Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
hanyalah bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya yang membawa petunjuk beserta penjelas
agama secara keseluruhan dan cukup bagi Allah sebagai saksi kebenaran.
Dengan hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
ZAKAT yang merupakan salah satu tugas Ushul Fiqh di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung.
Dalam menulis makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan, juga
terdapat hambatan dan rintangan. Namun, bukan merupakan suatu halangan bagi penulis
bahkan suatu tantangan sekaligus pelajaran dan pengalaman untuk menambah wawasan dan
percaya diri. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, tetapi dengan
bimbingan semua pihak Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis
berterima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu semua, penulis hanya mampu memanjatkan doa semoga Allah S.W.T
membalas dengan kebaikan yang tinggi.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh mendekati sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun demi tercapainya hasil yang lebih baik di waktu mendatang. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada
umumnya. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Aamiin.
Bandung, September 2016
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini banyak sekali permasalahan pada setiap individu ataupun
berkelompok salah satunya yaitu mengenai zakat. Zakat merupakan al-'ibadah al-
maaliyah al-ijtimaa'iyah (ibadah di bidang harta yang memiliki nilai sosial). Meskipun
tergolong ibadah mahdloh dalam hal tata cara perhitungan dan pembagiannya, namun
nilai sosial dalam ibadah zakat begitu kental, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan
sekelompok yang bertugas mengelola segala aspek perzakatan, tidak diserahkan kepada
kesadaran individu masing-masing. Hukum zakat yang wajib meniscayakan bahwa zakat
bukan semata merupakan bentuk kedermawanan, melainkan bentuk ketaatan kepada
Alloh SWT sehingga harus diperhatikan mengenai tata cara pembayaran dan
pembagiannya. Oleh karena itu, para ulama fiqih kemudian memasukkan ibadah zakat
sebagai qadla'iy (ibadah yang jika tidak dilaksanakan, ada hak orang lain yang terambil),
bukan ibadah dayyaniy (ibadah yang jika tidak dilaksanakan tidak ada hak orang lain
yang terambil), seperti sholat. Karena sifat zakat yang qadla'iy, maka pelaksanaan zakat
tidak bisa dilakukan secara individual, oleh karena itu pada zaman rosululloh dan
khulafaurraasyidin, pengelolaan zakat menjadi tugas dan tanggung jawab penguasa,
bukan masyarakat secara perseorangan.
Pada kenyataannya zakat itu di peruntukan bagi orang-orang yang berhak
mendapatkannya, tapi pada zaman sekarang ini masih ada orang yang menganggap zakat
itu di peruntukan oleh semua orang.
Oleh karena itu, kami mengambil judul Zakat. Menurut kami Zakat itu penting
untuk dubahas karena Zakat itu merupakan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas
pemberian rezekinya kepada kita selaku hamba-Nya.
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertia zakat.
1.3.2 Untuk mengetahui hukum mengeluarkan zakat
1.3.3 Untuk mengetahui siapa saja orang-orang yang berhak mendapatkan zakat.
1.3.4 Untuk mengetahui macam-macam zakat.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata Zakat merupakan kata dasar (mashdar) dari Zakaa
yag berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sesuatu itu zakaa berarti sesuatu itu tumbuh
dan berkembang, dan seseorang itu zakaa, berarti orang itu baik.
Dari kata zakaa, menjadi kata "zakat", yaitu sesuatu yang dikeluarkan oleh manusia
dari sebagian hak Alloh SWT, untuk disalurkan kepada fakir miskin. Dinamai demikian
karena padanya ada harapan mendapat berkah atau membersihkan jiwa atau
menumbuhkannya dengan kebaikan dan berkah.
Zakat menurut bahasa adalah berkembang dan suci. Yakni membersihkan jiwa atau
mengembangkan keutamaan-keutamaan jiwa dan menyucikannya dari dosa-dosa dengan
menginfakkan harta di jalan Alloh dan menyucikannya dari sifat kikir, bakhil, dengki,
dan lain-lain.
Zakat menurut syara' adalah memberikan (menyerahkan) sebagian harta tertentu
untuk orang tertentu yang telah ditentukan syara' dengan niat karena Alloh.
Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawi pernah berkata: "Zakat itu sebutan untuk
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu untuk
diberikan kepada golongan tertentu."
Istilah zakat diberikan untuk beberapa arti. Namun yang berkembang dalam
masyarakat, istilah zakat digunakan untuk shodaqoh wajib dan kata shodaqoh digunakan
untuk shodaqoh sunat.
