1
VOLUME NOMOR 3, 2015, 131-140
P-ISSN 1858-3881; E-ISSN 2356-0088
HTTP://EJOURNAL2.UNDIP.AC.ID/INDEX.PHP/RUANG
Abstrak: Kawasan Klampok yang pada masa lalu merupakan area pertanian tebu
pendukung pabrik-pabrik gula Banyumas kini berada pada transisi pertumbuhan desa
kota menjadi kota, dengan kegiatan perdagangan dan jasa yang semakin bertumbuh.
Sepanjang waktu kira kira setengah abad sejak tahun 1889 Klampok merupakan kota
pabrik gula penting di wilayah Banyumas yang memiliki lahan pertanian tebu yang sangat
luas dan mencakup Purwonegoro, Mandiraja, Klampok, Susukan, Somagede hingga
selatan Banyumas. Kini kehidupan kawasan Klampok lebih didominasi oleh persawahan
yang didukung oleh jaringan irigasi tersier serta kawasan komersil pengrajin keramik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kuantitatif. Dalam
penelitian ini, analisis yang digunakan yaitu anlisis kondisi eksisting yang dilihat dari
sejarah perekembangan kawasan, analisis eksistensi Kota Pusaka Kawasan Klampok baik
dikaji secara fisik dan non fisik dan analisis upaya pelestarian kota pusaka dengan teknik
analisis deskriptif kuantitatif untuk menentukan upaya upaya pelestarian yang tepat
dalam melestarikan kota pusaka di kawasan Klampok. Output penelitian berupa upaya
yang sesuai dalam melestarikan Kota Pusaka Kawasan Klampok. Hasil penilaian
menggunakan skala likert didapat upaya pelestarian yang sesuai untuk Kota Pusaka
Kawasan Klampok yaitu rehabilitasi Kawasan.
Abstract: In the past Klampok region is an agricultural area supporting Banyumass cane
sugar mills is now in a transitional growth of the village - the town became a city, with
trading activities and services that are increasingly growing. About half a century since
1889 Klampok is an important sugar mill town in Banyumas that have large agricultural
land sugarcane and includes Purwonegoro, Mandiraja, Klampok, Susukan, Somagede to
the south of Banyumas. Now Klampok regions life is dominated by rice fields which
supported by a network of tertiary and commercial area craftsmen ceramic. The used
1
Korespondensi Penulis: Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia Email:
adi.nugroho@pwk.undip.ac.id
2
Korespondensi Penulis: Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Email: dsuwandono@yahoo.com
RUANG (VOL.1) NO. 3, 2015, 131 140
DOI: HTTP://DX.DOI.ORG/10.14710/RUANG.1.4.131-140
132 Nugroho Adi Kurniawan dan Djoko Suwandono
method in this study is a quantitative method. In this study, analysis used is analysis of
the existing condition as seen from the historical development of the area, analysis of
Klampok Region Heritage Cities existence studied both physical and non-physical and
analytical efforts to conserve the heritage town by qualitative descriptive analysis
techniques to determine the effort - the right effort to preserve in preserving the heritage
city in the Klampok region. Research outputs are effort to preserve Heritage Cities
Klampok Region. Assessment results obtained using a Likert scale conservation efforts
are appropriate for Heritage Cities Klampok which is rehabilitation area.
Metode Penelitian Penelitian tentang kajian kota pusaka kawasan Klampok ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
digunakan karena penelitian ini memiliki masalah yang jelas dan dalam
pengumpulan datanya menggunakan sampel ( Sugiyono, 2008). Teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan objek yang akan
diwawancarai guna mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan
sehubungan dengan kondisi-kondisi yang ada di wilayah studi. Teknik
sampling yang digunakan dalam studi ini adalah yaitu purposive
sampling. Adapun kriteria bagi informan ialah pihak-pihak yang
mengetahui kondisi lingkungan Kawasan penelitian:
- Instansi pemerintahan yaitu Bappeda Kabupaten
Banjarnegara, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
- Ahli Konservasi yang pernah melakukan penelitian di
Kawasan penelitian - Sesepuh atau Tokoh Masyarakat Kawasan
penelitian.
Kajian Literatur Pelestarian Kota Pusaka
Pelestarian Kawasan Bersejarah adalah salah satu bentuk dari
perlindungan terhadap cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Perlindungan
terhadap cagar budaya dan ilmu pengetahuan dilakukan untuk
Manfaat Pelestarian
Menurut Budihardjo (1997), terdapat beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari pelestarian bangunan dan kawasan bersejarah diantaranya:
1. Pelestarian memperkaya pengalaman visual, menyalurkan hasrat
untuk kontinuitas, memberi kaitan yang berarti dengan masa lalu, serta
memberi pilihan untuk tinggal dan bekerja di samping lingkungan
modern.
2. Pada saat perubahan dan pertumbuhan terjadi secara cepat seperti
sekarang, kelestarian lingkungan lama memberi suasana permanen
yang menyegarkan.
3. Pelestarian memberi keamanan psikologis bagi seseorang untuk dapat
melihat menyentuh dan merasakan bukti-bukti fisik sejarah.
4. Kelestarian mewariskan arsitektur, menyediakan catatan historis
tentang masa lalu dan melambangkan keterbatasan masa hidup
manusia.
5. Kelestarian lingkungan lama adalah salah satu aset komersial dalam
kegiatan wisata internasional.
6. Dengan dilestarikannya warisan yang berharga dalam keadaan baik
maka generasi yang akan datang dapat belajar dari warisan-warisan
tersebut dan menghargainya sebagaimana yang dilakukan
pendahulunya.
D. Analisis Place
Daftar Pustaka Attoe Wayne-Logan Donn. 1989. American Urban Architecture, Catalysts In The
Design of Cities.
London: University of California Press.
Budihardjo, Eko. 1997. Arsitektur dan Kota di Indonesia.Jakarta: Alumni.
-----------------------. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota.
Yogyakarta: Andi.
-----------------------. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Alumni.
Burra Charter Tahun 1999 Tentang Panduan Untuk Konservasi dan
Pengelolaan Tempat-Tempat
Bersignifikansi Budaya (Tempat Tempat Warisan Budaya)
Cohen, Nahoum. 1999. Urban Conservation. Israel: MIT Press.
Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Lynch, Kevin. 1960. The ImageofThe City, Massachusetts: MIT Press
Canbridge.
Nasution. 2008. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Rapoport, Amos. 1997. Human Aspector Urban Form (Toward A Man-
Environment Approach To Urban Form and Design). Pergamon
Press.
Rossi, A. 1984. Architecture of The City. New York: The MIT Press.
Sedyawati, Edi. 2003. Budaya Jawa dan Masyarakat Modern. Jakarta:
Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah
BPPT.
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. NewYork: Van
Nostrand Reinhold Company.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Trancik, Roger. 1986. Finding Lost Space: Theories of Urban Design.
New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010
Tentang Cagar Budaya Zahnd, Markus. 1999.
Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.