BAB I
PENDAHULUAN
prevalensi sekiar 4,4 juta (sekitar 12,3% dari jumlah kebutaan di dunia). Pada
60,5 juta pada tahun 2010 menjadi 79,6 juta pada tahun 2020. Berdasarkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
cairan bilik mata. Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus
adalah bilik mata. Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus
adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari
Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan strima. Epitelnya 2 kali
dari :
1. Trabekula korneoskleral
2. Trabekula uveal
meridional.
Schwalbe)
sirkularis.
aqueous adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera okuli anterior
konsentrasi askrobat, piruvat dan laktar yang lebih tinggi dan protein,
aqueous plasmoid dan sangat mirip dengan serum darah (Ilyas, 2001).
kecil humpr aqueous keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan
B. Glaukoma
1. Definisi
(Ilyas, 2001).
bola mata, atrofi papil saraf optik, dan defek lapang pandang (Ilyas,
2001).
2. Epidemiologi
dengan prevalensi sekiar 4,4 juta (sekitar 12,3% dari jumlah kebutaan
diperkirakan meningkat, dari 60,5 juta pada tahun 2010 menjadi 79,6
2007).
sering dijumpai, sekitar 0,4-0,7% orang berusia >40 tahun dan 2-3%
3. Etiologi
terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena
adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
(James, 2005).
4. Faktor Risiko
(Depkes, 2014):
2. Fenomena autoimun
(Depkes, 2014):
sering
5. Patofisiologi
iris. Pada keadaan fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan
meshwork, kanal Schlemm, biji sclera, garis Schwalbe dan jonjot iris.
melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta
(aqueous humor) bola mata oleh adan siliar dan hambatan yang terjadi
bilik mata depan dan terus ke bilik mata depan, tepatnya ke trabecular
meshwork, mencapai kanal Schlemm dan melalui saluran ini keluar dari
mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi. Pada
glaukoma akut hambatan terjadi karena iris perifer menutup sudut bilik
6. Klasifikasi
2. Sindrom eksfoliasi
(fakogenik)
5. Sindrom
iridokorneoendotelial (ICE)
6. Trauma
7. Pascaoperasi
8. Glaukoma neovaskular
9. Peningkatan tekanan
episklera
dengan kelainan
dengan kelainan
perkembangan ekstraokular
1. Glaukoma Primer
peneitian.
14
(Kanski, 1992):
sisi sebelahnya.
Sakit kepala
Sakit mata
steroid topical
vasospasme.
pemeriksaan visus
dan sentral
pulsasi arteri.
17
Pusing
Mual muntah
(Ilyas, 2001):
TIO meningkat
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma pigmentasi
Sindrom eksfoliasi
Trauma
Pascaoperasi
Glaukoma neovaskular
Akibat steroid
3. Glaukoma Kongenital
4. Glaukoma Absolut
Kebutaan total
Mata lelah
Kornea keruh
Nyeri periorbita
sinar beta pada badan sillier untuk menekan fungsi badan siliar,
7. Diagnosis
a. Keluhan Utama
b. Keluhan Tambahan
CVS
Hipertensi, vasospasme.
f. Riwayat Pengobatan
g. Riwayat Alergi
22
a. Visus
b. Kornea
d. Pupil
e. Lensa
- Tonometri Palpasi
sebagai berikut :
- Tonometri Schiotz
- Tonometer aplanasi
26
sempit.
b. Gonioskopi
hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.
sekunder.
tertutup
terbuka
c. Oftalmoskopi
dilihat :
e. Tes Provokasi
pasti patologis.
congestive test
32
menunjukkan glaukoma
f. Pachymetry
glaucoma
8. Diagnosa Banding
Glaukoma akut :
- Uveitis anterior
- Keratitis
- Ulkus Kornea
Glaukoma kronis :
- Katarak
- Kelainan refraksi
- Retinitis pigmentosa
9. Penatalaksanaan
a. Beta blockers
Contoh Obat :
35
18 jam
jam
Metipranolol 0,3%
Efek Samping :
Contoh obat :
Topikal :
Sistemik :
Farmakodinamik :
Contoh obat :
paradoksal
keganasan
37
Contoh obat :
e. Analog prostaglandin
atau trabecular
Contoh obat :
f. Obat lainnya :
g. Gabungan tetap
38
h. Neuroprotektor
berikut :
Anti apoptosis
Faktor neurotrofik
Terapi gen
2. Terapi Bedah
Indikasi :
Kontraindikasi :
mata anterior
Indikasi :
Sudut sempit
Kontraindikasi :
Edema kornea
risiko ini.
42
laser diode.
3. Edukasi
menaikkan tekanan
10. Komplikasi
Glaukoma absolut
Kebutaan total
Neovaskularisasi iris
11. Prognosis
dirawat dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau operasi mata.
lanjut. Oleh karena itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan dan
ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka. Glaukoma sudut terbuka ini
diagnosisnya dibuat bila ditemukan glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan
tanpa ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita
nanti diketahui disaat penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan.
Glaukoma sudut terbuka perlu diwaspadai pada orang : usia 40 tahun atau lebih,
penderita diabetes mellitus, dalam keluarga ada penderita glaukoma, miopia tinggi.
Daftar Pustaka
Epstein, DL. Chandler and Grants Glaucoma 3 ed. Philadelphia : Lea & Febiger,
1986.
Ilyas S, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000.
Ilyas, Sidarta. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2001.
Ilyas, Sidarta. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2000.
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001.
Vaughan DG, EVA RP, Asbury T., Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika.
Jakarta. 2013.
46