Anda di halaman 1dari 14

Eksplorium p-ISSN 0854-1418

Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral


Radioaktif di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat

Resistivity and Conductivity Pattern of Rock Containing Radioactive Minerals


in Botteng and Takandeang, Mamuju, West Sulawesi
Adi Gunawan Muhammad*, Frederikus Dian Indrastomo, I Gde Sukadana
Pusat Teknologi Bahan Galian NuklirBATAN,
Jl. Lebak Bulus Raya No.09, Ps. Jumat, Jakarta, 12440
*E-mail: adigm@batan.go.id

Naskah diterima: 29 April 2017, direvisi: 29 Mei 2017, disetujui: 31 Mei 2017

ABSTRAK
Kegiatan penyelidikan umum mineral radioaktif di daerah Mamuju, Sulawesi Barat merupakan tindak lanjut
dari hasil pengukuran radioaktivitas lingkungan yang menunjukkan adanya nilai radioaktivitas tinggi. Kandungan
mineral radioaktif yang cukup tinggi ditemukan antara lain di Desa Botteng dan Desa Takandeang yang tersusun
oleh batuan berkomposisi leusit-basal tetapi karakteristik bawah permukaan daerah ini belum diketahui. Untuk
mengetahui karakteristik geologi bawah permukaan, terkait dengan mineralisasi Uranium dan Thorium di daerah
Botteng dan Takandeang, pengukuran geofisika menggunakan metode tahanan jenis dan polarisasi terimbas
(Induced Polarization/IP) dilakukan. Pengukuran tersebut dilakukan menggunakan konfigurasi Wenner dan
dipole-dipole, dimulai dengan pembuatan enam jalur pengukuran, masing-masing tiga jalur: GF/BTGY-01,
GF/BTGK-02, dan GF/BTGK-04 di Botteng, dan tiga jalur lainnya: GF/TKDK-01, GF/TKDK-07, dan
GF/TKDY-06 di Takandeang. Pengukuran dilakukan dengan memotong arah kemenerusan anomali radiometri
permukaan. Hasil pengukuran menunjukkan keterdapatan anomali berada pada sebaran batuan autobreksia yang
terlihat jelas di lokasi GF/TKDY-6, GF/TKDK-07, dan GF/BTGK-04. Beberapa indikasi mineralisasi di
permukaan teridentifikasi di penampang GF/BTGK-02 dan GF/TKDK-01, dicirikan dengan anomali-anomali
chargeabilitas >25,14 ms di lintasan GF/BTGK-02 dan 81,4 ms di GF/TKDK-01. Anomali yang signifikan
direkomendasikan sebagai lokasi pemboran.
Kata kunci: Geolistrik, tahanan jenis, uranium, thorium, Mamuju

ABSTRACT
The general investigation activities of radioactive minerals in Mamuju Area, West Sulawesi is a respon of
the environmental radioactivity measurement result, which shows the existence of high radioactivity value. High
radioactive mineral content found in Botteng and Takandeang Villages. From the outcrops, they composed of
leucite-basalt rocks; meanwhile the subsurface characteristics of this area are unknown. To characterize the
subsurface geology, related to uranium and thorium mineralization in Botteng and Takandeang area, geophysical
measurement conducted using resistivity and Induced Polarization (IP) methods. The measurements carried out
using Wenner and dipole-dipole configurations. The measurements started with the creation of six measurement
paths where three lines: GF/BTGY-01, GF/BTGK-02, and GF/BTGK-04 are in Botteng and three other lines:
GF/TKDK-01, GF/TKDK-07 and, GF/TKDY-06 are in Takandeang. Measurements conducted by crossing the
surface radiometric anomaly distribution. The result showed anomaly occurences on autobreccia distribution in
GF/TKDY-6, GF/TKDK-07, and GF/BTGK-04 locations. Several mineralization indication on surface identified
in GF/BTGK-0, and GF/TKDK-01 sections, charaterized by chargeability anomalies more than 25.14 ms and
81.4 ms respectively. All significant anomalies are recomended as drilling location.
Keywords: Geoelectrical, resistivity, uranium, thorium, Mamuju.

