Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
Steril (Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik pathogen maupun
tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut
sterilisasi. Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,
bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang pathogen atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode kimia.
Metode sterilisasi kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia,
sedangkan metode sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan cara panas baik
panas kering maupun panas basah, radiasi, dan filtrasi.
a) Sterilisasi Panas
c) Dengan Pengeringan
e) Pendinginan
Suhu rendah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba terhenti. Cara ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan
yang mudah membusuk, misalnya daging, karena pada suhu rendah ini,
bahan makanan itu tidak akan dirombaknya. Pada suhu -20oC (minus
dua puluh derajat Celcius) (suhu lemari pendingin pada umumnya)
mikroba tidak bisa merombak makanan sehingga tidak terjadi
pembusukan. Beberapa bakteri mati pada suhu 0oC misalnya Neisseria
gonorrhoea, Treponema pallida (Indan Endjang, 2003: 41-42).
10 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
e) Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak
oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.
Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak
digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
f) Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri
dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
11 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam
renang. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu
dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki
efektifitas tingkat menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah
untuk waktu 10 menit
1. Rebus
Yaitu mensterilkan alat didalam air yang mendidih (!00 C) selama 15-
20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Stoom
Yaitu mensterilkan alat dengan uap panas dalam autoclave dengan
waktu, suhu dan tekanan tertentu. Alat alat yang dapat disterilkan dengan
autoclave antara lain alat tenun.
12 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
Uap formalin untuk mensterilkan sarung tangan, kateter dan lain-
lain dalam tromol atau stoples tertutup selam 24 jam. Untuk satu
tromol / stoples ukuran 1 liter digunakan 4 tablet formalin 50 gram
dalam waktu 24 jam.
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal
ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari
logam berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam
dan lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa
menggunakan merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk
tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
b) Zat Pewarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan,
bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna
itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi
sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain
yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau
cemerlang.
c) Klor dan Senyawa Klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak
dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.
d) Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 4% berguna
sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baikkhasiatnya daripada
fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol;
13 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektanyang lain.
Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-
bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
e) Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic.
Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan
oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.
Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada
kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
f) Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama
karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
g) Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas.
Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.
Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
h) Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting
yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya
substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini
telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah-
rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam
aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan
dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida
14 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
i) Hidogen Peroksida
j) Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida.
Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih
besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.
Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair
mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat,
sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
15 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
2.8 Cara-Cara Desinfeksi
1. Dengan Cara Mencuci
a) Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan disiram dengan
alcohol 70%.
b) Mencuci luka lama dengan H2O2, bethadin dll.
c) Mendesinfeksi kulit yang akan di operasi dengan yodium tincture 3 %
dan dilanjutkan dengan alcohol 70%.
d) Mencuci vulva dengan sublimat 1/1000 atau PK 1/1000
16 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
F. Porselen, misalnya mangkok, piring, cangkir, dllPlastic misalnya
selang infuse dll
G. Tenunan misalnya kain kassa, tampon, dock operasi, baju, sprei, sarung
bantal, dll.
17 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i
DAFTAR PUSTAKA
18 | S t e r i l i s a s i d a n D e s i n f e k s i