Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KERJA

KOMITE PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI
TAHUN 2016

RSI. ASSYIFA SUKABUMI


JL. Jenderal Sudirman No. 3 Kota Sukabumi
Jawa Barat Telp. (0266) 222663
Telp/Fax. (0266) 223501 - 213433
PROGRAM KERJA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN
BAB II LATAR BELAKANG
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
BAB IV SASARAN
BAB V KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
BAB VI CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
BAB VII SKEDUL / JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
BAB I
PENDAHULUAN

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat penting untuk dilaksanakan di


Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan, di samping sebagai
tolak ukur mutu pelayanan kesehatan juga untuk melindungi pasien, petugas Rumah Sakit,
pengunjung dan keluarga pasien dari risiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas atau
berkunjung ke Rumah Sakit atau sarana kesehatan lainnya.
Disamping Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dilain pihak
Rumah Sakit dihadapkan tantangan yang makin besar. Rumah Sakit dituntut agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel, dan transparan kepada
masyarakat, khususnya bagi jaminan keselamatan pasien ( patient safety ).
BAB II
LATAR BELAKANG

Berdasarkan data dari Australian Commission on Safety & Quality in Healthcare, 2009,
kejadian HAIs pertahun adalah 200 000 kejadian dengan 7000 angka kematian yang
memakan biaya lebih dari 2 juta $ Australia, dimana 50% dari kejadian tersebut dapat
dicegah. Sedangkan data dari Umscheid et al. Infect Control Hospital Epidemiology
2011;32:101-14, USA terdapat 1,7 juta kejadian HAIs, dengan 99.000 angka kematian yang
menghabiskan biaya sekitar 10-25 juta US$, dimana sekitar 55%-70% dari kejadian tersebut
dapat dicegah.
Berdasarkan data HAIs Rumah Sakit Islam Assyifa
Periode Tahun 2015
Kategori Infeksi Nosokomial Jumlah
Infeksi Luka Infus
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Luka Operasi
Infeksi Aliran Darah Primer
Ventilator Associated Pneumonia
Hospital Acquired Pneumonia

Dari hasil survailen yang dilakukan dari tahun 2015,


Walaupun demikian pemantauan terhadap infeksi nosokomial harus terus dilakukan
pada pasien rawat inap guna meminimalkan terjadinya infeksi, adapun langkah-langkah
untuk menurunkan angka HAIs yang ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan program
kebersihan tangan Rumah Sakit Islam Assyifa yang menggunakan literatur-literatur terbaru
dan pedoman dari WHO, & DEPKES.
Program pengendalian infeksi ini dilaksanakan secara multidisiplin yang tergabung
dalam komite pengendalian Infeksi rumah sakit yaitu terdiri dari dokter spesialis penyakit
dalam, dokter umum, perawat pengendali infkesi ( ICN ), seluruh supervisor dari hampir
semua unit yang berperan sebagai infection prevention control link nurse (IPCLN) seperti
laboratorium, UGD, perawatan, farmasi, house keeping & semua bangsal perawatan. Komite
pengendalian infeksi ini mengadakan rapat koordinasi setiap 3 bulan guna meningkatkan
pelayanan baik kepada pelanggan, keluarga dan petugas khususnya dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi.
BAB III
TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mengurangi terjadinya infeksi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi, meliputi kualitas pelayanan manajemen risiko dan
keselamatan kerja.

2. Tujuan Khusus
a. Memastikan adanya kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
yang berkesinambungan.
b. Mencegah terjadinya infeksi silang di rumah sakit.
c. Mengurangi hari perawatan pasien rawat inap
d. Mengurangi biaya perawatan pasien
e. Meminimalkan terjadinya infeksi bagi petugas kesehatan terkait dengan
pekerjaannya.
f. Melakukan review terhadap SOP, Buku Pedoman Infeksi Nosokomial, Kebijakan
g. Memberikan pelatihan pengendalian infeksi secara terus menerus bagi staf.
h. Memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang memadai
tentang PPI
i. Melaksanakan pengendalian mutu dengan monitoring mutu sterilisasi.
j. Pelaporan bila terjadi infeksi .
BAB IV
SASARAN
BAB V
KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN

Tercapainya sasaran standar mutu yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi
RENCANA KEGIATAN
Program utama yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya pedoman pengendalian infeksi (manual ) yang dapat diakses oleh
semua staf di semua area klinis & non klinis sebagai standar prosedur dalam
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

