Diajukan Oleh :
LIA HASRI
05.08.187
Diajukan sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan
Diajukan Oleh :
FITRIANI.W
05.08.187
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak
Lia Hasri
0508187
PERNYATAAN PUBLIKASI
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat ini boleh dipublikasikan
Lia Hasri
05.08.187
BIOGRAFI
I. IDENTITAS PENULIS
Agama : Islam
Tahun 2004-2008
MOTTO:
Semua berawal dari mimpi, bersungguh-sungguh mewujudkan
impian adalah MIMPI yang menjadi NYATA. Man jadda wajada.
Kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan Mamak, Terimakasih Mamakku (Sri Rahayu) Atas
atas ketegaran dan arti perjuangan hidup yang telah kau ajarkan
dibanggakan, AMIN.
hadir dan turut memberi warna indah dalam hidupku. I love you
all.
5. Almamaterku tersayang
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Maret 2012
Lia Hasri
ABSTRAK
Lia Hasri
The influence of distraction : Listen of the Quran on the intensity of pain that Post
Surgical post surgical Digestive Patients at the surgical Ward of Mohammad
Hoesin Hospital Palembang in 2012.
( xviii + 75 pages, 14 tables + 10 attachments)
ABSTRACT
Refrences : 25 (2001-2011)
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
Nyeri Pasca Bedah Digestif di IRNA Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Maka dari itu dengan
keikhlasan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan
Penyusunan Skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari beberapa pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini
Palembang
2. Ibu Murbiah,S.Kep., Ns. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
5. Ibu Indah Nurmala, MHSM. ETN. selaku Penguji I yang telah banyak
Muhammadiyah Palembang.
8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan kesehatan serta bagi
Wassalamuallaikum Wr.Wb
Lia Hasri
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... v
PERNYATAAN PUBLIKASI ......................................................................... vi
BIOGRAFI ...................................................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................viii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRACK ..................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................... 6
1.4.1 Tujuan Khusus ........................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 7
1.5.1 Bagi Peneliti ............................................................... 7
1.5.2 Bagi Institusi ............................................................. 7
1.5.3 Bagi Rumah Sakit ..................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 8
2.1 Konsep Keperawatan Perioperatif ........................................ 8
2.1.1 Keperawatan Prabedah ............................................. 9
2.1.2 Keperawatan Intrabedah ........................................... 9
2.1.3 Keperawatan Pascabedah ....................................... 10
2.2 Konsep Nyeri ...................................................................... 12
2.2.1 . Definisi Nyeri ........................................................ 12
2.2.2 Fisiologi Nyeri ....................................................... 13
2.2.3 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ........... 17
2.2.4 Pengukuran Skala Nyeri ......................................... 20
2.2.5 Nyeri Pascabedah ................................................... 23
2.2.6 Manajemen Nyeri Non-Farmakologi ..................... 24
2.3 Konsep Dasar Distraksi ....................................................... 27
2.3.1. Pengertian Distraksi ............................................... 27
2.3.2. Distraksi Pendengaran ............................................ 29
2.3.3. Manfaat Mendengarkan Al-Quran ........................ 30
2.3.4. Penurunan Nyeri Dengan Mendengarkan Al-Quran33
2.3.5. Penelitian Pengaruh Mendengarkan Al-Quran ..... 34
2.4 Kerangka Teori ..................................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN................................................................... 66
6.1 Karakteristik Responden........................................................ 66
6.2 Analisis Univariat .................................................................. 66
6.3 Analisis Bivariat .................................................................... 69
6.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
limpa, pankreas, hati, kandung empedu, dan duktus serta stuktur penunjang di
digestif tahun 2010 adalah 410 pasien. Dan jenis pembedahan yang dilakukan
(RSMH, 2011).
respon berupa nyeri. Rasa nyeri tersebut dapat menimbulkan efek yang
berat (7-9).
golongan opioid untuk nyeri yang hebat dan golongan non streroid untuk nyeri
bahkan bisa membuat orang menjadi mual-muntah dan konstipasi. Jika terus-
menimbulkan reaksi ketergantungan obat, dan nyeri bisa terjadi lagi setelah
Salah satu distraksi yang efektif adalah musik, musik terbukti menunjukkan
depresi, menurunkan tekanan darah, dan mengubah persepsi waktu. (Potter &
Perry, 2006).
dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki
pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Khadi,
yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini
tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis
baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia maupun
terbaik adalah Al-Faatihah, karena intisari dari Al-Quran adalah surat Al-
jelas, serta kualitas nada hurufnya yang tinggi membuat Al-Faatihah mudah
dibaca dan dihafal semua orang dengan latar belakang apa pun. Al-Faatihah
merupakan surat yang paling banyak dibaca oleh umat manusia, karena Al-
respon berupa nyeri (Sari, 2008). Metode pelaksanaan nyeri secara non-
Hoesin Palembang.
