Wiro Fixed Proposal Kti Fajar
Wiro Fixed Proposal Kti Fajar
Wiro Fixed Proposal Kti Fajar
Disusun oleh
FAJAR RIFKI PRASETYA
20130310025
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
FAJAR RIFKI PRASETYA
20130310025
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Penulis meyakini bahwa proposal karya tulis ilmiah ini tidak akan dapat
tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
2. dr. Prasetio Kirmawanto, Sp.PD., M.Sc selaku Dosen Pembimbing, yang telah
serta petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal sampai akhir
3. Para dosen serta staf karyawan yang telah memberikan bekal ilmu selama
Yogyakarta.
4. Kedua orang tua dan adik-adik saya yang senantiasa mendoakan dan
mendukung.
iii
iv
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga amal baik
proposal karya tulis ilmiah ini, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna hasil
yang lebih baik. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini mendapat ridho dari
Penulis
DAFTAR ISI
ii
I. Etika Penelitian .............................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
iii
iv
INTISARI
Latar Belakang : Pada tahun 2013 prevalensi obesitas sentral di Indonesia adalah
26.6%. Pada zaman yang serba modern ini, kejadian obesitas pun semakin sering
kita temui. Gaya hidup pun semakin berubah dengan adanya fasilitas yang
canggih sehingga orang-orang rentan untuk terkena obesitas karena kurangnya
olahraga. Obesitas sendiri dapat menimbulkan berbagai macam kelainan dalam
tubuh salah satunya peningkatan kadar asam urat. Peningkatan kadar asam urat ini
juga dapat menimbulkan berbagai macam gangguan seperti penyakit ginjal,
peradangan tulang, kencing batu, dan stroke.
Metode : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara kadar asam urat normal tinggi dengan nilai lingkar perut pada
obesitas sentral. Subyek penelitian ini terdiri dari 64 orang koresponden yang
merupakan peserta bakti sosial yang diadakan di Apotek Godean. Subyek
penelitian dibagi menjadi 2 kelompok dimana 32 orang masuk dalam kelompok
dengan kadar asam urat normal tinggi dan 32 orang masuk dalam kelompok
kontrol yang memiliki kadar asam urat normal. Penelitian dilakukan di Apotek
Godean pada bulan Juni 2015. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan
kadar asam urat dan pengukuran nilai lingkar perut secara langsung pada subyek
penelitian.
Hasil : Analisis data hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi kategorikal
Spearmen menghasilkan nilai p = 0,031 (p<0,05) dan koefisien korelasi 0,270 .
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar asam urat normal
tinggi dengan nilai lingkar perut pada obesitas sentral.
Kata Kunci : Asam Urat, Asam Urat Normal Tinggi, Obesitas Sentral, Lingkar
Perut.
v
ABSTRACT
vi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah kesehatan utama di dunia. Sejak tahun 1990 prevalensi ACS terus
jiwa. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, ACS
kematian setiap tahunnya di seluruh dunia, hal ini terutama terjadi di negara
tahun 2007, prevalensi ACS mencapai 9,3% dan menempati peringkat ke-3
RI, 2008).
kematian. Manifestasi klinis ACS antara lain dapat berupa unstable angina
mortalitas ACS yang tinggi, beberapa modalitas yang berbeda telah digunakan
1
2
et al., 2001).
kerusakan pada lapisan endotel, pembentukan foam cell (sel busa) dan fatty
streaks (kerak lemak), pembentukan fibrous plaque (lesi jaringan ikat) dan
2005).
iskemik tersebut. Adenosin disintesis secara lokal oleh otot polos pembuluh
darah dalam jaringan jantung dan terdegradasi secara cepat oleh endotelium
menjadi asam urat, yang mengalami aliran keluar secara cepat ke lumen
pembuluh darah oleh karena pH intra seluler yang rendah dan potensial
vivo pada kondisi iskemik dan oleh karena itu peningkatan serum asam urat
diketahui sejak tahun 1897 oleh dr. Davis. Oleh karena belum adanya studi
epidemiologi yang baik maka kadar asam urat ini diabaikan sampai tahun
1960- an. Sejak itu banyak studi epidemiologi yang menghubungkan kadar
al., 2008).
Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin. Xantin adalah
prekursor langsung dari asam urat yang diubah menjadi asam urat oleh reaksi
kadar asam urat dihubungkan dengan adanya disfungsi endotel (Diaz, 1997),
aterosklerosis. Pasien dengan kadar asam urat yang persisten tinggi pada darah
memiliki angka kejadian yang lebih tinggi untuk penanda disfungsi endotel,
kadar asam urat belum diakui sebagai faktor risiko oleh komunitas profesional
4
dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).
dasar penyebab utama dari acute coronary syndrome, dan proses aterosklerosis
yang tinggi, pembentukan radikal bebas dan pembentukan trombus yang semua
itu berhubungan dengan kenaikan kadar asam urat. Oleh karena itu, penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Ilmu Kedokteran
E. Keaslian Penelitian
ini dilakukan pada 367 pasien, 193 pasien yang terdiagnosa acute
Medical College. Penelitian ini menemukan kadar asam urat serum yang
tinggi pada 37,3% sampel dari kelompok ACS dan 24% sampel dari
sectional.