2. Tersedianya Audit Tools


Rumah Sakit Islam Assyifa menyediakan alat pengukur audit (tool audit) untuk
menilai pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di masing-masing area
dengan indikator tertentu,
Edukasi
Pemberian edukasi tentang PPI dilakukan dengan berbagai cara yaitu baik secara
internal dan external.
Edukasi internal diberikan melalui :
a. Orientasi karyawan baru : bekerja sama dengan pihak HRD dalam pelaksanaan
orientasi tersebut, sedangkan materi yang diberikan meliputi : pengertian,
struktur komite PPIRS dan infeksi control team, kewaspadaan standart.
b. Mandatori training tentang PPI setiap tahunnya diberikan kepada : dokter,
perawat, staff radiology, rehab medik, laboratorium, ISS dengan materi antara
lain Standar Precaution (Hand Hygiene, APD, penangan instrument bekas pakai,
pengendalian lingkungan, etika batuk, penyuntikan yang aman, manajemen
sampah, manajemen linen, penangan tumbuhan cairan tubuh, Stick Injury ) &
Additional Precaution berdasarkan penyakit.
Edukasi eksternal : dengan mengikuti berbagai pelatihan, seminar atau workshop di
rumah sakit atau diluar rumah sakit atau dikirim sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengumpulan data
IPCN akan melakukan pengumpulan data :
a. Kejadian infeksi nosokomial setiap bulan meliputi : Infeksi Luka Infus (ILI), Infeksi
Saluran Kemih (ISK), Infeksi luka operasi (ILO), Infeksi Aliran Darah Primer (IADP),
Hospitalised Associated Pneumonia (HAP), Pneumonia yang berhubungan
dengan pemakaiannya ventilator (VAP).
Dan data dikirim ke Dinkes Tangsel dalam form RL6
b. Kejadian Needle Stiek Injury

