Anda di halaman 1dari 21

PENGUJIAN KOROSI

A. PENDAHULUAN
Pemilihan material konstruksi logam atau material untuk
penanggulangan korosi dilakukan secara cermat dan tepat. Hal ini
dimaksudkan untuk menghemat biaya pemeliharaan dan meningkatkan umur
pemakaian konstruksi logam. Disamping itu juga untuk menghindari kerugian
materi disebabkan penghentian sementara produktifitas atau kerusakan
pradini karena proses korosi dari material konstruksi logam tersebut.
Banyak jenis / produk dari material logam dan material untuk
penanggulangan korosi yang ada dipasaran. Pengujian tersebut untuk
mengetahui / memahami spesifikasi yang dimiliki dari masing-masing
material tersebut, supaya kita akan mampu meramalkan pelayanan atau
mungkin dapat memperbaiki spesifikasinya untuk penggunaan dalam kondisi
tertentu. Oleh karena itu pengujian korosi sangat penting bagi mereka yang
berkecimpung khususnya dalam bidang corrosion engineering, produksi dan
pemakaian material-material tersebut yang lebih mahal dari yang sebenarnya.
Spesifikasi material-material dari produsen dapat digunakan sebagai
pedoman awal bagi kita dalam pemilihan material-material tersebut. Akan
tetapi sebaiknya kita tidak begitu saja menerima spesifikasi material yang
telah dikeluarkan oleh produsen, kita perlu terlebih dahulu mengevaluasi
spesifikasi tersebut melalui pengujian sendiri bedasarkan standar yang telah
diakui (seperti ASTM, NACE, JIS, DIN, dan sebagainya) atau melalui
instansi independent yang terkait, sebelum material-material tersebut diterima
sebagai produk standar. Jadi pengujian korosi merupakan cara untuk
menyakinkan kita bahwa material-material yang kita buat atau beli benar-
benar memiliki kemampuan seperti yang diharapkan.

1
B. RUANG LINGKUP PENGUJIAN KOROSI
Pada umumnya pengujian korosi dilakukan dengan suatu tujuan yang
spesifik. Perencanaan dan pelaksanaan yang baik biasanya akan mendapatkan
hasil yang reproducible dan reliability, kedua faktor ini sangat penting
dalam pengujian korosi. Pengujian korosi dan aplikasi dari hasilnya dianggap
menjadi aspek yang sangat penting dalam corrosion engineering. Banyak
pengujian korosi dilakukan untuk pemilihan material / konstruksi peralatan
dalam proses industri. Oleh karena itu pengujian duplikasi serupa mungkin
dengan kondisi pelayanan pabrik yang sebenarnya adalah sangat penting.
Karena banyak jenis dari material logam dan material untuk
penanggulangan korosi serta aplikasinya sehingga ruang lingkup pengujian
korosi sangat luas dan bervariasi, maka tidaklah mungkin untuk membahas
semua tahap pengujian. Oleh karena itu ruang lingkupnya hanya akan dibatasi
pada prinsip-prinsip pengujian korosi yang umum dilakukan terhadap
material-material logam dan material-material untuk penanggulangan korosi.
Pengujian korosi ada yang sangat sederhana yang mana pengujiannya dapat
diselesaikan dalam waktu yang relatip singkat dan juga ada yang komplek,
yang mana memerlukan pekerjaan gabungan dari beberapa peneliti serta data
penunjang lainnya yang diperlukan sehingga untuk menyelesaikan pengujian
tersebut membutuhkan waktu yang relatip cukup lama.

C. KLASIFIKASI PENGUJIAN KOROSI


Pengujian korosi dibagi menjadi 4 jenis klasifikasi :
1. Pengujian laboratorium
2. Pengujian pilot plant
3. Pengujian pelayanan pabrik yang sebenarnya
4. Pengujian lapangan
Klasifikasi 3 dan 4 dapat digabungkan, tetapi untuk menghindari keracunan
dalam termologi, maka perlu dilakukan perbedaan sebagai berikut:

2
Klasifikasi 3 melibatkan pengujian spesimen dalam pelayanan pabrik
yang sebenarnya, sedangkan klasifikasi 4 melibatkan pengujian lapangan
yang didesain untuk memperoleh informasi secara umum. Misalnya
pengujian lapangan melalui pengeksposan atmosferik dari sejumlah besar
benda uji dalam rak pada satu atau lebih lokasi geografis dan pengujian lain
dalam tanah atau air laut.

