Anda di halaman 1dari 9

Nama : Amalia Putri Azizah

NPM : 2014750003

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MENUA
1. Pengertian
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, kulit keribut,
rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah
lelah, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak
terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-
kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang,
tempat serta tidak mudah menerima hal/ide baru (Maryam, 2008).

2. Klasifikasi usia lanjut


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, ada 4 tahap yakni:
a. Usia pertengahan ( Middle age, 45- 59 tahun).
b. Lanjut Usia (Elderly 60-74 tahun)
c. Lanjut Usia Tua ( Old 75-90)
d. Usia Sangat Tua ( Verry Old, diatas 90 tahun).

3. Teori proses penuaan


a. Teori Biologis
1) Teori Genetik

1
Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetic untuk
spesies tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam
genetic/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang
berbeda beda yang telah diputar, ia akan mati.
2) Teori nongenetik
a) Teori penurunan system imun tubuh (auto-immune theory)
Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
system imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
yang merusak membrane sel, akan menyebabkan system imun tidak
mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan
auto-imun pada lanjut usia (Goldstein,1989). Dalam proses metabolisme
tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan
sakit.
b) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai electron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan
atau perubahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan
oksidasi oksigen bahan organic, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal
bebas menyebabkan sel tidak dapat regenerasi (Halliwel, 1994). Radikal
bebas yang terdapat dilingkunagan seperti :
Asap kendaraan bermotor
Asap rokok
Zat pengawet makanan
Radiasi
Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan
kolagen pada proses menua
c) Teori rantai silang
Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,
karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia

2
dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada
membrane plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku,
kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.
3) Teori fisiologis
a) Teori interaksi social
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi social merupakan
kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya
bersosialisasi, pokok pokoknya social exchange theory antara lain :
Masyarakat terdiri atas actor social yang berupaya mencapai tujuannya
masing masing
Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi social yang memerlukan biaya
dan waktu
Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor
mengeluarkan biaya.
b) Teori aktivitas atau kegiatan
Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan social.
Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan sampai usia lanjut usia.
c) Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Dengan
demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat
dari gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,
walaupun ia telah lanjut usia.

3
d) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)
Pokok pokok disengagement theory
Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa pensiun. Pada
wanita, terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat
anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk belajar dan
menikah
Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini karena lanjut
usia dapat merasakan tekanan social, sedangkan kaum muda memperoleh
kesempatan kerja yang lebih baik
Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu diperhatikan.
Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
Proses tersebut tidak dapat dihindari
Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.
(Nugroho, 2008).

4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


a. Sel
Jumlah sel menurun/ lebih sedikit, ukuran sel lebih besar, jumlah cairan tubuh dan
cairan intraseluler berkurang, proporsi protein di otak, otot ginjal, darah dan hati
menurun, jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%, lekukan otak akan menjadi lebih
dangkal dan melebar.
b. Sistem Persarafan
Menurun hubungan persarafan, Berat otak menurun 10-20% (sel saraf setiap orang
berkurang setiap harinya), respon dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya
terhadap stress, saraf panca indra mengecil, penglihatan berkurang, pendengaran
menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap
perubahan, kurang sensitive terhadap sentuhan, defisit Memori.
c. Sistem Pendengaran
Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi,suara yang tidak jelas, sulit mengerti

4
kata kata, 50% terjadi pada usia di atas 65 tahun,Membran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis, terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya keratin, fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan atau stress, tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa
bernada tinggiatau rendh, bisa terus menerus atau intermiten), vertigo (perasaan
tidak stabilyang terasa seperti bergoyang atau berputar).
d. Sistem Penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan respons terhadap sinar menghilang, kornea lebih
berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjai katarak,
jelas menyebabkan gangguan penglihatan, meningkatnya ambang, pengamatan
sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap,
Penurunan/ hilangnya daya akomodasi,dengan manifestasi prebiosfia, seseorang
sulit melihat dekat yang di pengaruhi berkurangnya elastisitas lensa, lapang
pandang menururn , luas pandang berkurang, daya membedakan warna menurun ,
terutama warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, Elastisitas dinding aorta menurun,
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun. Hali ini menyebabkan kontraksi dan volume menururn (frekuensi denyut
jantung maksimal = 200-umur), curah jantung menurun (isi semenit jantung
menurun), kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke duduk( duduk ke
berdiri), kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan,
tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat.sistole
normal 95 mmHg.
f. Sistem pengaturan suhu tubuh
Temperatur tubuh menurun (hipotermi) secara fisiologis 35c ini akibat
metabolism yang menurun, pada kondisi ini, Lansia akan merasa kedinginan dan
dapat pula menggigil, pucat, dan gelisah, keterbatasan refleks menggigil dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktifitas otot.

5
g. Sistem Pernapasan
Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu
meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun
dengan kedalaman bernafas menurun, ukuran alveoli melebar dan jumlah
berkurang, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun menjadi
75 mmHg, karbondioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas tergnggu,
refleks dan kemampuan batuk berkurang, sensitifitas terhadap hipoksia dan
hiperkarbia menurun, sering terjadi emfisemia similis, kemampuan pegas dinding
dada dan kekuatan otot pernafasan menurun seiring petambahan usia.
h. Sistem Pencernaan
Kehilangan gigi, penyebab utama kehilangan periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput
lender yang kronis, atrofi indra pengecap (80%), hilangnya sensitivitas saraf
pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf
pengecap terhadap rasa asin, asam, dan pahit, esofagus melebar, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, motilitas dan waktu pengososngan lambung
menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorpsi
melemah (daya absorpsi terganggu, terutama karbohidrat), hati semakin mengecil
dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.
i. Sistem Reproduksi
Wanita
1) Vagina mengalami kontraktur dan mengecil
2) Ovari menciut,uterus mengalami atrofi
3) Atrofi payudara
4) Atrofi viva
5) selaput lendir vagina menurun,permukaan menjadi halus,sekresi
berkurang,sifatnya menjadi alkali dan terjadi peubahan warna
Pria
1) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan
berangsur-angsur.

6
2) Dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun,asal kondisi kesehatannya
baik,yaitu:
a) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
b) Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan
seksual.
c) Tidak perlu cemas karena prosesnya alamiah.
d) Sebanyak 75% pria usia di atas 65 tahun mengalami pembesaran prostat.
j. Sistem genitourinaria
Ginjal. Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal,disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Mengecilnya nefron akibat
atrofi,aliran darah ke ginjal menurun samapi 50% sehingga fungsi tubulus
berkurang. Akibatnya kemampuan mengonsentrasi urine menurun, brat jenis urine
menurun , proteinuria (biasanya +1), BUN (Blood urea nitrogen) meningkat
sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Keseimbangan
elekrtolit lebih mudah terganggu bila di bandingkan dengan usia muda. Renal
Plasma flow (RPF) dan Glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatinin
menurun secara linier sjak 30 tahun (cox Jr. dkk.,1985). Jumlah darah yang di
filtrasi oleh ginjal berkurang.
Vesika Urinaria. Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria lanjut usia , Vesika
urinaria sulit di kosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine meningkat.
Pembesaran Prostat. Kurang lebih 75% dialami oleh pria pada usia diatas 65
tahun.
Pembesaran Prostat. Seseorang yang semakin menua, Kebutuhan seksualnya
masih ada. Tidak ada batasan umur tetentu kapan fungsi seksual seseorang berhenti.
Frekuensi hubungan seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun.
tetapi kapasitas untuk melakukannya dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.
k. Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi
hormone. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting dalam pertumbuhan,

7
pematangan, pemeliharaan, dan metabolism organ tubuh yang termasuk hormone
kelamin adalah :
1) Estrogen, progesterone, dan testosterone yang meelihara alat reproduksi dan
gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
2) Kelenjar pancreas, yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam
pengaturan gula darah.
3) Kelenjar adrenal/ anak ginjal yang memproduksi adrenalin
4) Produksi hamper semuaa hormone menurun
5) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
6) Hipofisis; pertumbuhan hormone ada, tetapi rendah dan hanya ada di pembuluh
darah, berkurangnya reproduksi ACTH, TSH, FSH, dan LH.
7) Aktivitas tiroid, BMR (Basal metabolic rate) dan daya pertukaran zat menurun.
8) Produksi oldesteron menurun
9) Sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, ekstrogen, dan testosterone
menurun.
l. Sistem Integumen
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
cenderung kusam, kasar, bersisik (karena kehilangan proses kreatinasi serta
perubahan ukuran bentuk sel epidermis), tImbul bercak pigmentasi akibat proses
melanogenesis yang tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-
bintik atau noda cokelat, terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya
kerut kerut halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis, respon terhadap trauma
menurun, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis
verwarna kelabu, ambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya
elastisitasakibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih
lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, jumlah dan fungsi kelenjar
keringat berkurang.
m. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh, gangguan tulang, yakni
mudah mengalami demineralisasi, kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama

8
vertebra, pergelangan, dan paha, kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang
penyangga rusak dan aus, kifosis, gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan
terbatas, gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung, diskus
intervetebralis menipis dan menjadi pendek, persendian membesar dan menjadi
kaku, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atrofi serabut otot, komposisi otot
berubah sepanjang waktu, aliran darah keotot berkurang sejalan dengan proses
menua, otot polos tidak begitu berpengaruh.
n. Perubahan Mental
Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia, Perubahan dapat berupa sikap yang
semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki
sesuatu, yang perlu di mengerti adalah sikap umum yang di temukan pada hamper
setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin
dihemat, mengaharpkan tetap di beri peranan dalam masyarakat, ingin
mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa, jika meninggal
pun, mereka ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga.
o. Perubahan Psikososial
Kehilangan finansial (pendapatan berkurang), kehilangan status, kehilangan teman,
kehilangan Pekerjaan/ Kegiatan.
p. Perkembangan Spiritual
Agama/ kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow,1970), lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaanya. Hali ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari hari (Murray dan sentner, 1970),
perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut folwer (1978), univwersalizing,
perkembangan yang di capai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan
cara memberi contoh cara mencintai dn keadilan.

Anda mungkin juga menyukai