-25 mg/100 ml)
c. Hb: (N: 12 mg%)
d. BUN: (N: 10-20 mg/100 ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki 0,6-1,3
mg/100 ml. Wanita: 0,5-1,0 mg/ 100 ml)

2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(NANDA 2011).
2.2.1 Definisi
Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan
metabolisme tubuh (NANDA, 2011).
2.2.2 Batasan Karakteristik
Penggunaan diagnosis ini hanya jka terdapat satu diantara tanda
NANDA berikut:
- Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan
ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh
- Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik
kalori total maupun zat gizi tertentu
- Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang
adekuat
- Melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari
recommended daily allowance (RDA).
Subjektif:
- kram abdomen
- nyeri abdomen
- menolak makan
- indigesti
- persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- melaporkan perubahan sensasi rasa
- melaporkan kurangnya makanan
- merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
Objektif:
- pembuluh kapiler rapuh
- diare
- adanya bukti kekurangan makanan
- kehilangan rambut yang berlebihan
- bising usus hiperaktif
- kurang informasi, informasi yang salah
- kurangnya minat terhadap makanan
- membrane mukosa pucat
- tonus otot buruk
- menolak untuk makan
- rongga mulut terluka (inflamasi)
- kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau
mengunyah
2.2.3 Faktor yang berhubungan
- ketergantungan zat kimia
- penyakit kronis
- kesulitan mengunyah atau menelan
- faktor ekonomi
- intoleransi makanan
- kebutuhan metabolik tinggi
- refleks mengisap pada bayi tidak adekuat
- kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
- akses terhadap makanan terbatas
- hilang nafsu makan
- mual dan muntah
- pengabaian oleh orang tua
- gangguan psikologis
Diagnosa 2: Gangguan menelan
2.2.4 Definisi
Fungsi mekanisme menelan yang tidak normal, berhubungan
dengan defisit struktur atau fungsi mulut, faring atau esofagus
(NANDA, 2011).
2.2.5 Batasan Karakteristik
Gangguan fase faring:
- ketidaknormalan fase faring pada pemeriksaan menelan
- perubahan posisi kepala
- tersedak, batuk, dan muntah
- penundaan menelan
- penolakan makanan
- suara serak
- elevasi laring yang tidak adekuat
- menelan berulang-ulang
- refluks hidung
- infeksi paru berulang
- demam yang tidak jelas penyebabnya
Gangguan fase esofagus:
- ketidaknormalan fase esofagus pada pemeriksaan menelan
- napas berbau asam
- gemeretak
- keluhan adanya sesuatu yang tersangkut
- penolakan makanan atau membatasi volume
- nyeri epigastrik atau nyeri ulu hati
- hematemesis
- hiperekstensi kepala (misalnya, mendongak ketika atau
setelah makan)
- bangun atau batuk dimalam hari
- tampak mengalami kesulitan dalam menelan
- regurgitasi isi lambung atau sendawa
- menelan berulang-ulang
- iritabilitas yang tidak dapat dijelaskan saat makan
- muntah
- muntah pada banta
Gangguan fase mulut
- ketidaknormalan fase mulut pada pemeriksaan menelan
- batuk, tersedak, dan muntah sebelum menelan
- makanaan jatuh dari mulut
- makanan dikeluarkan dari mulut
- ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
- penutupan bibir tidak sempurna
- kurang mengunyah
- kurangnya aktivitas lidah untuk membentuk bolus
- waktu makan lama dengan konsumsi sedikit
- refluks hidung
- menelan sedikit demi sedikit
- genangan pada sulkus lateral
- pemasukan bolus lambat
2.2.6 Faktor yang berhubungan
Defisit congenital
- masalah perilaku pemberian makan
- masalah hipotonia yang signifikan
- penyakit jantung kongenital
- riwayat pemberian makan melalui slang
- obstruksi mekanis (misalnya edema, slang trakeostomi,
tumor)
- gangguan neuromuscular (misalnya penurunan atau
ketiaadaan refleks muntah, gangguan perseptual, paralisis
wajaha)
- gangguan pernapasan
- anomali jalan napas atas
Masalah neurologis
- kelainan anatomis dapatan
- paralisis serebri
- keterlibatan saraf cranial
- penyakit refluks gastroesofagus
- abnormalitas laring atau orofaring
- defek rongga hidung atau nasofaring
- defek trakea, laring, atau esofagus
- trauma
- cedera kepala akibat trauma
- anomali jalan napas atas
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
- Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan,
yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut: (sebutkan 1-
5: tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, sangat
adekuat).
a. Makanan oral atau pemberian makanan lewat selang
b. Asupan cairan oral atau IV
- Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Mandiri
1) Kaji faktor yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
nutrisi
- Banyak faktor yang mempengaruhi kekurangan nutrisi
sehingga identifikasi faktor penyebab menjadi penting
sebagai bahan intervensi
2) Tanyakan kebiasaan makan, pantangan makan, alergi dan
jenis makanan yang disukai
- Data untuk perencanaan makan pasien
3) Timbang berat badan pasien
- Berat badan merupakan salah satu indikator status nutrisi
4) Jaga kebersihan badan dan mulut pasien
- Meningkatkan selera makan pasien
5) Anjurkan pasien makan dengan porsi yang kecil tetapi sering
sesuai dengan diet yang diberikan
- Mengurangi rasa mual dan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
6) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang
sesuai
- Merencanakan jenis dan diet yang sesuai kebutuhan pasien
Diagnosa 2: Gangguan menelan
2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
- Menunjukkan status menelan, yang dibuktikan oleh indicator
berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, tinggi, sedang,
rendah dan tidak ada gangguan)
a. Mempertahankan makanan di dalam mulut
b. Mampu menelan
c. Mampu untuk mengosongkan rongga mulut
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Mandiri
1) Pantau tingkat kesadaran, refleks batuk, refleks muntah dan
kemampuan menelan
- Menurunkan resiko aspirasi
2) Atur posisi pasien 900 selama makan
- Mencegah dan menurunkan resiko aspirasi
3) Kaji mulut dari adanya makanan setelah makan
- Mengatahui kemampuan menelan pasien
Kolaborasi
4) Konsultasikan dengan ahli gizi tentang makanan yang
mudah ditelan
- Memfasilitasi pasien agar mudah menelan serta mencerna
makanan

III. Daftar Pustaka


1. Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Wilkinson Judith M & Nancy R Ahem. (2011). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC
Edisi 9. Jakarta: EGC.
3. http://dokumen.tips/documents/laporan-pendahuluan-nutrisi-
55a74de49c4b9.html
4. http://www.sridianti.com/fungsi-organ-sistem-pencernaan-
manusia.html
Banjarmasin, November2016

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(...) (.....)

Anda mungkin juga menyukai