1. Pengujian laboratorium
Pengujian laboratorium dilakukan dengan menggunakan zat-zat
kimia murni, yang terbaik dengan lingkungan atau larutan dari pabrik
yang sebenarnya dan waktu pengujiannya relatip singkat. Kondisi
pengujian dapat disimulasikan dan dikontrol dengan teliti sesuai dengan
aplikasinya. Setiap pengujian harus reproducible dalam pengujian-
pengujian ulang dengan waktu yang tetep. Hal ini adalah penting
terutama bila digunakan metoda baru atau bila bahan baru / bahan rakitan
perlu dievaluasi. Bila reproducibility dapat diperoleh, maka data yang
berbeda merupakan refleksi dari perbedaan dalam ketahanan korosi dari
bahan-bahan yang diuji. Pengujian laboratorium biasanya dilakukan
dengan menggunakan benda uji kecil serta bentuk dan ukurannya yang
spesifik. Benda-benda uji seperti ini relatip murah dan mudah dibuat
ulang.
Benda uji rakitan dapat juga diuji di laboratorium, hal ini biasanya
dilakukan secara terbatas untuk mengetahui korelasi antara pengujian-
pengujian dengan benda uji kecil dan benda rakitan tersebut.
Pengujian laboratorium bertujuan untuk menilai sifat-sifat korosi
logam dan akan memberikan indikasi dini apa yang akan terjadi
sebenarnya dalam praktek. Waktu yang diperlukan untuk suatu indikasi
tergantung tujuan dan sifat pengujian.

3
2. Pengujian pilot plant
Pengujian ini dilakukan dalam pabrik skala kecil yang pada
dasarnya duplikasi dari operasi skala besar. Bahan baku , konsentrasi
larutan, temperatur, kecepatan yang sebenarnya dan volume cairan untuk
kontak dengan area / logam dilibatkan.
Pengujian pilot plant memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menjamin hasil yang baik. Benda-benda uji dapat diekspos dalam pilot
plant dan peralatan-peralatan itu sendiri dapat dipelajari dari segi korosi.
Salah satu kerugian yang mungkin adalah bahwa kondisi operasi sangat
bervariasi dalam usaha untuk mencari kondisi yang optimum. Oleh
karena itu pencatatatan dan penyimpanan seluruh data harus dilakukan
dengan teliti dan baik selama proses pilot plant beroperasi. Pengujian
pilot plant untuk memperoleh beberapa data korosi dibawah kondisi
operasi.

3. Pengujian pabrik
Pengujian pabrik dilakukan melalui pengeksposan benda uji atau
pemantauan konstruksi / peralatan pada pabrik yang sedang operasi.
Pengujian ini adalah penting untuk mengevaluasi material yang lebih
baik dan lebih ekonomis atau dalam menyelidiki perilaku korosi dari
material yang ada selama kondisi proses dan akan memberikan dasar
yang logis untuk pembangunan pabrik produksi yang selanjutnya.
Pengujian pabrik akan memberikan informasi yang lebih dekat pada
penggunaan akahir yang sebenarnya dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai sasarannya relatip cukup lama.

4
D. TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian korosi juga dapat dibagi menurut tujuannya, tujuan tujuan
ini tergantung pada masing-masing ruang lingkup kerjanya yang meliputi :

1. Penelitian dasar
Dengan berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan material
logam dan material untuk penanggulangan korosi, maka para ahli terus
mencoba melakukan penelitian dasar untuk mengetahui/menentukan
bagaimana dan mengapa suatu bentuk khusud dari korosi terjadi. Sasaran
dari penelitian dasar tidak perlu terikat pada suatu produk atau penggunaan
khusus. Pengujin- pengijian pada penelitian dasar kebanyakan dilakukan
dalam suatu laboratorium dengan menggunakan benda- benda uji kecil dan
teknik khusus yang disesuaikan penelitian.

2. Pengembangan bahan atau produk


Dikarenakan ada banyak persaingan dari produk tertentu serta
aplikasinya, maka setiap produsen terus mencoba melakukan penelitian
untuk menemukan atau memodifikasi produk- produk baru yang lebih
spesifik dapat berprestasi baik dengan harga yang lebih murah, efisien,
awet dan aman dari pada produk- produk yang sekarang digunakan.
Informasi yang diperoleh dapat membantu dalam pemilihan material akan
di uji untuk aplikasi spesifik. Penyertaan pengujian pada material lain
yang telah diketahui untuk penggunaan komersil dalam lingkungan
tertentuakan bermanfaat sebagai pembanding. Sasaran pengujian pada
pengembangan produk baru terikat langsung yang berhubungan dengan
aplikasinya. Dalam hal material baru, data yang diperroleh dari hasil
pengujian akan memberikan informasi mengenai aplikasi yang mungkin.