Penelitian ini dilakukan pada 502 pasien dengan STEMI yang dipelajari
Penelitian ini dilakukan pada 116 pasien dengan usia 44-83 tahun yang
7
2012. Hasil dari penelitian ini adalah kadar serum C-Reaktif protein dan
asam urat lebih tinggi pada pasien dengan ACS dibandingkan dengan
kelompok kontrol, selain itu terdapat korelasi positif antara CRP serum
dengan asam urat pada pasien acute myocardial infarction (AMI) dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
a. Definisi
Acute coronary syndrome (ACS) merupakan suatu istilah
8
9
b. Faktor Resiko
Faktor risiko seseorang untuk menderita ACS ditentukan
melalui interaksi dua atau lebih faktor risiko. Faktor risiko ACS
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor yang tidak dapat
c. Patofisiologi
Aterosklerosis merupakan dasar penyebab utama terjadinya
pembentukan foam cell (sel busa) dan fatty streaks (kerak lemak),
pembentukan fibrous cap (lesi jaringan ikat) dan proses ruptur plak
(Hansson, 2005).
Molekul adhesi ini diatur oleh sejumlah faktor yaitu produk bakteri
Hasil fagositosis ini akan membentuk sel busa atau "foam cell" dan
migrasi sel-sel otot polos dari tunika media ke tunika intima dan
stabil antara lain gumpalan lipid (lipid core) besar menempati >
kolagen dan sel otot polos serta aktivitas dan jumlah sel makrofag,
90% pasien STEMI, dan sekitar 35-75% pada pasien UAP dan
dan tepat dan didasarkan pada tiga criteria, yaitu: gejala klinis
kali nilai batas atas normal), terutama CKMB dan troponin T/I
mulai meningkat pada 3 jam dari permulaan sakit dada IMA dan
dipelintir.
sesudah makan.
2) Elektrokardiografi
awal (< 6 jam) setelah onset serangan. Resiko yang lebih buruk
diketahui bahwa kadar troponin negatif saat < 6 jam dan harus
diulang saat 6-12 jam setelah onset nyeri dada. (Anderson, 2007).
2. Asam Urat
a. Definisi
kadar asam urat dalam darah. Batasan hiperurisemia untuk pria dan
bila kadar asam urat serumnya lebih dari 7,0 mg/dl. Sedangkan
membentuk ion urat pada pH 7,4, ion urat mudah disaring dari
melalui kerja dari enzim xanthine oxidase. Asam urat adalah asam
al., 2000).
1996).
1) Nutrisi.
menyusun asam nukleat atau asam inti dari sel dan termasuk
antara lain jeroan, daging baik daging sapi, babi, kambing atau
(Stefanus, 2016).
(Mandell, 2008).
lokal oleh otot polos pembuluh darah dalam jaringan jantung dan
meningkat secara in vivo pada kondisi iskemik dan oleh karena itu
B. Kerangka Teori
Faktor Risiko
Hiperurisemia
Oksidasi LDL-C Kristal asam urat
Merusak tunika
intima arteri
Atherosklerosis
Iskemik Jaringan
UAP
N-STEMI
C. Kerangka Konsep
Acute coronary
sindrome
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis pada penelitian ini
adalalah :
25
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat dan tidak
1. Populasi
2. Sampel
2
( + )
=[ ] +3
1+
0,5 1
2
(1,64 + 1,28)
=[ ] +3
1 + 0,374
0,5 1 0,374
2
(2,92)
=[ ] +3
1,374
0,5 0,626
2,92 2
=[ ] +3
0,39
= [7,4]2 + 3
= 56 + 3
= 59
Keterangan :
N = Jumlah sampel
r = Korelasi
a. Kriteria Inklusi
Yogyakarta.
b. Kriteria Eksklusi
1. Lokasi Penelitian
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
NSTEMI, STEMI).
E. Definisi Operasional
asam urat serum di atas 6,0 mg/dl. Pada penelitian ini kadar asam
infarction (STEMI).
F. Instrumen Penelitian
G. Jalannya Penelitian
2. Tahap Penelitian
sesuai dengan kriteria inklusi pada data rekam medis pasien acute
eksklusi.
31
H. Analisis Data
SPSS for Windows. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis Univariat
2. Uji Bivariat
variabel yang digunakan yakni asam urat berupa variabel kategorik dan
variabel acute coronary syndrome juga berupa kategorik. Uji ini juga bisa
I. Etika Penelitian
treatment.
responden.
32
akan dijaga kerahasiaannya dan hanya peneliti yang dapat melihat data
tersebut.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
dengan bulan April 2017. Pada penelitian ini di dapatkan subyek penelitian
sebanyak 75 orang yang di lihat dari rekam medis yang tersedia di RS PKU
3. Karakteristik Subyek
Penelitian ini melibatkan subyek penelitian sebanyak 93 orang
pasien yang memiliki data yang sesuai dengan penelitian ini. Subyek
Laki-laki 53 70,7%
Perempuan 22 29,3%
Total 75 100%
Normal 66 88%
yang memiliki kadar asam urat tidak normal sebanyak 9 subyek (12%).
