Trolley bus digerakkan dengan energy listrik yang diperoleh dari jaringan atas
seperti halnya kereta api listrik ataupun trem listrik.
Trolley bus tidak sefleksibel bus yang bias yang dapat berpindah rute dengan
gampang, hal ini disebabkan karena bus listrik harus tetap berada pada
lintasan yang terdapat jaringan aliran listrik di atasnya.
Trolley bus tidak menimbulkan emisi gas buang, serta tidak bising seperti
mesin diesel sehingga merupakan alat angkut yang ramah lingkungan.
Bus :
Bus pada umumnya menggunakan mesin diesel yang memakai bahan bakar
solar sebagai tenaga penggeraknya yang handal dan kuat.
Bus biasa dapat bergerak lebih fleksibel dibandingkan trolley bus, berpindah
rute dengan gampang serta dapat menyalib bus atau kendaraan lain yang ada
di depannya.
Bus biasa menimbulkan emisi gas buang yang besar sehingga dapat
menimbulkan polusi udara , serta menimbulkan kebisingan karena memakai
mesin diesel.
Shuttle Bus :
LRT dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat kecepatan LRT
biasanya hanya sekitar 30-40 kilometer / jam.
LRT memiliki lebar antar 2,7-2,8 meter, Dengan dimensi yang relatif kecil,
LRT memiliki keunggulan pada radius putarnya yang hanya 20-30 meter, jauh
lebih kecil dari MRT. dengan radius putar yang relatif kecil LRT cocok dengan
kondisi kota yang memiliki banyak gedung tinggi.
LRT merupakan rangkaian kereta yang terdiri dari maksimal empat kereta.
Setiap rangkaian kereta dapat mengangkut 628 orang penumpang.
MRT memiliki jalur yang terpisah dari lalu lintas umum dan terproteksi secara
penuh yang hanya digunakan untuk moda angkutan massal, sehingga MRT
biasanya mampu melaju hingga kecepatan 100 km/jam.
Mengingat dimensi gerbong yang cukup besar. Lebar gerbong sekitar 3,2-3,5
meter, sehingga MRT memiliki radius putar lebih lebar dibanding LRT.
Biasanya kereta yang akan digunakan oleh MRT adalah rangkaian kereta yang
terdiri dari maksimal enam kereta.