1.5.2 Institusi
Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit khususnya Instalasi Rawat Inap
TINJAUAN PUSTAKA
dan perawat perlu menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan individu
keselamatan klien pada seluruh fase. Penyuluhan dan rencana pulang yang
Pada bedah digestif, ada beberapa resiko intra dan pascaoperatif yang
berupaya dan mempunyai peran untuk menurunkan resiko bedah digestif baik
(Sjamsuhiidajat, 2005 ).
intraoperatif merupakan salah satu fase asuhan yang dilewati pasien bedah
dan diarahkan pada peningkatan keefektifan hasil pembedahan. Pada fase
2009).
Sebaliknya klien bedah sehari yang mendapat anestesi local tanpa sedatif
dan mempunyai tanda tanda vital yang stabil dapat segera pulang. Klien
sebelum pulang dan klien yang mendapat anestesi local dapat langsung ke
lain. Faktor lain ini termasuk status imunologi, seperti komorbiditas atau
dapat menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Keluhan dan gejala yang
nafas, kolaps dan memburuknya keadaan umum, mual dan muntah, serta
masuk di ruang pulih sadar sampai pasien dalam kondisi sadar betul untuk
digestif area rectum dan anus akan meningkatkan resiko infeksi, karena
sifat saluran pencernaan bagian bawah yang tidak steril. Kondisi disfungsi
tanda tanda: pucat, kulit dingin, basah, pernapasan cepat, sianosis pada
bibir, gusi dan lidah, nadi cepat, lemah dan bergetar, penurunan tekanan
(Smeltzer & Bare, 2002). Menurut Potter & Perry (2006) nyeri adalah
kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang
tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu
2.2.2.1 Stimulus
ujung saraf bebas kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.
dingin).
1) Kulit (kutaneus)
2) Somatik Dalam
3) Viseral
Reseptor ini meliputi organ-organ visceral seperti jantung, hati, usus,
ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
nyeri yang dapat timbul pada daerah yang berbeda/jauh dari organ asal
stimulus nyeri tersebut. Nyeri pindah ini dapat terjadi karena adanya
Secara singkat proses terjadinya nyeri dapat dilihat pada gambar 2.2.
Impuls nyeri diteruskan oleh serabut saraf afferen (A-delta & C) ke medulla
spinalis melalui dorsal horn
Slow pain
Proses Terjadinya Nyeri
(Sumber: Prasetyo, 2010)
Menurut Prasetyo (2010), rangkaian proses terjadinya nyeri diawali
dengan tahap tranduksi, dimana hal ini terjadi ketika nosiseptor yang
Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau thermal 9 yaitu
yang tiidak bermielinasi, berukuran sangat kecil dan bersifat lambat dalam
terhadap nyeri.
Beberapa impuls nyeri ditranmisikan melalui traktus
emosi dan kognitif, serta integrasi dari sistem otonom. Slow pain yang
jantung berdebar-debar.
Keluarga dan
dukungan sosial Usia
Gaya Koping
Pengalaman
Pengalaman Jenis kelamin
Nyeri
Terdahulu
Kebudayaan
Ansietas
Bagan 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman nyeri
(Sumber; Gil, 1990 dalam Potter & Perry, 2006)
1. Usia
untuk tidak melaporkan nyeri karena persepsi nyeri yang harus mereka
tindakan media yang dilakukan dan takut akan penyakit dan rasa nyeri itu
2. Jenis Kelamin
dalam berespon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi
subjek penelitian yang melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi, toleransi
yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin (Potter
3. Budaya
latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi secara berbeda, seperti
perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain
wanita lainnya yang nyeri karena dipukul oleh suaminya (Prasetyo, 2010).
5. Perhatian
6. Pengalaman Sebelumnya
nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat dan adekuat, individu mungkin
perawatan kesehatan, klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal
alat ukur nyeri (painometer) dengan skala longitudinal yang pada salah
satu ujungnya tercantum nilai 0 (untuk keadaan tanpa nyeri), dan ujung
ini dapat dicatat pada sebuah grafik yang dibuat menurut waktu (Mubarak,
2008)
Tabel 2.1
Skala Nyeri menurut Hayward dalam Mubarak (2008).
