Pedoman Perencanaan Penanggulangan Bencana Fix
Pedoman Perencanaan Penanggulangan Bencana Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan umum dari Hospital Disaster Plan ini bagi rumah sakit adalah
meningkatkan kesiapsiagaan RS dalam menghadapi bencana.
D. Batasan Operasional
1. Bencana
3. Triase
Label hijau
- Fraktur minor
- Luka minor, luka bakar minor
Label kuning
Label hitam
4. Siaga
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana.
2. Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009.
3. Undang-undang Praktek Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang
praktek kedokteran.
4. Kepmenkes RI No.448/Menkes/SK/VI/1993 tentang pembentukan tim
kesehatan penanggulangan korban bencana di setiap rumah sakit.
5. Kepmenkes RI No.28/Menkes/SK/I/1995 tentang petunjuk
pelaksanaan umum penanggulangan medik korban bencana.
6. Kepmenkes RI No.979/Menkes/SK/IX/2001 tentang prosedur tetap
pelayanan kesehatan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi.
BAB II
TATA LAKSANA
1. Upaya Preventif
1) Pelatihan kebakaran
2) Pelatihan evakuasi
a. Evakuasi.
Alasan Evakuasi :
Tindakan yang akan dilakukan oleh rumah sakit bila terjadi bencana
diluar RS adalah bersikap aktif dan pasif.
D. Pos Kegiatan
A. Pengerahan Petugas
2. Pimpinan Siaga
Didalam jam kerja : Kepala IGD
Diluar jam kerja : Dokter jaga IGD
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan
oleh Ketua Pelaksana Tim Penanggulangan Bencana RS luar jam
kerja di bantu oleh staf yang ditunjuk untuk itu, pimpinan sementara
dikendalikan oleh Dokter jaga IGD sampai Ketua Pelaksana atau staf
yang ditunjuk tiba di rumah sakit.
Tugas :
a. Menentukan tingkat bencana.
b. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
c. Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang
Penyampaian informasi resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan
penanggulangan bencana diberikan oleh Direksi diruang pertemuan
direksi. (Briefing dan debriefing).
Tugas :
Memimpin segala unsur medis dalam penanggulangan korban,
yang terdiri dari para dokter dan semua petugas penunjang medik.
a. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis :
Didalam jam kerja : Wakil Direktur Pelayanan
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
Menyediakan tenaga medis sesuai kebutuhan tingkat siaga dan
kasus, agar tercukupi dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.
Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga medis
agar dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat tertangani.
Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi data yang ditangani di RS
Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga untuk
memberikan ketenangan.
Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan direktur RS
untuk disampaikan kepada pihak yang bewenang.
b. Penangung jawab Triase :
Didalam jam kerja : Ka IGD
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Lokasi : Ruang Triase IGD
Tugas :
1) Melaksanakan Triase Korban.
2) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai
keadaan siaga.
Tugas :
Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan
dapur dalam penyediaan makanan bagi korban di ruang
perawatan, sesuai kondisi korban.
Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab Tim bencana
untuk menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang
bertugas selama siaga.
PERENCANAAN LOGISTIK
Kebutuhan obat, alat alat kesehatan, makanan dan lain lain harus
disiagakan di bawah koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim
Penanggulangan bencana RS.
Perencanaan meliputi :
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Seluruh unit mobil ambulan, mobil operasional dan sepeda motor yang
dimiliki rumah sakit harus disiagakan termasuk dibawah komando Ka Bag
Umum.
BAB VI
PEMBIAYAAN
Setelah semua korban hidup tertangani dalam fase gawat darurat dan
korban meninggal telah teridentifikasi serta kegiatan pelayanan sisa korban
baik hidup maupun mati telah bisa ditangani dengan kapasitas normal RS,
maka dilakukan upaya kembali ke fungsi normal untuk. Direktur RS akan
melakukan debriefing pada seluruh anggota Tim Penanggulangan Bencana
RS untuk menyatakan deaktivasi sistim bencana yang bertujuan :