49
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

PENDAHULUAN Gumuk Botteng yang tersusun atas batuan


Penyelidikan pendahuluan mineral trachyte, tephra-phonolite, phono-tephrite
radioaktif di Mamuju Sulawesi Barat telah dan phonolite. Batuan-batuan tersebut
dimulai sejak tahun 2013. Kegiatan tersebut merupakan batuan dengan afinitas
merupakan tindak lanjut dari hasil ultrapotasik yang terbentuk pada tataan
pengukuran radioaktivitas lingkungan oleh tektonik benua aktif dengan kerak benua
BATAN yang menunjukkan adanya nilai mikro blok Sulawesi [3].
radioaktivitas tinggi mencapai 2.800 nSv/jam Pengukuran radiometri permukaan
[1]. Nilai radioaktivitas tinggi tersebut menggunakan spektrometer gamma tipe RS-
merupakan radiasi alam atau disebut juga 125 di Desa Botteng dan sekitarnya
sebagai Naturally Occuring Radioactive menunjukkan beberapa lokasi dengan nilai
Materials (NORM), berasal dari sebaran kadar uranium dan thorium mencapai 2.288
batuan vulkanik di sekitarnya yang ppm eU dan 236 ppm eTh [2]. Mineral
mengandung kadar uranium (U), thorium radioaktif yang dapat dikenali adalah
(Th) dan potasium (K) dalam jumlah tinggi gummite, terdapat pada batuan tuffities
[2]. Batuan vulkanik di daerah Mamuju conglomerate di antara fragmen batuan.
terdiri dari beberapa variasi jenis batuan. Selain itu, akumulasi kadar U dan Th juga
Secara regional, batuan vulkanik di daerah ini terdapat pada batuan vulkanik yang telah
tersusun atas tuf, lava, dan breksi gunung api mengalami pelapukan dan proses pengkayaan
berkomposisi leusit-basal sebagai bagian dari supergen.
Batuan Gunung Api Adang (Tma); dan breksi Sementara itu, pengukuran radiometri
gunungapi, tuf, dan lava bersusunan andesit- permukaan di Desa Takandeang dan
basal sebagai bagian dari Batuan Gunung Api sekitarnya menunjukkan nilai kadar sebesar
Talaya (Tmtv) [3]. Pengukuran radiometri 426 ppm eU dan 826 ppm eTh. Mineralisasi
soil/batuan di daerah ini menunjukkan di daerah ini dikontrol oleh sesar berarah
sebaran batuan vulkanik dengan kandungan timur lautbarat daya dan alterasi
mineral radioaktif ditemukan pada daerah- hidrotermal. Akumulasi mineral radioaktif
daerah tertentu, seperti di Desa Botteng dan terjadi juga terjadi di sebaran tanah laterit
Desa Takandeang yang merupakan batuan yang mengalami pengkayaan (supergene
berkomposisi leusit-basal [2][4]. Nilai enrichment) [4].
radiometri tinggi ini hanya ditemukan di Untuk mengetahui karakteristik geologi
dalam sebaran Batuan Gunung Api Adang bawah permukaan, terkait dengan
(Tma) [3]. mineralisasi U dan Th di daerah Botteng dan
Pengamatan citra satelit menunjukkan Takandeang maka pengukuran geofisika
bahwa vulkanostratigrafi di dalam Batuan dapat dilakukan. Pengukuran geofisika
Gunung Api Adang (Tma) terdiri dari menggunakan metode tahanan jenis dan
beberapa gunung api, diantaranya Gumuk polarisasi terimbas (Induced Polarization/IP)
Labuhan Ranau, Gumuk Sumare, Gumuk bertujuan untuk mengetahui kondisi batuan di
Ampalas, Gumuk Adang, Gumuk Tapalang, bawah permukaan berdasarkan sifat
Gumuk Ahu, dan Gumuk Botteng [5]. Nilai kelistrikannya. Dengan metode ini, jenis
radiometri tinggi hanya ditemukan di Gumuk batuan dan sebarannya di bawah permukaan
Adang, Gumuk Tapalang, Gumuk Ahu, dan