5
3. Pemilihan material
Langkah peretama yang perlu diperhatikan sebelum mendisain
konstruksi jembatan, pabrik, automobil dan sebagainya, kita harus dapat
mentukan material- material mana yang sebaikya digunakan dari sekian
banyak jenis material yang ada. Oleh karena itu pemilihan maerial
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu
konstruksi cara yang terbaik dalam pemilihan material disamping
berpedoman pada spesifikasi dari produsen, kita perlu jugamelakukan
evaluasi dari spesifikasinya melalui pengujuan- pengujian, sehingga kita
dapat mrnentukan material secara tepat yang diinginkan . Salah satu yang
hrus dipertimbangkan juga dalam pemilihan material adalah kecocokan
dari material-material berbeda jenis, yang akan dihubungkan secara
langsung dalam suatu konstruksi. Pengujian-,pengujian untuk pemilihan
material harus dilakukan sesuai yang berhubungan dengan penggunaan
akhir dari material itu sendiri dan waktunya harus relatip tidak lama
sehingga tidak menggangu perencanaan konstruksi.

4. Kontrol kualitas
Pada umumnya kontrol kualitas merupakan pengujian rutin bagi
produsen untuk memeriksa kualitas baru sejumlah produk yang dianggar
dapat mewakili dari variasi-variasi prodiksi. Pengujuan ini bisa tidak
berhubungan langsung dengan pelayanan yang diharapkan tapi kadang-
kadang dihubungkan dalam spesifikasi sebagai pengujuan pendukung.
Kontrol kwalitas juga diperlukan bagi pemakai setelah melakukan
pemilihan material, untuk mengetahui apakah kwalita dari marial yang
telah diproduksi sama seperti yang dispesifikasikan. Dalam beberapa hal
pengujian periodic diperlukan untuk menentukan perubahan dalam
agresivitas dari lingkungan dikarenakan perubahan operasi temperature,
proses bahan baku, konsentrasi larutatan atau perubahan lainnya yang
sering di anggap remeh dari segi korosi oleh personil operasi.

6
Pengujian korosi untuk kualitas merupakan cara untuk
menyakinkan kita bahwa material yang dibuat/ dibeli / dipilih benar-benar
memiliki kualitas yang sama dan memenuhi spesifikasi yang seperti
diharapkan. Pengujian kontrol kualitas dilakukan dalam laboratorium dan
waktunya harus relatif cepat untuk menghindari penundaan pengiriman /
pelaksanaan.

5. Pemeliharaan
Pengujian korosi adalah penting dalam pemeliharaaan konstruksi
dan peralataan yang sedang / masih dalam operasi. Pengujian secara
periodic dalam pemeliharaan bisa menentukan apakah konstruksi /
peralatan tersebut masih memenuhi persyaratan disain dan pengujiannya
dapat dilakukan di laboratorium melalui pemotongan spesimen atau
dilapangan melalui pengeksposan benda uji / pemantauan konstruksi atau
peralatan tersebut pada kondisi operasi. Pengujian ini juga menghasilkan
informasi praktis untuk pemilihan material yang mungkin dapat
diaplikasikan pada konstruksi yang akan datang.

6. Analisa kerusakan
Analisa kerusakan juga merupakan bagian dari pengujian korosi.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi apakah disebabkan darri kesalahan-
kesalahan seperti disain, aplikasi, kondisi operasi, lingkungan atau juga
disebabkan metoda dan material yang kurang sesuai dengan fungsinya.
Analisa kerusakan dilakukan pada baagian yang gagal melalui
pemeriksaan kerusakan tersebut dan pengujian-pengujian untuk
menentukan penyebabnya atau mungkin juga cara penanggulangannya.
Prosedur pemeriksaan kerusakan pada bagian yang gagal biasanya
melibatkan :
a. pengamatan secara visual / mikroskopik / makroskopik.
b. analisa komposisi kimia ; metal, produk korosi dan bahan-bahan asing
lainnya.

7
c. kronologis dari material logam tersebut dan kondisi operasinya
kadang-kadang diperlukan.
Teknik trouble- shooting ini adalah penting karena akan
mendapatkan informasi mengenai penampilan dari suatu material pada
kondisi operasi yang sebenarnya.