Rincian Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan surveilans
Kegiatan ini meliputi :
a) ILI (Infeksi Luka Infus)
b) ILO (Infeksi Luka Operasi)
c) ISK (Infeksi Saluran Kemih)
d) IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
e) VAP (Ventilator Associate Pneumonia)
f) HAP (Hospital Acquired Pneumonia)
Pelaksanaan survailens dengan melibatkan perawat diruangan masing-masing
dengan melakukan pendataan semua pasien yang terpasang alat invasive dan pasien
post operasi, data tersebut direkap setiap bulan. Jika ada kejadian infeksi nosokomial
selama perawatan, maka petugas kesehatan membuat laporan kejadian, kemudian
dilaporkan kepada Perawat Pengendali Infeksi atau Hospital Duty Manager. Perawat
pengendali infeksi akan melakukan investigasi ke ruangan tersebut dan berkoordinasi
dengan dokter penanggung jawab untuk pengambilan sample kultur. Setiap kejadian
infeksi dilaporkan pada komite pengendalian infeksi.
1. Pengelolaan benda tajam & paparan darah /cairan tubuh
Bila ada staf yang terkena needle stiek injury maka harus dilakukan :
Bila kena benda tajam, maka bilas luka tersebut dibawah air mengalir dan gunakan
antiseptic, dan bila terkena cairan tubuh pasien ke daerah mukosa seperti mata,
hidung dan mulut, maka bilas daerah tersebut dibawah air mengalir , ambil sample
darah staf yang terpapar dan pasien, buat laporan kejadian , lapor ke IPCN dan K3.
2. Penyelenggaraan sterilisasi
Kegiatan pelayanan sterilisasi dimulai dari perencanaann pengadaan, pencucian,
pengemasan, pemberian label, proses sterilisasi, penyimpanan dan distribusi.
3. Melakukan pemantauan ketepatan pemakaian Alat Pelindung Diri diruangan
khusus seperti Hemodialisa, kamar operasi, ruang kateterisasi, kamar bersalin,
ruamg endoscopi, ruang kemotherapy,
4. Pelaksanaan program kebersihan tangan untuk semua petugas kesehatan, adapun
kegiatan meliputi :
a. Membentuk Duta Hand Hygiene yang diganti setiap tahunnya dari seluruh
bagian baik klinis maupun non klinis. Para Duta ini bertugas melakukan edukasi
, audit, dan kampanye kebersihan tangan setiap tahunnya..
b. Melakukan edukasi secara berkala baik dalam training mandatory Infeksi
Nosokomial dan melalui edukasi yang dilakukan oleh Duta Hand Hygiene,
melakukan audit Hand hygiene dengan menggunakan formulir 5 moment
World Health Organization (WHO) sesuai program tahunan Hand Hygiene,
melakukan evaluasi dari hasil audit dan tindak lanjut.
c. Melakukan evaluasi terhadap kualitas dan tersdianya fasilitas Hand Hygiene
seperti : sabun social/aseptic, Alkohol handscrub, tissue, tempat sampah,
petunjuk pengingat (poster, leaflet) dan langkah-langkah kebersihan tangan.
5. Pengelolaan sampah rumah sakit
Pengelolaan sampah di rumah sakit dikelola oleh vendor yang ditunjuk.
Kunjungan dan audit langsung ketempat pengelolaan sampah infeksi dan sampah
benda tajam dilakukan 1 tahun sekali.
6. Pemeriksaan baku mutu air dan pemeriksaan legionela
Pemeriksaan baku mutu air bersih dengan pemeriksaan legionela dilakukan dengan
sasaran sebagai berikut :
a. Sample pemeriksaan baku mutu air diambil pada ruangan-ruangan yang dipilih,
sesuai dengan jadwal, dilakukan setiap 3bulan sekali.
b. Pemeriksaan air RO (Reverse Osmosis), dilakukan setiap bulan dengan
mengambil sample pada outlet akhir air RO (sebelum mesin HD) dan sesudah
mesin HD.
c. Pemeriksaan legionela dilakukan untuk air panas, dengan mengambil sample
pada outlet penyimpanan air panas , dilakukan setahun sekali.
d. Pemeriksaan endotoxin setiap 6 bulan
Pemeriksaan tersebut diatas dilakukan oleh bagian Tekhnik & Pemeliharaan
(Maintanance) bekerja sama dengan Laboratorium yang ditunjuk.
7. Pemeriksaan udara lingkungan dan pemeliharaan mesin pendingin ruangan ( Air
Conditioning/AC )
a. Pemeliharaan AC dilakukan oleh bagian Tehnik & Pemeliharaan ( Maintenance
) sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
b. Pemeriksaan udara terhadap jamur dan bakteri di ruang kamar bedah, ICU,
CSSD dan lingkungan RS setiap 6 bulan sekali secara random.
8. Kualitas makanan pasien
Pemeriksaan bahan makanan dilakukan oleh bagian gizi , dengan mengambil
sample makanan siap saji untuk pasien secara random, dilakukan 3 bulan sekali,
sesuai dengan jadwal yang dibuat.
9. Pemberian vaksinasi bagi karyawan yang bekerja di tempat dengan risiko tinggi
dengan merujuk pada kebijakan HRD
10. Pencegahan dan pengendalian infeksi selama pembangunan atau proses renovasi
a. Mengadakan pertemuan pembahasan Ijin pengendali Infeksi dalam renovasi
dengan bagian umum, bagian pemeliharaan dan K3.
b. Melakukan audit sedikitnya 2 (dua) kali selama renovasi berlangsung, tindakan
perbaikan dalam temuan audit dilaporkan kepada bagian pemeliharaan dan
bagian umum.
c. Melakukan pemeriksaan kultur ruangan setelah renovasi bekerja sama dengan
bagian umum dan patologi sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
11. Pengelolaan linen
a. Pengelolaan linen dilakukan oleh vendor yang ditunjuk
b. Evaluasi kinerja vendor dilakukan setiap 3 bulan
12. Monitoring pemakaian desinfektan
Penggunaan seluruh jenis cairan desinfektan dikendalikan oleh RS, dan di evaluasi
oleh bagian K3 untuk menghindari risiko yang dapat menimbulkan hazard bagi
petugas kesehatan yang menggunakannya.
13. Penanganan/Investigasi kejadian luar biasa (outbreak)
Jika terjadi wabah influenza, RS telah mempunyai pedoman dalam persiapan
wabah tersebut, dimana alur dimulai dari proses skreening pasien di UGD /Poliklinik
khususnya untuk kejadian SARS, flu burung (H5N1), swine flue (H1N1), dll. Untuk
penanganan KLB bekerja sana dengan tim K3 dalam proses penanggulangan,
dimana semua kegiatan merujuk pada SOP penanggulangan KLB.
14. Pemantauan penggunaan antibiotik secara rasional dan pemantauan pola
sensitivitas kuman terhadap antibiotika dilakukan sub Komite Farmasi dan Terapi
dengan sasaran penggunaan obat antibiotik pada pasien-pasien rawat inap.
Pemantauan atas penggunaan antibiotika dan pola sensitivitas kuman terhadap
penggunaan antibiotika tersebutdilakukan setiap 6 bulan sekali, sesuai dengan
jadwal yang dibuat oleh Panitia PPIRS. Panitia PPIRS menggunakan laporan dan
hasil evaluasi dari pemantauan penggunaan antibiotika dan pola sensitivitas kuman
terhadap antibiotika sebagai bahan evaluasi dan dan rekomendasi penggunaan
antibiotika di RS.
15. Program pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan setiap tahun,
baik internal maupun eksternal.
Pelatihan meliputi :
a. Orientasi karyawan baru
Orientasi dilakukan bekerja sama dengan bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
bagiam Diklat rumah sakit.
b. Penyegaran Pengetahuan
Penyegaran pengetahuan pencegahan dan pengendalian infeksi diberikan
kepada seluruh petugas kesehatan terkait bekerja sama dengan bagian SDM &
Pembimbing Klinik diselenggarakan setiap tahun
c. Training Eksternal
Dengan mengirim staf terkait khususnya anggota panitia PPIRS untuk
mengikuti kursus/seminar nasional maupun regional/internasional
d. Program edukasi pengendalian infeksi kepada pengunjung dan pasien melalui
media leaflet, brosur, dan lembar informasi pasien.
BAB VI
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Rencana Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