Zakat merupakan al-'ibadah al-maaliyah al-ijtimaa'iyah (ibadah di bidang harta
yang memiliki nilai sosial). Meskipun tergolong ibadah mahdloh dalam hal tata cara
perhitungan dan pembagiannya, namun nilai sosial dalam ibadah zakat begitu kental,
sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan sekelompok yang bertugas mengelola segala
aspek perzakatan, tidak diserahkan kepada kesadaran individu masing-masing. Hukum
zakat yang wajib meniscayakan bahwa zakat bukan semata merupakan bentuk
kedermawanan, melainkan bentuk ketaatan kepada Alloh SWT sehingga harus
diperhatikan mengenai tata cara pembayaran dan pembagiannya. Oleh karena itu, para
ulama fiqih kemudian memasukkan ibadah zakat sebagai qadla'iy (ibadah yang jika tidak
dilaksanakan, ada hak orang lain yang terambil), bukan ibadah dayyaniy (ibadah yang
jika tidak dilaksanakan tidak ada hak orang lain yang terambil), seperti sholat. Karena
sifat zakat yang qadla'iy, maka pelaksanaan zakat tidak bisa dilakukan secara individual,
3
oleh karena itu pada zaman rosululloh dan khulafaurraasyidin, pengelolaan zakat menjadi
tugas dan tanggung jawab penguasa, bukan masyarakat secara perseorangan.
Zakat juga berarti tumbuh dan berkembang, Tumbuh dan berkembang ini bisa
dilihat dari dua sisi, yaitu sisi muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat) dan sisi
mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
Pertama, dari sisi muzakki, Alloh SWT menjanjikan bagi siapa saja yang mau
mengeluarkan hartanya dalam bentuk zakat, infaq, maupun shodaqoh, akan diberi
ganjaran yang berlipat, tidak hanya di akhirat melainkan juga di dunia. Terbukti bahwa
belum pernah ada seorang yang jatuh miskin dan bangkrut karena membayar zakat. Hal
ini sebagaimana firman Alloh SWT:
Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Alloh maha luas (karunia-Nya) lagi maha
mengetahui." (Q.S. Al-Baqoroh Ayat 261)
Dan Rosululloh SAW bersabda: "Tidak akan berkurang harta karena bersedekah,
dan tidak akan dizholimi seseorang dengan kezholiman lalu ia bersabar atasnya, kecuali
Alloh akan menambnya kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba membuka jalan keluar
untuk suatu permasalahan kecuali Alloh akan membebaskannya dari pintu kemiskinan
atau semisalnya. (H.R. Tirmidzi).
Kedua, dari sisi mustahiq, dengan zakat yang diberikan secara terprogram bagi
mustahiq, akan bisa mengembangkan harta yang dimilikinya, bahkan akan mampu
mengubah kondisi seseorang yang asalnya mustahiq menjadi muzakki.
4
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda
[659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
Dan surat An-nisa ayat 77 :
77. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]:
"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan
Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau
tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu
lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun[318].
[317] Orang-orang yang Menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang
sebelum ada perintah berperang.
[318] Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
5
membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan
orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan
budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang
kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang
untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk
keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang
berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum
seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam
perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
Dari ayat tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa mustahiq zakat itu ada 8 ashnaf
(bagian). Yaitu sebagai berikut:
2.3.1 Fakir
Fakir ialah orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan primer (kebutuhan sehari-
hari) karena tidak bisa kasab (usaha).
2.3.2 Miskin
Miskin ialah orang yang bisa kasab (usaha) tapi tidak mencukupi kebutuhan primer
(kebutuhan sehari-hari).
2.3.3 Amilin
Amilin ialah orang yang diangkat oleh pemimpin untuk menggarap tugas-tugas
pemungutan, pengumpulan, pemeliharaan, pencatatan, dan pembagian zakat.
2.3.4 Muallaf
Muallaf ialah orang yang dijinakkan hatinya untuk kepentingan islam dan kaum
muslimin.
2.3.5 Riqob
Riqob adalah membebaskan/memerdekakan hamba sahaya dari perhambaannya
sehingga ia lepas dari ikatan dengan tuannya.
6
2.3.6 Ghorimin
Ghorimin adalah orang-orang yang tenggelam dalam utang dan tidak mampu
membayar. Utang tersebut bukan untuk maksiat, penghamburan, atau karena
kebodohan, belum dewasa, dll.
7
dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin. Barangsiapa yang
menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang
menunaikannya setelah shalat maka itu hanya sedekah diantara berbagai sedekah.
(HR.Abu Daud).
