http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
Elisabeth Prasetiawati, S.Pd.
1
HURUF KAPITAL
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.
Contoh :
a. Dia membaca buku.
b. Pekerjaan itu akan selesai dalam waktu satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :
a. Adik bertanya, Kapan kita pulang?
b. Besok pagi, kata ibu, dia akan berangkat.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contoh :
a. Islam
b. Kristen
c. Yang Mahakuasa
4. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pernama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh :
a. Haji Agus Salim
b. Sultan Hasanuddin
c. Mahaputra Yamin
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh :
a. Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
b. Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
2
5. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh :
a. Wakil Presiden Adam Malik
b. Gubernur Irian Jaya
c. Profesor Supomo
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat.
Contoh :
a. Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ?
b. Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh :
a. Amir Hamzah
b. Dewi Sartika
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh :
a. mesin diesel
b. 10 volt
c. 5 ampere
7. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contoh :
a. bangsa Indonesia
b. suku Sunda
c. bahasa Inggris
3
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh :
a. mengindonesiakan kata asing
b. keinggris-inggrisan
8. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh :
a. tahun Hijriah d. perang Bubat
b. bulan Agustus e. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. hari Jumat
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh :
a. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
b. Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh :
a. Asia Tenggara e. Kali Lamat
b. Banyuwangi f. Danau Toba
c. Gunung Semeru
d. Jalan Diponegoro
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi
yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh :
a. berlayar ke teluk
b. pergi ke arah tenggara
c. mandi di kali
C. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
4
Contoh :
a. garam inggris
b. gula jawa
c. kacang bogor
d. pisang ambon
10. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Contoh :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan,
serta nama dokumen resmi.
Contoh :
a. menurut undang-undang yang berlaku.
b. kerja sama antara pemerintah dan rakyat.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh :
a. Perserikatan Bangsa-Bangsa
b. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh :
a. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
b. Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
5
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh :
a. Sdr. saudara
b. S.Pd. sarjana pendidikan
c. S.S sarjana sastra
14. A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama istilah kekerabatan
(bapak, ibu, saudara, adik) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata
sapaan.
Contoh :
a. Tanya ibu kepada ayah, Kapan Bapak akan berangkat?
b. Kata paman kepada kami, Memang benar, Paman akan ke Jepang.
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan.
Contoh :
a. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
b. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh :
a. Surat Anda telah kami terima.
b. Sudahkah Anda tahu?
c.
HURUF MIRING
Ada beberapa kaidah pemakaian huruf miring, yaitu sebagai berikut.
1. Huruf miring dipakai untuk penulisan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh :
6
- Surat kabar Lembaran Sastra memuat resensi buku Pengajaran
Bahasa dan Sastra.
- Cerpen beberapa sastrawan dimuat di majalah Horison.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
- Saya tidak membuang sampah di kelas ini.
- Hanif tidak ingin mendengar jika ia tidak didengar.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
- Mimosa pudica atau yang lebih dikenal sebagai tumbuhan putri malu
akan mengatupkan daunnya jika disentuh.
4. Jika kata-kata yang harus ditulis memakai huruf miring itu berada dalam
bentuk tulisan tangan atau hasil ketikan dari mesin tik, kata yang harus
ditulis miring itu diberi tanda berupa satu garis di bawahnya.
HURUF TEBAL
Ada beberapa kaidah pemakaian huruf tebal, yaitu sebagai berikut.
1. Huruf tebal dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
Contoh:
- DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN
- Judul : PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK
Bab : BAB I PENDAHULUAN
7
Bagian Bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
2. Huruf tebal dipakai dalam penulisan lema dan sublema pada kamus,
serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Contoh:
- nilai n 1 harga...; 2 harga uang...; 3 biji...
3. Huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Untuk keperluan tersebut,
dipakai huruf miring.
Contoh:
- Wayan tidak membawa sesaji untuk upacara pemujaan.
- (Seharusnya ditulis : Wayan tidak membawa sesaji untuk upacara
pemujaan.)
8
- Mereka tiba di tenda pukul 13.20.30 WIB. (pukul 13 lewat 20 menit 30
detik)
4. Tanda titik dipakai memisahkan angka, kam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
- Ia sudah berlari selama 1.20.13 jam. (1 jam, 20 menit, 13 detik)
5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya, atau tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Contoh:
- Wijaya, Putu. 2010. Klop. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh:
- Lebih dari 1.400 jiwa melayang akibat tsunami.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya jika tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
- Keluarga Pak Sopari menetap di Ambon sejak 1986.
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilistrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
- Laporan Pemantauan Daerah Aliran Sungai
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat,
serta nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
- Jalan Perjuangan 21
Cilacap
3 Mei 2014
- Yth. Sdr. Muh. Rozali
9
Jalan Maleo 98
Palu
15. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
- Ular berukuran 3,5 meter banyak ditemukan di hutan Kalimantan.
16. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
- Untuk mempermudah belajar anatomi tubuh manusia, guru kami
menggunakan alat peraga.
12
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
setara.
Contoh:
- Jakarta mengalami banjir; Bangkok terkena longsor; Tokyo diguncang
gempa.
3. Tanda titik koma dipakai untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam
kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Sebelum perincian
terakhir, tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh:
- Syarat-syarat perlombaan fotografi:
1) peserta berusia 17-25 tahun;
2) foto merupakan karya sendiri yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermaterai;
3) foto dicetak ukuran 10 R;
4) peserta boleh mengirimkan karyanya maksimal 3 foto.
4. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau
lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisahkan oleh tanda baca
dan kata hubung.
Contoh:
- Para pendaki sudah menyiapkan tenda, tali, dan pisau lipat; jaket, baju
ganti, dan kaus kaki.