RSI Assyifa Sukabumi

Jadwal Pelaksanaan Program Kerja Periode Januari - Desember 2016


Program Jan Feb Maret Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
tus
Monitor kejadian
Infeksi/ Surveilance x x x x x x x x x x x X
Pemantauan Tertusuk
Benda tajam dan x x x x x x x x x x x x
terpapar cairan
tubuh/ darah pasien
Pelayanan sterilisasi x x x x x x x x x x x x
Pemantauan APD x x
Hand Hygiene x
program:
1. Edukasi x x x x x x x x
2. Audit x x
Pembuangan Sampah x x
Pemantauan baku
mutu air :
1. Air bersih ( per 3 x x x x
bulan )
2. Air RO (Tiap bulan) X x x x x x x x x x x x
3. Legionella (12 x
bulan)
4. Endoscope (per 4 x x x
bulan)
5. Kualitas makanan x x x x
Program immunisasi : x
1. Influenza x
2. Hepatitis Sesuai dengan jadwal perawat yang masuk
Renovasi dan Sesuai dengan jadwal renovasi/ pembangunan
Pembangunan
Persiapan pandemic x x x x x x x x x x x x
flu&KLB
Pemantauan
penggunaan Bekerja sama dengan K3
desinfektas
Pola kuman RS x x
PROGRAM Pelatihan x
PPI
Mandatori
Pasien &Pengunjung x x x x x x x x x x x x
Orientasi Karyawan Bekerja sama dengan bagian HRD
baru
Ekternal training
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. Evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan dan pelaporannya dilakukan sesuai dengan


jadwal yang sudah ditentukan
2. Setiap bulan IPCN melakukan evaluasi kejadian infeksi setiap ruangan dan kejadian
needle stick injury
3. Setiap bulan mengadakan rapat panitia PPIRS untuk evaluasi kegiatan
4. Setiap tahun ketua komite PPIRS membuat laporan pelaksanaan kegiatan PPIRS ke
Direktur RS
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi seluruh kegiatan dilakukan dengan jadwal yang ada.
2. Setiap malam Penanggung Jawab shift mengisi formulir laporan jumlah tindakan harian
dan staff wajib melaporkan bila ada kejadian infeksi nosokomial dengan mengisi
formulir pemberitahuan kejadian infeksi
3. Setiap karyawan Rumah Sakit Islam Assyifa wajib melapor bila terjadi needle stick injury
4. Melakukan perencanaan & pencatatan audit internal ke seluruh bagian terkait dan
melaporkan hasil kegiatan ke Ketua Komite PPIRS dan CEO Rumah Sakit Islam Assyifa
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari hasil audit
sebelumnya.
6. Evaluasi program komite PPIRS dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran

Anda mungkin juga menyukai