Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa Teknik Sipil dapat
menjelaskan definisi Teknik Lalu Lintas, Sasaran Teknik Lalu Lintas
dan Ruang Lingkup Teknik Lalu Lintas.

Indikator
1. Menjelaskan pengertian Teknik Lalu Lintas
2. Menjelaskan sasaran Teknik Lalu Lintas.
3. Menjelaskan ruang lingkup Teknik Lalu Lintas.

Pengantar

Teknik Lalu Lintas merupakan bidang yang relatif masih baru dari semua
bidang yang tercakup dalam ruang lingkup teknik sipil.Walaupun demikian
bidang ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan
dan pengolahan prasarana terutama pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan transportasi. Untuk lebih memahami rekayasa lalu lintas,
perlu didefinisikan dahulu pengertian yang terkait dengan bidang ini.

1.1. Pengertian Teknik Lalu Lintas

Terdapat dua definisi mengenai Teknik Lalu Lintas yang ada, yang

akan mengenai apabila diikuti dari yang tertulis aslinya :

1. Institute of Traffic Engineers (ITE)

Traffic Engineering is that the phase of engineering which deals

with the planning, geometric design and traffic operation of road,


steerts and highway,their network, terminals, abutting lands

andrelationship with other modes of transportation for the achievement

of safe, efficient and convenient movement of persons and goods.

2. W. R. Blunden

Traffic Engineering is the science of measuring traffic and travel,

the study of the basic laws relating to traffic flow and generation, and

application of this knowledge to the professional practice of planning,

designing and operating traffic system to achieve safe and efficient

movement of persons and goods.

1.2. Sasaran Teknik Lalu Lintas

Secara umum sasaran teknik lalu lintas adalah :

Penggunaan prinsip-prinsip ilmiah, alat-alat, teknik-teknik dan

penemuan-penemuan untuk mengatur lalu lintas di jalan raya

sedemikian sehingga dapat dijamin pergerakan manusia dan barang

dengan aman, cepat, leluasa dan nyaman

Ketentuan sasaran diatas adalah subyektif, targantung dari sudut mana hasil

pencapaian akan dinilai.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal harus ditentukan langkah-langkah

berdasarkan landasan-landasan sebagai berikut:

1. Menentukan obyek yang akan dalayani.

2. Menentukan keuntungan didapat dan efek samping yang harus

ditanggung masyarakat.
3. Menentukan batasan/kompromi atas alternatif yang dipilih, dan

pertimbangan atas yang lain.

4. Menentukan pertimbangan antara batas pelayanan yang harus dicapai

dengan besar sumber yang yang dipergunakan.

5. Menentukan pertimbangan antara derajat ketelitian hasil yang dicapai

dengan tingkat sosial, ekonomi dan teknologi masyarakat.

Perilaku Lalu Lintas

Perilaku lalu lintas adalah hasil dari pengaruh gabungan

- manusia, sebagai pemakai jalan

- kendaraan, beserta muatannya

- jalan, dengan fasilitasnya

- lingkungan/tanah sebagai faktor luar yang berpengaruh

Dalam hal teknik lalu lintas, manusia dapat berupa :

- pengemudi kendaraan ( termasuk sepeda motor )

- pejalan kaki

- pengendara sepeda

Dimana dalam hal arus yang terjadi, manusia merupakan faktor yang paling

tidak tetap dan tidak bisa diramalkan secara tepat.

Lalu lintas jalan raya adalah masalah kompleks karena melibatkan terjalinnya

hubungan antara makhluk alam dan hukum phisik waktu, ruang dan

pergerakan.
Dalam pengembangannya perlu diperhatikan dua dasar pemikiran tersebut

yaitu:

1. Merubah sikap manusia untuk dapat mengikuti dan menjalani

lingkungan arus lalu lintas dan fasilitas tetap jalan yang

mengaturnya.

2. Memperbaiki sistim dan fasilitas yang dapat diterima manusia

1.3. Ruang Lingkup :

1. Studi karakteristik lalu lintas (ilmu pengetahuan untuk pengaturan

lalu lintas dan perjalanan, dan studi dasar hukum yang berhubungan

dengan arus lalu lintas dan hasil lalu lintas)

2. operasional lalu lintas (untuk pengeterapan sistim operasional lalu

lintas)

3. Perencanaan transportasi

4. Perecanaan geometric

5. Administrasi

Ke lima bagian utama tersebut dapat diuraikan terperinci sebagai berikut :

1. Studi karakteristik lalu lintas

Studi lalu lintas harus diarahkan dengan metode yang akan dipakai

untuk menentukan karakter pergerakan lalu lintas dan pengertian

dasar karakteristik pengemudi, kendaraan dan arus lalu lintas. Studi

ini meliputi bidang bidang :

1. Pemakai jalan/faktor manusia

2. Faktor-faktor kendaraan
3. Kecepatan, waktu perjalanan dan penundaan/delay

4. Volume lalu lintas

5. Pola perjalanan, faktor trip generation dan asal dan tujuan akhir

6. Aliran arus lalu lintas, dan kapasitas jalan dan persimpangan

jalan

7. Parkir dan faktor terminal

8. Angkutan umum dan pemakaiannya

9. Analisa kecelakaan dan pencegahannya

2. Operasional lalu limtas

Operasional lalu lintas meliputi pengukuran peraturan lalu lintas dan

peralatan kontrol lalu lintas.

1. Peraturan

a. Hukum dan peraturan untuk maksud kontrol pada

pengemudi, kendaraan dan pejalan kaki

b. Kontrol kecepatan, persimpangan, parkir, membelok,

aliran satu arah, dllnya yang dihasilkan oleh peraturan

untuk kontrol operasional kendaraan didalam arus lalu

lintas

2. Alat alat kontrol lalu lintas

a. Tanda-tanda lalu lintas, untuk kontrol kecepatan,

persimpangan, parkir, jalan satu arah, dsb.

b. Lampu lalu lintas, dipakai terutama untuk kontrol

persimpangan jalan. Dalam juga dipakai untuk kontrol


kecepatan apabila dipakai didalam sistim-sistim, dan

pengukuran ramp pada freeway

c. Marka pekerasan jalan, dipakai untuk menuntun

penempatan kendaraan di jalan, dan sebagai penunjang

tanda lalu lintas atau lampu lalu lintas.

d. Pengaluran, dipakai untuk mengarahkan dan mengontrol

kendaraan di persimpangan yang komplek.

3. Persyaratan & Pedoman

Pengukuran pengukuran untuk kontrol harus berdasarkan

fakta teknis. Persyaratan untuk pelaksanaan yang benar

dianjurkan pada kontrol situasi-situasi untuk menghasilkan

penerapan yang seragam.

3. Perencanaan transportasi

1. Study tranportasi regional secara menyeluruh untuk menyiapkan

pengarahan yang menerus dan menyeluruh pada pengembangan

fasilitas yang akan memenuhi stndard dan tujuan masyarakat.

2. Perencanaan jangka panjang untuk jaringan jalan raya, berdasarkan

study regional secara menyeluruh

3. Perencanaan jangka panjang untuk sistim angkutan umum, juga dari

hasil study regional.

4. Perencanaan jangka panjang untuk parkir di luar jalan dan terminal.

5. Riset faktor-faktor yang membawahi sistim transportasi dan perilaku

pemakai jalan pada sistim.


4. Perancangan geometri

1. Merancang jalan raya baru untuk melayabi volume lalu lintas yang

diharapkan pada kecepatan yang baik. Bentuk-bentuk geometrik

alinyemen, kelandaian, potongan melintang, kontrol pada access,

persimpangan dan interchange harus berdasarkan pada analisa

teknik.

2. Merancang kembali jalan raya dan persimpangan yang ada untuk

menambah kapasitas keamanan

3. Merancang parkir diluar jalan dan terminal

4. Menghasilkan standar yang tepat untuk bagian-bagian perancangan,

jalan masuk maupun kontrol pada akses.

5. Administrasi

1. Organisasi pemerintahan umum untuk tugas serta tanggung jawab

fungsi teknik lalu lintas pada suatu instansi/kantor.

2. Organisasi instansi tersebut untuk melaksanakan tugasnya.

3. Operasional setiap hari di kantor.

4. Hubungan dengan intansi lainnya, badan-badan yang berhubungan

dengan perencanaan, masyarakat dan lain-lainnya.

5. Perencanaan administrasi, anggaran, personalia dll.

Organaisasi teknik lalu lintas memerlukan perencanaan yang hati-hati dan

program waktu yang tepat.


Perhatian perlu diberikan untuk mengatur keseimbangan antara konstruksi

dan pendekatan terhadap ketentuan dan peraturan-peraturan termasuk

aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Karena perencanaan physik dan ilmu sosial saling terlibat,

penyelidikan dan masalah lalu lintas memerlukan penerapan analisa

matematika, statistik maupun fisika bersama-sama dengan perencanaan

kota, pemerintahan dan ekonomi secara terpadu.


BUKU AJAR

TEKNIK LALU LINTAS

E R SI
V

T
I
U N

A S

OLEH

ROHANI,ST.,MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
JULI 2009
BAB II
KARAKTERISTIK KOMPONEN LALU LINTAS

Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan
Karakteristik komponen lalu lintas

Indikator
1. Menjelaskan karakteristik sarana lalu lintas seperti karakteristik fisik
kendaraan, unjuk kerja dan karakteristik lainnya.
2. Menjelaskan karakteristik pemakai jalan yang meliputi karakteristik
mental, fisik, dan waktu reaksi.

Pengantar

Karakteristik arus lalu lintas menjelaskan ciri arus lalu lintas sacara

kualitatip maupun kuantitatip dalam kaitannya dengan kecepatan, besarnya

arus dan kepadatan lalu lintas serta hubungannya dengan waktu maupun

jenis kendaraan yang menggunakan ruang lain. Karakteristik diperlukan

untuk menjadi acuan dalam perencanaan lalu lintas.