50
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

baik secara lateral maupun vertikal bisa V A


. (3)
dikenali. I L
Pengukuran nilai tahanan jenis terhadap
TEORI beberapa material seperti batuan, tanah, dan
Metode Tahanan Jenis mineral menunjukkan kisaran nilai tahanan
Pengukuran tahanan jenis permukaan jenis yang berbeda. Beberapa batuan
didasarkan pada prinsip distribusi potensial memiliki nilai tahanan jenis yang sama
listrik oleh elektrode pembawa arus di sekitar sehingga pengamatan litologi di lapangan
tanah. Distribusi potensial ini bergantung sangat dibutuhkan sebagai kontrol interpretasi
pada sifat tahanan jenis batuan, distribusi litologi [7]. Kisaran nilai tahanan jenis
batuan, dan soil di sekitarnya. Pengukuran ini batuan, tanah dan mineral dapat dilihat pada
biasanya menggunakan arus DC di antara dua Gambar 1 [8].
elektrode arus yang ditancapkan di tanah dan
mengukur beda potensial pada elektrode yang Metode Polarisasi Terimbas
tidak membawa arus. Elektrode potensial (P) Metode tahanan jenis DC memberikan
tersebut berada segaris di antara elektrode informasi tentang sifat konduktif listrik di
arus (C). Dari beda potensial yang terukur bawah permukaan. Sebaliknya, metode IP
tadi dapat dihitung nilai tahanan jenisnya [6]. menargetkan karakteristik kapasitif yang
Di dalam hukum Ohm, perbedaan dapat memberi wawasan tambahan tentang
potensial akibat suatu beban (V) berbanding sifat fisik dan elektrokimia dari material
lurus dengan arus listrik (I) dan tahanan bawah permukaan. Metode IP secara efektif
listrik (R) yang ditunjukkan oleh persamaan merupakan perpanjangan dari teknik tahanan
(1) [8]: jenis DC walaupun pengukurannya lebih
V = IR (1) menantang dan lebih padat karya (seperti
Oleh karena itu, nilai tahanan jenis batuan yang dibahas kemudian). Pengukuran empat
diketahui dari perbedaan nilai potensial dan elektrode dibuat lagi yang dapat dilakukan
kuat arus listrik yang dipancarkan dari alat. dalam domain waktu (seperti pada tahanan
Untuk menghitung besarnya tahanan jenis jenis DC) atau pada domain frekuensi [9].
batuan maka rumus dasar di dalam hukum Fenomena polarisasi terimbas disebabkan
Ohm kemudian diturunkan menjadi oleh dua mekanisme utama, yaitu efek
persamaan (2) [8]: polarisasi membran dan polarisasi elektrode.
A Polarisasi membran disebabkan oleh adanya
R (2)
L mineral lempung di dalam batuan atau
Nilai tahanan jenis () suatu material sedimen, sementara efek polarisasi elektrode
didapatkan dari nilai tahanan listrik yang disebabkan oleh karena adanya mineral yang
diukur (R) dikalikan dengan luas penampang bersifat konduktif di dalam batuan,
material (A) sebanding dengan panjang menyebabkan sebagian dari mineral tersebut
penampang material (L). Apabila persamaan bersifat elektrolit (pengaruh air tanah) atau
(1) dimasukkan ke dalam persamaan (2) maka sebagian bersifat elektronik (karena melalui
didapatkan formulasi perhitungan tahanan mineral konduktif). Oleh karena itu, efek
jenis menjadi persamaan (3): polarisasi terimbas dikembangkan untuk

51
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

mengidentifikasi mineral logam, seperti dan domain frekuensi. Ketika arus


mineral sulfida [9]. diinjeksikan ke permukaan, nilai potensial
Polarisasi terimbas berhubungan dengan akan meningkat. Apabila arus diputus
efek penerimaan dan pelepasan arus listrik di sebelum mencapai puncaknya maka potensial
permukaan material. Ketika suatu arus tidak akan turun seketika menjadi nol tetapi
diinjeksikan ke permukaan dan beda potensial membutuhkan waktu untuk menjadi nol
di antara dua elektrode dihitung maka apabila (Gambar 3). Domain waktu didefinisikan
permukaan tersebut tidak mengalami efek sebagai rasio potensial ketika arus dimatikan,
polarisasi maka nilai potensial akan bervariasi , terhadap nilai maksimum potensial
tepat mengikuti pola gelombang sumber arus sehingga persamaannya menjadi [10]:
listrik tanpa mengalami jeda. Sebaliknya,
(4)
apabila permukaan material mengalami efek
polarisasi maka nilai potensial akan atau sebagai rasio integral dari kurva
meningkat dan kemudian turun dengan jeda peluruhan potensial setelah arus dimatikan
waktu tertentu [7][10] (gambar 2). Di dalam terhadap potensial maksimum:
pelaksanaanya, terdapat dua tipe data (5)
pengukuran, yaitu berdasarkan domain waktu

Gambar 1. Referensi nilai tahanan jenis batuan, tanah, dan mineral [8].