E. PENGADAAN BAHAN UJI


Pertama yang harus dilakukan dalam pengujian korosi adalah pengadaan
bahan uji. Dalam beberapa hal, seperti pada pengujian untuk control kualitas
ataau analisa kerusakan, jenis dan jumlah bahan yang akan diuji harus ditentukan
terlebih dahulu. Dalam hal lainnya, kebebasan memilih bahan uji lebih luas.
Untuk menghindari keraguan dan meningkatkan kepercayaan dari pengujian,
sebagian besar laboratorium, perusahaan menyimpan persediaan material untuk
keperluan pengujian korosi. Material-material logam atau paduan komersial yang
diperlukan untuk pengujian, sebaiknya diperoleh dari pabrik yang mewakili
produksi dalam jumlah yang cukup besar da benda-benda uji dibuat dari
material-material tersebut. Persediaan bahan dan benda uji segera diidentifikasi
dengan nomor referensi. Kronologis pabrikasi material uji yang mencakup
tahapan pabrikasi bersamaan dengan analisa komposisi logam yang tepat
diperlukan; paling tidak, material-material harus sebagai mana adanya dalam
batas komposisi yang dispesifikasikan dan memenjuhi persyaratan kekuatan /
kekerasan yang dijamin melalui proses tempering. Pemeriksaan mikroskopik
juga mungkin diperlukan untuk menjamin bahwa material ada dalam kondisi
metalurgis yang cocok. Informasi-informasi dasar tersebut dapat menghindarkan
kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan evaluasi sebagai akibat komposisi
yang salah atau proses tempering yang tidak cocok.
Jika informasi yang lengkap pada material-material non standar tidak
diketahui, data yang diperoleh dalam praktek kemungkinan tidak bermanfaat.
Hal ini mungkin secara praktis tidak ekonomis untuk merakit dan menggunakan
logam non standar dalam peralatan produksi. Dalam menghadapi hal semacam
ini, sebelum mengedarkan ke pasaran, harus dilakukan evaluasi beberapa kali
menggunakan benda-benda uji dari sejumlah material yang cukup besar yang

8
dianggap mewakili dari variasi produksi. Evaluasi dari beberapa kelompok
produksi diperlukan, karena sering terjadi bahwa hasil-hasil pengujian dari satu
kelompok produksi material tidak reproducible pda kelompok produksi material
lainnya.
Pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan adalah bentuk logam yang
akan diuji. Logam dan paduan yang tersedia dalam bentuk tempa dan cetakan,
kedua bentuk ini tidak dapat dipertukarkan dalam pengujian. Bermacam cara
pencetakan (seperti dies casting, permanent mold dan sand mold) dan pengerjaan
(seperti drawing, extruding, forging dan rolling) akan mempengaruhi struktur
butiran dan homogenitas yang mana akan mempengaruhi juga terhadap daya
tahan korosi. Logam yang disediakan untuk pengujian sedapat mungkin harus
mirip dengan tipe yang akan digunakan dalam produk akhir. Dalam tipe tertentu
dari pengujian korosi, seperti pengujian terhadap kecocokan dengan larutan-
larutan zat kimia atau evaluasi terhadap lapisan protektif, pertimbangan struktur
butiran mungkin tidak kritis. Dalam hal demikian, batangan logam hasil dari
pencetakan atau lembaran logam hasil pengerolan sangat umum digunakan untuk
pengujian karena mudah diperoleh dan dipabrikasi menjadi benda uji. Jika
konstrruksi / peralatan terbuat dari hasil bahan cetakan, benda uji yang
diperlukan untuk pengujian harus dari bahan cetakan tersebut. Demikian halnya
bila konstruksi / peralatan terbuat dari hasil bahan tempaam atau bahan
pengerolan, benda uji dari bahan hasil pengerolan harus digunakan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan bilamana menggunakan benda uji dari hasil pengerolan adalah
perbandingan antara area yang di rol dengan area pinggiran hasil dari
pemotongan harus besar. Dari hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa bagian
pinggir dari hasil pemotongan bisa terkorosi dua kali lebih cepat dibandingkan
dengan permukaan yang di rol. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam
evaluasi.

9
F. PEMBUATAN BENDA UJI
Setelah terpilih dan tersedianya bahan uji, tahap berikutnya adalah
pembuatan benda uji, pertimbangan-pertimbangan berikut yang perlu
diperhatikan :

1. Ukuran dan bentuk benda uji


Ukuran dan bentuk benda uji sangat bervariasi, dan akan terbatas
dengan bahan yang akan diuji dan lingkungan uji, disamping itu juga harus
disesuaikan dengan jenis dan metode pengujian.

2. Kecocokan terhadap metoda evaluasi


Jenis benda uji yang digunakan harus mudah dievaluasi. Jika beberapa
karakteristik akan dievaluasi, mungkin diperlukan lebih dari satu jenis benda
uji.

3. Pemeriksaan visual
Pemeriksaan visual benda uji harus dilakukan dalam semua pengujian
korosi. Bila penampilan dari produk akhir adalah penting, seperti untuk
dekoratif atau aplikasi arsitek, maka permukaan yang cukup luas harus
digunakan untuk memungkinkan penilaian yang dapat dipertanggung
jawabkan, seandainya korosi tidak merata. Benda uji yang relatip kecil dapat
memberikan penilaian yang keliru.

4. Kedalaman serangan korosi


Benda uji yang digunakan untuk mengevaluasi korosi melalui
pengukuran kedalaman serangan korosi harus cukup tebal sehingga benda uji
tersebut tidak dilubangi oleh korosi. Selain dari pertimbangan ketebalan
benda uji, tidak ada ukuran atau bentuk khusus yang diperlukan tetapi ukuran
dan luas dari benda uji akan menentukan jumlah lingkungan uji yang
diperlukan (setiap 1 cm2 luas permukaan benda uji yang diuji membutuhkan
larutan uji sebanyak 40 cm3 ASTM G-7 ). Disamping itu, benda uji harus
cukup besar atau jumlah yang cukup dari benda-benda uji kecil harus

10
diekspos untuk memasukkan semua penilaian yang penting dari variable
metalurgis dan manufacturing.

