Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AHMAD TRY HANDOKO

NIM : 15919043
KELAS : MAKSI 12
UJIAN : KERANGKA LITIGASI DAN KESAKSISAN AHLI
DOSEN : Dr. M. Arif Setiawan, SH, MH

Ringkasan kasus:

Terdakwa: Direktur CV IS (BJS dan ANT)


Saksi:
- Pihak Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta selaku pimpinan: Drs. TWP,
MM.
- Giovani Adrian
- Satya Laksana
- Wahyu Hanggono

Transaksi:
1. CV IS mengajukan pinjaman akad musyarokah jangka waktu 2 bulan sebesar
Rp 4 M dimulai tanggal 20 Agustus 2010 sampai dengan 20 Oktober 2010
kepada Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta tanpa lampiran jaminan dan
seharusnya dengan syarat jaminan tabungan di bank tersebut namun saldo
tabungan CV IS hanya Rp 8.535.359 dan ternyata dalam dokumen
persetujuannya ditandatangani Drs. TWP, MM selaku pimpinan seolah-olah
saldonya memenuhi Rp 4 M, hal tersebut juga diperkuat dokumen notaris
bahwa notaris belum diperlihatkan bukti asli kepemilikan tabungan dan
fotocopyannya. Selain itu hal tersebut diluar SOP kewenangan pimpinan yang
seharusnya tidak boleh melebihi kewenangan pinjaman di atas Rp 500 juta.
Yang menyetujui kewenangan pinjaman di atas Rp 500 juta seharusnya dari
Kantor Pusat.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana berupa kas maupun aset
non-kas yang diperkenankan oleh Syariah
Musyarakah permanen adalah Musyarakah dengan ketentuan bagian dan
setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa
akad.
Musyarakah menurun (Musyarakah muttanaqisah) adalah Musyarakah dengan
ketentuan bagian dana pihak pertama akan dialihkan secara bertahap kepada
pihak kedua sehingga bagian dana pihak pertama akan menurun dan pada
akhir masa akad pihak kedua tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha
tersebut.
Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha Musyarakah, baik mengelola
sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut.
Mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha Musyarakah.
Dasar pengaturannya:
- SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
- PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah.
2. Tanggal 20 Agustus 2010 dana pinjaman Rp 4 M sudah dicairkan dan
ditransfer ke rekening CV IS.
3. Dana tersebut ternyata tidak digunakan oleh pihak CV IS, namun dipinjamkan
kepada Drs. TWP, MM untuk:
- Uang muka pembelian mobil Toyota Fortuner sebesar Rp 215.100.000
- Digunakan sdri Hesti untuk pembiayaan lainnya sebesar Rp 293.000.000
Sehingga sisa dari pinjaman tadi secara logisnya berkurang menjadi plus Rp
3.491.900.000.
4. Sampai dengan jatuh tempo tanggal 20 Oktober 2010 CV IS tidak dapat
mengembalikan pinjaman tersebut.
5. Tanggal 30 Oktober 2010 Drs. TWP, MM kemudian melakukan overbooking
tabungan wadiah a/n Giovani Adrian sebesar Rp 3 M ke rekening CV IS untuk
jaminan saldo tabungan CV IS.
Menurut UU No 21 Tentang Perbankan Syariah yang dimaksud dengan Akad
wadiah adalah Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan
tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau
uang.
Drs. TWP, MM melakukan overbooking tersebut berdasarkan surat kuasa
khusus pemindahbukuan rekening yang seolah-olah ditandatangani oleh
Giovani Adrian tanggal 12 Agustus 2010. Padahal yang bersangkutan tidak
merasa tandatangan.
6. Sisa kekurangan tersebut ditutup oleh Drs. TWP, MM dengan meminjamkan
uang kepada a/n Wahyu Hanggono selaku Direktur PT Indonesia Antique
sebesar Rp 1.500.000.000 dan langsung dipotong oleh BPD Jateng. Namun
langsung dipotong oleh BPD sehingga saldo direkening CV IS secara logisnya
menjadi Plus Rp 6.491.900.000.
7. Tanggal 2 Nopember 2010 terdakwa mengajukan pinjaman lagi sebesar Rp 3
M dengan akad dan syarat pinjaman serta SOP yang sama namun jangka
waktu berbeda yaitu selama 3 bulan sejak 12 Nopember 2010 sampai dengan
12 Februari 2011.
Dengan cara yang sama Drs. TWP, MM menyetujui pinjaman tersebut namun
dengan jaminan tabungan CV IS hanya Rp 21.391.793.
Namun pinjaman tersebut dipakai oleh Drs. TWP, MM untuk mengembalikan
ke rekning Giovani Adrian sebesar Rp 2 M tanggal 15 Nopember 2010 dan Rp
900 juta tanggal 19 Nopember 2010.
Sehingga saldo direkening Giovani Adrian secara logisnya masih minus Rp
100 juta.
8. Sehingga pinjaman 3 M tadi belum diterima CV IS dengan alasan bahwa
untuk jaminan pinjaman sebelumnya dikembalikan ke rekening Giovani
Adrian, namun dengan cara lisan terdakwa mengajukan kembali pinjaman
tersebut kepada Drs. TWP, MM dan telah disetujui walaupun melanggar
aturan bahwa proses pinjaman dilakukan secara lisan tidak sesuai SOP dengan
cara yang sama yaitu dengan melakukan overbooking tabungan a/n Satya
Laksana tanggal 9 Desember 2010 sebesar Rp 3 M ke rekening CV IS. Modus
yang sama Drs. TWP, MM menggunakan surat kuasa khusus pemindahbukuan
namun a/n Satya Laksana tidak merasa menandatangani surat kuasa tersebut.
Sehingga saldo direkening CV IS secara logisnya sebesar Plus Rp
9.491.900.000
9. Tuntutan dari BPD Jateng kepada terdakwa bahwa perbuatannya melawan
hukum sebagai berikut:
- Mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp 6.100.000.000 atas
dugaan TIPIKOR pembiayaan proyek CV IS dari hasil audit BPD Jateng
oleh BPKP.

Anda mungkin juga menyukai