Tugas Klipi PDF
Tugas Klipi PDF
Disusun oleh:
Nadhia Luthfi Bridantari
Pada bulan Maret 2013 yang lalu sempat ramai di media mengenai isu RTRW
(Rencana Tata Ruang Wilayah) Kab.Jember tahun 2011-2031 yang disinyalir sebagian
naskahnya merupakan hasil jiplakan dari RTRW Kab.Kebumen dan Kab.Wonosobo. Kasus
memalukan ini cukup menjadi bukti bahwa para pengambil kebijakan kurang serius bekerja
demi kepentingan rakyat. Bagaimana bisa RTRW yang menyangkut hajat hidup orang
banyak itu digarap dengan cara yang terkesan asal-asalan dan sekedar formalitas? Belum lagi
realitas di lapangan banyak terjadi
tataguna lahan yang tidak sesuai dengan
RTRW bahkan hingga berakhir dengan
bencana.
SOLUSI
Pemerintah harus memastikan setiap warganya telah mampu memenuhi kebutuhan
pokoknya (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan) sekalipun harus berkeliling
dari rumah ke rumah. Oleh karena itu, kebijakan tata ruang wilayah juga akan diselaraskan
dengan konsep kemakmuran tiap-tiap individu termasuk kelestarian lingkungannya.
Lahan-lahan yang mempunyai pengaruh terhadap kemaslahatan rakyat tidak boleh
dimiliki oleh swasta, tapi harus dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyat banyak, bukan
hanya pemilik modal saja. Jika ada lahan milik umum kemudian dikonversi menjadi milik
pribadi, maka harus dilihat faktanya. Jalan, rel kereta api, pinggiran sungai, tepian pantai atau
yang lain, maka lahan-lahan tersebut tidak boleh dikonversi atau digunakan untuk
kepentingan pribadi, yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Kawasan konservasi dan resapan air (catchment area) dengan berbagai tanaman dan
pohon yang ada di dalamnya, tidak boleh dikonversi menjadi pemukiman ataupun
perkebunan apalagi pertokoan/mall yang bisa merusak fungsinya. Ini juga merupakan lahan
milik umum, dan termasuk dalam kategori hima (daerah yang diproteksi) agar tidak dirusak
atau dialihfungsikan. Jika tata ruang ini tidak diindahkan, maka daerah-daerah di bawahnya
akan terkena dampaknya, yaitu tergenang air kiriman dari kawasan puncak, karena air
tersebut tidak lagi bisa diserap oleh kawasan di atasnya, karena telah dialihfungsikan.
Pemerintah diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan paksa, jika penggunaan
lahan-lahan milik umum tersebut bisa membahayakan kepentingan publik, seperti meluapnya
air sungai, banjir rob air laut maupun banjir kiriman yang semuanya terjadi akibat
penggunaan lahan yang tidak sebagaimana mestinya. Bangunan rumah, bahkan masjid atau
fasilitas umum lainnya bisa dirobohkan untuk menjaga agar lahan tersebut tetap
dipertahankan sebagaimana fungsi dan peruntukannya.