Salah satu aspek lain dari lalu lintas adalah kecenderungan

pertumbuhan arus lalu lintas, angka tersebut di Indonesia bisa ssangat tinggi,

sebagai akibat permintaan lalu lintas masih jauh dari kejenuhan, sehingga

pertumbuhan tersebut makin akan terus berlangsung untuk waktu yang lama.
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Karakteristik Primer

Ada tiga karakteristik primer dalam teori lalu lintas yang saling terkait yaitu

volume, kecepatan dan kepadatan. Pada gambar 3.1ditunjukkan hubungan

antara kecepatan dan kepadatan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia dibawah ini ditunjukkan kurva kecepatan dan kepadatan untuk

jalan 4 jalur, dua arah yang dipisah serta pada gambar 3.2 ditunjukkan

hubungan antara kecepatan dan arus.

Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tepat

dalam jalan atau satu an waktu. Volume dapat juga dinyatakan dalam

periode waktu yang lain.

Kecepatan adalah perubahan jarak dibagi dengan waktu. Kecepatan

dapat diukur sebagai kecepatan titik, kecepatan perjalanan , kecepatan

ruang dan kecepatan gerak. Kelambatan merupakan waktu yang hilang

pada saat kendaraan berhenti, atau tidak dapat berjalan sesuai dengan

kecepatan yang diinginkan karena adanya sistim pengendalian atau

kemacetan lalu lintas.

Kepadatan adalah rata-rata jumlah kendaraan per satuan panjang

jalan.

Dalam arus lalu lintas, ketiga karakteristik ini akan terus bervariasi,

karena jarak antara kendaraan yang acak. Untuk merangkum dan

menganalisi arus lalu lintas, maka nilai rata-rata dari volume, kecepatan

dan kepadatan harus dihitung dalam suatu periode waktu.


KARAKTERISTIK SEKUNDER

Karak eristik sakunder yang terpenting adalah jarak-antara. Ada dua

parameter dari jarak-antara, yaitu :

Waktu-antara kendaraan (time headway) yaitu waktu yang diperlukan

antara satu kendaraan berikutnya untuk melalui satu titik tertentu tetap.

Waktu antara kendaraan rata-rata = 1/volume.

Jarak-antara kendaraan (space headway) yaitu jarak antara bagian

depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya.

Jarak antara kendaraan rata-rata = 1/kepadatan

Besarnya jarak-antara menentukan kapan kapan seorang pengemudi

harus mengurangi kecepatan (mengerem) dan kapan dia dapat

mempercepat kendaraan. Jarak-antara dimana kendaraan yang berada

didepan mempengaruhi pengemudi yang dibelakangnya disebut jarak-

antara yang mengganggu (interference headway). Hasil studi yang

pernah dilakukan menunjukkan bahwa besarnya jarak-antara yang

mengganggu berkisar antara 6 9 detik.

KARAKTERISTIK VOLUME LALU LINTAS

Volume lalu lintas pada siatu jalan bervariasi, tergantung pada volume total

dua arah, arah lalu lintas, volume harian, bulanan dan tahunan dan pada

komposisi kendaraan.
Jenis kendaraan mulai dari kendaraan yang kecil sampai yang besar,

kendaraan yang besar seperti bus dan mobil barang memerlukan :

Jalan yang lebih lebar, yaitu untuk kendaraan lain dari arah yang

berlawanan dapat berpapasan

Jari-jari kelengkungan di tingkungan yang lebih besar dan pelebaran di

tingkungan.

Kebebasan vertikal yang lebih besar.

Untuk mendisain jaln dengan kapasitas yang memadai, maka volume lalu

lintas yang diperkiran akan menggunakan jalan harus ditentukan terlebih

dahulu. Sebagai langkah awal, maka volume lalu lintas yang ada (existing)

harus ditentukan dan dianalisi, volume lalu lintas mempunyai ciri yang

berbeda menurut waktu adalah sebagai berikut :

VARIASI HARIAN

Arus lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam seminggu. Maksud dari

seseorang untuk melakukan perjalanan adalah bervariasi dalam satu

minggu, dan pergerakan barang juga bervariasi dalam minggu tersebut.

Alasan utama terjadinya variasi harian adalah karena adanya hari minggu,

hari libur (toko dan kantor tutup), hari keagamaan, hari cuaca, siklus

perjalanan angkutan barang yang lebuh dari satu hari. Variasi harian di

Indonesia akan semangat berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara

Eropa atau Amerika, karena di Indonesia sebagian kantor tetap buka dihari

sabtu. Dengan demikian, jalan perkotaan akan terus sibuk selama enam hari,

dan di jalan antar-kota akan menjadi sibuk di hari sabtu dan minggu sore.
VARIASI JAM-AN

Volume lalu lintas umumnya rendah pada malam hari, tetapi meningkat

secara cepat sewaktu orang mulai pergi ketempat kerja. Volume jam sibuk

biasanya terjadi di jalan perkotaan pada orang melakukan perjalanan ke dan

dari tempat kerja sekolah. Volume jam sibuk pada jalan antar-kota lebih sulit

untuk diperkirakan.

Arua lalu lintas puncak merupakan permintaan(demand) maksimum pada

jaringan jalan. Istilah yang dianggap cocok. Arus puncak dapat berlangsung

jauh lebih lama atau lebih pendek dari sejam. Karakteristik arus puncak

biasanya disuvai dalam inteerval waktu antara 5 sampai 15 menit.

Arus maksimum yang terjadi secara singkat yang nilainya melibihi tingkat

arus puncak di dalam priode jam sibuk merupakan indikasi lain yang

menentukan permintaan maksimum terhadap fasilitas lalu lintas. Variasi

permintaan di dalam jam sibuk seringkali digunakan dalam desain dan

analisis persimpangan.

VARIASI BULANAN

Sebab utama adanya variasi lalu lintas bulanan adalah : adanya perbedaan

musim seperti pada saat liburan, misalnya menjelang lebaran, musim panen

dan lain sebagainya.

VARIASI ARAH

Volume arus lalu lintas dalam satu hari pada masing-masing arah biasanya

sama besar , tetapi kalau dilihat pada waktu-watu tertentu, misalnya pada

jam sibuk banyak orang akan melakukan perjalanan dalam satu arah,

demikian juga pada daerah-daerah wisata atau pada saat upacara


keagamaan juga terjadi hal seperti ini dan akan kembali lagi pada akhir masa

liburan tersebut. Jenis variasi ini merupakan suatu kasus yang khusus, tetapi

hal ini dapat mewakili permintaan lalu lintas tertinggi terhadap sistem

transportasi dalam setahun.

DISTRIBUSI LAJUR

Apabila 2 atau lebuh lajur lintas disediakan pada arah yang sama, maka

distribusi kendaraan pada masing-masing lajur tersebut akan tergantung dari

volume, kecepatan dan proporsi dari kendaraan yang bergerak lambat, dan

sebagainya. Pengemudi yang menggunakan lajur pinggir cenderung

mengemudikan kendaraannya lebih lambat. Standard jalan dan aturandan

perundangan lalu lintas mungkin akan dapat mengatur pengemudi untuk

menggunakan jalur kiri, sedangkan jalur kanan hanya untuk menyiap.

Kendaraan lambat mungkin dengan sendirinya akan mendapatkan hambatan

dalam memilih lajur. Semua faktor ini dapat menyebabkan variasi di dalam

pendistribusian lalu lintas dan dapat mengurangi potensi jalan.

MERINGKAS DAN MEMBANDINGKAN VOLUME LALU LINTAS

Arus lalu lintas harus dianalisi dan disajikan menurut standard tertentu yang

dapat diperbandingkan dari tahun ke tahun. Di daerah perkotaan, volume lalu

lintas per jam digunakan untuk keperluan desain, karena volume ini jauh

lebih besar daripada volume pada waktu lainnya

VOLUME JAM PERENCANAAN (VJP)

Sepanjang tahun akan terdapat 1 jam dimana volume lalu lintas adalah

tertinggi . Hal ini disebut Volume Jam Tersibuk dalam satu tahun.
Suatu jalan yang didesain berdasarkan Volume Jam Tersibuk mungkin akan

lebih disukai menurut sudut pandang pengemudi, tetapi hal ini adalah sangat

boros dan mahal untuk disediakan .

Pada Gambar berikut diperlihatkan hasil penelitian di Australia bahwa pada

sekitar Jam tersibuk yang ke 30 volume mulai meningkat secara besar.

Volume Jam Tersibuk yang ke 30 dalam satu tahun tidak jauh lebih besar

daripada misalnya jam tersibuk yang ke 50. Akan tetapi volume jam yang

tersibuk adalah hampir 3 kali lebih tinggi daripada volume jam tersibuk yang

ke 30 tersibuk.

Berdasarkan hal ini,maka arus jam tersibuk yang ke 30 pada umunya

digunakan sebagai arus untuk keperluan desain dan disepakati bahwa

kapasitas jalan akan dilampaui sebanyak 30 kali dalam tahun (desain) yang

merupakan biaya karena ketidaksesuaian yang harus dipikul.

Arus Jam tersibuk yang ke 30 dapat dikaitkan terhadap LHRT dengan

menggunakan suatu faktor; di Amerika dan Inggris, faktor untuk jalan antar-

kota telah ditentukan sekitar 15%, sedangkan untuk jalan kota adalah antara

10% sampai 12%.

Faktor distribusi arah biasanya menunjukkan bahwa 60 70% dari total

volume lalu lintas dua arah akan berjalan pada arah yang dominan pada jam

sibuk. Akan tetapi, faktor ini cukup bervariasi tergantung dari lokasinya.

Dalam usahanya menentukan agar faktor ini lebih akurat untuk kondisi di

Indonesia, maka data historis perlu dianalisi. Program survai LHRT


khususnya seperti yang telah dijelaskan di atas seharusnya dapat

menghasilkan data arus lalu lintas per jam yang bermanfaat.

KLASIFIKASI KENDARAAN

Jenis kendaraan adalah faktor penting di dalam medesain jalan. Pencacahan

terklasifikasi biasanya membedakan sampai 20 kalea kandaraan.

Tergantungan dan tujuannya, maka hasil dari survai terklasifikasi ini dapat

dikombinasi kedalam kategori kelas kendaraan yang lebih diinginkan.

Kombinasi tipikal adalah :

Berat kendaraan, terutama beban sumbu. Hal ini berhubungan

dangan desain konstruksi perkerasan dan penanganan jalan yang

merupakan perhatian utama dari Bina Marga. Pembagian

berdasarkan atas kendaraan ringan, sedang dan berat.

Dimensi kendaraan untuk menentukan lebar lajur dan radius belokan.