NSTEMI 25 33,3%
UAP 25 33,3%
STEMI 25 33,3%
35
4. Hasil Penelitian
sebagai berikut:
jumlahnya >50. Dari uji normalitas tersebut didapatkan nilai P pada asam
urat 0,104 atau p > 0,05 yang berarti bahwa distribusi asam urat normal,
pada kreatinin didapatkan nilai P 0,005 atau p < 0,05 yang berarti bahwa
distribusi kreatinin tidak normal. Karena data yang diuji distribusi datanya
ada yang normal dan tidak normal maka kesimpulan dari uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov berarti tidak normal, maka dari itu untuk analisis uji
Dari analisis korelasi kadar asam urat dan kreatinin serum pada
nilai P tersebut < 0,05 maka hipotesis H1 diterima, yang berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada
Spearman Test sebesar 0,211. Angka ini menunjukkan arah korelasi positif
atau arah korelasinya searah, yang berarti semakin besar nilai kadar asam
urat maka semakin besar pula nilai kreatinin pada uji analisis ini atau
sebaliknya.
B. Pembahasan
terdapat hubungan antara asam urat dan jenis kelamin pada pasien diabetes
kelamin dengan asam urat pada diabetes melitus bisa di pengaruhi faktor
lain juga, misalnya usia. Jenis kelamin laki laki biasanya memiliki asam
u
Asam Urat Kreatinin
r Asam Urat Correlation Coefficient 1,000 0,211*
Sig. (2-tailed) . 0,043
a N 93 93
Kreatinin Correlation Coefficient 0,211* 1,000
t Sig. (2-tailed) 0.043 .
N 93 93
37
terdapat hubungan kreatinin dan jenis kelamin. Pada tabel 8 bisa dilihat
terdapat hubungan antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien
korelasi < 0,001 dan nilai r 0,2xx, tidak berbeda jauh dengan kekuatan
korelasi pada penelitian ini. Selain itu ada penelitian lain dari
terapi losartan pada pasien diabetes melitu untuk menurunkan asam urat
Selain itu penandaan kreatinin yang tinggi dalam tubuh dapat memberi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2. Semakin
besar nilai kadar asam urat pada penderita diabetes melitus tipe 2 akan
B. Saran
kadar asam urat dan kreatinin, serta selalu mengontrol gula darahnya agar
tidak melebihi dari normal dan selalu menjaga berat badan tubuh agar
melitus tipe 2, bisa berupa edukasi atau penyuluhan agar informasi tentang
dilakukan.
urat dan kreatinin serum pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Idrus. (2009). Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST. Jakarta Pusat:
InternaPublishing.
Diaz MN, Frei B, Vita JA, Keaney JF. (1997). Antioxidants and atherosclerosis
heart disease. N Engl J Med ;337(6):408-416.
Feig DI, Duk HK, JohnsonRJ. (2008). Uric Acid and Cardiovascular Risk.
NEJM;359:1811-21.
Gertler MM, Garn SM, Levine SA. (1951). Serum uric acid in relation to age and
physique in health and in coronary heart disease. Ann Intern Med.;34:1421-
1431.
Hidayat, A., Aziz, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa
Data. Penerbit: Salemba Medika.
Kim SY, Guevara JP, Kim KM, Choi HK, Heitjan DF, Albert DA. (2010).
Hyperuricemia and coronary heart disease: a systematic review and meta-
analysis. Arthritis CareRes.;62(2):170-180. doi:10.1002/acr.20065.
Li Chen, Xian-lin Li, Qiao W, Ying Z, Qin Y-L, Wang Y, Zeng Y-J, Ke Y-n.
(2012). Serum uric acid in patients with acute ST-elevation myocardial
infarction. Word J Emerg Med, Vol 3, No 1.
McCaig LF, Burt CW. (2001). National Hospital Ambulatory Medical Care
Survey: 1999 emergency department summary. Adv.Data 320, 134.
Nawawi RA., Fitriani, dkk. Nilai Troponin T (cTnT) Penderita Acute coronary
sindrom (ACS). 2005. Hal 123-4.
Spahic, E., Hasic, S., Kiseljakovic, E., Resic, H., Kulic, M., Positive correlation
between uric acid and C-reactive protein serum level in healthy individuals
and patients with acute coronary syndrome.
Stefanus, E.I, Arthritiss Gout, In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006: 1218 20.
Therax P, Foster V. (1998). Acute Coronary Syndrome: Unstable Angina and non
QWave Myocard Infarction. Circulation 97: 1195-1206.
Waring, WS; Webb, DJ and Maxwell, SRJ (2000), Uric acid as a risk factor for
Wright RS, Cynthia DA, Jeffrey LA et al. (2011). ACCF/AHA Focused Update of
the Guidelines for the Management of Patients With Unstable
45