Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

KULIAH 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


Oleh : Noor Nailie Azzat, ST

FAKULTAS SAINTEK
UNIVERSITAS ISLAM NADHATUL ULAMA JEPARA
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan Operasi

Kompetensi Pokok Bahasan :


Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan dengan beberapa metode.
Perencanaan dan Pengawasan Operasi
Aktivitas utama dalam system produksi adalah perencanaan dan pengawasan operasi.
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang ada
dalam proses pembuatan produk/barang atau jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi
terhadap tujuan perusahaan.

Bahan
- TK Proses transformasi Produk /
- Mesin atau Perubahan Jasa
- Fasilitas
- Dll.

Informasi umpan balik hasil untuk


pengawasan proses
Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi al :
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang
berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang harus diproduksi dengan didasarkan pada
hasil peramalan dan persediaan yang ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa
kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan
konsumsi pada system rumah tangga.
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.
4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik
pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item
komponen produk.
5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu
yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
6. Konsep Just In Time.
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan.
Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.

Peramalan(Forecast)
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang
berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
survei konsumen : kuisioner).
2. Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)
Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.
Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut metode
kausal), Metode Regresi.

Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan
dengan suatu garis lurus.

Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:

Y = a + bx
N xy x y
a= y b x b=
N N x 2 x 2
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin meramal penjualan
pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY

45 1 1 45

35 2 4 70

30 3 9 90

50 4 16 200

40 5 25 200

60 6 36 360

30 7 49 210

45 8 64 360

55 9 81 494

65 10 100 650

455 55 385 2680

10 2680 455 55
b= 2,15
10 385 55 55

455 2,15 55 33,675


a= 10 10
Persamaan garis regresinya adalah :
Y = 33,675 + 2,15 (X)

Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325


Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12) = 59,325
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13) = 61,325
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14) = 63,475
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15) = 65,925

Rata-rata Bergerak Tunggal


Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi
acakan (randomness) dalam deret waktu.
Rumus yang digunakan :
t

F(t+1) =
i 1
Xt
t

t 1

F(t+2) =
i2
Xt
t

t2
F(t+3) =
i 3
Xt
t

dst.

Dengan :

F(t+i) = Peramalan pada periode t+1


Xi = Nilai aktual
t = Periode rata-rata bergerak
Contoh :

Rata-rata bergerak Rata-rata bergerak


Bulan Data
Tiga bulanan Lima bulanan
1 386 - -

2 340 - -

3 390 - -

4 368 372 -

5 425 366 -

6 440 394,3 381,8

7 410 411 392,6

8 466 425 406,6

9 330 438,7 421,8

10 350 402 414,2

11 375 382 399,2

12 380 351,7 386,2


PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan
digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.

Contoh :

Data dari hasil peramalan :

Bulan Peramalan Komulatif

1 103 103

2 117 220

3 115 335

4 121 456

5 123 579

6 109 688

7 89 777

8 74 851

9 71 922

10 73 995

11 81 1.076

12 98 1.174

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana produksi untuk 12 periode.

Dimisalkan :

- Pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
- Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir,
dengan persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti pada table berikut :
Tabel Rencana Produksi

Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2


Bln Peramalan Komu latif Persediaan Persediaan Persediaan Persediaan
Produksi Produksi
Awal Akhir Awal Akhir

1 103 103 340 70 307 100 120 117

2 117 220 307 70 260 117 120 120

3 115 335 260 70 215 120 120 125

4 121 456 215 70 164 125 120 124

5 123 579 164 70 111 124 120 121

6 109 688 111 70 72 121 120 132

7 89 777 72 70 53 132 60 103

8 74 851 53 70 49 103 60 89

9 71 922 49 70 48 89 60 78

10 73 995 48 70 45 78 60 65

11 81 1.076 45 70 34 65 60 44

12 98 1.174 34 70 6 44 60 6

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan
biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu :
Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif.
1. Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan al:
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dengan system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Komponen biaya dalam rangka penentuan persediaan


1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c)
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan, pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.
3. Biaya persiapan (Setup Cost = k)
- Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap- kan produksi suatu barang.
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, persiapan gambar kerja dsb.
4. Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi :
- Biaya modal
- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
- Biaya kerusakan dan penyusutan
5. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p)
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
Metode Pengendalian Persediaan
Metode Tradisional
Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
Metode Kanban
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ
Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan :
Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
Titik pemesanan kembali (RO)
Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :
Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan
Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
Tidak ada pesanan ulang (back order)
Tidak ada diskon
Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total
biaya persediaan minimal.
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah :
D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan persatuan waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan
t : waktu antara satu pesanan ke pesanan berikutnya

Model Persediaan EOQ

Titik saat pemesanan diterima (order point)


Tingkat Persediaan (Q)

Rata-rata persediaan = Q/2

Waktu (t)
t = Q/D

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +Purchasing cost.


D
a). Biaya pesan = k
Q

k : biaya pesan setiap kali pesan


D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal

Q
b). Biaya simpan = h
2
h : biaya simpan per unit per periode
Q : jumlah pemesanan optimal

c). Biaya pembelian = c


Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :

Q (EOQ) =
2 Dk
h
to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :

EOQ
to=
D

CONTOH KASUS
DIKETAHUI :
- SUATU PERUSAHAAN PERLU BAHAN BAKU= 12 000 UNIT/TAHUN
- BIAYA PENYIMPANAN SEBESAR 10 % DARI NILAI PERSEDIAAN
(BIAYA PENYIMPANAN Rp. / UNIT / TAHUN)
- HARGA KOMPONEN TSB. Rp. 3 000,00 / UNIT
- BIAYA PEMESANAN RP 50.000
SOLUSI DENGAN MENGGUNAKAN CARA TABEL
FREKUENSI JUMLAH PERSEDIAAN BIAYA BIAYA
BIAYA TOTAL
PESAN PESANAN RATA-RATA PEMESANAN PENYIMPANAN
(Rp)
(X) (UNIT) (UNIT) (Rp) (Rp)
1 12 000 6 000 50 000 1 800 000 1 850 000
2 6 000 3 000 100 000 900 000 1 000 000
3 4 000 2 000 150 000 600 000 750 000
4 3 000 1 500 200 000 450 000 650 000
5 2 400 1 200 250 000 360 000 610 000
6 2 000 1 000 300 000 300 000 600 000
7 1 714 857 350 000 257 000 607 000
8 1 500 750 400 000 225 000 625 000

Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali
pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,- tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis
dan waktu antar pemesanan yang optimal.
Diketahui : D = 100 unit/hari
k = Rp 100,-/pesan
h = Rp 0,02,-/unit/hari

Jumlah pemesanan ekonomis :


2 Dk 2 x100 x100
EOQ = 1000 unit
h 0,02
Waktu antar pemesanan :

EOQ 1000
to = 10 hari
D 100

Anda mungkin juga menyukai