Karakreristik kecepatan kendaraan, percepatan dan pengereman

untuk menentukan kapasitas jalan. Pembagiannya berdasarkan atas

kendaraan tidak bermotor, bermotor kecil, sedang dan besar.

Penggunaan kendaraan. Pengklasifikasinya adalah angkutan pribadi

(umumnya mobil), angkutan umum penumpang (umumnya bus) dan

angkutan barang (umunya truk).

SATUAN MOBIL

Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda,

karena dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan mauver


masing-masing type kendaran berbeda serta berpengaruh terhadap geometri

jalan, oleh karena itu digunakan suatu bantuan yang bisa dipakai dalam

perencanaan lalu lintas yang disebut Satuan Mobil Penumpang atau

disingkat SMP. Contoh besarnya SMP diberikan dalam daftar 3.1. Secara

lebih rinci besaran SMP pada berbagai kondisi diberikan dalam bab 5 yang

membahas mengenai Kaoasitas dan Tingkat Pelayanan.

PENYAJIAN HASIL

Data arus lalu lintas yang didapat dari survai pencacahan lalu lintas

terklasifiksi dapat disajikan dalam satuan kendaraan atau SMP (Satuan Mobil

Penumpang). SMP merupakan konsep yang sangat baik, tetapi sulit untuk

diterapkan di dalam prakteknya. Nilai SMP akan bervarisi sesuai dengan

situasi yang berbeda. Data arus lalu lintas harus disajikan dalam satuan

kendaraan dan jenisnya, dan kemudian jika diperlukan, dikonversikan

kedalam SMP pada tahap desain.

Data arus lalu lintas dapat disajikan sebagai volume total 2 arah, 1 arah, 1

lajur, atau volume pergerakan membelok. Data ini harus diringkas

berdasarkan hari atau jam. Dengan begitu banyaknya kemungkinan

penyajian data, maka adalah penting bahwa jenis data dan sumbernya harus

dicantumkan secara tepat.

Pergerakan membelok diringkas dalam bentuk arus lalu lintas per jam (dan

jika diperlukan terklasifikasi), beserta dangan arus jam sibuk jangka pendek

jika ada.

Cara penyajian hasil yang umum adalah sebagai berikut :


Peta aruslalu lintas : (lihat Gambar 3.7)

Memperlihatkan volume dengan menggunakan garis yang

ketebalannya adalah sebanding dengan besarnya volume. Volume

yang tinggi, dan volume relatif pada jalan-jalan yang berbeda akan

terlihat dengan mudah. Angka yang menyatakan besarnya volume

dapat ditulis pada peta untuk penggunaan yang lebih akurat. Peta

yang serupa dapat pula digunakan untuk menggamberkan volume

harian dan volume harian sibuk.

Diagram arus persimpangan : (lihat Gambar 3.8)

memperlihatkan arah dan volume dari semua pegerakan membelok

pada persimpangan.

Histogram arus lalu lintas : (lihat Gambar 3.9)

variasi arus lalu lintas per jam, harian dan bulanan dapat secara

mudah diperlihatkan dalam suatu grafik yang biasanya dalam bentuk

histogram.

Grafik Kencenderungan : memperlihatkan perubahan volume dalam

periode beberapa tahun

Grafik kue : memperlihatkan persentase dari setiap jenis kendaraan.

Tabel ringkasan : meringkas data arus lalu lintas yang berupa LHR,

arus jam sibuk, hasil pencacahan terklasifikasi, dsb. Menurut priode

waktu yang berbeda.

PERTUMBUHAN, KECENDRUNGAN DAN PERAMALAN


Pertumbuhan volume lalu lintas tahunan merupakan kombinasi dari 2 buah

faktor dasar utama yaitu, peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan

variasi jarak perjalanan disamping beberapa faktor minor lainnya.

PENINGKATAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalan dapat dianalisis dari jumlah

kendaraan yang terdaftar. Peningkatan ini disebabkan oleh :

Meningkatnya jumlah penduduk.

Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat yang memungkinkan

lebih banyak kendaraan dan kendaraan mewah dapat dibeli. Sejalan

dengan perkembangan negara, maka proposi dari berbagai jenis

kendaraan akan berubah. Meningkatnya pendapatan masyarakat

berarti juga bahwa sepada motor yang semula akan diganti dengan

mobil.

Pembangunan umumnegara berarti makin banyak bisnis,

meningkatnya kebutuhan untuk mengangkut barang, dan oleh karena

itu timbul tekanan untuk meningkatkan jalan. Peningkatan jalan berarti

bahwa truk dengan berat 20 40 ton dapat digunakan sebagai

pengganti truk berboboy 6 10 ton. Prasarana jalan yang lebih baik

akan mendorong digunakannya angkutan jalan dimana sebelumnya

digunakan angkutan air atau udara.

VARIASI JARAK PERJALANAN


Variasi jarak tempuh kendaraan selama tahun tertentu dapat dihitung dari

data penjualan bahan bakar bensi dan solar, ataupun dengan melakukan

penelitian terhadap penggunaan kendaraan. Dengan berkembangnya

ekonomi negara, pola perdagangan akan berubah, demikian juga

kebutuhan akan angkutan. Hal ini tercermin dari nilai kilometer perjalanan

yang ditempuh ole kendaraan selama setahun.

Dengan meningkatnya ekonomi masyarakat, akan merubah cara

hidupnya, dalam hal ini termasuk pula pola perjalanan. Khususnya,

mereka akan menggunakan uang untuk aktivitas yang menyenangkan,

sehingga pola perjalanan mereka juga berubah. Mereka siap untuk

menggunakan uang untuk melakukan perjalanan, khususnya pada wakti-

yang mereka inginkan dan untuk kesenangan mereka sendiri, hal ini

dapat dijelaskan dengan gambar 3.12

PERAMALAN LALU LINTAS

Peramalan lalu lintas yang sederhana dilakukan dengan melakukan

penaksiran arus lalu lintas berdasarkan kecenderungan data historis,

seperti ditunjukkan dalam gambar 3.9

LALU LINTAS YANG ADA

Arus lalu lintas yang ada dianalisi dan disajikan sebagai :

Lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT)

Volume Jam Perencanaan (VJP)


TAHUN PERENCANAAN

Pemilihan tahun perencanaan tergantung pada besarnya proyek,

biasanya dan panjang umur efektif dari rencanatersebut.

Jalan baru mempunya umur konstriksi antara 20-40 tahun. Jalan

merupakan investasi yang mahal dan mempunyai konsekwensi sosial

yang besar. Peramal lalu lintas untuk keperluan jalan baru biasanya

dilakukan untuk selama 20 tahun di masa datang, dan kadang-kadang

lebih. Stategi perencanaan perkotaan bahkan didasarkan pada priode

yang lebih panjang lagi. Akan tetapi peramaian untuk rencana

perekayasa dan manajemenlalu lintas merupakan peramaian jangka

pendek, yang biasanya berkisar antara 0-5 tahun, dan maksimum 10

tahun.

PERTUMBUHAN LALU LINTAS NORMAL DAN KECENDERUNGAN

Data Historis

Pertumbuhan lalu lintas normal merupakan peningkatan volume lalu lintas

yang ada karena meningkatnya jumlah kendaraan yang digunakan, dan

karena perubahan dalam jumlah penggunaan kendaraan (kilometer). Ada

3 jenis data historis yang yang dapat dianalisis untuk memperkirakan

pertumbuhan lalu lintas :

Pencacahan volume lalu lintas, yang memberikan pertumbuhan

volume lalu lintas pada jalan-jalan tertentu.


Data kendaraan yang terdaftar baik di tingkat nasional, regional,

dan lokal yang memberikan jumlah kendaraan yang memberikan

jumlah kendaraan yang ada disuatu daerah.

Data statistik penjualan dan konsunsi bahan bakar di tingkat

nasional, regional dan lokal yang dapat digunakan untuk

menghitung total perjalanan dalam kendaraan-kilometer. Analisi

didasarkan pada persentase dan tingkat konsumsi bahan bakar

dari berbagai jenis kendaraan sesuai dengan data kendaraan yang

terdaftar.

Data historis seyogyanya dapat mencakup sekurang-kurangnya 5 tahun,

dan lebih baik lagi jika 10 hingga 15 tahun. Perubahan diukur dalam

satuan persen per tahun. Statistik yang paling berguna dan yang tersedia

adalah angka pertumbuhan menurut jenis kendaraan (khususnya

kendaraan pribadi, angkutan barang, dan barang).

Kecenderungan pertumbuhan lalu lintas untuk jangka panjang tidak lazim

membentuk garis lurus. Penduduk, arus lalu lintas dan tingkat pemilikan

kendaraan seringkali cenderung untuk mencapai nilai maksimum, atau

sekurang-kurangnya tingkat pertumbuhan ini mengecil sesuai dengan

waktu sampai nilai tersebut menjadi sangat kecil. Akan tetapi untuk peride

waktu yang pendek (5-10 tahun), maka kecenderungan tersebut dapat

dianalisi sebagai garis lurus. Contoh kurva kecenderungan pemilikan

kendaraan ditunjukkan pada Gambar 3.12 dan pada gambar 3.13.

ditunjukkan kurva logistik pen milikan kendaraan.


BUKU AJAR

TEKNIK LALU LINTAS

E R SI
V

T
I
U N

A S

OLEH

ROHANI,ST.,MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
JULI 2009
BAB II
KARAKTERISTIK KOMPONEN LALU LINTAS

Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan
Karakteristik komponen lalu lintas

Indikator
1. Menjelaskan karakteristik sarana lalu lintas seperti karakteristik fisik
kendaraan, unjuk kerja dan karakteristik lainnya.
2. Menjelaskan karakteristik pemakai jalan yang meliputi karakteristik
mental, fisik, dan waktu reaksi.

Pengantar

Dalam berlalu lintas terdapat berbagai jenis kendaraan yang masing-

masing mempunyai ciri tersendiri, dengan perbedaan, seperti dimensi,

berat, kapasitas angkut, tenaga penggerak, karakteristik pengendalian

yang sangat berpengaruh dalam operasi lalu lintas sehari-hari serta

dalam perencanaan dan pengendalaian lalu lintas.

