BAB II Farly
BAB II Farly
TINJAUAN PUSTAKA
2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi terjadinya
temponade jantung misalnya pemeriksaan berikut :
- Pemeriksaan criatine kinase dan isoenzim pada Midan trauma
jantung
- Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan
dengan pericarditis
- Protrombin time (PT) dan aPTT activaled pertial thromboplastin time
menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase
perikardial.
3. Elektrokardiografi (EKG)
a. Didapatkan PEA (pulseles elektric activic ) sebelumnya dikenal
sebagai elektromehanial disociation, merupakan dimana pada EKG
didapatkan irama sedangkan pada perabaan nadi tidak ditemukan
pulsasi. PEA amolitude gelombang P dan PQRS berkurang pada
setiap gelombang berikutnya
b. PEA dapat ditemukan pada temponade jantung. Tension
pneumothorx, hipovolemia atau ruftur jantung.
c. Dengan EKG 12 lead berikut suspek tomponade jantung :
- Sinus tachvcardia
- Komplek QRS low-voltage
- Elektrical alternans : komplek QRS alternan biasanya rasio 2-1
terjadi karena pergerakan jantung pada ruang pericardium.
Electrical ditemukan juga pada pasien dengan mvocardial
ischemia, acute pulmonary embolism, dan tachvarhvthmis.
- PR seement depression
d. EKG juga digunakan untuk memonitor jantung ketika melakukan
aspirasi perikardium
4. Echocardiografi
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang bersama
temponade jantung dalah diagnosis klinis. Berikut dapat diamati
dengan echocardiografi 2 dimensi :
- Zona ruang bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan di
belakang atrium kiri : setelah operasi jantung, suatu
pengumpulan cairan lokal posterior tanpa efusi anterior yang
signifikan dapat terjadi dan dapat membahayakan cardiac
output.
- Kompresi dan diastolik/kolapsnya atrium kanan
- Lebih dari 40% peningkatan inspirasi relatif dari sisi kanan aliran
- Lebih dari 25% penurunan relatif nada aliran insoriasi
5. USG
Untuk medeteksi cairan di ronea perikardium
2.1.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Terapi dan pengobatan
Pada keadaan ini dapat dilakukan perikardiosintesis. Sebuah jarum
berongga ukuran 16 sepanjang 6 inci ditusukkan di bawah prosesus xifoideus
dan diarahkan ke apeks jantung. Jarum tersebut kemudian dihubungkan
dengan alat EKG 12 sadapan melalui klem aligator untuk membantu
menentukan apakah jarumnya mengenai jantung. Defleksi yang tajam akan
terlihat pada pola EKG. Perikardiosintesis dapat disertai dengan denyut
jantung false-positive yang signifikan karena klinisi bisa saja mengaspirasi
darah yang berasal dari ventrikel kanan sendiri. Petunjuk yang akan
mengarahkan pengambilan keputusan adalah bahwa darah yang bersal dari
kantong perikardium biasanya tidak akan membeku. Yang paling baik,
perikardiosistesis adalah prosedur yang bersifat sementara untuk
memperbaiki fungsi jantung sambil menunggu pembedahan. Di beberapa
rumah sakit, lubang atau jendela pada selaput perikardium dibuat secara
darurat di UGD oleh dokter bedah atau dokter spesialis kardiotoraks. (Oman,
2008 : 269).