8
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Syarat wajib zakat hasil bumi ada tiga,yaitu dibudidayakan anak
adam,merupakan makanan pokok dan tahan disimpan lama, dan mencapai nishab.
Nishob zakat pertanian adalah 5 wasaq ( kurang lebih 1000 Kg). Kadar zakat hasil
pertanian ialah Pertama, jika tanaman diairi dengan air hujan atau dengan air sungai
tanpa ada biaya yang dikeluarkan atau bahkan tanaman tersebut tidak
membutuhkan air, dikenai zakat sebesar 10 %.Kedua, jika tanaman diairi dengan
air yang memerlukan biaya untuk pengairan misalnya membutuhkan pompa untuk
menarik air dari sumbernya, seperti ini dikenai zakat sebesar 5%.
C. Zakat Perniagaan
Syarat wajib zakat perniagaan sama dengan syarat wajib zakat emas dan
perak,yaitu islam,merdeka,kepemilikan yang sempurna,nishab dan haul. Nishab
dan kadar yang dikeluarkannya pun sama dengan zakat emas dan perak.
D. Zakat Perternakan
Syarat wajib zakat ternak ada enam,yaitu islam,kepemilikan
penuh,nishab,haul dan digembalakan ( ditanah yang mubah). Adapun hewan ternak
yang dikeluarkan zakatnya ialah unta,sapi dan domba.
Zakat Unta
Nishab unta ; 5 unta dizakati dengan 1 ekor biri-biri berumur 1-2 tahun.
10 unta dizakati dengan 2 ekor biri-biri berumur 1-2 tahun. 15 unta dizakati
dengan 3 ekor biri-biri berumur 1-2 tahun. 20 unta dizakati dengan 4 ekor biri-
biri berumur 1-2 tahun. 25 unta dizakati dengan 1 ekor unta betina berumur 1-
2 tahun. 36 unta dizakati dengan 1 ekor unta betina umur 2-3 tahun. 46 unta
dizakati dengan 1 ekor unta betina berumur 3-4 tahun.61 unta dizakati dengan
1 ekor unta betina berumur 4-5 tahun. 76 unta dizakati dengan 2 ekor unta
betina berumur 2-3 tahun. 91 unta dizakati dengan 2 ekor unta berumur 4-5
tahun. 121 unta dizakati dengan 3 ekor unta berumur 2-3 tahun.
Zakat sapi.
Nishab sapi, 30 sapi dizakati dengan 1 ekor sapi berumur 1-2 tahun. 40
sapi dizakati dengan 1 ekor sapi berumur 2-3 tahun. 120 sapi dizakati dengan
3 ekor sapi berumur 2-3 tahun.
Nishab domba
9
Nishab domba, 40 domba dizakati dengan 1 ekor domba berumur 1-2
tahun, 121 domba dizakati dengan 2 domba. 201 domba dizakati dengan 3
domba. 400 domba dizakati dengan 4 ekor domba, begitu selanjutnya kelipatan
seratus ditambah 1 zakatnya.
E. Zakat Profesi.
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil pendapatannya yang
telah mencapai nishab. Berdasarkan firman Allah SWT Q.S Al-Baqoroh ayat
267.
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Syarat wajib zakat profesi di samakan dengan zakat pertanian,baik itu nishab dan
kadarnya.
F. Zakat Rikaz (harta temuan/harta karun)
Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nishab dan haul, besar zakatnya 20%.
G. Zakat Barang Galian
Zakat ini tidak ada nishab dan haul,kadar yang wajib dikeluarkannya ialah 2,5%.
10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zakat adalah sebagian harta seseorang yang harus di keluarkan pada saat bulan suci
Ramadhan untuk di berikan kepada orang yang berhak menerimanya.
Bagi seorang Muslim hukumnya wajib karena zakat merupakan implementasi rasa
syukur kita kepada Allah atas nikmat yang diberikan berupa rezeki.
Dan juga orang-orang yang berhak menerimanya yaitu fakir, miskin, amilin, riqob,
ghorimin, fii sabilillah, dan ibnu sabil.
Zakat terbagi dua yaitu zakat fitrah (wajib untuk umat Islam) dan zakat maal (bagi
orang yang mempunyai harta pada nisabnya)
3.2 Saran
Menurut kami zakat itu sangat penting. Jadi, pada permasalahan ini kami
menyarankan kepada pembaca untuk membayar zakat tepat pada waktunya dan juga
sebagai seorang muslim kita harus memperbanyak sedekah selain zakat, karena amal
soleh akan membantu kita di akhirat kelak.
11
DAFTAR PUSTAKA
12