Orang yang menggunakan sisitim jalan dan yang mengendalikan

pergerakan kendaraan atau dirinya sendiri disebut pemakai jalan. Ada

dua kelas pemakai jalan yang berbeda, yaitu pengemudi dan pejalan

kaki. Penumpang tidak termasuk sebagai pemakai jalan. Tingkah laku

dari masing-masing pemakai jalan sebagai individu sering kal menjadi

faktor yang paling penting dalam menentukan karakteristik arus lalu

lintas.Ada berbagai pengaruh luar terhadap pemakai jalan seperti :


Tata guna lahan dan aktifitasnya (misalnya perumahan,

perkantoran, pertokoan, dan lain-lain).

Cuaca yang mempengaruhi kondisi jalan, jarak pandang dan unjuk

kerja kendaraan.

Desain kendaraan.

Desain prasarana jalan.

Kondisi arus lalu lintas.

Karakteristik pemakai jalan dapat diringkaskan sebagai berikut :

Karakteristik mental, seperti intelegensi dan emosi.

Karakteristik fisik, seperti kekuatan, penglihatan, pendengaran, umur,

dan reaksi.

Perekayasaan lalu lintas sangat tergantung pada karakteristik fisik dan

mental dari pengemudi. Pengemudi harus memiliki kemampuan fisik yang

baik untuk dapat mengemudikan kendaraan tanpa menimbulkan kecelakaan;

mereka juga harus memiliki pengertian mental terhadap apa arti dan maksud

dari alat pengedalian lalu lintas, dan mengapa pengemudi harus

mematuhinya.

Pejalan kaki tidak dapat menggunakan sistem jalan tanpa memiliki

pengetahuan terhadap sistem jalan. Sebagai contoh, pejalan kaki harus

mengerti kapan mereka mendapatkan prioritas hak berjalan dari kendaraan,

dan sebaliknya kapan kendaraan mendapatkan prioritas.

Kendaraan dan prasarana jalan harus didesain untuk penggunaannya.

Kendaraan harus nyaman, mudah untuk dikendalikan, memiliki jangkauan

penglihatan yang baik dan memberikan perlindungan bagi manusia dan


muatannya saat terjadi kecelakaan, sedang alat pengendali lalu lintas dapat

terlihat dan dimengerti dan harus sederhana untuk dipatuhi.

2.1. KARAKTERISTIK SARANA

JENIS-JENIS KENDARAAN

Jenis kendaraan yang biasanya digunakan di Indonesia meliputi :

Kereta dorong

Kereta hewan seperti sado, delman, dokar

Sepeda, becak

Bajaj, bemo, kendaraan mini

Sepeda motor, ojek

Mobil, jeep, kendaraan dengan daya 4 roda, taxi, station wagon,

kombi

Pick up, kendaraan barabg ringan (2 as, 4 roda)

Mikrolet, oplet, mikrobis

Bis metro, minibis, kopaja

Bis kota, bis kota bertingkat

Kendaraan barabg sedang (2 as, 6 roda)

Kendaraan barang berat (lebih 2 as)

Mobil barang gandengan

Mobil tempelan

Karakteristik kendaraan-kendaraan ini dapat dikelompokkan kedalam

karakteristik fisik (dimensi dan berat), unjuk kerja, fungsi. Maksud


digunakannya suatu kendaraan sudah barang tentu akan mempengaruhi

karakteristik fisik kendaraan. Kecepatan dan kapasitas angkut merupakan

hal yang penting, tetapi keamanan, kenyamanan, kecocokan, sifat dan nilai

dari muata, perlindungan terhadap muatan, satuan ukuran, jarak perjalanan,

dan sebagainya secara keseluruhan perlu dipertimbangkan.

Kendaraan pada dasarnya dibuat untuk memenuhi salah satu dari 3

kegunaan dasr angkutan yaitu :

Angkutan pribadi : adalah transport untuk masing-masing individu dan

keluarga yang memiliki kendaraan yang digunakan untuk keperluan

pribadi mereka; termasuk didalam kategori ini adalah kendaraan yang

bukan milik pribadi tetapi digunakan secara pribadi, misalnya

kendaraan perusahaan, kendaraan yang disediakan untuk pegawai

perintah, dan bis pegawai.

Angkutan umum : angkutan yang tersedia untuk umum dengan

membayar ongkos untuk menggunakan kendaraan tersebut. Angkutan

umum dapat merupakan moda angkutan lain, khususnya angkutan

jalan rel, dan juga angkutan air (ferry) dan angkutan udara.

Angkutan barang : adalah untuk memuat segala jenis barang, dari

yang kecil dan bernilai tinggi hingga yang besar dan bersifat barang

curah, dari makanan dan binatang hingga barang cair dan mineral,

dan sebagainya.

2.1.1. Karakteristik Fisik Kendaraan


Karakteristik fisik utama yang digunakan untuk mengklasifikasikan

kendaraan adalah:

Dimensi : disamping ukuran yang umum, seperti lebar, panjang dan

tinggi, maka ukuran lainnya yang menentukan radius putar dan tapak

kendaraan (swepth peth) juga diperlukan.

Berat : termasuk berat total, nerat sumbu dan kaoasitas muat.

Unjuk kerja : termasuk jenis tenaga penggerak, karakteristik gaya

dorong dan karakteristik gaya rem (percepatan dan perlambatan)

a. Dimensi

Berikut ini diilustrasikan elemen-elemen utama dari dimensi kendaraan, yaitu

lebar, panjang, anjuran depan dan belakang, panjang alas roda dan tinggi.

Dimensi kendaraan mempengaruhi lebar lajur lalu lintas, lebar bahu jalan

yang diperkeras, panjang dan lebar ruang parkir, jarak pendangan henti dan

menyiap, kelengkungan horizontal dan vertikal.

Panjang alas roda mempengaruhi besarnya radius memelok kendaraan.

Panjang alas roda ini bersama-sama dengananjuran depan dan belakang

akan mempengaruhi kemampuan alih gerak kendaraan dan tapak (lintasan)

kendaraan di tikungan. (lihat gambar 2.2)

Tinggi kendaraan menentukan ruang bebas vertikal terhadap seluruh

penghalang yang berada diatas kendaraan, seperti jembatan, terowongan,

kabel listrik dan telepon, lampu penerangan jalan, dan sebagainya.


Tinggi mata pengemudi dari muka akan mempengaruhi jarak pandangan

henti dan menyiap, yang kemudian menentukan panjang lengkung vertikal

jalan.

b. Berat

Berat kendaraan dan berat sumbu kandaraan tidak hanya mempengaruhi

desain struktur perkerasan dan jembatan, tetapi juga konsumsi bahan bakar,

karakteristik percepatan dan karakteristik pengereman.

Kapasitas muat suatu kendaraan adalah berat maksimum yang dapat dipikul

ole kendaraan dikurangi berat kendaraannya sendiri. Beratmaksimum

digunakan untuk desain struktur kendaraan. Kapasits muat adalah penting

khususnya bagi kendaraan angkutan umum dan angkutan barang.

Kendaraan yang bermuatan lebih (overloading) menyebabkan dua jenis

kerusakan, yaitu kerusakan terhadap kendaraan dan terhadap

jalan.Konstruksi jalan didesain berdasarkan kapasitas muat resmi. Muatan

berlebih menyebabkan kerusakan jalan yang serius. Umur rencana jalan

akan berkurang dan biaya perbaikan/pemeliharaan akan meningkat.

2.1.2. Untuk Kerja

Ukuran terhadap unjuk kerja dari suatu kendaraan yang utama adalah :

a. Pengereman : jarak pengereman dibatasi oleh koefisien gesekan antara

ban dengan permukaan jalan, dimana hal ini dapat bervariasi sesuai

dengan kondisi permukaan jalannya. Perlambatan yang normal adalah

antara 1-3 m/det2. Nilai perlambatan yang lebih besar dari 3 m/det2 dapat
menyebabkan kondisi yang tidak nyaman. Penghentian kendaraan dalam

keadaan darurat dapat menyebabkan perlambatan antara 6-10 m/det2.

b. Percepatan : percepatan kendaraan diatur ole hukum Newton. Mesin

memberikan gaya percepatan pada roda kendaraan, dimana gaya ini

ditahan oleh tahanan udara, gesekan mesin, inertia, tumbukan, tahanan

gelinding dan tahanan pada tanjakan. Percepatan dipengaruhi oleh

massa, dimana tingkayt percepatan tipikal adalah :

Mobil sedan : 0.85 2.20 m/det2

Mobil balap : 3.32 4.50 m/det2

Kendaraan angkutan umum : 0.21 0.56 m/det2

Kecepatan Maximum: kecepatan maximum terjadi pada saat besarnya

kombinasi gaya-gaya penahanan adalah sama dengan besarnya tenaga

pendorong, sehingga tidak ada gaya percepatan lagi yang terjadi.

KENDARAAN DESAIN

Untuk mengkoordinasikan desain prasarana jalan terhadap desain prasarana

desain kendaraan, maka konsep kendaraan desain digunakan. Suatu

kendaraan desain memiliki dimensi tertentu dan karakteristik pengoperasian

yang tipikal. Kendaraan desain tipikal yang digunakan adalah :

Kendaraan penumpang

Unit tunggal truk/bus

Semi trailer

2.1.3. Karakteristik Kendaraan Lainnya


Karakteristik kendaraan lainnya yang utama adalah yang berkaitan dengan

ekonomi yaitu biaya operasi kendaraan dan keamanan.

a. Biaya Operasi Kendaraan

Komponen utama dari biaya operasi kendaraan adalah :

Konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh kelandaian jalan, hambatan

dan tekanan ban,

Biaya perawatan : termasuk penggantian komponen-komponen

kendaraan dan perbaikan

Konsumsi oli

Depresi/penyusutan kendaraan

Kecepatan kendaraan dan jumlah perubahan kecepatan ditentukan oleh

karakteristik jalan, khususnya tanjakan dan tikungan, standard desain

geometri dan kondisi arus lalu lintas (kemacetan)

b. Keamanan

Aspek utama lainnya yang berkaitan dengan kendaraan adalah aspek

keamanan penumpang maupun muatan barang yang diangkut :

Usaha untuk menghindari terjadinya kecelakaan

Perlindungan terhadap kendaraan dan isinya pada saat terjadinya

kecelakaan. Hal ini semata-mata merupakan pertimbangan dari

desain kendaraan

Aspek keamanan dan keselamatan lalu lintas jalan yang utama adalah

penglihatan seorang pengemudi dari ruang kemudi serta penerangan yang

diperlukan untuk melihat dan dilihat oleh pengemudi lain.


