Anda di halaman 1dari 24

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gardu Induk ( G. I )

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari dari peralatan listrik
yang berfungsi untuk mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu
ke tegangan yang tinggi yang lainnya atau ketegangan menenngah, pengukuran
pengawasan operasi dan pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik,
pengaturan daya ke gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan gardu gardu
ditribusi melalui feeder tegangan menengah.

Gardu dapat diklarifikasikan berdasarkan pelayanan, funsgsi dan cara


penenmpatan peralatannya. Berdasarkan fungsinya gardu dapat dikelompokan
kedalam :

a. Gardu induk adalah suatu gardu yang nendapat daya dari saluran transmisi
atau sub-transmisi suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian
menyalurkannya kedaerah beban melalui saluran ditribusi primer.
b. Gardu Distribusi adalah gardu yang mendapat daya dari saluran distribusi
primer yamg menyalurkan tenaga listrik ke pemakaian dengan tegangan
rendah.
c. Gardu Khusus adalah suatu gardu untuk pelanggan khusus misalkan
pabrik.

Sedangkan jika dilihat menurut penempatan peralataanya, Gardu dapat di


bedakan menjadi :

a. Gardu Induk Pasangan Dalam yaitu gardu induk dimana peralatannya


(swicth gear, isolator dan sebagainya ) di pasangkan di dalam gedung /
ruang tertutup.

5
6

b. Gardu Induk Pasangan Luar yaitu gardu induk dimana semua peralatannya
( swicth gear, isolator dan sebagainya ) ditemapatkan diluar udara terbuka.

Gardu induk diperlengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang di


perlukan sesuai dengan tujuannya faislitas untuk operasi dan
pemeliharaan, sebagai berikut :

a. Tranformator Utama

Trafo yang dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Di gardu


induk trofo di gunakan untuk menurukan tegangan, sedangkan di pusat
pembangkit digunakan untuk menaikkan tegangan.

b. Alat Untuk Memperbaiki Faktor Daya

Jika beban bertambah, maka trafo akan memeperbaiki faktor daya, dengan
menaikkan dan menurunkan tegangan tanpa merubah fasanya.

c. Peralatan Penghubung

Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk, jadi


gardu induk ini merupakan tempat pemusatan dari tenaga yang di
bangkitkan dan interkoneksi dar sistem transmisi dan distribusi ini di
hubungkan dengan riil (bus) melalui transformator utama,tiap saluaran
mempunyai pemutus beban dan pemisah pada sisi keluarnya.

d. Panel Hubung Dan Panel Ukur

Panel hubung ( meja hubung, swichboard) merupakan pusat syaraf bagi


suatu Gardu induk, pada panel hubung inilah operator dapat mengamati
keadaan peralataan, melakukan operasi peralatan serta pengukuran
pengukuran tegangan arus daya dan sebagainya, setiap waktu bila di
pandang perlu.
7

Ada tiga jenis transformator ukur transformator tegangan,


transformator arus, dan transfornator daya.

e. Alat Pelindung

Alat alat pelindung dalam arti luas di samping pemutus beban dan rele
pengaman adala sebagai berikut :

Arrester mengamankan peralatan gardu induk, terhadap tegangan lebih


abnormal yang bersifat kejutan misalkan petir dan surja hubung (swich
surge). Melakukan pemadaman busur api dari arus ikutan petir dan surja
hubung ( swich surge) dengan menyalurkan ketanah. Nonlinier resisten
dipakai untuk menghilangkan atau memadamkan busur api tanah secara
otomatis dan air gape digunakan sebagai peloncat busur api.

f. Perlatan Lain

Disamping peralatn disebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary),


yang sifatnya sebagia kelengkapan peralatan peralatan utama dalam
rangka operasional instalasi listrik tegangan tinggi gardu induk, seperti alat
pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere, kompresor, sumber
tenaga , alat penerangan, alat komunikasi dan sebagainya.

g. Bangunan Gardu Induk

Bangunan / gedung gardu induk berbeda beda tergantung pada skala dan
jenis gardu induk, seperti gardu induk pasangan dalam dan gardu induk
pasangan luar.
8

2.2 Sistem Pengaman

Di tinjau dari sudut ekonomi siatem tenaga, maka kelangsungan serta


kelancaran penyaluran tenaga listrik memegang faktor penting. Dengan demikian
diperlukan alat alat pengaman, agar operasi yang sempurna dari alat alat
pembangkit sampai dengan distribusi daoat tercapai.

Walau pada hakekatnya gangguan gangguan pada sistem tenaga listrik


tidak mungkin di hilangkan sama sekali, sebab di samping gangguan dari alat itu
sendiri, misalnya life time peralatan, pemasangan setting, pemilihan peralatan
yang tidak tepat dan human errror, faktor alam maupun cuaca juga bisa menjadi
penyebab adanya gangguan tersebut. Tetapi dengan pemeliharaan peralatan
dengan baik, dengan penempatan jenis pengaman yang tepat , setting dan
kontruksi mengikuti standar maka dapat mengurangi banyaknya gangguan.

2.2.1 Fungsi Dan Syarat Sistem Pengaman

Fungsi dari pada alat alat pengaman yaitu dipergunakan untuk


mengamankan semua komponen yang terlibat didalamnya dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat gangguan. Apabila terjadi suatu keadaan yang tidak
normal pada sisitem tenaga listrik, maka diperlukan suatu upaya kerja untuk
mengisolir keadaan tidak normal tersebut secara sesaat atau didalam beberapa hal
sesudah suatu kejadian kelambatan waktu. Kerja ini harus berlangsung otomatis
dan tepat, sehingga tidak merusak atau mengganggu bagian yang masih berfungsi
dengan baik.

Pada prinsipnya tujuan pengaman terutama adalah :

a. Melindungi tiap elemen sistem dan mengamankan dari gangguan yang


terjadi.
b. Dengan koordinasi wkatu penagaman pemutusan beban mencegah
meluasmya gangguan, memadamkan serta mengatasi pengaruh
pengaruhnya.
9

c. Menjaga kontinuitas kelancaran penyaluran daya.


d. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya.
e. Memperkecil bahaya bagi manusia dan peralatan.

Sedangakan untuk memperoleh jaminan keamanan yang


handal dari sistem tenga yang bersangkutan, maka alat alat pengaman
harus mempunyai syarat syarat sebagai berikut :

a. Kepekaan Operasi (sensitivity)

Kepekaan operasi adalah alat harus segera dapat bekerja oleh suatu
kesalahan pada daerah yang dilindungi, sehingga memberikan respon
bila merasakan adanya gangguan. Pada prinsippnyarele harus cukup
peka sehinngga dapat mendeteksi gangguan di kawasan pengamannya,
termasuk kawasan pengaman cadangan, meskipun dalam kondisi yang
memberikan deviasi minimum.

b. Keandalan ( reliability)

Keandalan rele dihitung dengan jumlah rele yang bekerja atau


mengamankan terhadap jumlah gannguan yang terjadi. Seandanyai
suatu saat terjadi gangguan maka rele tidak bole gagal bekerja dalam
mengatasi gangguan tersebut. Kegagaln reledapat mengakibatkan alat
yang diamankan rusak atau gannguannya meluas, jumlah kerja rele
dengan jumlah gangguan perbandingan adalah 1: 1. Ada 3 aspek yang
perlu diperhatiakan :

1) Dependability yaitu tingkat kepastian bekerjanya.


2) Security yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja
3) Availability yaitu perbandingan antar waktu di mana
pengaman dalam keadaan berfungsi dan waktu total
dalam operasinya.
10

c. Kecepatan ( speed )

Artinya dapat menentukan dan memilih dan melanjutkan memisahkan


atau memilih dengan tepat letak gangguan yang terjadi sehinnga
terpisah dari bagian yang normal, hal ini menyangkut koordinasi
pengaman dari sistem secara keseluruhan. Guna mendapat keandalan
yang tinggi pada suatu sistem tenaga, maka pengaman harus dapat
memisahkan bagian dari sistem yang terganggu sekecil mungkin yaitu
hanya yang terganggu saja menjadi kawasan pengaman utamanya.
Pengaman sedemikian disebut pengamanan yang sellektif.