5. Pengurangan atau penambahan berat


Pengukuran perubahan berat juga tidak memerlukan suatu ukuran atau
bentuk benda uji tertentu tetapi perbandingan luas dengan volume
lingkungan uji ( A/V ) digunakan untuk sensitifitas.Biasanya bentuk segi
empat, digunakan untuk memudahkan pengukuran luas permukaan, yang ikut
serta dalam formula untuk menghitung laju korosi.
Ukuran benda uji yang kecil lebih disukai karena lebih akurat dalam
penimbangan dan pengukuran dimensi, khususnya untuk pengujian dengan
waktu yang relatip singkat atau bilamana laju korosinya rendah. Dalam
praktek, penggunaan suatu ukuran dari bentuk yang standar untuk semua
benda uji dalam serangkaian pengujian yang dilakukan, agar supaya luas
permukaan yang diekspos sama dan derajat akurasi yang sama dalam
pengukuran dan perhitungan. Benda uji standar yang sering digunakan dalam
standar ASTM adalah 4 x 20 cm dan tebal 1,5 mm.

6. Penurunan dalam sifat-sifat tensil


Jika pengaruh korosi terhadap penurunan sifat-sifat tensil pada logam
/ paduannya dievaluasi, prosedur yang terbaik dengan menggunakan salah
satu benda uji dari standar ASTM. Dalam hal ini, benda uji dapat di preparasi
secara lengkap sebelum pengeksposan atau dapat di preparasi di panel yang
terkorosi setelah pengujian korosi berakhir.
Benda uji yang dipreparasi sebelum pengeksposan akan memberikan
indikasi dini dari pengaruh korosi, tetapi indikasi derajat penurunan dalam
sifat tensil, khususnya elongation biasanya sangat tinggi dikarenakan dari
pengaruh takikan yang dihasilkan oleh korosi pada bagian pinggir benda uji.
Penilaian yang lebih realities dari penurunan kekuatan dan elongation dapat
diperoleh melalui preparasi benda uji dari panel uji yang terkorosi dan dalam
cara ini akan menghindari pengaruh korosi pada bagian pinggir.

11
7. Pengujan korosi tegang
Pemilihan benda uji untuk pengujian korosi tegang adalah kompleks
tetapi terutama tergantung pada kemampuan untuk menerima dan
mempertahanjan tegangan yang besarnya diketahui dan untuk menerima
tegangan ini secara uniform dalam arah metalurgis yang spesifik.

8. Korositifitas dari lingkungan uji


Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengujian
korosi dari suatu benda uji adalah korositifitas lingkungan uji. Waktu
pengujian yang singkat dan benda uji yang tebal diperlukan bila kondisi
pengujian sangat korosif. Sebaliknya, bila kondisi pengujian tidak korosif
maka benda uji yang tipis dan kecil diperlukan.

9. Kecocokan dengan pengujian lainnya


Faktor-faktor selain dari logam dan lingkungan yang akan dinilai, kita
harus yakin bahwa benda uji cocok dengan tujuan pengujian yang khusus.
Misalnya lapis linding cat atau lapis lindung logam akan dievaluasi, bagian
pinggir dan sudut dari benda uji harus ditumpulkan sebelum pelapisan.
Lapisan-lapisan yang tipis pada bagian pinggir / sudut yang tajam dan ini
merupakan titik lemah yang tidak realistic untuk permulaan korosi. Jika
proteksi katodik akan dievaluasi, perbandingan ukuran katoda / anoda dan
geometrinya harus diketahui dan dikontrol.

G. PREPARASI BENDA UJI


Idealnya pemukaan dari benda uji harus identik dengan permukaan
peralatan sebenarnya yang akan digunakan di pabrik. Akan tetapi, ini umumnya
tidak mugkin karena permukaan dari logam dan paduan komersil bervariasi
selama diproduksi dan dipabrikasi.
Derajat kerak / jumlah oksidda pada peralatan dan jugaa kondisi darri
kontaminasi lainnya pada permukaan bervariasi. Dikarrenakan situasi ini dan
karena penentuan dari ketahanan korosi dari logam / paduan itu sendiri
merupakan kepentingan utama dalam kebanyakan hal, permukaan logam yang