Penglihatan : Sistem lalu lintas jalan beroperasi berdasarkan prinsip

melihat dan terlihat. Para pengemudi harus dapat melihat daerah

didepan kendaraan dengan jalas untuk menghindari penghalang yang

terdapat pada lintasannya. Penyapu kaca depan (wiper) dan posisi

mata pengemudi merupakan suatu peralatan penting terhadap

penglihatan kedepan. Pandangan kesamping diperlukan pada

persimpangan, dalam proses penyiapan dan dalam proses memparkir

kendaraan (kaca spion). Pandangan kebelakang dapat dicapai

dengan menggunakan kaca spion dalam dan luar yang diperlukan

dalam proses penyiapan.

Penerangan : Penggunaan lampu kendaraan mempunyai dua

maksud, yaitu melihat dan terlihat. Kedua maksud ini dapat dicapai

dengan digunakannya lampu depan, lampu pinggir dan lampu

belakang. Kendaraan juga dilengkapi dengan lampu-lampu tanda

peringatan untuk mengerem (lampu rem) dan untuk membelok (lampu

sein depan dan belakang).

2.2. Karakteristik Pemakai Jalan

2.2.1. Karakteristik Mental

Karakteristik mental dari pemakai jalan telah diselidiki oleh para ahli

psikologi dan sosiologi, dan hal ini dapat diringkas sepwrti dibawah ini

:
Intelegensia, kemampuan pemakai jalan untuk menginterprestasikan

apa yang dilihat dan menyesuaikan tingakah lakunya sesuai dengan

motivasi sendiri. Orang yang cerdas belum tentu merupakan

pengemudi atau pejalan kaki yang baik.

Motivasi, orang melakukan perjalanan untuk berbagai alasan,

seperti bekerja, bersenang-senang bisnis pribadi, danm lain-lain.

Pertimbangan mengenai motivasi untuk melakukan perjalanan

merupakan bagian dasar dari perencanaan transportasi (maksud

perjalanan). Banyak faktor dapat mempengaruhi motivasi,

khususnya kelelahan dan kejenuhan. Dalam kedua hal ini, perhatian

pengemudi menjadi kurang hati-hati, sehingga lebih beresiko

terhadap kecelakaan.

Belajar, orang dapat belajar dalam berbagai cara. Pengemudi

belajar dari pengalaman untuk mengenali dan berhadapan dengan

situasi lalu lintas tertentu. Selama mengikuti kursus mengemudi,

pengemudi harus diajari bagaimana mengendalikan kendaraan dan

sekaligus pelajatan tentang lalu lintas.

Emosi, kemarahan, ketakutan, kebencian dan kekhawatiran

semuanya akan mempengaruhi motivasi dan pertimbang; dan oleh

karena itu akan mempengaruhi keputusan yang diambil sewaktu

mengemudi.Keputusan yang dibuat berdasarkan pengalaman dan

integensia dapat dipengaruhi oleh emosi.

2.2.2. Karakreristik Fisik


Pada sistem lalu lintas, kendaraan dikendalikan oleh masing-masing

individu. Tabrakan dapat dihindarkan berdasarkan kondisi melihat dan

terliha. Jadi penglihatan merupakan karakteristik fisik yang penting

bagi seorang pengendara. Karakteristik fisik penting lainnya adalah

pengendaran dan perasaan terhadap kestbilan.

Pejalan kaki sering terlupakan pada saat mempertimbangkan

karakteristik pemakai jalan yang diinginkan. Berjalan merupakan

moda angkutan yang sama pentingnya dengan mengemudi. Setiap

orang pada suatu waktu akan menjadi pejalan kaki. Karakteristik

berikut dapat berlaku baik bagi pejalan kaki maupun pengemudi.

a. Penglihatan

Cahaya merambat dalam suatu garis yang lurus. Penglihatan akan

dihasilkan apablia cahaya menyentuh retina mata, kemudian

membentuk yang dikirimke otak dan dilinterprestasikan sebagai

cahaya, warna dan bentuk. Ada beberapa karakteristik dari

penglihatan, yaitu :

1. Ketajaman penglihatan : kemampuan mata untuk menangkap objek

dan memfokuskannya

2. Kedalaman penglihatan : perkiraan terhadap jarak dan khususnya

perubahan jarak sewaktu kendaraan berjalan.

3. Bidang penglihatan : manusia mempunyai dua jenis penglihatan,

yaitu

penglihatan, yaitu penglihatan tajam (acute vision) dan penglihatan

sekeliling (perripheral vision).


1). Penglihatan tajam terjadi dalam sudut kerucut 3 untuk yang

paling sensitip, dan 5-20 untuk penglihatan terowongan (tunnel

vision) yang hanya dapat melihat sedikit atau tidak dapat sama

sekali pada sudut kerucut yang lebih besar dari 20.

2). Penglihatan sekeliling terjadi pada zona dimana pergerakan dan

objek dapat dilihat, tetapi tidak terlalu jalas dan tidak berwarna.

4. Penglihatan samar-samar : kemampuan untuk melihat dalam cahaya

yang remang-remang, untuk melihat sorotan lampu jauh, untuk

menyesuaikan penglihatan secara cepat dari terang ke gelap, dan

untuk membedakan warna pada malam hari.

5. Warna : pengenalan terhadap warna (misalnya pada signal lalu

lintas).

6. Tinggi mata pengemudi : tinggi rata-rata mata pengemudi dapat

mempengaruhi banyak aspek dari desain kendaraan dan prasarana

jalan, khusunya jarak pandangan henti dan menyiap pada lengkung

vertikal.

b. Pendengaran

Telinga manusia dapat memperkirakan jarak dan arah.

Meski demikian, diluar dugaan pendengaran merupakan faktor yang

tidak terlalu penting sewaktu mengemudi dan pada saat terjadinya

kecelakaan. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa seseorang

dengan pendengaran yang kurang baik cenderung untuk

mengemudikan kendaraannya secara lebih berhati-hati sebagai

kompensasinya, dan bahkan lebih sedikit mengalami kecelakaan


dibangdingkan dengan pengemudi yang memiliki pendengaran yang

normal. Sesuai dengan hal itu, di Amerika Serikat atau Eropa, ketulian

tidak menghalangi seseorang untuk mendapatkan surat izin mengemudi

Perasaan terhadap kestabilan

Pengemudi memiliki perasaan terhadap gaya gravitasi dan

ketidak rataan permukaan (perasaan terhadap kondisi yang

tegak digunakan untuk menentukan kemiringan melintang jalan

dan superelepasi). Ketidakrataan permukaan jalan tidak hanya

menyebabkan terjadinya kerusakan pada kendaraan saja tetapi

juga akan mempengaruhi kenyamanan dan kontrol pengemudi

sehingga dapat menyebabkan mereka untuk berjalan lebih

lambat.

2.2.3. Waktu Reaksi

Pengemudi bereaksi terhadap rangsangan. Kecepatan reaksi dipengaruhi

oleh baik karakteristik fisik maupun karakteristik mental, dan prosesnya

diringkas seperti berikut ini :

Persepsi : informasi diterima oleh mata dan dikirimke otak.

Identifikasi : otak menerima dan menginterprestasikan pesan-pesan

tersebut.

Evaluasi : otak mengevaluasikan informasi dan memutuskan untuk

melakukan suatu aksi. Jika aksi reflek diperintahkan, maka aksi

tersebut tidak diputuskan secara sadar dan evaluasi tidak dilakukan.


Volition : otak mengirim keputusannya dan tubuh bereaksi

(kemauan) secara fisik.

Waktu yang diperlukan dari saat informasi diterima sampai reaksi seringkali

disebut waktu pemilihan PIEV, atau waktu reaksi. Hal ini tidak boleh

dikacaukan dengan waktu reaksi fisik sederhana yang hanya yang hanya

volition saja. Waktu PIEV tidak termasuk waktu yang diperlukan bagi

kendaraan untuk bereaksi terhadsp operasi alat pengendalinya.

Waktu PIEV meningkat sesuai dengan meningkatnya jumlah pilihan dan

kerumitan keputusan yang harus dillakukan, atau dengan meningkatnya

umur. Waktu PIEV digunakan untuk menghitung hubungan antara kecepatan

dan jarak tempuh, khususnya jarak pandangan henti, jarak pandangan

menyiap, kecepatan yang aman pada persimpangan, waktu kuning pada

signal lalu lintas, dan lain-lain. Waktu PIEV dapat bervariasi dari 0.5 sampai

dengan 4 detik, tetapi asumsi rata-rata yang bisanya diambil adalah sebesar

2.5 detik.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Reaksi

Terdapat beragam faktor yang dapat mengubah tingkah laku pengemudi

(khususnya yang mempengaruhi kecepatan reaksi) tetapi juga proses mental

(jiwa). Faktor yang paling penting adalah :

1. Umur
Orang tua memiliki reaksi yang lebih lambat dan penglihatannya memburuk.

Sebagai kompensasinya mereka cenderung akan mengemudikan kendaraan

yang lebih lambat.

Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa pengemudi pri yang berumur

dibawah 25 tahun mengalami kecelakaan 2.5 kali lebih banyak dibandingkan

dengan pengemudi yang berumur diatas 25 tahun.

Anak-anak lebih banyak terlibaat dalam kecelakaan, karena pertama,

mereka masih muda dan memiliki pengalaman mengenai sistem jalan yang

kurang dan (sama seperti orang tua) mereka kurang mampu untuk

memperkirakan dan bereaksi terhadap situasi yang berbahaya; kedua anak-

anak mempunyai tinggi badan yang pendek, sehingga lebih sukar bagi

mereka untuk melihat dan terlihat.

2. Kelelahan

Pengemudi yang lelah akan bereaksi lebih lambat, dan cenderung kurang

dapt memahami instruksi lalu lintas.

3. Alkohol dan obat

Alkohol mempunyai pengaruh anestasi (pembisuan), karena alkohol akan

mengganggu sistem saraf pusat, meningkatkan waktu reaksi dan

mengurangi kemampuan penglihatan (malam Hari). Obat seringkali

memberikan pengaruh yang serupa.

