Dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak
pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik
tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas
suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.
Manusia merupakan satu dari jutaan Makhluk Allah yang hidup dengan berkelompok.
semakin maju peradaban, semakin maju pula cara manusia berkelompok. Seperti yang
kita lihat ahir-ahir ini, banyak sekali muncul kelompok, komunitas, ataupun organisasi
dengan berbagai latar belakang. Agama, kepentingan, nasib merupakan beberapa
alasan yang kerap melandasi terbentuknya suatu kelompok.
Himpunan Mahasiswa Teknik Computer-Informatika (HMTC), organisasi mahasiswa
yang berdomisili di kampus perjuangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
(ITS Surabaya), misalnya, merupakan salah satu bentuk organisasi yang (mungkin)
awalnya dibentuk karena persamaan nasib. karena itulah, hanya mahasiswa-
mahasiswa yang bernasib sama yang bisa menjadi anggota HMTC, yaitu mahasiswa
yang kebetulan menuntut ilmu di Jurusan Teknik Informatika ITS.
Sebuah organisasi, tentu tidak akan pernah menjadi besar jika anggotanya hanya
berfikir bahwa keberadaanya dalam organisasi tersebut hanya didasarkan atas
kesamaan nasib belaka. Tentu dalam perjalananya anggota organisasi yang seperti itu
haruslah melakukan redefinisi atas eksistensinya tersebut. Persamaan tujuan, salah
satu hal yang bisa memacu semua anggota organisasi untuk lebih memajukan
organisasinya.
Ketika semua anggota sudah memiliki pandangan yang sama tentang goal set yang
akan dicapai organisasinya, maka dinamika organisasi barulah dimulai. bukan berarti
persamaan kepentingan dan tujuan hanya akan melahirkan sebuah bentuk kerjasama
yang solid, justru memungkinkan sekali timbul friksi tentang bagaimana cara
pencapaian tujuan tersebut. Di HMTC misalkan, ketika tujuanya adalah lebih
menyejahterakan anggotanya, maka akan banyak benturan atas metode yang akan
digunakan, pun juga ketika HMTC bertujuan untuk mengenalkan Teknik Informatika ITS
ke dunia luar, pasti ada cara dan konsep yang mungkin menimbulkan pro dan kontra.
Dinamika dalam pencapaian suatu tujuan merupakan hal yang wajar, selama masing-
masing pihak masih punya ghiroh untuk duduk bersama dengan azas kekeluargaan
yang profesional. karena jika disikapi dengan arif, sebuah konflik bisa menjadi elemen
yang konstruktif untuk memajukan organisasi. Dan konflik apabila di-manage dengan
baik, maka buka hal yang mustahil akan lahir sebuah kompetisi yangsehat. Dan sudah
menjadi tanggung jawab seorang pemimpin organisasi untuk menjaga semangat
kompetisi yang sehat dalam organisasinya.
PENGERTIAN KONFLIK
Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling
berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi
pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak.
JENIS-JENIS KONFLIK
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik
tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
5. Distorsi komunikasi.
MENGENDALIKAN KONFLIK
Konflik agar tidak mengarah ke destruksi harus bisa dikendalikan, antara lain dengan
cara sebagai berikut:
TEORI MOTIVASI
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia,
yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja
akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah
mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :1.Pernyataan motif antar orang adalah tidak
sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda
pula.2.Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak
sama.3.Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.4.Motif
dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan5.Suatu ekspresi prilaku
dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.Berikut ini dikemukakan huraian
mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong dari prilaku manusia.
Motif Kekuasaan
Motif Berprestasi
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk
berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang
mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
MOTIVASI/KESIMPULAN
Kebiasaan selama ini dimana konflik ditempatkan dalam destructive zone perlu
direformasi kedalam dinamis zone. Konflik yang bersifat positif harus dimanage secara
cerdas, tepat dan profesional. Sehingga ada peningkatan performance dan dinamika
organisasi. Akhirnya konflik bisa didesign sebagai mesin dinamika organisasi
Adanya konflik jangan dianggap sebagai suatu kemunduran tapi bisa dianggap sebagai
dinamika organisasi dan juga agar organisasi tidak menjadi stagnan. Dan yang lebih
penting lagi untuk belajar bersama dari adanya konflik tersebut, dengan konflik
menjadikan anggota maju dalam berpikir, maju dalam wawasan, maju dalam wacana
dan bisa menghargai beda pendapat. Dan yang terakhir agar organisasi bisa menjadi
hidup.
Pelaku konflik tidak dianggap sebagai musuh, pelaku konflik jangan dianggap sebagai
perusak organisasi tapi harus ditempatkan sebagai motor dinamika organisasi.