12
bersih umumnya digunakan. Standar kondisi permukaan diperlukan untuk
memudahkan perbandingan dengan hasil dari yang lainnya. Permukaan akhir
yang umum digunakan adalaah dihasilkaan melalui pemolesan dengan kertas
ampelas nomor 120, pemukaan akhir hasil pemolesan dengan kertas ampelas
nomor 120 tidak halus dan juga tidak kasar. Sebelum perlakuan, permesinan,
penggerindaan atau pemolesan dengan kertas abrasf yang kasar mungkin
diperlukan jika pemukaan benda uji sangat kasar atau mengandung kerak yang
hebat. Semua operasi diatas harus dilakukan sedemikian agar supaaya panas
berlebih akibat operasi dapat dihindarkan. Kertas ampelas yang bersih harus
digunakan untuk menghindari kontaminasi pada permukaan logam, khususnya
bilamana logam-logam yang berlainan jenis akan dipoles. Misalkan kertas
ampelas yang digunakan untuk pemolesan baja harus tidak digunakan untuk
pemolesan logam tembaga atau sebaliknya. Partikel-partikel dari salah satu
logam akan menempel dalam permukaan logam yang jenisnya berbeda dan
menyebabkan hasil pengujian yang salah. Permukaan akhir yang lebih halus
mungkin diperlikan dalam keadaan tertentu bilamana laju korosi yang sangat
rendah dihaaarapkan. Seringkali benda uji dibuat melalui pemotongan dari pelat
tipis, bagian pinggir harus diraatakan untuk memudahkan pemolesan.
Setelah preparasi permukaan, benda uji harus diukur dengan teliti untuk
menghitung luas permukannya,karena luas permukaan tercakup dalam formula
perhitungan laju korosi dan tegangan. Setelah pengukuran dimensi, benda uji
harus dibersihkan dari lemak /minyak dalam larutan yang sesuai sepertiaceton,
kemudian dikeringkan dan ditimbang. Benda ujui harus segera di ekspos
kelingkungan uji atau disimpan dalam disikator, khususnya jika benda uji
tersebut tidak takan korosi terhadap atmosferik. Pengukuran dimensi dan
penimbangan benda uji diperlukan untuk pengujian korosi yang tertentu.

H. BENDA UJI REPLIKAT


Sejumlah tertentu dari data seater tidak dapat dihindarkan dalam suatu
prosedur pengujian dan jumlahnya tergantung pada :
1. keseragaman material yang diuji
2. ketelitian dalam preparasi benda uji

13
3. kestabilan kondisi pengujian
Semua faktor ini mempengaruhi ketelitian dalam pengujian korosi. Oleh
kaarena itu prosedur pengujian yang baik akan diperlengkapi beberapa metode
cross comparison atau double checking untuk mengeliminasi kemungkinan
dari kesimpulan yang kurang tepat berdasarkan pada hasil tunggal.

I. IDENTIFIKASI BENDA UJI


Dalam suatu metode pengujian korosi yang memerlukan banyak benda uji,
lokasi atau parameter pengujian maka identifikasi benda uji adalah sangat
penting, terutama sekali bila pengujian tersebut melibatkan banyak orang atau
membutuhkan waktu yang lama. Identifikasi yang baik dilakukan dalam
pengujian korosi melalui penandaan pada benda-benda uji dan pencatatan pada
lembar data pengujian, yang dimaksud untuk menghindari kekeliruan
pengambilan data dari hasil pengujian,karena ini secara langsung dapat
menimbulkan masalah untuk mengevaluasi data dan kesimpulan.
Penandaan benda-benda uji yang belainan jenisnya dapat dilakukan dengan
memberikan urutan objek alphabet, sedangkan untuk benda-benda uji yang sama
jenisnya dengan menggunakan nomor yang berurutan atau sebaliknya.
Penandaan untuk identifikasi dapat distempel langsung pada benda-bendda uji
atau sebagai alternatif dapat dibubuhkan etiket sedemikian rupa sehingga tidak
menggu pengujian korosi. Cara-cara penandaan yang lainnya dapat digunakan,
asalkan tanda-tanda tersebut harus dipahami oleh kita atau kelompok kerja dan
harus berpegang pada prinsup-prinsip di atas.

J. PENATAAN BENDA UJI


Hal yang harus diperhatikan juga sebelum berlangsungnya pengujian
korosi adalah penataan benda uji. Penataan benda uji sangat bervaariasi, yang
mana tergantung diantaranya pada jenis dan metode pengujian, wadah, volume
larutan, serta bentuk, ukuran, jenis dan jumlah benda uji. Penataan benda uji
disamping harus mengikuti standar pengujian yang ada / harus disesuaikan
dengan kondisi aplikasi yang sebenarnya, disamping itu harus dilakukan dengan
hati-hati dan teliti. Karena itu secara langsung dapat mempengaruhi hasil