4. Penyakit dan cacat tubuh

Penyakit dan cacat tubuh dapat membatasi kemampuan mental atau fisik

pengemudi.

5. Cacat, altitude dan ventilasi


Cuaca buruk dapat meningkatkan ketegangan dan kelelahan dalam

mengemudi. Volume cahaya dan warna dapat membatasi pengoperasian

kendaraan. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan ketegangan saraf

dan suflay oksigen akan mempengaruhi efisiensi mental dan fisik.

5. Latihan , pendidikan dan penindakan

Pengemudi perlu dididik mengenai keahlian fisik dalam mengemudi, dan

mereka perlu untuk mempelajari apresiasi mental terhadap tingkah laku

mengemudi yang baik. Hal ini dapt dicapai dengan cara :

Melatih para pengemudi sebelum mereka diberikan surat izin

mengemudi;

Test mengemudi dan test pemahaman peraturan lalu lintas yang

ketat;

Pendidikan, pelajaran mengenai keselamatan jalan disekolah, iklan

umu, kampanye di televisi, radio, dan di surat kabar.

6. Orang yang mudah mendapatkan kecelakaan

Ada sebagian pengemudi yang dapat mengalami kecelakaan lebih sering

daripada yang diperkirakan, tanpa ada alasan-alasan yang nyata.

7. Pejalan Kaki

Pejalan kaki juga menggunakan sistem jalan. Karakteristik fisik dan mental

pejalan kaki secara alamiah adalah sama dengan pengemudi. Akan tetapi:

Pejalan kaki kurang mendapatkan latihan mengenai peraturan jalan

Secara fisikpejalan kaki mungkin cacat, buta atu pincang

Pejalan kaki mungkin buta huruf


Kecepatan berjalan kaki biasanya antara 1-1.5 m/det, tetapi orang tua

mungkin lebih lambat. Waaktu reaksi dari pejalan kaki lebih panjang dari

pada pengemudi, yaitu rata-rata 4-5 detik, khususnya karena tingkat

kewaspadaan yang berbeda.

2.3. Penutup

Untuk menutup pertemuan ini maka akan diberikan beberapa soal sebagai

latihan bagi para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknik Lalu

Lintas.

Latihan / soal untuk Bab II:

1. Lakukan Pengukuran dimensi kendaraan dan dapatkan informasi

mengenai berat dari kendaraan-kendaraan berikut ini:

Sepeda motor

Mobil Penumpang

Mobil van (Kijang / L 300

Bus sedang

Bus Besar

2. Jelaskan prinsif sudut pandang seorang pengemudi, bagaimana

kaitannya dengan penempatan rambu.

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi faktor reaksi seorang

pengemudi.
UMUM

Survai lalu lintas merupakan bagian terpenting dalam pekerjaan seorang

perekayasa lalu lintas karena sebagian besar permasalahan desain dan

pengendalian lalu lintas memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik

lalu lintas yang terkait. Oleh karena itu survai lalu lintas dilakukan untuk

mengumpulkan data/informasi mengenai karakteristi sistem lalu lintas

jalan.Dengan data yang dikumpulkan melalui survai, permasalahan yang ada

berkaitan dengan desain dan pengoperasiannya prasarana dapat

diidentivikasikan, demikian juga dengan penyebabnya.

Survai lalu lintas merupakan bagian dari studi lalu lintas, yang digunakan

untuk:

1. Memberikan dasar untuk perencanaan dan desain fasilitas/prasarana

lalu lintas

2. Membantu dalam pengoperasian lalu lintas dengan

mengidentifikasikan kebutuhan fasilitas lalu lintas

3. Menentukan karakteristik dasar lalu lintas, pergerakan dan angkutan.

JENIS-JENIS SURVAI LALU LINTAS

Survai-survai untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas

dikelompokkan ke dalam:

1. Survai inventarisasi; apa yang ada disana, seperti sarana dan

prasarana, perlengkapan lalu lintas dan fasilitas umum.


2. Survai untuk kerja, seperti volume lalu lintas, kecepatan, kelambatan,

aksesibilitas pakir.

Pada daftar 4.1. disajikan jenis survai lalu lintass yang umum dan teknik-

teknik survai lalu lintas yang paling sreing digunakan.

PERENCANAAN SURVAI LALU LINTAS

kKerangka perencanaan survai lalu lintas diawali dengan mempersiapkan

rencana survai dilanjutkan dengan pelaksanaan survai pendahuluan (pilot

survai) untuk mengetahui sejauh mana survai dapat diterapkan, apa yang

menjadi kelemahan untuk selanjutnya dianalisi dan dilaporkan. Bagan alir

pada gambar 4.1. menunjukkan langah-langkah yang harus dilakukan dalam

melaksanakan survai lalu lintas.

Informasi Awal

Sebelum melakukan survai, ada enam pertanyaan yang harus dijawab

terlebih dahulu :

a. Mengapa survai diperlukan ?

Salah satu awabannya adalah bahwa data harus dapat memberikan

bukti visual mengenai permasalahan yang menyatakan bahwa

penanganan harus dilakukan (bukti awal permasalahan mungkin

ditekankan pada pengaruh yang ditimbulkan, bukan penyebabnya)

b. Informasi apa yang diperlukan ?

Informasi yang diperlukan antara lain adalah yang akan digunakan

untuk :

Mengidentifikasikan penyebab permasalahan


Mendesain solusi (desain rencana)

c. Metoda/teknik apa dan dimana lokasi survai yang paling baik untuk

mendapatkan data secukupnya ?

Metoda yang digunakan dalam melakukan survai sangat menentukan

hasil, apakah dengan melakukan pengamatan, pencacahan ataupun

dengan mengumpulkan data sekunder. Demikian juga jumlah sampel

sangat mempengaruhi hasil, sebab sampel yang terlalu kecil akan

mempengaruhi ketelitian hasil sedang kalau jumlah sampelnya terlalu

besar akan mempengaruhi biaya pelaksanaan survai, oleh karena itu

harus dilakukan optimasi jumlah sampel.

d. Bagaimana data akan dianalisis ?

Analisis data dapat dilakukan secara manual untuk jumlah data yang

kecil, tetapi kalau menyangkut data yang besar sebaiknya

menggunakan komputer. Paket komputer yang biasanya digunakan

berupa lembar kerja (spreadsheet) untuk survai yang sederhana atau

paket pangkalan data (data base) untuk survai yang kompleks dan

sampel yang besar, setelah data dimasukkan selanjutnya dapat

dianalisis dengan menggunakan paket-paket aplikasi statistik.

e. Bagaimana hasilnya akan disajikan ?

Setelah data dianalisi maka data tersebut harus disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik sedemikian sehingga pembaca dapat dengan

mudah menyimpulkan hasil survai.

f. Bagaimana hasilnya akan digunakan ? (mendefinisikan tahap

selanjutnya)
Hasil survai yang telah diolah, dianalisis selanjutnya dapat digunakan

untuk desain dan perencanaan lebih lanjut.

Persyaratan survai yang pertama adalah selalu peta. Jika tidak ada peta

yang tersedia, maka peta harus dipersiapkan terlebih dahulu. Tinjauan

lapangan singkat diperlukan untuk mengetahui situasi lapangan dan sangat

bermanfaat untuk menjawab pertanyaan a dan b.

Logistik Survai

Setelah jenis survai yang diperlukan dapat ditetapkan, maka logistik survai

yang diperlukan untuk melaksanakan survai dapat direncanakan. Informasi

yang dikumpulkan selama survai merupakan dasar untuk menentukan

langkah-langkah selanjutnya dalam studi lalu lintas/lalu lintas. Kualitas

informasi/data oleh karenanya adalah sangat penting.

Banyak survai lalu lintas terhalang/terganggu oleh kejadian lalu lintas atau

kegiatan masyarakat harian yang rutin. Survai seringkali memerlukan waktu

yang lama dan mahal. Agar survai dapat dilakukan dengan efisien, dan dapat

mengumpulkan data seperti yang diinginkan maka survai harus

direncanakan dengan sangat hati hati-hati. Brikut adalah logostik survai yang

perlu diadakan dalam pelaksanaan survai :

a. Peta

Persyaratan awal untuk melakukan survai lalu lintas adalah peta. Agar peta

dapat digunakan, maka akurasi dan skala yang sesuai perlu diperhatikan.

Jika peta tidak tersedia maka peta perlu disiapkan terlebih dahuluatau dicari

dari sumber lain. Untuk tujuan desain rekayasa, skala 1:100 sampai 1:2500

adalah yang seringkali digunakan dan dapat dianggap cukup memadai.


Untuk tujuan penetapan rute jalan, skala 1:1000 sampai 1:2500 diusulkan,

sedangkan untuk tujuan identifikasi permasalahan, dibutuhkan skala yang

lebih besar.

b. Waktu dan lamanya/priode survai

Waktu pelaksanaan survai tergantung pada jenis survai yang akan dilakukan,

ada survai yang dipengaruhi oleh aktivitas kegiatan masyarakat pengguna

lalu lintas. Fakto-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan

dalam penetapan waktu survai antara lain mencakup :

Liburan sekolah

Liburan musiman

Hari dalam minggu (waktu kerja dan waktu istirahat)

Catatan waktu (misalnya data sensus nasional terbaru)

Kondisi iklim (misalnya musim hujan)

Pekerjaan-pekerjaan penangana jalan utama

Setiap jenis survai yang akan menetapkan suatu kondisi tertentu yang

dianggap mewakili. Sebagai contoh, jika karakteristik tipikal perlu

dikumpulkan, kita cenderung untuk mengabaikan hari libur (sekolah) atau

hari sabtu dan minggu. Jika keadaan cuaca diperkirakan akan

mempengaruhi kondisi lalu lintas normal, maka jangan lakukan survai pada

waktu ini. Jika pekerjaan penanganan jalan akan mengganggu karena

adanya pengalihan arus lalu lintas di dalam daerah survai, maka survai harus

dilaksanakan sesudah kegiatan penanganan jalan selesai. Perasaan

biasanya dapat mengatakan hari, perioda bahkan jam mana yang perlu

dihindari.
Sehubungan dengan perioda survai, maka cakupan, jumlah dan ketesediaan

tenaga pengamat dan biaya akan menentukan perioda survai. Survai lain

yang akan mengganggu lalu lintas (seperti interview di pinggir jalan) harus

diusahakan seminimum mungkin.

c. Frekuensi, Ketelitian Dan Biaya

Umumnya makin tinggi sampelnya dan lebih sering ulang survainya makin

akurat hasilnya dan lebih banyak biaya survainya. Semua survai

menghasilkan data yang diestimasikan, tetapi estimasi itu biasanya dapat

ditingkatkan ketelitiannya bila lebih banyak pengeluaran dikeluarkan untuk

survai dengan memperpanjang waktunya atau menambah banyaknya

pengulangan. Anggaran yang tersedia akan menentukan batas atas dari

biaya

Jenis Survai

Survai volume lalu lintas dapat digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai tingkat penggunaan jaringan yang telah ada, seperti :

Volume lalu lintas per jam

Volume lalu lintas per hari (harian)

Klasifikasi kendaraan

Pergerakan membelok

Jumlah penumpang dalam kendaraan

Volume pejalan kaki

Volume Lalu Lintas Harian atau yang sering juga disebut Lalu Lintas Harian

Rata-rata (LHR) digunakan untuk :

a. Desain jalan antar-kota.


b. Menentukan tingkat pertumbuhan lalu lintas.

c. Menganalisis variasi lalu lintas per jam, harian, bulanan, dan/atau

musiman.

d. Analisis kecelakaan (menghubungkan jumlah dan jenis kecelakaan

terhadap arus lalu lintas dan /atau kendaraan-km).

e. Perencanaan jaringan dan pendanaan.

