Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR : SK. 2931/MENHUT-VI/BPPHH/2005

TENTANG

PEMBAHARUAN IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU


ATAS NAMA PT WIJAYA PERKASA INDAH
DI PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI KEHUTANAN,

Membaca:
Surat Direktur Utama PT. Wijaya Perkasa Indah Nomor 001/WPI-TUK/II/2004 tanggal 1 februari
2004, perihal Pendaftaran Ulang IUI-PHHK a.n. PT. Wijaya Perkasa Indah.
Menimbang:
a. bahwa PT. Wijaya Perkasa Indah telah diberikan izin usaha industri primer hasil hutan
kayu sesuai Keputusan Direktur Jenderal Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan Nomor
007/DJIHPK/D.4/IUI/II/1996;
b. bahwa berdasarkan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 kewenangan
Pengaturan , pembinaan, dan pengembangan IPHHK diatur oleh Menteri Kehutanan;
c. bahwa berdasarkan Pasal 3 Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 300/Kpts-II/2003 jo.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2004 disebutkan bahwa setiap
izin usaha industri primer hasil hutan kayu wajib melakukan pendaftaran ulang;
d. bahwa berdasarkan hasil penilaian terhadap data atau dokumen daftar ulang dan
kinerja PT Wijaya Perkasa , yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk
mendapatkan izin pembaharuan izin usaha primer hasil hutan kayu;
e. bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka dipandang perlu memberikan
pembaharuan izin usaha industri primer hasil hutan kayu atas nama PT. Wijaya Perkasa
Indah dengan keputusan Menteri Kehutanan.
Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, yang diubah dengan Undang-
undang Nomor 19 Tahun 2004;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan,
pembinaan dan Pengembangan Industri;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin USaha Industri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan
Pemberian Izin Usaha Industri;
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan
Kabinet Bersatu;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
fungsi, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia;
12. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Pengendalian Dampak terhadap Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri;
13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 148/M/SK/1995 tentang
Penetapan Jenis dan Komoditi Industri yang Proses Produksinya Tidak Merusak Ataupun
Membahayakan Lingkungan Serta Tidak Menggunakan Sumber Daya Alam Secara
Berlebihan;
14. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 589/MPP/Kep/10/1999
tentang Penetapan Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Masing-Masing Direktorat
Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan Di
Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan;
15. Keputusan Menteri Perindustrian dan Pedagangan Nomor 590/MPP/Kep/10/1999
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan
Tanda Daftar Industri;
16. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 125/Kpts-II/2003 tentang tata cara dan
persyaratan permohonan izin usaha industri primer hasil hutan kayu;
17. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 300/Kpts-II/2003 jo. Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor: P.16/Menhut II/2004 tentang Pendafataran Ulang Izin Usaha
Industri Primer Hasil Hutan Kayu;
18. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.456/Menhut-II/2004 tentang 5 (lima)
Kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet
Indonesia Bersatu;
19. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kehutanan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
PERTAMA:Memberikan Pembaharuan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu kepada :
PT. Wijaya Perkasa Indah
Nama :
01.567.861.8.616.000
Nomor Pokok Wajib :
Pajak (NPWP)
JL Wijaya Kusuma 23 -25 Surabaya Jawa Timur, Telp (031)5341347 Fax. (031) 531
Alamat Perusahaan :
Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro-Mojokerto Jawa Timur
Lokasi Pabrik :

untuk menjalankan perusahaan industri primer hasil hutan kayu :


Penggergajian Kayu
Jenis Industri :
7.000 m/ tahun
Kapasitas izin :

Daftar mesin utama produksi adalah sebagaimana tersebut pada Lampiran, yang merupakan satu kesatua
ini.
KEDUA :Kewajiban kewajiban dan larangan-larangan Pemegang Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu PT. W
sebagai berikut :
1. Dilarang melakukan perluasan industri dan melakukan pemindahan lokasi usaha industri tanpa izin
2. Dilarang menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang melampaui batas baku m
3. Dilarang menadah, menampung atau mengolah bahan baku hasil hutan yang berasal dari sumbe
pemanfaatannya tidak sah dan tidak didukung dokumen yang sah.
4. Dilarang melakukan kegiatan usaha industri primer hasil hutan kayu yang tidak sesuai dengan kete
5. Wajib menyampaikan laporan bulanan, semesteran dan tahunan kegiatan industri sesuai ketentua
6. Wajib membuat dan menyampaikan Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) dan Laporan Mutasi Ha
(LMHHOK) sesuai ketentuan.
7. Wajib menyusun dan menyampaikan Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) sesuai kete
8. Wajib memiliki tenaga pengukur dan penguji hasil hutan.
9. Wajib mendapatkan persetujuan lebih dahulu apabila melakukan penggantian dan atau pena
produksi.
10. Wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis apabila mengadakan perubahan terhadap
penanggungjawab perusahaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perubahan dilakukan.
11. Wajib melaksanakan upaya keseimbangan supply-demand dan kelestarian sumber bahan baku, an
meningkatkan penggunaan bahan baku kayu dari non hutan alam (kayu daari hutan tanaman, huta
peremajaan perkebunan), serat menjalin kerjasama atau kemitraan dengan masyarakat (Com
dalam pengadaan bahan baku dari pembangunan hutan tanaman.
12. Wajib mematuhi segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang industri,
dengan industri primer hasil hutan kayu, termasuk dalam hal ini industri perkayuan yang bersifat
KETIGA :Pemegang izin usaha industri primer hasil hutan kayu yang melanggar kewajiban dan larangan sebagaiman
dictum KEDUA dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KEEMPAT:Pembaharuan Izin Usaha Industri ini berlaku selama perusahaan industri ini beroperasi sesuai ketentuan p
undangan yang berlaku.
KELIMA :Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Keputusan Direktur Jenderal Industri Hasil Pertanian dan Keh
007/DJIHPK/D.4/IUI/1996; sepanjang yang menyangkut izin usaha industri primer hasil hutan kayu.
KEENAM :Pembaharuan Izin Usaha Industri Ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 15 Juli 2005

Anda mungkin juga menyukai