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan
aktivitas yang biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
Tabel 2.2
Skala Nyeri Berdasarkan Ekspresi Wajah Menurut Hayward
dalam Mubarak (2008)
Kategori Gambar Keterangan
Tidak nyeri
Sedikit Sakit
Sangat Sakit
Sakit Hebat
b. Skala Deskriftif Verbal (Verbal Deskriptor Scale, VDS)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
nyeri hebat
hebat
mengidentifikasi nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada
instrument tersebut dapat menjadi valid dan dapat dipercaya (Smeltzer &
Bare, 2002).
menimbulkan respon berupa nyeri. Rasa nyeri tersebut dapat timbul pada
setiap jenis tindakan operasi, bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek
2008).
Peredaan nyeri komplit pada daerah dari insisi bedah dapat tidak
1. Distraksi
selain nyeri. Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya
(nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus sensori yang
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih
pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Heru,
2008).
kerja khusus stimulasi kutaneus masih belum jelas. Salah satu pemikiran
mengaktifkan transmisi tersebut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut dan
4. Hipnosis
hanya pada satu pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi nyeri
membuang atau mencegah stimulasi nyeri. Hal ini terutama penting bagi
klien yang imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi
ini hanya klien alami dan sedikit waktu ekstra dalam upaya menghindari
5. Tehnik Relaksasi
nyeri ke stimulus yang lain. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorphin, sehingga stimulus nyeri yang
akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera
air. Klien dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang
tenang. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien
dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan
terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis computer
(Remolda, 2009).
frekuensi detak jantung. Terapi murotal bekerja pada otak, dimana ketika
didorong oleh rangsangan dari luar (terapi Al-Quran), maka otak maka
memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan
manfaat bagi kita sebagai manusia, selain tentu saja karena melaksanakan
mulai sekarang kita mulai mendengarkan al-Quran setiap pagi dan petang
agar kita mendapatkan rahmat yang dibawa oleh lantunan suara bacaan al-
Quran tersebut.
hidup bagi setiap Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20) dan sebagai korektor dan
penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15;
16:64), dan bernilai abadi. Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah
ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya
datang.
bahasa dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-
buku bahasa Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti
adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa
yang demikian itulah Umar bin Khattab masuk Islam setelah mendengar
Al-Qur'an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul
terbaik adalah Al-Faatihah, karena intisari dari Al-Quran adalah surat Al-
Uraiannya yang singkat dan jelas, serta kualitas nada hurufnya yang tinggi
membuat Al-Faatihah mudah dibaca dan dihafal semua orang dengan latar
belakang apa pun. Al-Faatihah merupakan surat yang paling banyak
dibaca oleh umat manusia, karena Al-Faatihah harus dibaca dalam setiap
mendengar bacaan Al-Fatihah secara tartil dan didengar dengan hati yang
orang yang sedang menderita sakit diliputi kecemasan dan kesedihan serta
karena itu pengobat rasa cemas hendaknya berdoa sebagaimana ayat dan
peringatan maka barang siapa yang beriman dan berbuat baik, bagi mereka
tidak ada kekhawatiran (kecemasan) dan tidak pula berduka cita dan
bersedih hati(Qs.Al-A`Nam(6):48).
(Mahmudi,2011).
Hasil eksperimen pertama ini membuktikan bahwa 97% responden,
merelaksasi ketegangan urat syaraf tersebut. Fakta ini secara tepat terekam
wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan
mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah
Al-Quran.
1. Kerangka Teori
Manajemen nyeri secara
Bagan 2.1 Kerangka Teori farmakologi
(Smeltzer & Bare, 2002):
Pascabedah Digestif
(Muttaqin & Sari, 2007) Analgetik
1. Golongan opioid
2. Golongan non steroid
Mendengarkan Ayat
Alquran
Distraksi
(Smeltzer & Bare,2002; Potter &
Perry, 2006;Tamsuri, 2007;
Prasetyo, 2010):
1. Distraksi visual
2. Distraksi Pendengaran:
Terapi mendengarkan
ayat Alquran
3. Distraksi intelektual
4. Imajinasi terbimbing
BAB III
KERANGKA KONSEP
Suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep digunakan untuk
yang akan dibahas. Kerangka didapatkan dari konsep ilmu yang dipakai
yang dihubungkan dengan garis sesuai dengan variable yang diteliti ( Setiadi,
2007 ).
nyeri pada pasien pascabedah digestif di IRNA Bedah RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
Distraksi: Mendengarkan
Ayat Alquran
3.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
pra-post test design (pra-pascates dalam satu kelompok). Ciri tipe penelitian
Numeric Rating Scale (NRS), skala yang digunakan adalah 0-10, dan setelah
tes.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang IRNA Bedah Kelas III RSUP Dr.
tahun 2012.