Variasi lalu lintas di daerah perkotaan cenderung lebih besar dibangdingkan

di daerah antar-kota. Oleh karena itu, volume per jam lebih penting dari

volume harian, dan khususnya volume pada jam sibuk ini biasanya jauh lebih

tinggi dari pada arus lalu lintas rata-rata selama satu hari.

Volume jam sibuk digunakan untuk :

a. Menentukan volume per jam tertinggi untuk memperkirkan

volume per jam desain (yaitu volume per jam tertinggi ke-n).

b. Perencanaan dan desain pengendalian persimpangan.

c. Perecanaan dan desain usulan manajemen lalu lintas.

Metoda Survai

Pencacahan lalu lintas terklasifikasi merupakan salah satu metode yang

paling sederhana untuk memperoleh data lalu lintas tetapi sekaligus dapat

menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat. Berbagai jenis kendaraan

yang dioperasi dijalan mempunyai perbedaan dimensi, barat, radius putar,

tenaga penggerak, jenis mesin, dan sebagainya. Untuk mempermudah

analisi, kendaraan dikelompokkan kedalam kelas-kelas. Pencacahan volume

lalu lintas secara manual dapat mudah dilakukan dengan menghitung jumlah
kendaraan per satuan waktu berdasarkan kelas-kelasnya. Data volume lalu

lintas terklasifikasi digunakan untuk :

a. Desain geometri jalan (kecepatan desain, kelandaian, radius).

b. Desain struktur konstrruksi perkerasan jalan dan jembatan.

c. Manajemen lingkungan (kebisingan, asap, getaran), manajemen

angkutan barang dan manajemen angkutan umum.

Formulir harus diddesain sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti dan

diisi oleh para surveyor. Pertanyaan harus singkat dan langsung dan

diinformasikan sedemikian rupa sehingga jawabannya juga pendek dan

jelas. Format pilihan berganda dapat juga digunakan dan biasanya cukup

berhasil. Untuk mendaoatkan informasi ruang pengisian jawaban yang

secukupnya perlu disediakan. Waktu, tanggal, lokasi, kondisi cuaca, nama

surveyor, jenis survai, instansi pemberi tugas harus tertulis jelas dalam

formulir yang dipakai.

Jumlah formulir harus disediakan secukupnya, dan masing-masing surveyor

diberi formulir sesuai dengan yang dibutuhkan untuk setiap hari survai.

Umumnya, formulir perlu diberikan kepada surveyor sehari sebelumnya. Di

akhir hari survai, semua formulir harus dikembalikan, dicatat, dan disimpan

dengan baik. Amplop dapat digunakan untuk menyimpan data dengan

mudah dengan diberi catatan seperlunya, seperti waktu, lokasi, dan

sebagainya.

Peralatan harus diuji sebelum dipakai, dan akan lebih baik dilakukan

pengujian pada saat yang sesuai dengan hari survai. Peralatan yang rusak

diganti, oleh karena itu perrlu disediakan peralatan cadangan. Jenis dan
jumlah peralatan yang dibawa oleh surveyor harus dicatat lengkap dengan

nama surveyornya. Prosees pencatatan peralatan ini akan memudahkan

pelacakan keberadaannya di akhir survai.

Sebelum survai dilakukan perlu diperiksa adalah setiap surveyor telah

mendapatkan formulir, alat tulis, secukupnya dan jika perlu pakaian khusus

(mantel hujan, jacket)

h. Alat Angkut

Transportasi harus disediakan sehingga surveyor dapat diantarkan ke lokasi

survai pada waktu yang tepat. Di akhir waktu pergantian atau akhir survai,

mereka juga harus dijemput kembali. Transportasi bahkan lebih penting jika

survai dilakukan diluar jam kerja normal.

i. Ruang kantor dan peralatan

Ruang kantor dan peralatannya (meubelair, alat tulis, mesin tik, alat gambar,

kalkulator, komputer) harus tersedia untuk melakukan kegiatan survai dan

jika diperlukan sebagai tempat penjelasan (briefing). Jika proses koding dan

editing dilakukan, maka peralatan dan perlengkapan kantoryang sesuai

harus diadakan, terutama untuk diperlukan untuk survai lalu lintas yang

besar.

j. Anggaran Biaya

Biaya yang disediakan harus mencakup semua jenis pengeluaran, dari

membeli peralatan, kertas dan lainnya sampai penyewaan ruang kantor.

Biaya setiap kegiatan dan kemudian biaya total survai harus diperkirakan.

Jika dana yang tersedia tidak mencukui, maka alternatif metode survai perlu

dipikirkan.
Catatan tentang biaya survai harus disimpatan untuk bahan acuan di masa

depan, sehingga kebutuhan dana untuk survai sejenis nanti dapat

diperkirakan dengan lebih mudah.

Data dikumpulkan melalui observasi dan harus ditulis pada formulir lapangan

standard. Tipe dan komputer jinjing (notebook/laptop) juga dapat digunakan.

Formulir harus terorganisir dengan jelas untuk mempermudah pencatatan

data. Data standard diperlukan untuk menyatakan aspek-aspek, seperti judul

survai, nama proyek, metoda, lokasi, tahun, bulan, tanggal, waktu, cuaca,

nama pengamat (khususnya untuk ditanya dikemudikan hari sehubungan

dengan data), kondisi-kondisi khusus (seperti pengendalian lalu lintas dan

pekerjaan perbaikan jalan, dan sebagainya). Data yang dikumpulkan

seharusnya dapat tetap tersedia untuk dapat digunakan pemakai lainnya

dimasa depan. Formulir lapangan dan data yang telah diperoses seharusnya

disimpan dalam sistem penyimpan yang sesuai.

SURVAI INVENTARISASI

Semua usulan peningkatan sistem transportasi harus dimulai dengan melihat

situasi jalan yang ada. Tata guna lahan yang ada sangat menentukan

besarnya lalu lintas yang dibangkitkan, dan kebutuhan akan akses. Lebar

jalan dan kebebasan vertikal, struktur jembatan akan membatasi ukuran

kendaraan (khususnya muatan sumbu) dan tingkat penggunaannya. Jari-jari

kelengkungan (horizontal dan vertikal), jarak pandangan, dan kondisi

permukaan jalan akan membatasi kecepatan aman dan kapasitas jalan.

Rincian Data Inventarisasi Prasarana Jalan


Rincian data inventarisasi prasarana jalan yang harus dikumpulkan umtuk

jalan meliputi :

a. Desain Geometri, Data yang berkaitan dengan desain geometri jalan

yang perlu diinventarisasikan meliputi :

Potongan melintang yang terperinci yang meliputi lebar jalan

dan daerah milik jalan;jumlah dan lebar lajur lalu lintas, jalur

lambat (service roads), median bahu jalan yang diperkeras,

trotoar, penyediaan dan tinggi kerb, dan lain-lain.

Persimpangan yang meliputi geometri dan radius belokan,

Alinyemen horizontal yang meliputi panjang ruas, seksi jalan

yang lurus dan lengkung, jari-jari tikungan dan superelevasi,

Alinyemen vertikal yang meliputi seksi jalan yang lurus dan

yang lengkung, jari-jari lengkung, kelandaian dan landai naik

dan landai turun.

b. Pengendalian lalu lintas, informasi mengenai perangkat pengendalian

lalu lintas yang perlu diinventarisasikan meliputi :

Rambu lalu lintas an maka jalan yang meliputi lokasi, jenis dan

ukuran.

Lampu lalu lintas dan lampu penerangan yang meliputi lokasi dan

jenis.

Persimpangan yang meliputi peta rinci yang memperlihatkan

dimensi, jari-jari belokan, lokasi dan jenis pengendalian, dan lampu

penerangan.
Parkir dan akses yang meliputi lokasi dari setiap akses ke dan dari

jalan, parkir di jalan dan diluar jalan, dan cara pengendalian parkir.

c. Tata guna lahan, Informasi mengenai jenis bangunan penggunaan

lahan dan penghalang terhadap jarak pandangan bebas serta objek-

objek yang menghalang kelancaran lalu lintas kendaraan ataupun

pejalan kaki seperti warung, pedagang kaki lima, pot bunga, dan

sebagainya.

d. Lain-lain, Lokasi dan jenis objek lainnya seperti tiang listrik dan

telepon, perhentian bus, pohon-pohon, dan sebagainya.

e. Jenis konstruksi, kondisi permukaan jalan.

f. Fasilitas jalan lainnya, Drainase, gas, saluran air limbah, kabel, dan

sebagainya serta menyebutkan kondisinya.