14
pengujian yang tidak reproducible, sehingga akan menyulitkan kita untuk
mengevaluasi atau mengambil kesimpulan dari data hasil pengujian yang
scetter.
Pertimbangan-pertimbangan yang penting dalam penataan benda uji pada
pengujian korosi yang terdiri dari 2 benda uji atau lebih sebagai berikut :
1. Benda-benda uji harus terisolasi atau sama lainnya dan daaaaari kontak
langsung dengan rangka yang terbuat dari logam.
2. Benda-benda uji haarus diatur sedemikian rupa sehingga produk korosi dari
satu benda uji tidak mengotori terhadap benda uji yang lainnya
3. Lingkungan korosinya harus secara merata dapat kontak dengan benda-
benda uji.
4. Dalam pengujian korosi dengan metode pencelupan :
a. Benda benda uji yang satu jenis boleh ditempatkan secara bersama-
sama, dalam satu wadah, asalkan volume medium korosif cukup untuk
menjaga sifat-sifat asalnya selama pengujian.
b. Benda-benda uji yang berlainan jenisnya tidak boleh ditempatkan secara
bersama-sama dalam satu wadah, karena produk korosi / benda uji yang
satunya dapat mempengaruhi terhadap benda uji yang lainnya, kecuali
untuk pengujian pengaruh korosi secara galvanis.
5. Rangka harus tidak boleh rusa selama pengujian.
6. Benda uji harus ditempatkan sebaik-baiknya jika pengaruh pencelupan
seluruh, sebagian atau fase uap akan dievaluasi.

K. WAKTU PENGUJIAN
Pemilihan waktu dan jumlah periode pengeksposan yang tepat adalah
penting dan kesalahan hasil pengujian mungkin terjadi jika faktor-faktor ini tidak
dipertimbangkan. Paling sedikit 2 periode harus digunakan. Prosedur ini
memberikan informasi pada perubahan laju kiorosi dengan waktu dan bisa
mengetahui kesalahan penimbangan. Laju korosi bisa meningkat, menurun atau
tetap konstan dengan waktu.Seringkali laju penyerangan korosi pada permulaan
adalah tinggi dan kemudian menurun. Prosedur pengujian korosi dalam

15
laboratorium yang sangast luas digunakan terdiri dari 5 perioda dan setiap
perioda 48 janm dengan larutan segar untuk setiap perioda
Pengujian laboratorium terhadap laju korosi logam dalam media larutan
dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengurangan berat logam
setelah di ekspos dan cara elektro kimia melalui polarisasillogam dengan
menggunakan alat potensiostat. Pengujian laju korosi logam dengan cara
konvensional memerlukan waktu yang relative lama, sedangkan dengan cara
elektrokimia waktu yang diperlukan relatip singkat.

1. Planned Interval Test


Wachter dan Treseder memberikan suatu prosedur yang sangat baik untuk
mengevaluasi pengaruh waktu pada korosi logam dan juga pada korositifitas
lingkungan dalam pengujian laboratorium, perncanaan ini disebul panned
interval test. Pengujian ini tidak hanya melibatkan pengumpulan pengaruh korosi
pada beberpa waktu dibawah kondisi yang diberikan tetapi jiga laju korosi awal
dari logam baru, laju korosi dari metal setelah di ekspos lama dan laju korosi
awal dari logam baru selama periode yang sama dari waktu yang terakir dapat
diakumulasi.
Satuan Interval waktu yang sering dilakukan selama satu hari, kemudian
diperpanjang pada perioda beberapa hari. Dalam planned interval test
sebaiknya mempunyai benda uji duplikat untuk setiap interval dan perpanjangan
waktu pengujian dilakukan dengan penambahan benda uji dan jarak interval yang
sama.
Perbandingan laku korosi A, untuk satuan interval waktu dari 0 sampai 1
dengan laju korosi B untuk satuan interval waktu dari t sampai t+1 menunjukkan
besar dan arah perubahan dalam korosifitas dari media larutan yang bisa terjadi
selama seluruh waktu pengujian.
Perbandingan dari A2 dengan B2 dimana A2 adalah laju korosi yang
dihitung melalui pengurang A1 dari perbandingan A1+1, menunjukkan besar dan
arah perubahan dalam korosifitas dari benda uji logam selama pengujian. Selama
berlangsungnya pengujian korosi dilaboraqtorium, sebaiknya pengamatan harus
sering dilakukan pada suatu periode waktu pengeksposan tertentu dan mencatat

16
pengaruh yang nyata pada benda uji atau lingkungan uji, yang mana mungkin
akan berguna untuk evaluasi. Pengamatan yang sering juga akan memungkinkan
perbaikan dari masalah-masalah dengan benda uji, lingkungan uji atau kondisi
pengujian. Perencanaan yang teratur dari pengamatan biasanya ditetapkan pada
permulaan pengujian.

