IBU HAMIL
Oleh:
Status kesehatan ibu merupakan faktor penting dalam terjadinya kematian ibu.
Penyakit atau gizi yang buruk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu. WHO menyatakan bahwa anemia merupakan sebab penting dari kematian
ibu. Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan indikator
untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati,
prematuritas dan berat bayi lahir rendah (WHO, 2014). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1
% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Dan di Indonesia prevalensi anemia, berdasarkan
survei-survei menurut data WHO tahun 2012 sebesar 44,3%. Di Asia, anemia adalah
penyebab utama kedua kematian ibu dan menyumbang 12,8% kematian independen ibu
akibat perdarahan postpartum (Noronha et al, 2012).
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah,
dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan lebih sering dijumpai
pada wanita anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita dengan anemia tidak
dapat mentolerir kehilangan darah. Wanita meninggal akibat komplikasi selama dan
setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini terjadi selama kehamilan.
Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi lebih memburuk selama
kehamilan. Komplikasi dari seluruh kematian ibu adalah 27% perdarahan hebat (umumnya
pendarahan setelah melahirkan), 11% Infeksi (biasanya setelah melahirkan), 14% tekanan
darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia), 8% aborsi yang tidak aman,
9% partus macet, 3 % emboli dan 28% kondisi yang sudah ada (WHO, 2014).
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI
rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
perinatal, dan lain-lain).
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengantingkat resiko
terjadinya perdarahan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Ada tiga faktor terpenting yang menyebabkan seseorang menjadi anemia, yaitu
kehilangan darah karena perdarahan akut / kronis, pengrusakan sel darah merah, dan
produksi sel darah merah yang tidak cukup banyak.
kemiskinan.
Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi. Zat
besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena
itu disebut Anemia Gizi Besi. Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut
a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.