4.3.1 Populasi
pascabedah digestif yang dirawat di Ruang IRNA Bedah Kelas III RSUP
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
).
Penentuan besar sampel : N
n=
1 + N(d)
n= 410/12
1 + 34,2(0,01)
n= 34,2
1 + 34,2(0,01)
n= 34,2
1 + 34,2(0,0001)
n= 34,2
1 + 0,00342
n= Besar Sampel
d= Presisi (0,01)
3. Pasien kooperatif
Data sekunder yaitu data yang didapat dari buku status klien untuk
sebagai berikut:
Palembang.
responden.
intervensi.
4) Peneliti melakukan pengukuran intensitas nyeri responden dengan
tidak mengganggu klien atau staff yang lain dan memmbantu klien
pendengaran klien.
paling baik untuk jangka waktu yang singkat dan mengatasi nyeri
intensif yang hanya berlansung beberapa menit (Potter & Perry, 2006).
untuk menjawab, member tanda silang atau check list pada pilihan
saat itu.
dalam penelitian ini hanya untuk penelitian dan informasi yang telah
untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau check list tersebut.
Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan
mengubah data berbentuk kata atau huruf menjadi data angka atau
Pada penelitian ini Data Entry, yakni jawaban hasil observasi dari
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel. Untuk data numerik gunakan nilai mean, median, dan standar
deviasi. Hasil analisa univariat ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi,
Uji t test termasuk dalam uji statistik parametrik yaitu uji yang
rata nilai pre test dan rata-rata nilai post test dari satu sampel (Riwidikdo,
2010). Bila nilai value < (0,05), maka Ho ditolak yang artinya ada
hubungan antara dua variabel yang diuji dan apabila nilai value >
(0,05), maka Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara dua
berpasangan.
HASIL PENELITIAN
Palembang
1. Sejarah Perkembangan
Indonesia yang saat itu dijabat oleh Dr. Mohammad Ali (Lie Kiat Teng).
Pada tanggal 3 Januari 1957, rumah sakit ini mulai beroperasi yang dapat
Januari 2002.
Pada tahun 2003 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah
patologi anatomi dan rehabilitas medis akan di tempat kan pada bangunan
lain setelah di renovasi pada tahun 2007, demikian juga pembuatan nya
menjadi Rumah Sakit tipe A dan menjadi rumah sakit terbesar dan
2. Visi
Visi RSUP Dr. Mohammad Hoesinn Palembang yaitu : Menjadi
3. Misi
berkut:
berkualitas tinggi
4. Motto
5. Tujuan
berikut:
kepentingan masyarakat.
bidang kesehatan.
c. Menghasilkan tenaga dokter, dokter spesialis dan keperawatan yang
6. Fungsi
berikut:
7. Budaya
tujuan.
H: Harmonis Terdapat keserasian atau keharmonisan dalam kerjasama
antara petugas medis, paramedis dan non medis dengan pasien dan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang di bawah dan tanggung jawab
langsung kepada direktur medik dan keperawatan. Rumah sakit umum pusat
Dr. Mohammad Hoesin Palembang dibagi dalam beberapa instalasi rawat inap
dan rawat jalan, salah satunya adalah instalasi rawat inap bedah yang dikepalai
oleh kepala instalasi yang terdiri dari sembilan ruangan, yaitu ruangan kelas
bedah A, ruangan kelas bedah B, ruangan kelas bedah C, ruangan kelas bedah
D, ruangan kelas bedah E, ruangan kelas bedah F (mata), ruangan kelas bedah
1. Visi
Menjadi IRNA Bedah (Bedah THT dan Mata) yang terbaik dan
penelitian
2. Misi
1) Memberikan pelayanan rawat inap bedah (Bedah THT dan Mata) yang
komprehensif.
3. Falsafah
4. Motto
keperawatan bedah.
