TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit, harus
menerapkan kewaspadaan isolasi berdasarkan penyebaran melalui udara (airborne
disease transmision) di ruang perawatan.
b. Bahwa untuk menunjang penerapan pelayanan terhadap pasien yang berpotensi
menularkan infeksi melalui udara, perlu ruangan perawatan isolasi bertekanan negatif.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Menetapkan :
Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah kebijakan ruang
perawatan isolasi bertekanan negatif di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad Tahun 2013
Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal ........................... 2013
Kebijakan Umum
Ruang perawatan isolasi bertekanan negatif disiapkan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit melalui udara dari pasien ke pasien lain, petugas kesehatan dan
lingkungan.
Kebijakan Khusus
1. Pasien yang dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif adalah :
a. Pasien dengan dugaan H1N1, H5N1, Pandemic Influenza dan SARS
(corona virus)
b. Bila tidak ada pasien pada poin a, ruang isolasi bertekanan negatif dapat
digunakan untuk pasien tuberkulosis BTA positif terutama yang diduga
poliresisten TB, MDR/TB( Rifampicin dan INH), XDR TB(Rifampicin, INH,
Streptomycin/Kanamycin), atau total resisten TB, pasien yang terbukti MDR TB,
XDR TB atau total resisten TB dirujuk ke RS Persahabatan.
c. Yang dimaksud dengan suspek MDR/TB adalah sebagai berikut:
1) Gagal pengobatan pada OAT kategori 1(Kasus baru)
2) Gagal pengobatan pada OAT kategori 2 ( Residif)
3) Tidak konversi pengobatan pada OAT katagori 1
4) Tidak konversi pengobatan pada OAT katagori 2
5) Kasus kambuh
6) Kasus gagal (BTA pada bulan ke-5 masih (+))
7) Riwayat pengobatan dengan flurokuinolon atau injeksi kanamisin
8) Kontak dengan MDR/TB
9) Kasus HIV.
Kriteria ini di tentukan oleh dokter spesialis penyakit paru
2. Pasien pada poin 1a harus dipindahkan ke ruang rawat biasa bila hasil Rapid
test influenza (dari RSPAD) negatif dan/atau ELISA (dari Litbang Kemkes RI) negatif.
4. Pasien TB paru BTA positif dipindahkan ke ruang rawat biasa/rawat jalan, setelah
terbukti BTA negatif (pemeriksaan BTA ulang setelah pemberian OAT selama 2 minggu)
dan/atau ditentukan oleh DPJP.
10. Untuk membatasi kontak antara petugas dengan pasien dan efisiensi APD
dilakukan inventarisasi tindakan yang akan dilakukan pada pasien sebelum petugas
masuk ke ruang rawat isolasi .
11. Keluarga pasien poin 1a dapat melihat pasien melalui jendela visit area.
12. Keluarga pasien poin 1b dapat melihat pasien melalui jendela visit area dan
masuk ke ruang perawatan pada jam berkunjung dengan memperhatikan kewaspadaan
standar (masker bedah, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak)
13. Jumlah pengunjung pasien yang masuk pada poin 1b dibatasi maksimal dua
orang.
14. Pintu ruang perawatan isolasi bertekanan negatif harus selalu tertutup.