d. Kecepata (speed)

Kecepatan bereaksi dari rele adalah saat rele mulai merasakan adanya
gangguan sampai dengan pelaksanaan pelepasan pemutus tenaga.
Waktu bereaksi diusahakan secapat mungkin , sehingga dapat
menghindarkan kerusakan kerusakan pada alat yang di timbulkan
oleh gangguan yang terjadi, serta mengurangi meluasnya akibat dari
adanya gannguan itu sendiri. Keecepatan dapat mengurangi
mechanical sterss, dinamical stress, dan insulation stress. Untuk
menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja suatu pengaman
terpaksa diberi waktu tunda (time delay) namun waktu tunda tersebut
harus secepat mungkin karena kelambanan kerja proteksi dapat
menggangu kestabilan sistem atau merusak peralatan.
11

e. Ekonomis

Rele merupakan inventasi hanya digunakan saat ada gangguan, jika


tidak ada gangguan dan rele kerja maka nilai ekonomisnya hilang.
Rele akan bernilai ekonomis jika rele bekerja pada semestinya yaitu
ditinjau dari dampak akibat gangguan terhadap penyaluran sistem dan
peralatan.

2.3 Komponen Simetris

Komponen simetris ialah bentuk transformasi karena tiga pasangan


komponen komponen simetris, sedangkan bentuk transformasi yang lain tidak
yang simetris yang dinamakan positive, negaitive, dan sequence component.
Suatu sistem yang terdiri dari tiga buah vektor yag simetris ialah jika ketiga
vektor itu sama besarnya dan tergeser satu terhadap yang lain sebesar 120o atau
360o. Pada jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran yang
sama dengan pergeseran sudut fasor 120o, dimana urutan fasanya berlawananrah
jarum jam mngikuti urutan fasa pada generator. Jika terjadi hubung singkat,
misalnya pada fasa T , maka fasor tegangan menjadi tidak seimbang lagi, dimana
besaran fasa T menjadi lebih kecil , sedangkan fasa yang lainnya (VR dan VS )
dimungkinkan menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Pada sistem tiga fasa yang simetris, ketiga vektor itu sama besarnya dan tergeser
120o satu dengan yang lainnya. Sebagai pengganti putaran 1200 itu dipilih stu
operator dengan simbol a.
12

Gambar 2. 1 komponen- komponen urutan

Dari gambar di atas :

VA = Va0 + Va1 + Va2

VB = Vb0 + Vb1 + Vb2

VC = Vc0 + Vc1 + Vc2

Hubungan urutan positif dan negatif

Vb1 = 1< 240o Va1 = a2 Va1

Vb2 = 1< 120o Va2 = a Va2

Vc1 = 1< 120o Va1 = a Va1

Vc2 = 1< 240o Va2 = a2 Va2

Jika Va1 = V1

Vb1 = a2 V1
13

Vc1 = a V1

Jika Va2 = V2

Vb2 = a2 V2

Vc2 = a2 V2

Va0 = Vb0 = Vc0 = V0

Maka :

VA = V0 + V1 + V2

VB = V0 + a2V1 + aV2

VC = V0 + aV1 + a2V2

( VA + VB + VC ) = 2V0 + ( 1+ a + a2 ) V1 + ( 1+ a + a2 ) V2

Karena ( 1 + a + a2 ) = 0, maka

( VA + VB + VC ) = 3 V0

Dimana : VA = Tegangan pada urutan positif A

VB = Tegangan pada urutan positif B

VC = Tegangan pada urutan positif C

3VO = Tegangan pada urutan nol

Tegangan urutan nol V0 = 1/3 ( VA + VB + VC )

Karena Vn = VA + VB + VC

V0 = 1/3 Vn
14

VA = V0 + V1 + V2

VB = V0 + a2V1 + aV2 a2

VC = V0 + aV1 + a2V2 a

Maka :