52
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

Sementara itu, domain frekuensi merupakan


percent frequency effect (PFE) yang
didefinisikan sebagai perbedaan relatif antara
tahanan jenis semu dengan frekuensi lebih
tinggi, , dengan frekuensi yang lebih
rendah, , yang dinormalisasi oleh tahanan
jenis semu yang tinggi, dalam persen (gambar
3 dan 4) [11]:

(6)

Gambar 4. Representasi efek polarisasi terimbas dalam


domain frekuensi. (a) persentase efek frekuensi (PFE);
(b) perbedaan fase antara arus dan potensial [10].
Polarisasi terimbas domain waktu,
disebut juga sebagai chargeabilitas umumnya
memiliki satuan milivolt per volt (mV/V) atau
dalam milisecond (ms). Sementara itu, satuan
yang digunakan dalam domain frekuensi
adalah Hertz (Hz) dengan kisara antara 110
Hz. Beberapa batuan dan mineral memiliki
kisaran nilai chargeabilitas (domain waktu)
Gambar 2. Sketsa gelombang potensial ketika arus seperti pada Gambar 5 [12].
diinjeksikan ke permukaan tidak terpolarisasi (a) dan
terpolarisasi (b) [10]. Secara teoritis setiap batuan memiliki
daya hantar listrik dan nilai tahanan jenis
yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain: komposisi litologi,
kondisi batuan, komposisi mineral yang
dikandung, kandungan fluida, dan faktor
eksternal lainnya. Batuan yang mengandung
U/Th di desa Takandeang dan Boteng
umumnya dijumpai pada autobreccia, tuffities
conglomerate dan phonolitic lava yang telah
mengalami proses pelapukan ataupun alterasi.
Karena kandungan mineral lempungnya,
batuan yang telah mengalami pelapukan
ataupun alterasi tersebut pada umumnya akan
memiliki nilai tahanan jenis lebih rendah.
Chargeabilitas merupakan indikator adanya
kehadiran mineral logam dalam suatu batuan,
Gambar 3. Polarisasi terimbas dalam domain waktu.
makin tinggi nilai chargaebilitas maka makin
(a) injeksi arus vs waktu; (b) chargeabilitas; (c) rasio
peluruhan potensial [10]. besar pula deposit logamnya atau merupakan
zona potensi mineraliasi.
z

53
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

Gambar 5. Referensi nilai polarisasi terimbas dalam domain waktu untuk beberapa batuan dan mineral [8].

METODOLOGI sejauh 10 m dengan panjang lintasan


Untuk mendapatkan nilai tahanan jenis pengukuran di masing-masing jalur berkisar
batuan dan chargeabilitasnya maka dilakukan antara 300500 m untuk mendapatkan
pengukuran geolistrik. Kami mendefinisikan penetrasi kedalaman maksimum sebesar 100
tahanan jenis dengan menggunakan contoh 150 m dengan rata-rata kedalaman 3050 m
aliran arus listrik seragam melalui sampel. [13].
Dalam lingkungan lapangan, karena kita tidak Dari hasil pengukuran yang dilakukan
dapat menciptakan jalur jalan seragam saat maka akan nilai tahanan jenis dan
ini, kita memerlukan cara alternatif untuk chargeabilitas semu yang belum dapat
menyimpulkan tahanan jenis. Pendekatan menggambarkan kondisi nilai sebenarnya.
umum melibatkan penyuntikan arus antara Untuk mendapatkan nilai sebenarnya maka
dua elektrode yang bertindak sebagai sumber dilakukan koreksi topografi dan inversi yang
titik/wastafel dan kemudian mengukur dilakukan menggunakan program
penurunan voltase antara dua elektrode RES2DINV. Hasil pengolahan menggunakan
lainnya [9]. program tersebut dapat memberikan
Pengukuran geolistrik tahanan jenis dan gambaran mengenai kondisi bawah
polarisasi terimbas menggunakan konfigurasi permukaan secara lebih vertikal dan lateral
wenner secara dua dimensi (2D) (Gambar 6). [14].
Konfigurasi wenner digunakan untuk Survei geofisika dilakukan dengan
mendapatkan penetrasi kedalaman yang lebih metode geolistrik konfigurasi Wenner dan
baik dibandingkan konfigurasi lainnya. dipole-dipole, diawali dengan pembuatan
Jalur pengukuran geolistrik ditentukan enam jalur pengukuran masing-masing tiga
berdasarkan sebaran anomali radioaktivitas di jalur: GF/BTGY-01, GF/BTGK-02, dan
daerah penelitian. Arah jalur dibuat GF/BTGK-04 berada di Desa Botteng
memotong arah sebaran anomali (Gambar 7) dan tiga jalur lainnya:
radioaktivitas. Pembuatan jalur dilakukan GF/TKDK-01, GF/TKDK-07, dan
dengan pemetaan kompas dan tali, serta GF/TKDY-06 berada di desa Takandeang
bantuan alat navigasi Global Positioning (Gambar 8) dengan panjang lintasan berkisar
System (GPS). Spasi elektrode ditentukan 300500 m. Pembuatan jalur pengukuran

