Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN KEPALA

RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD


NOMOR ../2013

TENTANG

KEBIJAKAN RUANG PERAWATAN ISOLASI BERTEKANAN NEGATIF


DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit, harus
menerapkan kewaspadaan isolasi berdasarkan penyebaran melalui udara (airborne
disease transmision) di ruang perawatan.
b. Bahwa untuk menunjang penerapan pelayanan terhadap pasien yang berpotensi
menularkan infeksi melalui udara, perlu ruangan perawatan isolasi bertekanan negatif.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

2. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman


manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3. Keputusan Menkes RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang standar


pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis

4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas


pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2009

5. Buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Influenza A Baru (H1N1) Isolasi,


Kemkes RI, 2009.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD


TENTANG KEBIJAKAN RUANG PERAWATAN ISOLASI
BERTEKANAN NEGATIF

Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah kebijakan ruang
perawatan isolasi bertekanan negatif di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad Tahun 2013

Ketiga : Kebijakan ini mengatur bagaimana penerapan pelayanan dan indikasi


pasien penyakit menular yang dirawat di ruang isolasi bertekanan
negatif

Keempat : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan


dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal ........................... 2013

KEPALA RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

dr. Douglas S Umboh, MARS


Brigadir Jenderal TNI
Lampiran
Keputusan
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Nomor :
Tanggal :

KEBIJAKAN RUANG PERAWATAN ISOLASI BERTEKANAN NEGATIF


DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

Kebijakan Umum
Ruang perawatan isolasi bertekanan negatif disiapkan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit melalui udara dari pasien ke pasien lain, petugas kesehatan dan
lingkungan.

Kebijakan Khusus
1. Pasien yang dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif adalah :
a. Pasien dengan dugaan H1N1, H5N1, Pandemic Influenza dan SARS
(corona virus)
b. Bila tidak ada pasien pada poin a, ruang isolasi bertekanan negatif dapat
digunakan untuk pasien tuberkulosis BTA positif terutama yang diduga
poliresisten TB, MDR/TB( Rifampicin dan INH), XDR TB(Rifampicin, INH,
Streptomycin/Kanamycin), atau total resisten TB, pasien yang terbukti MDR TB,
XDR TB atau total resisten TB dirujuk ke RS Persahabatan.
c. Yang dimaksud dengan suspek MDR/TB adalah sebagai berikut:
1) Gagal pengobatan pada OAT kategori 1(Kasus baru)
2) Gagal pengobatan pada OAT kategori 2 ( Residif)
3) Tidak konversi pengobatan pada OAT katagori 1
4) Tidak konversi pengobatan pada OAT katagori 2
5) Kasus kambuh
6) Kasus gagal (BTA pada bulan ke-5 masih (+))
7) Riwayat pengobatan dengan flurokuinolon atau injeksi kanamisin
8) Kontak dengan MDR/TB
9) Kasus HIV.
Kriteria ini di tentukan oleh dokter spesialis penyakit paru

2. Pasien pada poin 1a harus dipindahkan ke ruang rawat biasa bila hasil Rapid
test influenza (dari RSPAD) negatif dan/atau ELISA (dari Litbang Kemkes RI) negatif.

3. Pasien TB paru BTA Positif walaupun masih memerlukan perawatan dapat


dipindahkan ke ruang rawat biasa dengan perlakuan khusus bila terjadi KLB pada
poin 1a

4. Pasien TB paru BTA positif dipindahkan ke ruang rawat biasa/rawat jalan, setelah
terbukti BTA negatif (pemeriksaan BTA ulang setelah pemberian OAT selama 2 minggu)
dan/atau ditentukan oleh DPJP.

5. Ruang isolasi berada dilantai 1 perawatan paru (ruang H5N1) Bila


kapasitas ruang isolasi tekanan negatif telah penuh, sementara masih ada pasien yang
sesuai indikasi masuk perawatan ruang isolasi maka pasien tersebut di tempatkan
diruang isolasi tambahan di ruang perawatan lantai 4 paru

6. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas ruang perawatan isolasi bertekanan


negatif harus memberikan laporan tentang pasien dan kondisi ruangan kepada Komite
PPI RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

7. Ruang perawatan isolasi bertekanan negatif harus dilakukan monitoring,


checklist terhadap ruangan tersebut secara berkala terhadap suhu, tekanan dan
kelembaban ruangan. Pelaksana harus membubuhkan nama jelas, tanggal, waktu dan
tanda tangan

8. Setiap petugas ruang perawatan isolasi bertekanan negatif harus menggunakan


APD :
a. Kasus pada poin 1a menggunakan APD lengkap (topi, google,masker
N95, masker bedah, apron, sarung tangan, sepatu boot)
b. Kasus pada poin 1b menggunakan, gown dan masker bedah.

9. Pasien yang dirawat di ruang perawatan isolasi bertekanan negatif tanpa


ventilator menggunakan masker bedah

10. Untuk membatasi kontak antara petugas dengan pasien dan efisiensi APD
dilakukan inventarisasi tindakan yang akan dilakukan pada pasien sebelum petugas
masuk ke ruang rawat isolasi .
11. Keluarga pasien poin 1a dapat melihat pasien melalui jendela visit area.
12. Keluarga pasien poin 1b dapat melihat pasien melalui jendela visit area dan
masuk ke ruang perawatan pada jam berkunjung dengan memperhatikan kewaspadaan
standar (masker bedah, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak)
13. Jumlah pengunjung pasien yang masuk pada poin 1b dibatasi maksimal dua
orang.
14. Pintu ruang perawatan isolasi bertekanan negatif harus selalu tertutup.

KEPALA RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

dr. Douglas S Umboh, MARS


Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai