Anda di halaman 1dari 3

Mencintai Ibu Tak Dibatasi Waktu

Sepasang paha milik ibu kita. Sepasang paha yang dulu sering memangku kita di waktu kecil. Sepasang
paha yang dulu bisa membuat tangis kita berhenti jika menyungkurkan wajah kesal ke dalamnya.
Sepasang paha yang bisa membuat kita tertawa terpingkal-pingkal ketika dipangku ibu, lalu ia
menggelitik pinggang kita. Kau ingat, Sobat? Ketika kita sakit dulu, paha ibu kita mendekap dengan
belaian tangannya yang lembut hingga rasa sakit yang kita rasakan seperti hilang. Sepasang paha milik
ibu adalah tempat paling nyaman dan menentramkan saat kita kecil dulu. Seiring waktu berjalan,
sepasang paha ibu makin jarang kita kunjungi. Banyak hal menarik di dunia ini yang menyita perhatian
kita. Makin banyak tempat yang membuat kita terpesona. Ketika kita beranjak besar, sekolah lebih
menarik dibandingkan rumah kita. Dan teman-teman lebih membuat nyaman dibandingkan keberadaan
ibu kita. Banyak alasan yang bisa kita peroleh untuk bisa keluar rumah, menjauh dari sang ibu.
Sementara ibu kita hanya menunggu dengan penuh harap anaknya pulang dengan selamat. Ketika
waktu terus berlari hingga mengantarkan kita pada kedewasaan. Hal itu malah membuat kita makin jauh
bahkan merasa asing dengan sepasang paha ibu kita sendiri. Tentu tidak lucu kan sobat? Dengan tubuh
yang sedemikian besar, kita minta dipangku ibu yang makin ringkih karena usianya. Kedewasaan
membuat kita dibatasi oleh rasa malu untuk bermanja di paha ibu kita. Kedewasaan memaksa kita
bersikap mandiri. Apapun permasalahan yang kita hadapi, harus bisa diselesaikan sendiri tanpa
menyungkurkan wajah kedalam paha ibu kita. Kalaupun kita menangis, mungkin kita tak ingin ada orang
lain yang tahu walaupun itu adalah ibu kita sendiri. Ketika dewasa di saat kita sakit pun kita lebih
percaya kepada dokter dan obat daripada dekapan sayang ibu kita. Kedewasaan membuat kita harus
kehilangan tempat yang paling nyaman dan tentram, yaitu dekapan kasih sayang seorang ibu. Sobat,
selagi kita masih bisa merasakan kenyamanan dekapan kasih seorang ibu, kenapa kita tidak berpuas diri
untuk merengkuhnya tanpa dibatasi oleh rasa malu hanya karena alasan kedewasaan diri. Kedewasaan
bukanlah alasan yang tepat untuk menjauhkan diri kita dari dekapan sang ibu. Karena seorang ibu akan
merasa bahagia jika bisa terus menerus mencurahkan kasih sayangnya kepada sang anak. Kau ingat kan
sobat pada lagu yang sering kita nyanyikan dulu waktu masih kecil ? Kasih ibu kepada beta bagai sang
surya menyinari dunia .. Kasih sayang ibu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sejak kita dilahirkan
bahkan sampai sekarang ini. Yakinlah sobat .. kasih sayang ibu tidak pernah berkurang. Sobat pernahkah
engkau berfikir suatu saat kita akan kehilangan ibu kita? Entah kapan ibu kita berkalang tanah saat maut
menjemputnya. Sobat, jangan sia kan waktumu mumpung ibu kita masih ada. Sekarang waktunya untuk
menyenangkan hati ibu kita, walaupun kita tak pernah bisa membalas jasanya. Cari tahu hal-hal apa
yang membuatnya senang. Misalnya makanan apa yang disukainya, baju model seperti apa yang
diinginkannya, apa warna kesukaannya, apa yang bisa membuatnya tertawa, dll. Ada pepatah Cinta
bisa berkobar dari hal-hal yang kecil. Begitu pula dari hal-hal kecil itu, ibu kita bisa tahu seberapa besar
perhatian kita padanya. Bukan masalah nominal yang kita berikan. Percuma kita bisa memberinya uang
ratusan juta, kalau kehadiran kita sama sekali tak pernah dirasakannya. Walau sekedar sepotong roti,
jika kita bawa dengan penuh kasih ke hadapannya, tentu itu lebih berarti baginya daripada uang.
Benarkan sobat..? Jangan pernah mengukur cinta ibu kita bisa dibalas dengan harta. Karena cinta ibu
kita tak akan terbalas dengan apapun. Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk
Yaman yang sedang thawaf di sekitar Kabah sambil menggendong ibu di punggungnya. Orang yaman itu


bersenandung, Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang
sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari. Orang itu lalu bertanya kepada
Ibn Umar, Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya? Ibnu Umar menjawab,
Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.
(Adabul Mufrad no. 11; Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) Subhanallah .. sedemikian
besar jasa seorang ibu pada anaknya. Sobat, mungkin kita tidak tahu .. di sepertiga keheningan malam
sepasang paha ibu kita tersungkur di hamparan sajadahnya untuk memanjatkan untaian doa untuk kita.
Doa yang menjauhkan kita dari neraka, doa yang membuat kita bahagia dan dijauhkan dari musibah.
Sekarang tanya pada dirimu, Sobat. Apakah kau telah mendoakan ibumu? Jika kau tanyakan seberapa
penting doamu bagi sang ibu? Itu sangat penting, bahkan lebih penting dari seluruh dunia jika kau bisa
memberinya. Karena amalan manusia akan terputus kecuali tiga hal, salah satunya adalah doa anak yang
sholeh. Doa kita akan terus menyertai kedua orang tua kita sampai di akhirat nanti. Doa kita yang akan
membuat rahmat Allah terus tercurah pada mereka. Doa kita pula yang akan menjauhkan kedua orang
tua kita dari azab neraka. Jadi sobat, jangan pernah lupa mendoakan orang tuamu .. ! Mungkin sekarang
ibu kita tidak seperti dulu lagi. Kini nampak keriput, ringkih dan sakit-sakitan. Tapi percayalah, sepasang
paha yang keriput itu masih bisa mendatangkan ketentraman dan kenyamanan seperti yang dulu kita
rasakan. Itu tak akan pernah berubah. Hapus rasa malumu .. bersimpuhlah dipangkuan ibumu, dekaplah
sampai hatimu penuh dengan cinta, cium wangi tubuhnya dan jangan pernah kau lupakan seumur
hidupmu. Sobat, jika kau menemuinya dalam keadaan sakit, biarkan ibumu membaringkan kepalanya di
pangkuanmu. Ucapkan bahwa kau sangat mencintainya. Biarkan ibumu tahu seberapa besar kasihmu
padanya. Karena tak ada kebahagian seorang ibu yang lebih besar, selain ia tahu bahwa anak-anaknya
pun sangat mencintainya. Sobat, siapapun engkau, dimanapun engkau .. sampaikan salam cintaku untuk
ibu sobat. Kasih seorang ibu pada anaknya, hanya pantas dibalas dengan syurga. Amiin Ya Rabb ..
Robbighfirlii walli wallidayya .. warhamhumma kamma robbayanii soghiraa .. Ya Allah ampunilah
kedua orang tuaku .. sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku kecil .. Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan, Ah! dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia (Al-Isra : 23) .

Anda mungkin juga menyukai