54
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

dilaksanakan dengan pembuatan patok-patok sebaran, kedalaman zona mineralisasi U/Th


berjarak horizontal 10 meter untuk yang berasosiasi dengan unsur logam lainnya
pemasangan elektrode pada pengukuran dan struktur yang berkembang di daerah
geolistrik. Pada patok selanjutnya diberi kode sekitar rencana lokasi pemboran di desa
tertentu agar dapat dikenali dan memudahkan Botteng dan Takandeang. Aspek non-teknis
dalam pelaksanaan pengukuran. Jalur dipertimbangkan mengingat daerah penelitian
pengukuran dipilih sedemikian rupa dengan merupakan bukit dengan lereng yang sangat
mempertimbangkan aspek teknis dan non- terjal dan tidak memungkinkan dilaksanakan
teknis. Aspek teknis diselaraskan dengan pengukuran geolistrik.
tujuan utama untuk mengetahui bentuk,

Gambar 6. Pengukuran geolistrik secara 2D menggunakan konfigurasi Wenner [9].

Gambar 7. Jalur pengukuran geolistrik di Desa Botteng dan sekitarnya.

55
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

Gambar 8. Jalur pengukuran geolistrik di Desa Takandeang dan sekitarnya.

Setelah pengukuran enam jalur selesai, Prinsip dasar pengukuran geolistrik


dilakukan pengolahan data untuk merubah adalah membedakan satuan litologi
data tahanan jenis semu yang didapatkan dari berdasarkan perbedaan tahanan jenis. Di
lapangan menjadi data tahanan jenis lokasi penelitian zona mineralisasi/anomali
sebenarnya. Software yang digunakan dalam thorium dan uranium diinterpretasikan
pengolahan data adalah RES2DINV. Prinsip terbentuk dalam beberapa proses geologi
dasar dari pengolahan data tahanan jenis sebagai berikut [15]:
lapangan menggunakan software RES2DINV Anomali thorium/uranium di daerah
adalah melakukan iterasi data tahanan jenis Takandeang berhubungan dengan alterasi
semu, dikoreksi dengan topografi untuk dan telah mengalami pengkayaan thorium
mendapatkan data tahanan jenis sebenarnya di bagian permukaan (supergene
lapisan batuan bawah permukaan. Dengan enrichment).
mengetahui tahanan jenis batuan bawah Anomali uranium di daerah Botteng
permukaan, digabung dengan pengetahuan berhubungan dengan proses pelarutan dan
mengenai karakteristik penyebaran batuan pengendapan uranium akibat air meteorik
sumber U/Th dan zona mineralisasi ataupun pada batuan tuffaceous conglomerate.
alterasi di permukaan maka penyebaran zona Uranium terdapat sebagai mineral
mineralisasinya di kedalaman dapat diketahui sekunder pada matriks antara fragmen
sehingga dapat digunakan sebagai dasar konglomerat. Pengamatan dari analisis
penentuan lokasi pemboran. UV memperlihatkan mineral sekunder
gummit.