VA = V0 + V1 + V2

a2VB = a2 V0 + aV1 + V2

a2VC = aV0 + a2V1 + V2

VA + a2VB + aVC = ( 1+ a +a2 ) 3 V0 + ( 1 + a +a2) V1 + 3V2 VA + a2VB + aVC =


3V2

Tegangan Urutan negative V2 = 1/3 ( VA + a2VB + Avc )

Dengan cara yang sama diperoleh

Tegangan urutan positif V1 = 1/ 3 ( VA + aVB + a2VC )

Penurunan rumus rumus untuk arus akan sama halnya dengan pada penurunan
rumus rumus untuk tegangan, jadi kalau hendak mencari besaran arus, arus rumus
rumus pada persamaan di atas dapat digunakan dimana V di substitusikan dengan
I dan akan di peroleh seperti berikut di bawah ini :

Arus urutan nol IO = 1/3 ( IA + IB + IC )

Arus ururtan negatif I2 = 1/3 ( IA + a2IB + aIC )

Arus urutan positif I1 = 1/3 ( IA + aIB+ a2IC )


15

2.4 RELAY JARAK

Relay jarak di gunakan sebagai pengaman utama (main protector) pada


SUTT / SUTET dan sebagai backup untuk seksi di depan. Relay jarak bekerja
dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi beberapa
daerah cakupan yaitu zone-1,zone-2,zone-3. Serta di lengkapi juga dengan
teleproteksi (TP) sebagia upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di
dalam daerah pengamannya

Gambar 2.2 Daerah Pengaman Relai Jarak

Karakteristik waktu kerja rele proteksi ada 3 macam seperti pada pada gambar 2.
2 yaitu :

a. Cepat/ sesaat ( instantinuos)

Artinya waktu kerja rele sangat cepat, tidak perlu koordinasi dengan rele
lain ( tidak ada waktu tunda)

b. Tetap (definite)

Artinya waktu kerja dari rele tetap ( waktu tunda tetap), tetapi tergantung
pada besarnya arus gangguan.
16

c. Berbanding Terbalik (Invers)

Artinya waktu kerja dari rele yang tergantung pada besarnya arus
gangguan yang ada.

Gambar 2.3 Karakteristik waktu rele


17

2.5 PRINSIP KERJA RELAI JARAK

Relay jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang
terlihat dari relai dengan membagi besaran tegangan dan arus maka impedansi
sampai titik terjadinya gangguan dapat di tentukan perhitungan impedansi dapat
dihitung rumus sebagai berikut :

Zf = ( 2.1)

Dimana : Zf = Impedansi (Ohm)


Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus (Ampere)

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan


yang terukur dengan impedasi setting dengan ketentuan .

Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting
relai maka relai akan trip.
Bila harga relai impedansinya gangguan lebih besar dari pada setting
relai maka relai akan tidak trip.
18

Gambar 2.4 Blok Diagram Relai Jarak

Dimana :

M.U. = measuring unit ( unit pengukuran)

F.D . = Fault detektor ( detektor gangguan )

T.D. = Time Delay ( waktu tunda)

R.A. = Reach Adjusment (variabel setting jangkauan )

C. T. = Current Transformator (transformator arus )

C .B. = Circuit Breaker (Pemutus Tegangan )


19

Gangguan yang lebih zone-1 tetapi di dalam zone-2 akan mengasilkan


suatu sinyal untuk beroperasinya F.D. ( fault Detector ).yang mana
akan mentrigger time delay unit T.D. ( Time Delay ) setelah time delay
4000ms jangkauan dari M.U. ( Measuring Unit ) di kembangkan ke
nilai zone-2 untuk mencakup lokasi gangguan dan memberikan zone-2
trip.