2. Pembersihan Benda Uji Setelah Pengeksposan


Ini merupakan salah satu tahap yang sangat penting dalam pengujian
korosi dan prosedur pembersihan yang tepat harus dilakukan. Pemeriksaan visual
/ fotocgrafin benda uji sebelum dan sesudah pembersihan harus dilakukan.
Dalam banyak hal, pengamatan visual dari benda uji setelah pengeksposan
memberikan informasi yang berguna mengenai penyebab atau mekanisme korosi
yang dilibatkan, misalnya deposit dapat menyebabkan sumuran dari logam.
Perubahan dalam berat dari benda uji sangat sering digunakan untuk
kalkulasi dari laju korosi. Oleh karena itu penghilangan produk korosi yang
sempurna atau kurang sempurna secara langsung merefleksikan laju korosi.
Metode pembersihan benda uji yang umum dilakukan menggunakan zat kimia.
Tabel 2. Metoda pembersihan benda uji dengan zat kimia setelah pengujian
(ASTM G-1)
Material Metoda pembersihan dengan pencelupan
Tembaga dan paduan nikel HCI 500 ml
Air 500 ml
Temperatur ruangan
Waktu 1 sampai dengan 3 menit
Alumunium dan paduan 1. CrO3 20 grm
H3PO4 20 ml
Air -+ 980 ml
Temperatur 80 C
Waktu 5 sampai dengan 10 menit
2. Jika lapisan film masih ada
HNO3 70%

17
Tempetatur ruangan
Waktu 15 menit
Timah putih (Sn)dan paduan Na3PO4 150 grm
Air +-850 ml
Temperature mendidih
Waktu 10 menit
Timah hitam (Pb)dan paduan 1. Asam asetat (99,5%) 10 ml
air+- 990 ml
temperatur mendidih
waktu 5 menit
2. Amonium asetat 50 grm
air +-950 mlo
temperatur panas
waktu 5 menit

Magnesium dan paduan CrO3 150 gram


AgNO3 10 gram
Air +-840 ml
Temperatur mendidih
Waktu 1 menit
Seng (Zn) 1.NHOH 150 ml
air +- 850 ml
temperature ruang waktu beberapa
menit kemudian dicelupkan
kedalam :
CrO3 50 gram
AgNO3 10 gram
Air +- 960 ml
Temperature panas
Waktu 5 menit

18
2.HCI 85 ml
air +- 915 ml
temperature ruang
waktu 15 menit

Besi dan Baja 1. Larutan NaOH panas


2. HCI 1 liter Sb2O3 20 gr SnCI2 50 gr
temperature kamar waktu +-25 menit
3. H2SO4 100 ml air+-900ml inhibitor organic
15 ml temperature 50 C
Stainless steel 1. Larutan NaOH panas
2. HNO3 100 ml air+- 900 ml temperature 60 C
waktu 20 menit
3. Anonium sitrat 150 gr air +- 850 ml,
temperature 70 C waktu 10 sampai dengan 60
menit

Pembersihan benda uji blangko harus dilakukan untuk mengetahui


jumlah logam yang dihilangkan melalui metode pembersihan tersebut dan
jumlah kehilangan beratnya harus tidak melebihi hargga yang terccantum di
dalam tabel 3.
Jika kehilangan beratnya melebihi harga tersebut maka harus dilakukan
alternatif dengan menggunakan zat kimia lain yang direkomendasikan dalam
standar.

19
Tabel.3 : Kehilangan berat benda uji blangko akibat pembersihan
dengan zat kimia.

Material Kehilangan berat (mg / in2)

Aluminium 0,10
Amiralty brass 0,013
Red brass 0,00
Yellow brass 0,026
Tin bronze 0,00
Copper 0,013
Monel 0,00
Steel 0,051
18-8 Stainless Steel 0,00
Lead 0,39
Nickel 0,14
Tin 0,014

L. PERHITUNGAN LAJU KOROSI


Setelah benda uji dibersihkan dengan metode pencelupan kedalam zat
kimia, logam / paduannya dibandingkan berdasarkan ketahanan korosinya.
Untuk membuat perbandingan yang berarti, laju penyerangan untuk tiap-
tiapmaterial harus diungkapkan secara kwantitatif. Laju korosi telah diungkapkan
dalam bermacam-macam cara, seperti persen kehilangan berat dan mdd.
Unit ini tidak mengungkapkan ketahanan korosi dipandang dari segi
penipisan material dapat digunakan untuk prediksi umur pelayanan dari suatu
material. Pengungkapan laju korosi yang baik harus melibatkan :
1. Satuan yang familiar
2. Mudah kalkulasi dengan kesalahan yang minimum
3. Mudah dikonversi ke umur pelayanan dalam tahun
4. Penetrasi

20
5. Pengungkapan laju korosi mpy dimulai dalam tahun 1945, dan itu
sekarang digunakan secara luas. Formula untuk menghitung mpy
berdasarkan kehilangan berat adalah :

21

Anda mungkin juga menyukai