E-BOOK PDF
1
2
1. AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY
1.1 Praktek Akuntansi
3
memahami secara lebih spesifik, apa saja bentuk tantangan dan permasalahan yang
dihadapi Indonesia dewasa ini, serta kaitannya dengan kondisi global. Pemahaman
ini penting, karena peran dan kontribusi akuntan Indonesia --yang hendak
dirumuskan tersebut-- bukanlah sesuatu yang diada-adakan, melainkan sesuatu
yang diharapkan mampu diaktualisasikan, guna menjawab tantangan dan
permasalahan secara proporsional.
4
kemudian dimasukkan dalam amplop. Jenis lainnya token disimpan dalam bentuk
yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisaham ini
menggambarkan perbedaan transaksi cash (Utang, Piutang, dll) dengan transaksi
non cash (Persediaan, Peralatan , Tanah, dll) (Mattessich, 1987 hlm.79).
Dari kisah penemuan ini jelas kita lhat bahwa pada masa itu dikenal
keberadaan dungsi akuntansi. Bahkan hal yang sama dalam bentuk lain ditemukan
dalam kerajaan Babylonia 2500 tahun yang lalu., pada tahun1893 ditemukan lagi
oleh seorang yang melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dala,
bentuk tablet yang dibuat 455 tahun sebelum masehi (Stevelinck,1985). Bahkan
arkeologi ini dapat ditemukan di museum Archeological Museumof Constantinople,
Museum University of Pennsylvania, University of Jena. Dan penulis yakin hal yang
sama akan juga ditemukan dalam kebudayaan lain yang telah pernah maju
menguasai dunia seperti kebudayaan China, India, Mesopotamia, dan Persi.
Pendapat ini dapat diperkuat lagi oleh Richard Mattessich (1987) dalam
artikelnya yang berjudul Prehistoric Accounting and The Problem of Representation:
On recent archeological evidence of the middle east from 8000 BC to 3000 BC.
Abstrak dari artikel ini mengemukakan sebagai berikut :
Penelitian arkeologi akhir-akhir ini menghasilkan pandangan revolusioner
tentang penemuan perhitungan, gambaran, dan idiografi tulisan. Penemuan
ini adalah system pemrosesan data dalam clay tokens (sejenis koin yang
terbuat dari bahan plastik) yang sederhana dan kompleks dari berbagai
bentuk telah terkumpul dalam sebuah amplop plastik (clay envelops) untuk
mengungkapkan secara simbolis nilai asset dan transaksi ekonomis. Nominal
dari koin telah ditemukan oleh arkeolog sepanjang Fertle Crescent denagn
berlapis-lapis yang merupakan benda yang dikeluarkan antara tahun 8000-
3100 sebelum Masehi. Setelah itu baru ditemukan tablet plastik.
Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting
yaitu (Mattessich, 1987):
1. Penemuan ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahului perhitungan dan
penulisan.
2. konsep penyajian laporan keuangan ternyata berkembang secara perlahan.
3. Perhitungan angka muncul setelah melalui berbagai tahapan.
5
4. Dikenalnya eksistensi abstract input output principle 10000 tahun yang lalu dan
double entry 5000 tahun yang lalu.
5. Memperkenalkan validitas Correspondence theory. Dalam teori ini dibahas
bagaimana bahasa menggambarkan realitas, kombinasi apa yang digunakan
untuk menggambarkan relitas, bagaimana menyusun suatu kalimat untuk
menggambarkan ini dan seterusnya.
Menurut pendapat Mattessich di ata system double entry sudah ada 5000
tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sisten double entry
ini adala Lucas Pacioli, bagaimana kita memahami persoalan ini? Untuk menjawab
ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Sistem double entry accounting telah
disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Lucas Pacioli dalam bukunya yang
berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia dengan judul: Summa
dArithmethica, Geometria, Propotioni et Propotionalita.
Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah:
perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat dan menimbulkan berbagai
teknik dan penerapan sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga
masalah perbandingan dan kebenaran (kewajaran) laporan keungan menjadi
permasalahan. Keadaan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa manajemen
dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya
sehingga dia dapat memanipulasi laporan keuangandan akibatnya laporan
keuangan dianggap kurang bernilai dan pada sanpai puncaknya tahun 1930 pada
masa depresi berat di USA. Akhirnya USA membentu SEC (Security Exchange
Commision) sebagai salah satu lembaga yang banyak mendorong tercapainya suatu
prinsip akuntansi yang baku. Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncullah
konsep, teori, dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.
6
2. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
7
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal
pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur
belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (
570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999)
Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem
pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-
saudagar Moslem (Moslem Merchants).
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan
yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status
perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan
perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat
bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang
menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai
pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan
perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double entry.
Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
9
4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang
mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam
paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk
menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah
seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya
sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-
Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di
Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-
Saxon). Fungsi
pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak
seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan
perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan
Akuntan Negara (GAD Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada
tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan
kantornya di Indonesia tahun 1918. Dalam masa
pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi.
Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa
belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan
kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga
Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia,
yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan
dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952.
Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi
10
Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas
Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga
(1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Organisasi
profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957.
Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang
akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun
1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang
kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun
1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis
ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan
mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim
transparansi di Indonesia.
11
3. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-
16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk
perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost
Indische Campagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC
mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.
Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan
rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi
dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu.
Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas
mutasi transaksi keuangan.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa
menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di
Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
Hal Itu ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC
pada tahun 1642 yang mengharuskan delakukan pengurusan pembukuan atas
penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk
pengeluaran (eksploitas) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia
dan Surabaya.
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu
itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang
antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha
peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di
Belanda.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan
tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan
12
system pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik
dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
- System Kanton;
- System Hokka;
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak
mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan
menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
14
Tingkat pendidikan menegah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya
dalah Tata Buku-Amaniuli dan Hitungan Dagang saduran Effendi harahap maupun
buku-buku karangan Z.A Moecthar. Pengajaran tata buku terus berlangsung bahkan
sampai dengan dasawarsa 1970-an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam
Masa Pembangunan,dan Hitung Dagang Karangan Z.A Moechtar, yang terutama
digunakan untuk pendidikan di luar sekolah atau kursus-kursus guna memperoleh
ijazah keterampilan bond A (A1 dan A2) bond B serta APM. Instalasi pemerintahan
dan swasta mempekerjakan tenaga-tenaga yang berpengatahuan pembukuan pola
belanda.
Mungkin sebagian besar dari pembaca sudah mengetahui bahwa saat ini
Indonesia sedang melakukan konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Konvergensi standar
akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar
sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang
15
disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia
memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya
perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar
Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili
Presiden SBY) sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20.
Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki
manfaat lain seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan
laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan
konvergensi dengan IFRSs). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada
tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012.
Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi
di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih
menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
SAK yang dikonvergensikan dengan IFRSs ini diterapkan pada entitas-entitas
yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau disebut
juga dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki fungsi fidusia
adalah entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal.
Komponen utama dari SAK adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang diadopsi dari International Accounting Standard (IAS) dan International
Financial Reporting Standard (IFRS), dan Intepretasi atas Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) yang diadopsi dari SIC (Standard Intepretation Committee) dan
IFRIC (International Financial Reporting Intepretation Committee). Hal ini berarti
bahwa IFRSs terdiri dari IAS, IFRS, SIC, dan IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh
International Accounting Standards Committee (IASC) organisasi pendahulu IASB
yang berdiri pada tahun 1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi IASB
pada tahun 1999. Pada tahun 2001, IASC menjadi foundation (IASCF) yang
mendanai IASB. Sejak saat itu, IASB meneruskan tugas dari IASC. Untuk
membedakan produk buatan IASC dan IASB, standar-standar yang selanjutnya
16
dibuat oleh IASB dinamai dengan IFRS. SIC dibuat oleh Standards Intepretation
Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat intepretasi dari IAS yang
principle based. Intepretasi ini sifatnya menjelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal
yang lebih detail. IFRIC dibuat oleh International Financial Reporting Intepretation
Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat intepretasi dari IFRS.
Entitas yang tidak memiliki fungsi fidusia atau entitas yang memiliki fungsi
fidusia namun diijinkan regulatornya (sebagai contoh adalah BPR), menggunakan
SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Hal ini
berdasarkan pertimbangan biaya manfaat dalam penyajian laporan keuangan, yang
mana biaya penyajian laporan keuangan jangan sampai terlalu besar sehingga tidak
sesuai dengan manfaatnya. Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, kebanyakan
manfaat laporan keuangan adalah untuk pemilik. Dalam hal ini, penerapan
persyaratan SAK (yang konvergen dengan IFRSs) untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik akan menghabiskan banyak biaya yang tidak akan sebanding dengan
manfaatnya. Seperti misalnya pengukuran dengan nilai wajar, atau persyaratan
pengungkapan informasi yang cukup banyak. Pengaturan dalam SAK ETAP
berdasarkan pada prinsip pervasif. Dalam prinsip ini, Kerangka Dasar Penyajian dan
Pelaporan Keuangan (KDPPLK) yang dalam SAK bukan merupakan bagian dari
standar, dijadikan bagian dari standar ETAP yang memiliki kekuatan mengatur.
Selain itu, SAK ETAP masih menggunakan konsep biaya historis (historical cost).
Contoh entitas tanpa akuntabilitas publik adalah UMKM dan perusahaan privat.
Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, saat ini sudah
memiliki banyak produk-produk keuangan syariah. Dalam hal ini, entitas-entitas yang
melakukan transaksi syariah, harus melaporkan transaksi syariah tersebut
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Oleh karena itu,
saat ini di Indonesia bisa jadi satu entitas yang berakuntabilitas publik (sebagai
contoh perbankan) akan melaporkan transaksi konvensionalnya menggunakan SAK
dan melaporkan transaksi syariahnya menggunakan SAK Syariah.
Di dunia ini, selain entitas bisnis terdapat juga entitas non-bisnis yang
melakukan kegiatan tanpa berorientasi laba. Entitas non-bisnis ini biasa juga disebut
sebagai entitas sektor publik (public sector entity) yang terbagi menjadi
pemerintahan dan organsiasi non pemerintahan (non governmental organisation).
Secara internasional, akuntansi untuk entitas sektor publik diatur oleh International
17
Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) dengan produknya yang
disebut dengan IPSAS. IPSAS ini diterapkan untuk entitas sektor publik seperti
misalnya pemerintahan, lembaga sosial kemasyarakatan, yayasan, dan partai politik.
Di Indonesia, pengaturan untuk sektor publik dipisahkan. Entitas pemerintahan
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang disusun oleh komite
standar akuntansi pemerintahan, sedangkan entitas nirlaba menggunakan PSAK 45:
Pelaproan Keuangan Organisasi Nirlaba. Sementara ini PSAK 45 masih menjadi
bagian SAK. Di masa depan, PSAK 45 ini akan dipisahkan menjadi standar
akuntansi tersendiri mengingat perbedaan tujuan entitas, tujuan pelaporan, dan
rerangka konseptual.
18
a. Teori dan Praktik Akuntansi, yaitu pola Amerika
b. Auditing dan jasa Profesional Akuntan Publik lainnya
Peserta USAP hanya dapat diikuti oleh mereka yang memiliki gelar Akuntan.
Ujian USAP diselenggarakan pertama kali pada bulan September 1997 dan akan
dilaksanakan dua kali dalam setiap periode atau setiap tahun. Adapun kesempatan
dan batas waktunya adalaha sebagai berikut.
d. Apabila dalam periode waktu tersebut masih belum lulus seluruh mata
ujian, maka yang bersangkutan dinyatakan gagal untuk seluruh mata
ujian. Dalam hal ini, peserta yang bersangkutan dalam mendaftar
kembali sebagai peserta USAP dan dinyatakan sebagai peserta baru.
19
informasi kepada para pemakainnya sehingga ada resistensi. Misalnya, apakah
akuntansi ini masih tetap sebagai sumber informasi yang paling uatama bagi
investor seperti selama ini atau sebagai salah satu sumber ; apakah penekanannya
pada proses pengambilan keputusan (decision making) lebih penting dari
penekanannya pada pertanggung jawaban (Accountability); Apakah standar
akuntansi yang beralaku regional atau Negara masih relevan dalam dunia bisnis yan
g sudah mengglobal ini; apakah akuntansi yang selama ini dianggap bagian dari
system ideologi kapitalis, secular masih bias diterima oleh kelompokm yang
mengutamkan etikadan agama ? isu-isu ini akan menjadi isu besar yang akan
mengubah sejarah akuntansi nantinya.
Disamping itu, semua profesi diharapkan pada perubahan ekonomi social
ekonomi yang sangat cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi
memiliki standar akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan
struktur industry dari basis manufaktur ke basis Information technology (IT) yang
tentu memerlukan standar-standar baru seperti dalam penilaian, pengukuran, dan
pelaporan Intellectual Capital, emotional capital, spiritual capital, social capital.
Kalau kita lihat Megatrend 2010 oleh Patrice Aburdene (2005) kita
menentukan 7 kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi
profesi akuntansi. Ke- 7itu Megatrend adalah :
1. Kekuatan Spiritual (The Power of Spirituality);
2. Munculnya kapitalisme yang sadar (the Dawn of Consius Capitalism);
3. Pemimpin lahir dari level tengah (Leadin g from the middle);
4. Bisnis Spiritulisme( Spirituality in Business);
5. Konsumen berbasis nilai ( the Value-Driven Consumer);
6. Gelombang solusi kendaraan (the Wave of Conscious Solutions);
7. Boom investasi pada perusahan yang memiliki tanggung jawab social ( the
socially responsible investment boom).
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Syafri, Sofyan Harahap. Teori Akuntansi edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta 2010.
http://en.wikipedia.org/wiki/Double-entry_bookkeeping_system
http://joernalakuntansi. wordpress.com/home/
http://accountance.wordpress.com/about/makalah sejarah_perkembangan
_akuntansi/
22