Gangguan yang melebihi zone -2 tetapi mencakup zone-3


memberikan kenaikan kepada sinyal trip setelah delay time lebih lama
dari 400ms ( dipilih 800ms) daerah pengaman distance relay terbagi
menjadi tiga ( antara terminal A dan B ) yaitu :
20

Gambar 2.5 Pengaman Saluran Dengan Relay Distance

1. Zone-1

Mengamankan daerah L1 dengan jarak (85% L1)

2. Zone-2

Mengamanakan daerah L1 dengan jarak L1 + ( 50% L1)

3. Zone-3

Mengamankan daerah L1 dengan jarak L1 + L2 ( 25% + L3)

Relay distance yangdi gunakan pada tugas akhir ini


adalah distance relay type GRZ100-201A-21-10. Karakteristik
dari distance relay type GRZ100-201A-21-10 adalah sebagai
berikut :
21

Gambar 2.6 Karakteristik Khusus Untuk Ground Fault

Gambar 2.7 Karakteristik Khusus Untuk Phasa Fault

2.5 TRAFO ARUS ( CURRENT TRANFORMATOR, CT )

Trafo arus merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransformator


arus primer ke arus sekunder yaitu dengan menurunkan arus besar/ tinggi menjadi
arus kecil, bertegangan rendah yang digunakan untuk pengukuran dan proeksi.
Pada umumnya arus yang besar dan tegangan yang tinggi disebut arus primer,
sedangkan arus kecil dengan tegangan rendah disebut arus sekunder. Arus
sekunder sudah di standarisasi, yaitu 1A dan 5A, yang telah dipakai dieropa dan
juga di amerika serikat.
22

2.6 TEGANGAN JENUH / TITIK LUTUT (KNEE POINT,VK)

Titik lutut menunjukkan suatu titik pada lengkung kemagnitan


dimana lengkung tersebut mulai jenuh, dinyatakan dalam:

Vk Vs ( CT dalam keadaan normal )

VS = If ( RCt + Rr + RI ) (2.2)

Vk = ALF + ( RCT In ALF) (2.3)

Dimana : VS = tegangan sumber

VK = tegangan jenuh

If = arus gangguan

In = arus nomimal

ALF = Accuracy Limit Factor

RCT = tahanan CT

Rr = Tahanan rele

RI = Tahanan penghantar

2.7 CLASS CT

Menyatakan precentage kesalahan pengukuran CT pada rating atau faktor


batas ketelitian.

a) Accurary Limit Faktor ( ALF)

Faktor batas ketelitian ini yaitu membandingkan I primer dengan I rated,


nilai dimana akurasi CT masih bisa di capai.
23

Misalnya : CT rasio 21 A dengan ( ALF) = 5, maka batas akurasinya


adalah maksimum : 5 200 A = 1000 A.

b) Class CT untuk proteksi

Class P, dinyatakan dalam bentuk seperti contoh berikut: 15 VA,10P, 20,

Dimana:

15VA = rating beban CT sebesar 15 VA

10P = klas proteksi, kesalahan 10% pada rating batas akurasi

20 = ALF, batas akurasi CT sampai dengan 20 kali arus rating

c) Class TPX, TPY, dan TPZ

Kelas TPX ( non gapped core CT )

Tanpa celah udara, konstanta waktu lebih dari 5 detik. CT ini


mempunyai akurasi yang tinggi, arus magnetisasi yang sangat
rendah, cocok untuk semua jenis proteksi, CT ini mempunyai core
yang besar karena itu berat dan mahal, Faktor remanansi KR = 0.8,
dapat di kombinasikan dengan TPY, user harus menspesikasikan
harga minimum dari V knee dan harga rms maksimum dari arus
eksitasi, kelas TPX pada umumnya digunakan untuk proteksi :

Kelas TPY

Celah udara lebih kecil, konstanta waktu 0,2 10 detik, CT ini


hampir sama dengan type TPX tetapi tranformator DC komponen
tidak seakurat TPX, hal ini berati kesalahan transient lebih besar
pada konstanta waktu yang kecil, faktor remenansi KR< 0,1,
digunakan untuk line protection ( LP )
24

Kelas TPZ ( Linier Coer )

Konstanta waktu 60 milidetik +/- 10 %, arus magnetisasi 5,3% dari


arus sekunder pada keadaan steady state, faktor remanansi KR = 0.

2.8 MACAM MACAM RELAI PROTEKSI

Macam macam relai proteksi pada gardu induk dan fungsinya :

1. Rele Suhu

Rele mekanis yang berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak dan


kumparan seacar langsung yang akan membunyikan larm serta membuka
PMT.

