Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NOVIKA AYUNI RAMBE

NIM : 1502101010040
KELAS :

GAMETOGENESIS

Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan maupun
betina. Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara meiosis. Setelah meiosis, terjadi
pematangan sel untuk menjadi sel gamet sesuai spesies makhluk hidup.

Pada hewan gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiseluler.
Pada hewan jantan terjadi organ testis yang disebut spermatogenesis. Pada hewan betina
terjadi di organ ovarium yang disebut oogenesis.

Gametogenesis adalah proses pembentukan, pembelahan, dan pematangan sel- sel


gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan dalam proses reproduksi. Pada pria
spermatogenesis dan pada wanita oogenesis. Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara
genetik oleh kombinasi kromosom. Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY) dan pada
wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX). Sel-sel gamet
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya.
Disebut juga sel benih. Pada pria disebut sel sperma dan pada wanita disebut sel telur / ovum.
Tujuan pembelahan sel-sel adalah proses regenerasi (mitosis) dan
proses pengurangan kromosom (meiosis).

Mitosis

Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)

Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer

Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom sel
induk = 2n = 46
Miosis
Pembelahan miosis pertama :

Replikasi DNA kromosom (2n-4n).

Membentuk pasangan homolog.

Kemudian mengadakan cross-over kromatid.

Pemisahan membentuk kiasma

Terjadi pertukaran gen interkromosom homolog

Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = 2n = 23 ganda.

Pembelahan miosis kedua :

Nonreplikasi.

Pembelahan pada sentromer.

Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = n = 23 tunggal
Sel-sel benih primordial

Sel benih pria maupun wanita merupakan turunan langsung sel-sel benih primordial
(primordial germ cells) yang terbentuk pada masa embrional. Sel benih primordial mulai
tampak di dinding yolk sac pada akhir minggu ke-3 pertumbuhan embrio. Dalam
perkembangannya sel benih primordial berpindah / migrasi ke arah jaringan gonad, sampai
kira-kira minggu ke-5.

Spermatogenesis (Pada Pria)

Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam
jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang
pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada
masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler
Sertoli untuk nutrisi gamet.

Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi


spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk
memperbanyak diri terus menerus. Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani
proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder
menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya dari spermatid
menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis .
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses
kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi
sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:

Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel
baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen
utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti
yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46
kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid
(n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis dibedakan menjadi 2, yaitu Spermatogenesis dan
Oogenesis.

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :


spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus
seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam
testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di
tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri
dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak
di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a) Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b) LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c) FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d) Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.


Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif
membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur
yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus
dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).

Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding


tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium
terdapat sel sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member nutrisi pada
spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang
mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.

Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan


dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus
seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium
benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung
sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal
(sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.

Gametogenesis pada Hewan Jantan (Spermatogenesis)


Pada hewan jantan, proses meiosis dan pembentukan sel kelamin jantan dinamakan
spermatogenesis. Sel diploid yang akan menjadi sel induk sperma (spermatogonium)
menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel demikian disebut spermatosit primer.
Sel ini kemudian membelah pada tahap meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder.
Selanjutnya, kedua sel tersebut membelah pada meiosis II menghasilkan empat sel
spermatid. Sel spermatid kemudian berkembang menjadi sperma (gamet jantan yang siap
membuahi).

TAHAP TAHAP SPERMATOGENESIS

Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.berikut adalah skema


tahapan spermatogenesis :

Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma(spermatogonium/spermatogonia)


yang berjumlah ribuan.

Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya


membentuk spermatosit primer yang siap miosis.

Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2


spermatosit sekunder (n)

Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2


spermatid yang bersifat haploid. (n)

Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang
semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.

Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.
Struktur sperma matang terdiri dari :

kepala

Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk
lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut
acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang
dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga
mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi

Leher

Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan
filament poros.

Badan

Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang
berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma
karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport
electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

Ekor

Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung
banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2
sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan
dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi
menimbulkan gerakan ekor sperma.

