Makalah Disusun dan Dipresentasikan Sebagai Bahan Ujian Akhir Semester Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
NIM. 20160803001
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Aktulisasi Nilai-Nilai Pancasila pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Saya menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Syamsu selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang sudah memberikan arahan dan bimbingan sehingga tugas ini
dapat terslesaikan sebagaimana mestinya. Saya pun menyadari bahwa di dalam laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, ssaya
mengharapka adanya kritikan dan saran demi perbaikan makalah yang saya buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR . 2
a. Kesimpulan .. 11
b. Saran .... 11
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah salah
satu hasil budaya bangsa yang sangat penting. Oleh karena itu, Pancasila pun harus
diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia berikutnya melalui pendidikan dan
tindakan nyata.
Tanpa usaha mewariskan Pancasila kepada generasi muda melalui pendidikan, Negara
dan bangsa akan kehilangan hasil budaya atau kultural yang sangat penting itu. Setiap
bangsa memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu,
perlu adanya upaya pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Negara harus menjadi landasan bagi peraturan-peraturan dalam
tertib hukum Indonesia atau sumber segala sumber hukum Negara, yaitu menjadi sumber
bagi penyusunan peraturan perundang-undangan.
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara adalah sesuai
dengan pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideology
Negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan Negara sehingga setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Apabila peraturan-peraturan itu dibuat berdasar Pancasila atau UUD 1945, maka selain
hal itu menjamin sifatnya yang resmi, dapat pula diharapkan bahwa segala sesuatunya akan
menjadi lebih jelas, pelaksanaannya teratur dan dapat dipertanggungjawabkan secara
yuridis.
B. PERMASALAHAN
1. Apakah pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila ?
2. Apa macam-macam aktualisasi ?
3. Apakah makna yang terkandung di dalam setiap sila-sila Pancasila ?
4. Bagaimanakah sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila ?
4
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memahami dan mengerti pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila.
2. Memahami dan mengerti macam-macam aktualisasi.
3. Memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
4. Memahami dan mengerti sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila
Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara pemahaman akan
nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai pancasila dalam bentuk norma-
norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan berNegara.
5
Keselamatan, keamanan dan pertahanan.
Kesejahteraan
Kebudayaan
Pendidikan dan lain sebagainya.
6
untuk bersikap hidup, berpandangan hidup taat dan taklim kepada Tuhan dengan
dibimbing oleh ajaran-ajaranNya. Taat mengandung makna setia, menurut apa
yang diperintahkan dan hormat/cinta kepada Tuhan. Sedangkan Taklim
mengandung arti memuliakan Tuhan, memandang Tuhan teragung, memandang
Tuhan tertinggi, memandang Tuhan terluhur.
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kebebasan kepada pemeluk
agama sesuai dengan keyakinannya, tak ada paksaan, dan antar penganut agama
yang berbeda harus saling menghormati dan bekerjasama. Bahkan penganut aliran
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa essensinya tidak kontraktif dengan
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan pasal 29 UUD 1945 ayat
(2) yang bunyinya : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
(2). Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti : kesadaran sikap
dan perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya.
Yang perlu diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua umat
manusia dalam mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
pengakuan hak asasi manusia. Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai
harkat dan mertabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama
derajatnya, yang sama hak dan kewajiban asasinya. Untuk itu perlu
dikembangkan juga sikap saling mencintai sesame manusia, sikap tenggang rasa
atau tepo seliro. Oleh karena itu sikap dan perilaku semena-mena terhadap orang
lain merupakan perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab.
(3). Nilai Persatuan Indonesia
Nilai Persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina Nasionalisme dalam Negara.
7
Nilai Persatuan Indonesia yang demikian ini merupakan suatu proses untuk
menuju terwujudnya Nasionalisme. Dengan modal dasae nilai persatuan semua
warga Negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam-
macam suku bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat dalam wujud
gotongroyong, kebersamaan.
Dalam nilai Persatuan terkandung adanya perbedaan-perbedaan yang biasa
terjadi di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa, baik itu perbedaan bahasa,
kebudayaan, adat-istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan itu jangan diajdikan
alas an untuk berselisih, tetapi justru menjadi daya tarik kearah kerjasama, kea rah
resultante/sintesa yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan
Bhinekka Tunggal Ika.
(4). Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai sila keempat mengandung makna : suatu pemerintahan rakyat dengan
cara melalui badan-badan tertentu yang dalam menetapkan sesuatu peraturan
ditempuh dengan jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari
Tuhan dan putusan akal sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan
dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kebaikan hidup
bersama.
Di dalam pengambilan keputusan lewat musyawarah mufakat ini yang
menjadi prioritas utama adalah : kualitas itu sendiri, yaitu isi, bobot dari
usulan yang diajukan. Meskipun usulan itu dari golongan mayoritas, tetapi jika
isi dan bobot dari usulan itu tidak berkualitas maka tidak bias diterima.
Sebaliknya, meskipun usulan itu dari golongan minoritas namun isi dan bobot
usulan itu berkualitas maka bisa diterima. Cara-cara seperti ini yang
dikehendaki oleh sistem demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Karena titik
beratnya musyawarah-mufakat utnuk kepentingan bersama, maka Demokrasi
Pancasila pahamnya adalah kekeluragaan, kebersamaan.
(5). Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
8
Makna yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima ini adalah sebagai
berikut: suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah, yang
setiap warga Negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai
dengan essensi adil dan beradab. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga harus
mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian,
keselarasan, antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
9
Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri
Ikut serta dalam ketertiban dunia
Menjunjung tinggi persatuan bangsa
Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan
(4). Contoh sikap yang sesuai sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
(5). Contoh sikap yang sesuai sila kelima. (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
Menghargai hasil karya orang lain
Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
Menghormati hak dan kewajiban orang lain
10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-
norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral.
Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam
masyarakat, berBangsa dan berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.
Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam
bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya.
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk
norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap
individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.
B. SARAN
Hendaklah kita sebagai warga negara bukan sampai dalam deskripsi saja, namun
hendaklah kita sebagai warga negara mampu menerapkan nilai nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari hari. Karena dengan begitu negara kita akan mengalami perubahan
kearah yang lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12