2. Rele Beban Lebih

Rele ini berfunsgsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu


yang berlebihan.

3. Rele Buchlolz atau Rele Tekanan Mendadak

Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya loncatan bunga api di dalam
minyak transformator.

4. Rele Arus Lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan


terhadap hubung singkat antar fasa di dalam maupun di luar petak
transformator.
25

5. Rele Hubung Tanah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan


hubung tanah.

6. Rele Tekanan Lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan tranformator terhadap tekanan


lebih.

7. Rele Tangki Tanah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung


singkat antara kumpran fasa dengan tangki transformator yang titik
netralnya di tanahkan.

8. Rele Differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformaotr terhadap gangguan


hubung singkat yang terjadi di dalam transformator

9. Rele Gangguan Tanah Terbatas ( Restricted Earth Faut Relay )

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan


tanah di dekat titik netralnya yang tidak dapat di rasakan oleh rele
diferensial.

10. Rele Arus Lebih Terarah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator trehadap gangguan


hubung singkat dua fasa dan tiga fasa tetapi hanya bekerja pada arah
tertentu.
26

2.9 PENGAWATAN

Pengawatan berfungsi untuk menyalurkan dan meneruskan besaran


listrik dari sensor ke perangkat proteksi yang satu ke perangkat proteksi yang
lain hingga bekerjanya suatu rangkaian proteksi dengan membuka PMT.
Kerusakan atau kelainan pada sistem pengawatan dapat berakibat gagalnya
fungsi proteksi.

2.10 GANGGUAN RELAY JARAK

Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik terdiri dari


gangguan hubung singkat tiga fasa.dua fasa,dua fasa ke tanah dan satu fasa ke
tanah.Relay jarak sebagai pengaman utama dapat mendeteksi semua jenis
gangguan dan kemudian memisahkan sisitem yang terganggu dengan sistem
yang tidak terganggu.

2.10.1 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka


amplitudo tegangan fasa VR,VS,VT turun dan beda fasa tetap 120
derajat.Impedansi yang diukur relay jarak pada saat terjadi gangguan hubung
tiga fasa adalah sebagai berikut :

Vrelai = VR

Irelai = IR

ZR = VR / IR (2.4)

Dimana ZR = Impedansi terbaca oleh relai

VR = Tegangan fasa ke netral

IR = Arus fasa
27

2.10 2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan


hubung singkat dua fasa,tegangan masuk ke komparator relay adalah
tegangan fasa yang terganggu, sedangkan arusnya adalah selisih (secara
vektoris) arus arus yang terganggu. Maka pengukuran impedansi untuk
hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut :

V relai = VS VT

I relai = IS IT

Sehingga :

ZR = ( VS-VT ) / ( IS IT) (2.5)

Tabel 2.1

Tegangan arus dan masukan relai untuk gangguan hubung singkat dua fasa

Fasa Yang Terganggu Tegangan Arus

R-S VR - VS IR - IS
S-T VS - VT IS - IT
T-R VT - VR IR - IT
28

2.10.3 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah

Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah
tegangan masukan ke relai adalah tegangan yang terganggu, sedangkanarus fasa
terganggu di tambah arus sisa di kali faktor kompesansi Misalnya terjadi
gangguan hubung singkat satu fasa R ke tanah ,maka pengukuran impedansi
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Tegangan pada relai : Vrelai = VR

Arus pada relai : Irelai = IR + KO.ln

Arus netral : ln = IR + IS + IT

Z1 = VR / (IR +KO. Ln)

Tabel 2.2

Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat


satu fasa ke tanah

Fasa Yang Terganggu Tegangan Arus


R-N VR IR + KO.ln
S-N VS IS + KO. ln
T-N VT IS + KO. ln

Impedansi urutan nol akan timbul pada gangguan tanah. Adanya KO adalah untuk
mengkopensasikan adanya impedansi urutan nol tersebut. Sehingga impedansi
yang terukur menjadi benar.

Anda mungkin juga menyukai