56
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

Breksi autoklastik, phonolite atau batuan >25,14 ms di lintasan GF/BTGK-02 dan 81,4
jenis lain yang teralterasi atau berbeda ms di GF/TKDK-01.
kandungan mineral logamnya dapat Dari hasil pengolahan tersebut dapat
dibedakan dengan batuan autobreccia diperoleh duakelompok anomali nilai tahanan
ataupun phonolitic lava yang tidak teralterasi, jenis dan chargebilitas yang diinterpretasikan
yang tidak mengandung mineral logam dan mewakili tubuh zona mineralisasi yang
bersifat masif berdasarkan perbedaan nilai berbeda, yaitu anomali yang memiliki nilai
tahanan jenis dan nilai chargeabilitas. tahanan jenis tinggi dengan nilai chargebilitas
tinggi yang diinterpretasikan mewakili tubuh
HASIL DAN PEMBAHASAN batuan kompak dan massif (autobreccia)
Dari hasil pengolahan data dapat dikenali dengan kandungan mineral logam yang relatif
adanya empat lokasi anomali pada tiga tinggi dan nilai tahanan jenis yang rendah dan
lintasan pengukuran yang berbeda dengan nilai chargebilitas tinggi yang
lebar anomali 3070 m anomali. Keberadaan diinterpretasikan mewakili zona alterasi
anomali tercermin dengan nilai chargeabilitas dengan kandungan mineral logam relatif
59,2531 ms dan nilai tahanan jenis 2,46442 tinggi yang diperkirakan mengandung U dan
ohm-m. Anomali anomali tersebut berada Th. Hasil kegiatan survey geofisika ini
pada sebaran batuan autobreccia terlihat jelas dengan didukung data permukaan menjadi
di lokasi GF/TKDY-6, GF/TKDK-07, dan dasar penentuan lokasi pemboran. Gambar 9
GF/BTGK-04. Beberapa indikasi mineralisasi 13 memperlihatkan penampang-penampang
dipermukaan terlihat pada penampang tahanan jenis dan chargebilitas pada masing-
GF/BTGK-02 dan GF/TKDK-01, dicirikan masing jalur atau lintasan.
dengan anomali-anomali chargebiliatas

GF/BTGK-02

Gambar 9. Penampang tahanan jenis dan chargebilitas jalur GF/BTGK-02.

57
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

GF/BTGK-04

Gambar 10. Penampang tahanan jenis dan chargebilitas jalur GF/BTGK-04.

GF/TKDK-01

Gambar 11. Penampang tahanan jenis dan chargebilitas jalur GF/TKDK-01.

58
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

GF/TKDY-06

Gambar 12. Penampang tahanan jenis dan chargebilitas jalur GF/TKDY-06.

GF/TKDY-07

Gambar 13. Penampang tahanan jenis dan chargebilitas jalur GF/TKDY-07.

Metode tahanan jenis konfigurasi dipole- (lateral) dari suatu horison perlapisan batuan
dipole digunakan untuk mendeteksi sehinga dengan konfigurasi ini diharapkan
keberadaan struktur geologi berarah NW-SE mampu memberikan gambaran kondisi bawah
di sekitar lokasi bor BTGY-01 yang permukaan baik, berkaitan dengan struktur.
diperkirkan mengontrol keberdaan Dari hasil pembuatan penampang tahanan
keterdapatan U/Th di lokasi ini sehingga jenis pada jalur ini terlihat ada indikasi
untuk mendeteksi ada tidaknya struktur ini horison dengan nilai tahanan jenis lebih tinggi
digunakan metode dipole-dipole. Konfigurasi terpotong oleh suatu zona dengan nilai
dipole-dipole sensitif dalam mendeteksi tahanan jenis lebih rendah di meter 285 dan
perubahan vertikal maupun secara horisontal 310 yang merupakan cerminan keberadaan