Metoda

Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data inventarisasi prasarana

dilakukan dengan cara:

Pengamatan

1) Pengamatan kuantitatip, menggambarkan sketsa peta jalan,

simpangan dan sekitarnya dengan menggunakan skala tertentu,

2) Pengamatan kualitatip dengan menggunakan skalayang sesuai

dengan tingkat keseriusannya. Skala 5 angka biasa digunakan, yaitu :

1 = buruk

2 = tidak begitu baik

3 = sedang

4 = baik
5 = memuaskan

Pengukuran

Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan

odometer pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik.

Perkiraan jarak dapat dilkukan selain dari peta, langsung dari lapangan

dengan menggunakan meteran atau dari dalam kendaraan. Objek yang

diamati dicatat pada sketsa peta dengan menunjukkan (x, y) terhadap titik

awal ruas pada sumbu jalan.

SURVAI VOLUME

Data pencacahan volume lalu lintas merupakan informasi dasar yang

diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai

pengoperasian jalan. Data tersebut dapat mencakup seluruh seluruh jaringan

jalan pada suatu daerah yang diinginkan atau hanya pada jalan-jalan yang

melintas garis kordon.

Jenis Survai

Survai volume lalu lintas dapat digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai tingkat penggunaan jaringan yang telah ada, seperti :

Volume lalu lintas per jam

Volume lalu lintas per hari (harian)

Klasifikasi kendaraan

Pergerakan membelok

Jumlah penumpang dalam kendaraan


Volume pejalan kaki

Volume Lalu Lintas Harian atau yang sering juga disebut Lalu Lintas Harian

Rata-rata (LHR) digunakan untuk :

f. Desain jalan antar-kota.

g. Menentukan tingkat pertumbuhan lalu lintas.

h. Menganalisis variasi lalu lintas per jam, harian, bulanan, dan/atau

musiman.

i. Analisis kecelakaan (menghubungkan jumlah dan jenis kecelakaan

terhadap arus lalu lintas dan /atau kendaraan-km).

j. Perencanaan jaringan dan pendanaan.

Variasi lalu lintas di daerah perkotaan cenderung lebih besar dibangdingkan

di daerah antar-kota. Oleh karena itu, volume per jam lebih penting dari

volume harian, dan khususnya volume pada jam sibuk ini biasanya jauh lebih

tinggi dari pada arus lalu lintas rata-rata selama satu hari.

Volume jam sibuk digunakan untuk :

d. Menentukan volume per jam tertinggi untuk memperkirkan

volume per jam desain (yaitu volume per jam tertinggi ke-n).

e. Perencanaan dan desain pengendalian persimpangan.

f. Perecanaan dan desain usulan manajemen lalu lintas.

Metoda Survai

Pencacahan lalu lintas terklasifikasi merupakan salah satu metode yang

paling sederhana untuk memperoleh data lalu lintas tetapi sekaligus dapat

menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat. Berbagai jenis kendaraan

yang dioperasi dijalan mempunyai perbedaan dimensi, barat, radius putar,


tenaga penggerak, jenis mesin, dan sebagainya. Untuk mempermudah

analisi, kendaraan dikelompokkan kedalam kelas-kelas. Pencacahan volume

lalu lintas secara manual dapat mudah dilakukan dengan menghitung jumlah

kendaraan per satuan waktu berdasarkan kelas-kelasnya. Data volume lalu

lintas terklasifikasi digunakan untuk :

a. Desain geometri jalan (kecepatan desain, kelandaian, radius).

b. Desain struktur konstrruksi perkerasan jalan dan jembatan.

c. Manajemen lingkungan (kebisingan, asap, getaran), manajemen

angkutan barang dan manajemen angkutan umum.

d. Perhitungan ekonomi termasuk biaya operasi kendaraan, nilai waktu

orang (personal tim), biaya kelamvatan dan lain-lain.

e. Penyesuaian hasil pembacaan dengan alat pencacah mekanis.

Metodologi

Pencacahan Manual

Surveyor menempati suatu titik yang tetap di jalan, sedemikian sehingga dia

mendapatkan pandangan yang jelas dan sedapat mungkin agar petugas

terhindar dari panas dan hujan. Petugas mencatat setiap kendaraan yang

melintas titik yang telah ditentukan pada formulir lapangan atau dengan

Hand tally (yaitu suatu alat kecil yang dapat menjauhkan secara komulatif)

dan memindah nilai totalnya pada formulir lapangan.

Pencatatan data umumnya dilakukan secara terpisah untuk masing-masing

arah arus lalu lintas, dan kemudian menjumlahkannya pada tahap analisis

guna memperoleh volume total arah. Surveyor mencatat total kendaraan


yang diamati pada setiap interval waktu yang telah ditetapkan, biasanya

antara 5 menit (untuk jalan yang sibuk) hingga 1 jam (untuk jalan luar kota).

Cara melakukan pencacahan volume lalu lintas terklasifikasi secara manual

serupa dengan pencacahan volume lalu lintas, namun diperlukan formulir

lapangan yang berbeda atau beberapa buah hand-tally. Pada dasarnya,

tidak ada kerugian untuk membedakan banyak kelas kendaraan, karena

pada tahapan analisis data tersebut dapat digabunggkan kembali jika

dikehendaki.

Pencacahan Otomatis

Berbagai sistem pencachan otomatis telah tersedia, dan sistem yang baru

juga masih terus dikembangkan. Banyak diantara sistem tersebut dapat

langsung dihubungkan dengan komputer untuk kemudahan dan kecepatan

pemprosesan data selanjutnya

Selang undara (Pneumatic tube)

Sistem selang udara khususnya digunakan untuk pencacahan yang relatif

singkat. Sistem terdiri dari satu selang karet yang diletakkan secara

melintang pada lajur jalan atau jalan dan diikatkan pada permukaan jalan

dengan meggunakan klip pengikat khusus. Satu ujung selang ditutup, kecuali

bhati, dipelihara, dan memperhatikan aspek-aspek berikut :

Letakkan selang tegak lurus terhadap arus kendaraan. Selang ini harus

diletakkan padda jalan yang lurus, datardan jauh dari persimpangan.

Kendaraan yang melewati pipa ini secara diagonal (miring) akan dicatat

lebih dari satu kendaraan.

Hindarkan dari lokasi pemverhentian bus dan parkir.


Letakkan selang dimana alat klip penekan dapat dipasang dengan baik

pada jalan.

Kencangkan selang setiap meter pada saat pemasangan klip penekan

dengan ditarik sekitar 10% untuk memastikan selang terpasang lurus.

Periksa selang secara teratur mengenai ikatan, kebocoran, dan

penyumbat yang mungkin terjadi.

Setiap kali kendaraan melewsti selang, masing-masing sumbu roda

kendaraan akan menyebabkan satu pulsa udara yang mengarah ke alat

pencatat. Satu udara akan menggerakkan alat pencatat untuk menambah

angka (yang berarti 1 kendaraan mempunyaindua sumbu).

Pelat Elektrik

Pelat elektrik merupakan alat yang terdiri dari plat baja yang ditanam

dibawah permukaan jalan. Gas dimasukkan dalam rangkaian alat ini pada

saat pemasangan. Setiap sumbu kendaraan yang melewati kendaraan pelat

ini akan menimbulkan aliran listrik dan mengaktifkan alat pencatat.

Induksi Putar

Induksi putar adalah kawat listring yang diletakkan dibawah permukaan jalan.

Apabila arus listrik dialirkan pada kawat tersebut, maka akan terbentuk

medan magnit. Medan magnit ini akan terganggu bila log

Am seperti kendaraan melintasinya, dan gangguan tersebut dicatat oleh alat

pencatat sebagai 1 kendaraan. Alat ini biasanya digunakan untuk

perhitungan lalu lintas secara terus menerus seperti di persimpangan,

dimana informasi tersebut digunakan untuk mengatur waktu pada APILL.


SURVEY BERAT DAN DIMENSI

Kendarraan angkutan barang yang berat dapat menyebabkan kerusakan

yang serius pada sturktur bawah dan sturktur atas jalan. Berat kendaraan itu

sendiri dan beban yang diangkut disalurkan melalui rangka kesumbu dan

roda kendaraan kestruktur jalan.

Metoda

Stasiun survai yang sederhana di sepanjang jalan dipilih untuk pelaksanaan

survai. Pertimbangan khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa

ruang pelaksanaan survai memadai dengan maksud agar :

Kendaraan yang menuggu untuk diperiksa/disurvai tidak berhenti

dibadan jalan.

Fasilitas ruang parkir bagi kendaraan yang menyalahi peraturan,

menunggun proses penyidikan.

Bantuan polisi diperlukan untuk mengatur kendaraan angkutan barang yang

dijadikan sampel masuk kedalam stasiun survai.

Dimensi kendaraan dapat diukur secara manual atau dengan menggunakan

metoda yang lebih modern. Meskipun demikian, peralatan modern tersebut

umumnya memerlukan lokasi yang permanen.

SURVAI KECEPATAN

Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu, atau nilai

perubahan jarak terhadap waktu, yang secara matematis dapat

diekspresikan sebagai d(d)/d(t). Kecepatan dari suatu kendaraan dipengaruhi


oleh faktor-faktor manusia, kendaraan dan prasarana, serta dipengaruhi oleh

arus lalu lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam sekitarnya.

Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam desain

jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat pelayanan dan

kualitas arus lalu lintas (kemacetan dan unjuk kerja lalu lintas). Kemacetan

lalu lintas umumny tidak tidak dikehendaki, karena hal ini akan dapat:

Meningkatkan waktu perjalanan dan biaya perjalanan

Meningkatkan biaya operasi kendaraan

Meningkatkan jumlah kecelakaan

Mengurangi kenyamana pengemudi

Mempengaruhi tingkah laku pengemudi

Biasanya ada beberapa hal mendasari perlunya pelaksanaan survey

kecepatan sesaaat:

Adanya kebutuhan alat pengendalian lalu lintas

Evaluasi efektifitas dan perbaikan lalu lintas

Aalisa data kecelakaan

Dampak ekonomi dari kecepatan sesaat

Ada 4 klasifikasi utama yang sering digunakan dalam mempelajari kecepatan

arus lalu lintas yaitu:

1. Kecepatan titik/sesaat (spot speed).

Kecepatan titik/sesaat: kecepatan kendaraan ssesaat pada waktu

kendaraan teesebut melintasi suatu titik tetap tertentu di jalan.

2. Kecepatan perjalanan (journey speed).

Kecepatan perjalanan

Anda mungkin juga menyukai