Berikut adalah penjelasan mengenai jalur sperma yang telah matang : Dari testis kiri
dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang
terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam
epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi .Jadi epididimis ini agar sperma menjadi matang /
mature sehingga siap bergerak ke vas deferens .Dari epididimis, sperma bergerak ke vas
deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh
vesikula seminalis , kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada sperma sehinngga
sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir menuju ke uretra dan
dikeluarkan ketika ejakulasi.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi


kemandulan:

Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang
berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan
sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5 (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis
bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang
berada diluar rongga tubuh.

Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-
obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan)
bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan
pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa
menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

HORMON YANG BERPERAN DALM PROSES PEMBENTUKAN SPERMATOZOA

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:

LH (Luteinizing Hormone)

LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk


menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu
tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

FSH (Folicle Stimulating Hormone)

FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari.

Hormon Testosteron

Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini
berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer pada saat embrio dan mendorong
spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi danciri kelamin
sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.

KECACATAN PADA SPERMATOGENESIS

Nondisjunction

Misalnya pada SyndromTurner. Penyebab kelainan sindrom turner iniadalah tidak


mendapatkan kromosom Y; terjadi karenaada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga
sperma yang dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai
kromosom kelamin) kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah individu 44 A + X.

Sperma berkepala dua

Ancaman lingkungan dapat mengubah proses pembentukan sperma normal. Sebagai contoh,
beberapa antibiotik umum seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan pembentukan
sperma. Radiasi, timbal, pestisida tertentu, ganja, tembakau, dan alkohol yang berlebihan
dapat menyebabkan produksi sperma yang abnormal (dua berkepala, dll beberapa ekor).

Sperma tanpa akrosom

Oligospermia

Oligospermia adalah suatu keadaan dimana sel sperma berkurang dalam cairan semen .
Paling sering oligospermia disebabkan oleh karena varicocele , diet yang terlalu ketat ,
merokok , minum alkohol , menggunakan obat-obat psikotropika , menggunakan pakaian
dalam yang terlalu ketat , stress , terlalu sering melakukan hubungan seksual sehingga
kuaalitas sperma kurang baik (normalnya seminggu 1-2 kali terutama pada saat wanita
sedang masa subur ) , hindari menggunakan pelumas pada saat berhubungan karena dapat
mempengaruhi kondisi sperma .
Azoospermia

Azoospermia adalah tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen). 1-5
Azoospermia ditemukan dalam 10% dari kasus infertilitas pria.1,3,4 Azoospermia terjadi
karena adanya obstruksi saluran reproduksi / vas deferens (azoospermia obstruksi) atau
adanya kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermianon-obstruksi).

Gametogenesis pada Hewan Jantan (Spermatogenesis)


Gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis. Umumnya tahap-tahap
oogenesis serupa dengan spermatogenesis. Sel induk telur (oogonium) menjad besar sebelum
membelah secara meiosis. Sel yang menjadi besar ini disebut oosit primer. Akan tetapi,
dibandingkan spermatogenesis, ada dua perbedaan utama pada oogenesis. Pertama, sel oosit
primer jauh lebih besar karena mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Kedua, dua
oosit sekunder (hasil pembelahan meiosis I) berbeda ukuran dan fungsi. Salah satu sel oosit
sekunder memiliki ukuran lebih besar.
Sel oosit sekunder yang berukuran lebih besar ini akan melakukan meiosis II yang
hanya akan menghasilkan satu uvum (sel telur) yang sehat dan fungsional dan satu badan
kutub yang akan mengalami degenerasi. Sedangkan sel oosit sekunder yang berukuran lebih
kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi (mati). Dengan demikian, dari total
empat sel haploid hanya satu sel haploid saja yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan
tiga sel lainnya mengalami degenerasi.

Oogenesis (Pada Wanita)


Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi menjadi
oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir
perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang
berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler. Sebagian besar
oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh membesar
menjadi oosit primer.
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak
prosesnya lebih lanjut:
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya
dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan
23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat
dipoid (2n).

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis
tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki
masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua
sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan
polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin
releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus
luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.FSH merangsang ovulasi dan
meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon
prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal)
sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.

Anda mungkin juga menyukai