13
- Kami akan menanan sayur-sayuran: kacang panjang, buncis, kentang,
dan wortel.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jiak pemerian atau rangkaian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
- Kami akan menanam kacang panjang, buncis, kentang, dan wortel.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
- Nama : Idrus Rahmat
Jabatan : Ketua OSIS
4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
- Roro : Seharusnya kau tetap tinggal di sini. (menangis)
5. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1976. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
18
SINGKATAN
Bentuk yang dipendekkan, yang terdiri atas satu huruf atau lebih
disebut singkatan. Kaidah penulisan singkatan sebagai berikut.
1. Singkatan nama orang, gelr, sapaan, jabatan, atau pangkat, diikuti
dengan tanda titik.
Contoh:
- Muh. Yamin
- S.R. Baron
- S.E.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan,
organisasi, dan nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata,
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
- DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
- PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
3. Singakatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Singkatan seperti ini hanya dipakai untuk keperluan khusus, seperti
dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Contoh:
- hlm. (halaman)
- jml. (jumlah)
- kpd. (kepada)
4. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan
tanda titik. Singkatan seperti ini hanya dipakai untuk keperluan khusus,
seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Contoh:
- dll. (dan lain-lain)
- dsb. (dan sebagainya)
- ybs. (yang bersangkutan )
19
5. Singkatan umum yang terdiri atas du huruf diikuti satu tanda titik pada
setiap hurufnya. Singkatan seperti ini lazim dipakai dalam surat-
menyurat.
Contoh:
- a.n. (atas nama)
- d.a. (dengan alamat)
- u.b. (untuk beliau)
- u.p. (untuk perhatian)
- s.d. (sampai dengan)
6. Singkatan satuan ukuran, timbangan, takaran, lambang kimia, dan mata
uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
- kg (kilogram)
- l (liter)
- Mg (Magnesium)
AKRONIM
Singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan
sebagai kata disebut akronim. Pembentukan akronim hendaknya
memperhatikan syarat-syarat, seperti (a) jumlah suku kata akronim tidak
melebihi tiga suku kata, (b) akronim dibentuk dengan mengindahkan
keserasian kombinasi vokal dan konsonan sesuai dengan pola kata bahasa
Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan diingat.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan kata awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
- SIM (Surai Izin Mengemudi)
- ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
20
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata, ditulis dengan huruf awal memakai
huruf kapital.
Contoh:
- Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
3. Akronim yang merupakan nama diri, yang berupa gabungan huruf, suku
kata, gabungan huruf dan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
- pemilu (pemilihan umum)
- rapim (rapat pimpinan)
1. Nama pengarang yang terdiri lebih dari dua unsur penulisannya dibalik
dan dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh : Budi Hassan menjadi Hassan, Budi
2. Jika buku disusun oleh lembaga, nama lembaga dianggap sebagai nama
pengarang (nama lembaga ditulis pertama kali).
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Tata Bahasa Baku. Jakarta:
Balai Pustaka.
3. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku dituliskan pertama kali.
Contoh: Indah Larik Pelangi. 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Buku dengan 2, nama pengarang pertama dibalik, dan yang lain tidak.
Nama pengarang: Erlin Advarovi dan Christela Ayu
21
Contoh:
Advarovi, Erlin dan Christela Ayu. 2005. Kisah Kasih. Bandung: Angkasa.
5. Buku dengan 3 orang pengarang atau lebih (nama pengarang pertama
ditulis dengan dibalik lalu diikuti dll. atau dkk.)
Pengarang: Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan
Anton M. Moeliono
Contoh:
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
6. Buku dengan banyak pengarang atau penulis (yang dituliskan nama
editornya saja).
Contoh:
Jassin, H.B. ed. 1969. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. Jakarta: Balai
Pustaka.
Atau
Jassin, H.B. (editor). 1969. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. Jakarta: Balai
Pustaka.
7. Buku terjemahan (nama pengarang asli ditulis pertama dan nama
penerjemah ditulis dibelakang judul buku).
Contoh:
Lee, Marsha. 2011. Back to December, terj. Haris Prayoga. Yogyakarta:
Kanisius.
22
8. Buku dengan nama 1 orang pengarang dan 1 orang editor (nama
editor ditulis setelah judul buku).
Nugroho, Rizal. 2010. Sajak-Sajak Cinta untuk Ibu. Adi Saputra, ed.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
9. Buku dengan perubahan edisi (keterangan perubahan edisi
diletakkan setelah judul buku)
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak. Edisi Revisi. Bandung:
Angkasa.
10. Buku dengan banyak seri/jilid/edisi (keterangan perubahan
seri/jilid/edisi diletakkan setelah judul buku)
Marsono. 2011. Fonetik. Jilid 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
11. Judul artikel, majalah/koran/tabloid, dituliskan nama pengarang
diikuti judul artikel (ditulis di antara dua tanda kutip), nama
majalah/koran/harian/tabloid (dianggap sebagai judul buku dan
dicetak miring atau digarisbawahi), dan tanggal/tahun terbit ditulis
diakhir.
Apriyani, Asti. Nyanyian Pilu Pedesaan. Majalah Intisari. 21 Februari
2013.
12. Referensi dari internet, ditulis nama penulis, judul tulisan (ditulis di
antara dua tanda kutip), alamat website-nya, serta hari, tanggal,
bulan, dan tahun.
23
Putri, Rina Aryanti. Manfaat Teh untuk Kesehatan.
rinaaryanti.blogspot.com. diakses 20 Maret 2013.
13. Judul dari Skrpisi/Tesis/Disertasi
Anggitasari, Aloysia Yuanita. 2013. Koherensi Kalimat pada Cerpen
Karangan Siswa Kelas V SD Kanisius Kalasan. Skripisi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
24