59
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

struktur geologi. Zona dengan nilai tahanan 27,30 meter pada batuan autobreccia yang
jenis lebih rendah tersebut diinterpretasikan telah teralterasi.
sebagai suatu zona lemah yang kemungkinan Kondisi yang relatif sama juga terjadi di
celah-celahnya telah terisi fluida (Gambar 14) lokasi pemboran TKDK-07. Dari penampang
yang menyebabkan zona tersebut memiliki tahanan jenis sebenarnya jalur GF/TKDK-07
nilai tahanan jenis yang relatif rendah lokasi pemboran TKDK-07 ditunjukkan
dibandingkan dengan batuan sekitar. dengan nilai tahanan jenis rendah dan
Dari enam penampang tahanan jenis yang chargebilitas tinggi di meter ke-200 sampai
dihasilkan, tiga penampang menunjukkan 270 penampang GF. Nilai ini merupakan nilai
hasil yang cukup menarik dan telah yang jauh lebih rendah daripada nilai tahanan
ditindaklanjuti dengan kegiatan pemboran. jenis batuan yang mengandung uranium di
Penampang-penampang tersebut adalah Kalimantan Barat yang berada pada batuan
GF/BTGK-04, GF/TKDY-06, dan dengan nilai tahanan jenis kurang dari 2.000
GF/TKDK-07. Hasil dua pemboran yang m dan nilai faktor logam lebih dari 90
telah dilaksanakan di jalur GF/TKDY-06, mho/m [16]. Hasil survey geofisika ini
yaitu TKDY-06 dan TKDY-09 menunjukkan didukung data radiometri permukaan dipakai
hasil yang relatif tidak jauh berbeda antara sebagai dasar penentuan lokasi pemboran.
haasil interpretasi geofisika dengan hasil Hasil kegiatan pemboran yang dilakukan di
pemboran. Nilai tahanan jenis tinggi dan TKDY-07 menunjukkan bahwa nilai
chargebilitas tinggi pada penampang resistivitas rendah dan chargebilitas tinggi
GF/TKDY-06 (TKDY-06) dari hasil merupakan cerminan batuan autobreccia
pemboran merupakan cerminan batuan yang telah mengalami alterasi secara
autobreccia banyak mengandung oksida besi. megaskopis dicirikan dengan kehadiran
Sementara itu tahanan jenis rendah dan mineral pirit [10]. Secara alamiah batuan
chargebilitas tinggi dari penampang geofisika menjadi lebih konduktif karena fraktur dan
dari hasil pemboran merupakan cerminan rongga yang terbentuk akan jenuh air atau
batuan autobreccia yang telah mengalami membentuk material berbutir halus yang
kloritisasi. Nilai chargebilitas tinggi dapat dikenali dengan pengukuran geolistrik
dipengaruhi oleh kehadiran mineral pirit, [17].
galena, dan juga oksida besi pada kedalaman

GF/TKDY-01

Gambar 14. Penampang tahanan jenis sebenarnya jalur GF/BTGY-01 dengan konfigurasi dipole-dipole.

60
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 1, Mei 2017: 4962 e-ISSN 2503-426X

Dari hasil pengolahan data dapat dikenali signifikan akan dipilih sebagai daerah lokasi
adanya empat lokasi anomali pada tiga pemboran.
lintasan pengukuran yang berbeda dengan
lebar anomali 3070 m anomali. Keberadaan UCAPAN TERIMA KASIH
anomali tercermin dengan nilai chargeabilitas Penulis mengucapkan terima kasih yang
59,2531 ms dan nilai tahanan jenis 2,46442 sebesar-besarnya kepada Ir. Agus
ohm-m. Nilai tahanan jenis yang memiliki Sumaryanto, M.S.M sebagai Kepala Pusat
nilai signifikan tinggi mengindikasikan Teknologi Bahan Galian Nuklir yang telah
daerah tersebut terdapat batuan kompak atau memberikan kesempatan untuk melakukan
masif sukar mengalirkan listrik. Nilai penelitian di daerah Mamuju. Ucapan terima
chargebilitas merupakan indikator adanya kasih juga ditujukan kepada rekan-rekan kerja
kehadiran mineral logam dalam suatu batuan, dan lapangan yang telah banyak membantu di
makin besar nilai chargebilitas maka makin dalam pengambilan data dan diskusi yang
besar pula deposit logamnya atau zona terkait
potensi mineraliasi dan dipakai sebagai acuan
dalam penentuan titik pemboran. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Iskandar, Syarbaini, and Kusdiana, Map of
Environmental Gamma Dose Rate of Indonesia,
KESIMPULAN National Nuclear Energy Agency, Jakarta, 2014.
Breksi autoklastik, lava ponolit, atau [2] H. Syaeful, I. G. Sukadana, and A. Sumaryanto,
batuan jenis lain yang teralterasi atau berbeda Radiometric Mapping for Naturally Occurring
Radioactive Materials (NORM) Assessment in
kandungan mineral logamnya dapat Mamuju, West Sulawesi, Atom Indones., vol. 40,
dibedakan dengan batuan yang tidak no. 1, pp. 3339, 2014.
[3] I. G. Sukadana, A. Harijoko, and L. D. Setijadji,
teralterasi yang tidak mengandung mineral
Tectonic Setting of Adang Volcanic Complex in
logam berdasarkan perbedaan nilai tahanan Mamuju Region, West Sulawesi Province,
jenis dan chargeabilitasnya. Eksplorium, vol. 36, no. 1, pp. 3144, 2015.
[4] I. G. Sukadana, F. . Indrastomo, and H. Syaeful,
Anomali dengan nilai tahanan jenis Geology and Radionuclide Ratio Mapping For
tinggi dan chargeabilitas tinggi Radioactive Mineral Exploration in Mamuju,
diinterpretasikan mewakili tubuh batuan West Sulawesi, in Prosiding Seminar Teknologi
Energi Nuklir, 2015, pp. 140147.
kompak dan masif (breksi autoklastik) [5] F. D. Indrastomo, I. G. Sukadana, A. Saepuloh,
dengan kandungan mineral logam yang relatif A. H. Harsolumakso, and D. Kamajati,
Volcanostratigraphy Interpretation of Mamuju
tinggi sedangkan nilai chargebilitas tinggi Area Based on Landsat-8 Imagery Analysis,
tapi nilai tahanan jenisnya rendah Eksplorium, vol. 36, no. 2, pp. 7188, 2016.
diinterpretasikan mewakili zona alterasi [6] W. Lawrie, Fundamentals of Geophysics, 2nd
Edition. New York: Cambridge University Press,
dengan kandungan mineral logam relatif 2007.
tinggi yang diperkirakan mengandung U dan [7] A. A. Kaufman and B. I. Anderson, Methods of
Th. Electrical Profiling and Mapping, 1st ed., vol. 44,
no. 10. Elsevier B.V., 2010.
Nilai chargeabilitas merupakan indikator [8] M. H. Loke, Tutorial: 2-D and 3-D Electrical
adanya kehadiran mineral logam dalam suatu Imaging Surveys, 2001.
[9] A. Binley, Tools and Techniques: Electrical
batuan, makin besar nilai chargebilitas maka Methods, in Treatise on Geophysics, Elsevier
makin besar pula deposit logamnya atau zona B.V., 2015, pp. 233259.
potensi mineralisasi. Nilai anomali yang [10] C. J. Mwenifumbo, B. E. Elliott, C. W. Jefferson,
G. R. Bernius, and K. A. Pflug, Physical Rock
Properties from the Athabasca Group: Designing