Tabel 5.1
Tabel karakteristik ruangan penelitian di IRNA Bedah RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011
dilakukan disemua ruang bedah dengan alasan ketentuan dari lapangan hanya
dilakukan di ruang RBD, RBE, RBF, RBG, dan RPK. Dari responden Yang
berjumlah 34 orang didapatkan hasil yang diuraikan dalam bentuk tabel dan
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur pada
Pasien Pasca Bedah Digestif di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin PalembangTahun 2012
Jumlah
Umur
F %
Dewasa 18-40 15 44,1 %
Tua 41-65 6 17,6 %
Lansia > 65 13 38,2 %
Jumlah 34 100%
*sumber penelitian 2012
responden (44,1%).
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin pada
Pasien Pasca Bedah Digestif di RSUP Dr. Mohammad
HoesinPalembang Tahun 2012
Jumlah
Jenis Kelamin
f %
Laki-laki 18 52,9 %
Perempuan 16 47,1 %
Jumlah 34 100
*sumber penelitian 2012
c. Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan pada
Pasien Pasca Bedah di RSUP Dr. Mohammad
HoesinPalembang Tahun 2012
Pendidikan Jumlah
F %
Tidak Sekolah 2 5,9%
SD 13 38,2%
SMP 8 23,5%
SMA 8 23,5%
PT 3 8,8%
Jumlah 34 100%
*sumber penelitian 2012
38,2%.
d. Pekerjaan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan pada
Pasien Pasca Bedah Digestif di RSUP Dr. Mohammad
HoesinPalembangTahun 2012
Pekerjaan Jumlah
F %
Tidak Bekerja 19 55,9%
Wiraswasta 10 29,4%
Petani 5 14,7%
Jumlah 34 100%
*sumber penelitian 2012
55,9%..
e. Suku
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Bedah
Digestif di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2012
Suku Jumlah
f %
Jawa 17 50,0%
Palembang 14 41,2%
Sunda 2 5,9%
Batak 1 2,9%
Jumlah 34 100%
*sumber penelitian 2012
Berdasarkan tabel 5.6ditunjukkan bahwa Suku Pasien Pasca
f. Jenis Operasi
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Operasi pada
Pasien Pasca Bedah Digestif di RSUP Dr. Mohammad
HoesinPalembang Tahun 2012
41,2%.
2. Analisis Univariat
Tabel 5.8
Distribusi frekuensi nyeri responden sebelum mendengarkan Ayat
Suci Alquran pada pasien pasca bedah digestif di IRNA Bedah
RSUP Dr. Mohhammad Hoesin Palembang Tahun 2012
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi nyeri responden setelah mendengarkan Ayat
Suci Alquran pada pasien pasca bedah digestif di IRNA Bedah
RSUP Dr. Mohhammad Hoesin Palembang Tahun 2012
Tabel 5.9
Distribusi statistik intensitas nyeri responden (n=34) sebelum dan
setelah mendengarkan Ayat Suci Alquran pada pasien pasca bedah
digestif di IRNA Bedah RSUP Dr. Mohhammad Hoesin
Palembang Tahun 2012
4,50 terlihat bahwa skala intensitas nyeri setelah diberikan intervensi nilai
antara (3,73-4,61).
3. Analisis Bivariat
data dan hasil sebaran data didapatkan tetap tidak normal, dan analisis
Wilk, karena sampel yang sedikit (kurang atau sama dengan dari 50),
Tabel 5.10
Distribusi perbandingan intensitas nyeri responden (n=34)
menggunakan uji Wilcoxon sebelum dan setelah mendengarkan
Ayat Suci Alquran pada pasien pasca bedah digestif di IRNA
BedahRSUP Dr. Mohhammad HoesinPalembang Tahun 2012
Ayat Alqur;an terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca bedah digestif.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
terbanyak yaitu 38,2%, dan responden dengan pendidikan tidak sekolah adalah
responden paling sedikit, yaitu 5,9%. Mayoritas responden adalah tidak bekerja,
yaitu sebanyak 55,9%, dan sebagian besar bearsal dari suku jawa sebanyak
50,0%.
dan dengan usia tua sebanyak 17,6%. Responden yang mengalami operasi
B. Analisis Univariat
yaitu 26,5% dan 20,6%. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden
merasakan nyeri berat (skala 7-9) dan skala sedang (3-6). Tidak ada
responden dengan keluhan nyeri sangat berat (skala 10), dan responden
dengan tidak ada keluhan nyeri (skala 0). Hasil perhitungan intensitas
nyeri dengan skala Numerik Rating Scale sebelum diintervensikan dengan
antara (6,59-7,57).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Sari (2008) di IRNA Bedah Rumah Sakit Dr. H.M Rabain Muara Enim,
semuanya berada pada skala 7-9 atau pada tingkat nyeri berat. Hal ini
lebih disebabkan oleh besar kecilnya tingkat kerusakan jaringan dan juga
oleh Saragih (2011) di RSUP H.Adam Malik Medan, dari hasil penelitian
pascabedah digestif mengeluh dan menyatakan nyeri pada tingkat berat (7-
9), hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai persepsi yang
beerbeda-beda dan respon fisiologis yang beerbeda satu sama lain saat
sebagian responden merasakan nyeri ringan (skala 1-3) dan tidak ada yang
mengeluh tidak nyeri (skala 0), nyeri berat (skala 7-9), dan nyeri sangat
berat (skala 10). Responden yang mengeluh nyeri berat (skala7-9) sebelum
dengan tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif padda Primipara sebagai
sakit yang berupa nyeri rasa tidak nyamannya tersebut tidak lagi dirasakan
C. Analisis Bivariat
signifikan value = 0,000 artinya nilai p value < 0,05. Hal ini menunjukkan
0,05).
Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang dikutip oleh Oriordon
detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan
darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi
murotal bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar
(terapi Al-Quran), maka otak maka memproduksi zat kimia yang disebut
mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa
transmissi nyeri pada pasien yang disebabkan oleh nyeri pascabedah digestif.
D. Keterbatasan Penelitian
bahwa perubahan yang terjadi pada variabel dependen karena intervensi atau
Apabila ditemukan atau tidak ditemukan perbedaan antara pre-tes dan pasca-
tes, maka tidak dapat dipastikan apakah perbedaan itu memang disebabkan
yaitu sampel yang diambil pasien pascabedah digestif terbatas hanyya pada
sehingga hanya sedikit jumlah pasien yang dilakukan operasi terencana. Selain
A. Simpulan
tanggal 16 Januari s.d 15 Februari tahun 2012 di IRNA Bedah RSUP Dr.
Jenis operasi yang paling banyak terjadi pada responden adalah dengan
Palembang merasakan nyeri berat dengan skala 7-9 sebanyak 61,8%, dan
merasakan nyeri sedang dengan skala 4-6 sebanyak 61,7 %, dan nyeri
B. Saran
dan teknologi.
terjadi pada sebelum dan setelah diberikan intervensi tersebut dan dengan
jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil intensitas nyeri
yang lebih akurat. Selain itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai
Baradero, M., Drayit, M. W., dan Siswandi, Y. S. (2009). Prinsip & Praktek
Keperawatan Perioperatif, Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Saya yang bertanda tangan ddi bawah ini, memberikan izin dan siap
Intensitas Nyeri Pasca Bedah Digestif di IRNA Bedah RSUP Dr. Mohammad
Nim : 0508187
Saya mengerti bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan tanpa ada maksud lain, dan
semua penjelasan yang telah saya berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat degan sebenarnya, dan tidak ada unsur
( )
Lampiran 2
Pretest
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi pertanyaan yang telah disediakan dan
berilah tanda Chek List () pada salah satu pilihan yang dianggap sesuai.
1. Biodata / Biografi Responden
a. Nama (Inisial) :
b. Kode :
c. Umur :
Tidak Sekolah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0 = Tidak ada keluhan nyeri
1-3 = Nyeri ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-9 = Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang
biasa dilakukan
10 = Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol.
Posttest
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menyebutkan salah satu angka yang
menunjukkan intensitas nyeri yang dialami dengan skala 1 sampai 10.
Intensitas Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lampiran 3
Statistics
N Valid 34 34 34 34 34 34
Missing 0 0 0 0 0 0
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Median 42.0000
Variance 277.865
Minimum 19.00
Maximum 79.00
Range 60.00
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perguruan
3 8.8 8.8 8.8
Tinggi
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suku Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 34 34
Missing 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Intensitas Nyeri
34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
Sebelum Intervensi
Intensitas Nyeri
34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
Sesudah Intervensi
Statistics
Intensitas Intensitas
Nyeri Sebelum Nyeri Setelah
Intervensi Intervensi
N Valid 34 34
Missing 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Median 7.0000
Variance 1.962
Minimum 4.00
Maximum 9.00
Range 5.00
Median 4.0000
Variance 1.604
Minimum 2.00
Maximum 6.00
Range 4.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Intensitas Nyeri
.164 34 .021 .920 34 .016
Sebelum Intervensi
Intensitas Nyeri
.206 34 .001 .887 34 .002
Sesudah Intervensi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Total 34
Test Statisticsb
Nyeri Sesudah -
Nyeri Sebelum
Z -5.211a