61
Pola Tahanan Jenis dan Konduktivitas Batuan Mengandung Mineral Radioaktif
di Botteng dan Takandeang, Mamuju, Sulawesi Barat
Oleh: Adi Gunawan Muhammad, dkk.

Geophysical Exploration Models for Channel Observation and Inversion for IP


Unconformity Uranium Deposits, J. Appl. Electrical Sounding Method, Trans. Nonferrous
Geophys., vol. 55, no. 12, pp. 117135, 2004. Met. Soc. China (English Ed., vol. 24, no. 3, pp.
[11] J. Park, K. H. Lee, H. Seo, J. Ryu, and I. M. Lee, 816823, 2014.
Role of Induced Electrical Polarization to [15] I. G. Sukadana, H. Syaeful, F. D. Indrastomo, K.
Identify Soft Ground/Fractured Rock S. Widana, and E. Rakhma, Identification of
Conditions, J. Appl. Geophys., vol. 137, pp. 63 Mineralization Type and Specific Radioactive
72, 2017. Minerals in Mamuju, West Sulawesi, J. East
[12] G. V Gurin, A. V Tarasov, Y. T. Il in, and K. V China Univ. Technol., vol. 39, no. December, pp.
Titov, Transient Characteristics of Induced 3948, 2016.
Polarization in Inhomogeneous Media (from [16] D. Haryanto, Supriyanto, B. Soetopo, and A. J.
Results of 2D Numerical Simulation), Russ. Karunianto, Interpretasi Deposit Uranium
Geol. Geophys., vol. 58, pp. 624634, 2017. Berdasarkan Data Tahanan Jenis dan Polarisasi
[13] J. L. Porsani, V. R. Elis, and F. Y. Hiodo, Terinduksi di Sektor Rabau Hulu, Eksplorium,
Geophysical Investigations for the vol. 36, no. 2, pp. 97108, 2015.
Characterization of Fractured Rock Aquifers in [17] K. Z. Seminsky, R. M. Zaripov, and V. V.
Itu, SE Brazil, J. Appl. Geophys., vol. 57, no. 2, Olenchenko, Interpretation of Shallow Electrical
pp. 119128, 2005. Resistivity Images of Faults: Tectonophysical
[14] H. F. Liu, J. X. Liu, R. W. Guo, X. Z. Tong, L. Approach, Russ. Geol. Geophys., vol. 57, no. 9,
Gong, and Y. H. Peng, Development of Multi- pp. 13491358, 2016.

62

Anda mungkin juga menyukai